Anda di halaman 1dari 19

TUGAS FARMAKOTERAPI TERAPAN

STUDI KASUS GAGAL GINJAL

Oleh :
Kelompok 2

Firdia Tsani 172211101091


Alief Reza Muhammad 172211101092
Aldi Bachtiar Prasetya 172211101093
Nicky Pratiwi Yuliayuari 172211101094
Diryati Barin Putri 172211101095

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER VIII


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
Pharmaceutical Care

Nama : Ny. ASM


Umur/ BB : 56 tahun
Diagnosa : CKD stage V, udema peritoneal, HT stage 2

I. SUBYEKTIF
2.1. Keluhan Utama
Sesak nafas yang sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Sesak nafas memberat
dalam 4 hari ini terutama saat digunakan untuk berjalan jauh, dan berkurang kalau
istirahat.
2.2. Keluhan Tambahan
Pasien juga mengeluhkan perutnya kembung dan terasa penuh. BAB normal,
BAK keluar hanya sedikit meskipun pasien minum banyak. Terdapat luka pada
telapak kaki kiri.
2.3. Riwayat Penyakit Dahulu
DM (14 tahun), HT (8 tahun)
2.4. Riwayat Pengobatan
Glibenklamid dan metformin (rutin)
2.5. Riwayat Penyakit Keluarga
-
2.6. Alergi Obat
-
II. OBJEKTIF
3.1 Data Klinik

Tanggal

Parameter Nilai normal

13/8 14/8 15/8

TD (mmHg) 120/80 170/90 160/90 170/80

Suhu (0 C)
37±0,5˚C 36 46,5 36,1

Denyut Nadi 60 - 100 x/menit 92 92 90

RR 16 -20x/menit 24 26 20

GCS 456 456 456 456

Sesak - +++ ++ ++

Urine Output 200 ml 350 ml 500 ml

Keterangan Data Klinik:


Data Keterangan
Tekanan darah meningkat pada tanggal 13-15 agustus. Dimana tanda dan gejala dari CKD adalah peningkatan
TD
tekanan darah
Sesak Pasien mengalami sesak pada tanggal 13-15 Agustus 2017 hal ini disebabkan karena adanya udema peritonial

3.2 Data Lab

Parameter Nilai Normal Tangga Keterangan


l
13/8 14/8 15/8
Pada pasien diabetes mengalami gangguan dalam
GDA <150 mg/dL 262 283 pemecahan glukosa dalam darah sehingga terjadinya
kenaikan gula darah dalam tubuh
258 Pada pasien diabetes mengalami gangguan dalam
pemecahan glukosa dalam darah sehingga terjadinya
GD2PP <130 mg/dL 209
kenaikan gula darah dalam tubuh, GD2PP didefinisikan
sebagai tes toleransi glukosa 2 jam setelah makan
200 Pada pasien diabetes mengalami gangguan dalam
pemecahan glukosa dalam darah sehingga terjadinya
GDP 60-100 mg/dL 190 kenaikan gula darah dalam tubuh, gula darah puasa
didefinisikan sebagai tidak adanya asupan kalori selama
minimal 8 jam
Penderita gagal ginjal biasanya kekurangan sel darah
Pria 13 - 18 g/dL
merah (anemia) yang menyebabkan keletihan serta dapat
Hb ; Wanita 12 - 16 7.8
merusak hati, sehingga penderita biasanya membutuhkan
g/dL
injeksi erythropoetin.
Pria : 4,4 - 5,6 x Penderita gagal ginjal biasanya kekurangan sel darah
106 sel/mm3 merah (anemia) yang menyebabkan keletihan serta dapat
Eritrosit 3.46
Wanita : 3,8-5,0 merusak hati, sehingga penderita biasanya membutuhkan
x 106 sel/mm3 injeksi erythropoetin.
Hematokrit 40,0-54,0 % 26.8 Kerusakan struktur dan fungsi ginjal bisa disertai
dengan penurunan LFG. Penurunan laju fitrasi
glomerulus ini berhubungan dengan gambaran klinik
yang akan ditemukan pada pasien. Salah satunya
adalah penurunan kadar hemoglobin atau hematokrit
di dalam darah yang dapat dikatakan sebagai anemia
(Suwitra, 2009)
Leukosit sangat penting sebagai pertahanan tubuh primer.
Pada gagal ginjal kronis, hipertensi merupakan salah satu
penyebab kerusakan pembuluh darah, terutama pada
3200 - endotelium, yang secara kronis akan berujung pada kerusakan
Leukosit 13.000
10.000/mm3 organ. Infiltrasi endotelium yang permeabel oleh leukosit
akan mengaktifkan cascade inflamasi, termasuk didalamnya
leukosit, sitokin, kemokin dan zat inflamasi lainnya. (GöQoez,
2012)
5.8 Jika terjadi disfungsi renal maka kemampuan filtrasi kreatinin
Kreatinin 0,7-1,2 mg/dL 6.6 akan berkurang dan kreatinin serum akan meningkat (Astrid,
2016)
BUN 10-24 mg/dL 32 23 - Tanggal
Dosis &
Albumin No
3,5-5,2 g/dL Nama Obat
3.4 Indikasi -
Frekuensi 13 14 15
K 3,6-4,8 mEq/L 3.2 -
Na 1
135-144 mEq/LNS 0.9%132 Terapi cairan - 2x250 mg   
Ca 8,6-10,2 mEq/L 8.6 -
2 O2 Terapi nasal 2 cc/jam   

