Anda di halaman 1dari 6

Latar Belakang

Memasuki tahun 2020, dunia diguncang oleh wabah virus korona yang
menyebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia. Hal ini mendorong pemerintah
Indonesia untuk melakukan upaya dan mengambil kebijakan penanganan virus
korona. Sektor pariwisata merupakan bidang yang terdampak secara langsung
akibat wabah Korona
Covid-19 merupakan penyakit menular yang mulai berkembang di
tahun 2019. Awal keberadaannya yaitu berasal dari Wuhan, Tiongkok yang
disebabkan berasal dari salah satu hewan liar yaitu kelalawar.
Sejak Januari 2020, Corona Virus Disease - 19 (COVID - 19) telah
menginfeksi lebih dari 2.245.872 jiwa di seluruh dunia. Lebih dari 152.000
orang telah terkonfirmasi meninggal dunia karena virus ini.

Data Terkini
Pemerintah daerah dengan menyiagakan 100 rumah sakit. Kesiagaan juga
dilakukan di 135 bandara dan pelabuhan internasional dengan memasang alat
pendeteksi suhu tubuh. Hingga akhir Januari 2020, belum ditemukan pasien
positif korona.
Kajian Kementerian Koordinator Perekonomian menunjukkan
kemungkinan pertumbuhan ekonomi bisa berkurang 0,1—0,3 persen dalam 6
bulan.
Fakta lapangan menunjukkan bahwa penularan virus korona terjadi dengan
sangat cepat. Dalam 11 hari setelah pengumuman kasus pertama, jumlah kasus
positif Korona mencapai 69 orang, 4 orang di antaranya meninggal dan 5 kasus
sembuh.

Kebijakan Terkait
Kebijakan pemerintah justru mengalami disharmonisasi antara
Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat dengan kebijakan Pemerintah
Daerah. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) merupakan kebijakan
pemerintah yang dikeluarkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona virus Disease 2019 (COVID-19). Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam
suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19).
Kebijakan tersebut merupakan implementasi dari pembukaan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia alinea ke-4, dapat dimaknai dari pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 negara
harus melindungi segenap bangsa Indonesia yang diimplementasikan
melalui Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk mengurangi penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Dapat dimaknai dari pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 negara harus melindungi segenap
bangsa Indonesia yang diimplementasikan melalui Pembatasan Sosial
Berskala Besar untuk mengurangi penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19). Pembatasan Sosial Berskala Besar ini didasari dari beberapa
aturan dasar, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular, Undang-Udang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana serta Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan, Pasal 2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984. Pembatasan Sosial
Berskala Besar didasarkan dari beberapa Undang-Undang yang memiliki satu
tujuan yang sama, yaitu untuk keselamatan masyarakat dari bencana, wabah
ataupun pandemi yang sekarang terjadi di Indonesia.
Selain Undang-Undang yang disebutkan di atas Pembatasan Sosial
Berskala Besar-pun diatur secara rinci di dalam Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Pada praktiknya di Pembatasan Sosial Berskala Besar merupakan hal
yang efektif bila diterapkan di ndonesia. Bahkan pemerintah Korea memilih
untuk memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar yang telah
dilaksanakannya sejak 20 Januari lalu Indonesia dapat menerapkan Pembatasan
Sosial Berskala Besar dengan berkaca dari Korea Selatan, dengan menjaga
jarak sosial setidaknya dua meter satu sama lain bila berpapasan atau
sedang mengantri di dalam sebuah toko dan membatasi orang untuk pergi
keluar rumah bila dibutuhkan saja.
Pembatasan Sosial Berskala besar paling sedikit meliputi, perliburan
sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan kegamaan dan/atau pembatasan
kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Maka, untuk menjamin ketersediaan
kebutuhan pokok masyarakat pemerintah memberlakukan enam paket kebijkan
yang juga dapat membantu masyarakat lapisan bawah yang terdampak COVID-
19. Keenam paket kebijakan itu antara lain:
1) Penerima bantuan Program Keluarga Harapan atau PKH naik dari 9,2
juta menjadi 10 juta keluarga dengan besaran dana yang naik 25%.
2) Menaikkan jumlah penerima Kartu Sembako dari 15,2 juta menjadi 20
juta penerima manfaat. Nilai bantuannya juga naik dari Rp 150 ribu menjadi
Rp 200 ribu. Kebijakan ini akan diberikan selama sembilan bulan.
3) Kebijakan kartu prakerja anggarannya dinaikkan dari Rp 10 triliun menjadi
Rp20 triliun, dengan jumlah penerima 5,6 juta orang. Kebijakan diutamakan
untuk pekerja informal dan pelaku usaha mikro dan kecil yang terdampak
COVID-19. Nilai yang diberikan Rp 650-RP 1 juta perbulan selama empat
bulan ke depan
4) Pemerintah menggratiskan listrik untuk pengguna 450 VA yang
jumlahnya sampai 24 juta pelanggan. Kebijakan ini berlaku selama tiga
bulan ke depan terhitung sejak April-Juni 2020. Sedangkan untuk
pelanggan 900 VA yang jumlahnya sekitar tujuh juta pelanggan
mendapatkan diskon 50%.
5) Pemerintah telah mencadangkan Rp 25 triliun untuk pemenuhan
kebutuhan pokok, operasi pasar, dan logistik.
6) Pemerintah memastikan keringanan pembayaran kredit bagi pekerja
infromal tetap berlaku. Pekerja infromal yang dimaksud seperti ojek daring,
sopir taksi, pelaku UMKM, nelayan, dan lain-lain dengan penghasilan
harian dan kredit dibawah Rp 10 miliar.[ CITATION Jua20 \l 1033 ]
Lembaga/Instansi Jenis
Pembuat Kebijakan Kebijakan