3 Furosemid Terapi udema 3x60 mg   

4 Metoklopramid Anti emetik 2x1 amp   

5 Amlodipin Antihipertensi 4x500mg   


III.ASSESMENT
6 ISDN 4x1 amp  
4.1 Terapi Pasien
7 Clonidin Antihipertensi 1x1 cth (prn)  

8 Kalitake Anti hiperkalemi 3x1 sachet  

9 Anbacim Antibiotik 1x1 tab  

10 Glibenklamid Antidiabetic 1x5 mg (po)   

11 Metformin Antidiabetic 3x500 mg (po)   


4.2 Problem Medik dan Drug Related Problem Pasien
Problem Tanggal Subjek / Analisa Rekomendasi &
Terapi DRP
Medik Objektif Monitoring
13-15/8 NS 0,9% 8tpm NS 0,9% mengandung Na+ - Plan :
(ivfd) 150, Cl- 150 (BNF 57,2008) Terapi dilanjutkan
Indikasi: Monitoring:
NS atau natrium klorida 0,9 Kadar elektrolit pasien
% yang berperan penting
dalam memelihara tekanan
osmosis darah dan jaringan
dengan cara di injeksikan
melalui pembuluh darah.
Larutan normal saline
digunakan untuk mengatasi
ketidak seimbangan
elektrolit.
(BNF 70, p.851).
13-15/8 Subyektif : O2 Analisa: - Plan:
sesak Pemberian O2 diberikan Terapi dilanjutkan sampai
untuk mengobati sesak nafas saturasi oksigen stabil
yang dialami pasien saat di Monitoring:
IGD dan diberikan hingga Monitoring sesak nafas, RR
SaO2 mencapai > 90%
(Dipiro, 2009)
Mekanisme:
Meningkatkan oksigen dalam
volume tidal dan oksigenasi
jaringan pada tingkat
molekuler
CKD 13-15/8 Ojektif: Furosemid Golongan: loop diuresis ESO: Plan:
Kreatinin : 2x20mg (PO) (A to Z drug facts) Hipokalemia Terapi dilanjutkan
↑6,6 (13/8) Analisis: (DIH, 2009). Monitoring:
BUN : ↑32 Digunakan untuk mengatasi Udema & tekanan darah
(13/8) manifestasi dari CKD yaitu
HB : ↓7,8 udem.
(14/8) Mekanisme:
Natrium : Menghambat reabsorpsi Na
↑132 (13/8) dan Cl di tubulus distal dan
proksimal dan lengkung
henle.
(A to Z drug facts)
Indikasi:
Furosemide (lasix) adalah
diuretik kuat biasa digunakan
untuk terapi jantung dan
gangguan ginjal yang
penggunaan sendiri atau
kombinasi untuk terapi
hipertensi.
(DIH, 2009).

Dosis:
Edema: dewasa: PO 20-80
mg/hari. IV/IM 20-40 mg qd
atau bid.
Hipertensi: dewasa: PO 40
mg bid. Dosis maximum: 6
mg/kg.
(A to Z drug facts)
Mual muntah 13-15 - Metoclopramid Analisis: Ada obat tidak Plan:
Agustus e 3x10 mg (IV) Untuk mengurangi mual ada indikasi Terapi dihentikan karena
2017 muntah pada tanggal 13/8-15/8
pasien tidak mengalami mual
Indikasi: muntah.
Pengobatan simtomatik
terhadap stasis gastrik Monitoring:
diabetik; penempatan -
postpyloric dari tabung
makanan enteral; pencegahan
dan / atau pengobatan mual
dan muntah yang
berhubungan dengan
kemoterapi, atau pasca
operasi; untuk merangsang
pengosongan lambung dan
transit usus barium selama
pemeriksaan radiologi.
(DIH 17th edition).

Mekanisme:
Memblokir reseptor dopamin
dan (bila diberikan dalam
dosis tinggi) juga
menghambat reseptor
serotonin di zona pemicu
kemoreseptor SSP;
meningkatkan respons
terhadap asetilkolin jaringan
di saluran GI atas yang
menyebabkan peningkatan
motilitas dan pengosongan
lambung yang dipercepat
tanpa merangsang sekresi
lambung, empedu, atau
pankreas; meningkatkan nada
sfingter esofagus yang lebih
rendah.
(DIH 17th edition)

Dosis:
3x1 (10mg)
(Ashley and Currie, 2009)
Clcr <40 mL / menit:
Berikan 50% dari dosis
normal
(DIH 17th edition)
Hipertensi 13-15 O: Amlodipin Analisis: Plan:
Agustus Tekanan 1x10 mg (PO) Untuk menurunkan tekanan Terapi dilanjutkan, untuk
2017 Darah: darah pasien pasien CKD dengan
Tgl 13/8 : Indikasi: hipertensi sebaiknya
170/90 Pengobatan hipertensi; dikombinasi dengan
Tgl 14/8 : pengobatan dengan gejala antihipertensi golongan lain
160/90 angina stabil kronik, seperti ACEI/ARB serta
Tgl 15/8 : vasospastic (Prinzmetal's) pembatasan sodium dapat
170/80 angina. menghasilkan pengurangan
Mekanisme: TD yang substansial.
Menghambat pergerakan ion (HFHS CKD 6th edition)
kalsium melewati sel
membrane pada otot polos
sistemik dan coronary Monitoring:
vaskular atau memilih daerah Tekanan darah
sensitif tegangan otot polos
pembuluh darah dan
miokardium selama
depolarisasi, meningkatkan
pengiriman oksigen miokard
pada pasien dengan angina
vasospastik.
(DIH 17th edition)

Dosis:
Oral: 2,5-10 mg sekali sehari
(AHFS 17th edition)
Hipertensi 14-15 O: Clonidine Indikasi : - Plan: Terapi dilanjutkan
Agustus 2 x 0,15 mg Untuk mengatasi hipertensi karena pasien mengalami
TD : (po) ringan sampai sedang; bisa CKD+hipertensi sehingga
Tgl 13/8 : dikombinasi dengan perlu dikombinasi dengan
170/90 antihipertensi lainnya antihipertensi golongan alfa
Tgl 14/8 : (DIH 17th) blocker .
160/90
Tgl 15/8 : Mekanisme :
170/80 Merangsang reseptor alpha-
adrenergik sentral untuk
menghambat
cardioaccelerator simpatik
dan pusat vasokonstriktor (A
to Z drug Fact)