Presiden ● Memerintahkan kedutaan Indonesia di


China untuk memberi perhatian khusus
terhadap WNI yang terisolasi di Wuhan.
● Pembuatan prosedur evakuasi WNI yang
berada di Provinsi Hubei, China.
● Menandatangani Keputusan Presiden
Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
● Meminta pemda membuat kebijakan
belajar dari rumah untuk pelajar dan
mahasiswa dan menyerahkan penentuan
status kedaruratan daerah kepada kepala
daerah.
● Menyerukan Sosial Distancing: Kerja dari
rumah, belajar dari rumah, dan ibadah di
rumah.

Pusat Krisis Kesehatan Penerbitan pedoman kesiapsiagaan khusus


Kementerian Kesehatan menghadapi virus baru corona sebagai acuan
dari WHO tentang : surveilans dan respons,
Manajemen klinis, pengendalian infeksi,
pengelolaan spesimen dan konfirmasi
laboratorium, komunikasi risiko, dan
pemberdayaan warga

Direktur Jenderal Petugas medis memakai pelindung lengkap


Pencegahan dan saat penanganan pasien terduga dan terinfeksi
Pengendalian Penyakit virus dan pemberian terapi kepada pasien
Kemenkes menyesuaikan gejala yang muncul.

Kementerian Hukum dan Menghentikan sementara pemberian visa


HAM [2] kunjungan dan visa on arrival untuk warga
negara China.[2]

Kementerian Koordinator Pertumbuhan ekonomi tetap dijaga sesuai


Perekonomian target 5,3 persen pada 2020

Kementerian Keuangan Menyiapkan insentif fiskal demi


mendongkrak industri pariwisata yang lesu
akibat wabah korona.[3]

Kementerian Perhubungan Pemberian insentif penurunan harga avtur.

Kementerian Pariwisata Pemberian perhotelan, agen perjalanan dan


dan Ekonomi Kreatif restoran
Kementerian Perdagangan Mengimbau warga untuk tidak panik,
termasuk untuk tidak melakukan panic
buying.