Dosis : kisaran dosis (JNC


7): 0,1-0,8 mg / hari dalam 2
dosis terbagi (DIH 17th)
- 14 -15 - ISDN (3 x 15 Indikasi : Ada obat tidak Plan : Ditinjau dari data
Agustus mg) Pencegahan dan pengobatan ada indikasi -> subjective maupun objective
angina pectoris; untuk gagal Pada kasus tidak pasien belum ditemukan
jantung kongestif; terdapat indikasi adanya tanda-tanda
menghilangkan rasa sakit, yang jelas untuk abnormalitas dari organ
disfagia, dan spasme pada menangani jantung, sehingga obat ini
spasme esofagus dengan penyakit pasien. tidak direkomendasikan
refluks GE (DIH 17th) untuk penyakit pasien.
Mekanisme : Senyawa nitrat
akan menghasilkan NO.
Biotransformasi senyawa
nitrat yg berlangsung
instraseluler ini dipengaruhi
oleh reduktase ekstrasel dan
glutation intrasel. NO akan
membentuk kompleks
nitrosoheme dg guanilat
siklase dan menstimulasi
enzim ini sehingga kadar
Cgmp meningkat. Cgmp
nantinya akan menyebabkan
defosforilasi miosin sehingga
terjadi relaksasi otot polos
(Gunawan, 2007).

Dosis : Oral: 5-40 mg 4 kali /


hari (DIH 17th)

Hiperkalemia 14/8 Objektif: Kalitake Komposisi: Obat Tidak ada Plan:


Kalium 3,2 2x1 sch (PO) Ca polystyrene sulfonate Indik asi Terapi dihentikan di
(mims.com) karenakan pasien men galami
hipokalemi
Analisa:
Digunakan untuk Monitoring:
menurunkan kadar kalium Ketidak seimbangan
akan tetapi apabila dilihat elektrolit terutama kadar
pada hasil pemeriksaan data kalium
lab tanggal 13/8 didapatkan
hasil kalium 3,2 yang ESO:
memiliki nilai dibawah Hipokalemia,
normal sehingga penggunaan (Martindale 36 edition,
obat tidak tepat p.1438)

Indikasi:
Untuk mengobati
hiperkalemia
(Martindale 36 edition,
p.1438)

Dosis:
Dewasa : oral : 15g 3-4 kali
perhari (BNF 70)
)
infeksi 14/8 Objektif : Anbacim Komposisi Tidak Tepat Plan
Suhu 46,5 2x1 gram (iv) Cefuroxime (mims.com) Dosis Dosis diturunkan men jadi
750 mg sekali sehari jika
Analisa eGFR kurang dari 10 mL /
Digunakan sebagai menit / 1,73 m2. (BNF 70)
Antibiotik Profilaksis akan
tetapi dosis yang diberikan
tidak sesuai dengan paasien
yang memiliki eGfr ≤ 10
sehingga diperlukan
penurunan dosis

Indikasi
Digunakan sebagai
Antibiotik
Dosis
Dewasa: 750 mg setiap 6-8
jam; meningkat jika perlu
hingga 1,5 g setiap 6-8 jam,
peningkatan dosis yang
digunakan untuk infeksi
berat
Gunakan dosis parenteral
750 mg sekali sehari jika
eGFR kurang dari 10 mL /
menit / 1,73 m2. (BNF 70)
Sediaan
Injeksi Parenteral 1g
(mims.com)
Daibetes 13 – 15 O: Glibenklamid Indikasi: Gliburida Plan:
Melitus Agusts GDA: 1x5 mg (po) Penggunaan glibenklamid kontraindikasi Diganti dengan penggunaan
2017 tgal 13/8: 263 tidak tepat, karena kontra dengan adanya insulin dengan pengaturan
tgal 14/8: 283 indikasi terhadap pasien yang gangguan hati dan dosis pada pasien CKD st 5,
memiliki gangguan fungsi pada pasien bisa kombinasi insulin tipe
th
GD2PP: ginjal (DIH 17 ) dengan rapid dan long acting untuk
tgal 13/8: 209 insufisiensi ginjal mempercepat gula darah
tgal 15/8: 258 Mekanisme : (Katzung, 2006). pada pasien. Bisa juga
Sulfonilurea mempunyai efek Pasien CKD st 5 penggunaan oral antidiabetik
GDP: utama memacu sekresi penggunaan golongan DPP-IV Inh yaitu
tgal 13/8: 190 insulin oleh sel beta pankreas glyburide saxagliptin 2.5 mg/hari dan
tgal 15/8: 200 (Fatimah, 2015) dihindari (Hahr alogliptin 6.25 mg/hari,
and Molitch, namun obat ini belum ada di
Dosis : 2015) Indonesia (Hahr and Molitch,
2.5-5 mg/hari, diminum saat 2015)
sarapan atau setelah makan
di pagi hari. Pada pasien Monitoring:
yang mengalami sensitivitas Nilai gula darah pasien
hipoglikemik, dimulai dari
1.25 mg/hari (DIH 17th)
Diabetes 13 – 15 O: Metformin Indikasi: Metformin Plan:
Melitus Agusts GDA: 3x500 mg (po) Penggunaan metformin tidak kontraindikasi Diganti dengan penggunaan
2017 tgal 13/8: 263 tepat, karena kontra indikasi dengan adanya insulin dengan pengaturan
tgal 14/8: 283 terhadap pasien yang penyakit ginjal dosis pada pasien CKD st 5,
memiliki gangguan fungsi serta gangguan bisa kombinasi insulin tipe
th
GD2PP: ginjal (DIH 17 ) fungsi ginjal rapid dan long acting untuk
th
tgal 13/8: 209 (DIH 17 ). mempercepat gula darah
tgal 15/8: 258 Mekanisme: pada pasien. Bisa juga
Dengan mengurangi produksi Pasien CKD st 5 penggunaan oral antidiabetik
GDP: glukosa hati penggunaan golongan DPP-IV Inh yaitu
tgal 13/8: 190 (glukoneogenesis), dan metformin saxagliptin 2.5 mg/hari dan
tgal 15/8: 200 memperbaiki ambilan dihindari (Hahr alogliptin 6.25 mg/hari,
glukosa perifer (Fatimah, and Molitch, namun obat ini belum ada di
2015). 2015) Indonesia (Hahr and Molitch,
2015)
Dosis :
2x500 mg sehari atau 1x850 Monitoring:
mg sehari. Nilai gula darah pasien
Dosis metformin dari 500 mg
sampai maksimal 2.55 g
sehari, dengan dosis efektif
terendah yang dianjurkan
((DIH 17th)
DAFTAR PUSTAKA

Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L. 2009.
Drug Information Handbook, 17th edition. Lexi-Comp for the American
Pharmacists.

Astrid A. Alfonso,2016, Gambaran kadar kreatinin serum pada pasien penyakit


ginjal kronik stadium 5 non dialisis, Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume
4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

BNF, 2015, British National Formulary 70th Edition, BMJ Publishing Group,
London.

Fatimah, Restyana Noor. "Diabetes Melitus Tipe 2." Majority 4.05 (2015).

Hahr and Molitch. Clinical Diabetes and Endocrinology (2015) 1:2 DOI
10.1186/s40842-015-0001-9

ISFI ISO Indonesia Volume 8. 2013 s/d 2014. Jakarta

MEDSCAPE. Drug Interaction Checker . diakses pada tanggal 13 Maret 2018

MIMS. Monthly Index of Medical Specialities Indonesia.diakses pada tanggal 25


Maret 2018.

Sweetman, Sean C., et al. 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36th
Edition. Pharmaceutical Press: Chicago.

Gunawan, S.G. (ED.), dkk., 2007, Farmakologi dan Terapan Edisi 363, 36, 369,
813, 862-874, Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI, Jakarta.

Suwitra K,. 2009. Pendekatan diagnostik penyakit ginjal kronik. : Jurnal


Penyakit Dalam. hlm.14-21. Jakarta

GöQoez, M. 2012. Chronic Kidney Disease. Croatia:InTech Medical University


of South Carolina.

Anda mungkin juga menyukai