Badan Nasional Membentuk tim satuan tugas penanggulangan


Penanggulangan Bencana covid-19 yang dipimpin langsung oleh
Presiden

Pemerintah Provinsi  Pemerintah melakukan refocusing


Sulawesi Utara anggaran untuk mendukung gugus tugas
Covid-19, mulai penyemprotan,
pengadaan APD, dukungan kepada tenaga
medis di garis terdepan, penambahan
berbagai fasilitas, sampai dengan
pemberian bantuan kepada yang
terdampak.
 Pemerintah mengadakan rapat Forum
Koordinasi Pimpinan Daerah
(Forkopimda) untuk membahas langkah-
langkah serta rekomendasi kebijakan
dalam menangani peningkatan penyebaran
Covid-19. mengkoordinasikan
kabupaten/kota dalam kesatuan gerak
untuk menangani Covid-19, karena
disadari bahwa penanganan Covid tidak
bisa parsial, harus terintegrasi mulai dari
kebijakan pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota.(Meilanova, 2020)
 Pemerintah Provinsi melakukan sosialisasi
imbauan social distancing dan physical
distancing, pola hidup sehat terus
dilakukan, termasuk larangan bagi ASN
untuk mudik.(Meilanova, 2020)
 Pemberlakuan SK untuk status siaga
darurat dapat diperpanjang ataupun
diperpendek sesuai kebutuhan
penyelenggaraan penanganan darurat
bencana.(Sulut, 2020)
 Penyediaan tujuh rumah singgah khusus
untuk merawat orang dalam pemantauan
(ODP).(Meilanova, 2020) yakni Kantor
Penanggulangan Krisis Kesehatan di
Teterusan (30 tempat tidur), Kantor Diklat
Maumbi (100 tempat tidur), Kantor
Bapelkes di Malalayang (270 tempat
tidur), Asrama Haji di Tuminting (300
tempat tidur), RSUD Bitung (20 tempat
tidur ruang khusus isolasi), Lembaga
Pengembangan Mutu Pendidikan (eks
BPG) di Pineleng (40 tempat tidur belum
termasuk kamar ber AC) dan RSUD
Noongan (6 tempat tidur ruang khusus
isolasi) dan.(Meilanova, 2020)
 Rencana Penyediaan laboratorium bio-
security level 2 plus untuk pemeriksaan
sampel Covid-19 (Meilanova, 2020)

Satgas Covid-19 Provinsi Melakukan himbauan agar masyarakat Kota


Sulawesi Utara Manado meningkatkan kewaspadaannya

Penanganan Masalah
Upaya preventif yang dilakukan adalah dengan pengawasan ketat di jalur
masuk ke Indonesia dari negara lain meliputi bandara, pelabuhan dan pos lintas
batas darat.
Deteksi dini sebagai bentuk pengawasan dilakukan terutama untuk 19 area
yang memiliki akses langsung ke China, yakni Jakarta, Padang, Tarakan,
Bandung, Jambi, Palembang, Denpasar, Surabaya, Batam dan Manado.
Rumah sakit rujukan covid-19 ditambah. Awalnya disiapkan 100 RS
pemerintah ditambah menjadi 132 RS pemerintah, 109 RS milik TNI, 53 RS
Polri, dan 65 RS BUMN.
Dewan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)
meminta adanya karantina wilayah secara selektif sebagai opsi penanganan
Covid-19. Pertimbangan utamanya adalah layanan kesehatan akan lumpuh jika
arus wabah meledak secara luas di Indonesia.

Penutup
Referensi

https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/upaya-dan-kebijakan-
pemerintah-indonesia-menangani-pandemi-covid-19

https://nasional.kompas.com/read/2020/03/20/14352891/pemerintah-hentikan-
sementara-pemberian-bebas-visa-kunjungan

https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/upaya-dan-kebijakan-
pemerintah-indonesia-menangani-pandemi-covid-19

Juaningsih, I. J. (2020). Optimalisasi Kebijakan PemerintahDalamPenanganan


Covid-19 Terhadap Masyarakat Indonesia. SALAM; Jurnal Sosial
& Budaya Syar-i, 7, 510-6517.

Sulut, M. (2020, Maret 24). Politika. Retrieved April 8, 2020, from


http://mediasulut.co/: http://mediasulut.co/berita-3405-sulut-siaga-
darurat-covid19.html

Meilanova, D. R. (2020, Maret 8). Kasus Positif Covid-19 di Sulut Bertambah,


Pemprov Siapkan Langkah Strategis. Retrieved Maret 8, 2020,
from bisnis.com:
https://sulawesi.bisnis.com/read/20200408/539/1224076/kasus-
positif-covid-19-di-sulut-bertambah-pemprov-siapkan-langkah-
strategis

Anda mungkin juga menyukai