Anda di halaman 1dari 7

Analisis fitokimia tumbuhan ...... Chem. Prog. Vol. 1, No.

1, 2008

ANALISIS FITOKIMIA TUMBUHAN OBAT


DI KABUPATEN MINAHASA UTARA

Meiske Sangi1, Max R. J. Runtuwene1, Herny E. I. Simbala2 dan Veronica M. A. Makang1


1
Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNSRAT Manado, 2Jurusan Biologi Fakultas MIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT

Sangi, M., M. R. J. Runtuwene., H. E. I. Simbala dan V. M. A. Makang. 2008. Phytochemical


analysis of medicine plant in north minahasa region.

A research has been done to analyze the phytochemical of medicine plant used by North Minahasa
society. The research done qualitatively to know the present of alkaloid component, flavonoid, triterpenoid,
steroid, saponin, and tannin. Analyzes of alkaloid component using Mayer, Dragendorff and Wagner
reagents showed presipitate when react with alkaloid. Mayer reagent showed white presipitate, Dragendorff
reagent showed red-orange presipitate and Wagner reagen showed brown presipitate. In flavonoid analysis,
positive result indicated with red solution. Saponim analysis indicated with a stable foam. Tannins analysis
indicated with green and blue-black solution and triterpenoid analysis indicated with red-orange or purple
solution. Although the steroida analysis indicated with blue solution. The result show that 46 samples from 46
spesies of medicine plant that had been analyzed are 97,83% positive containing alkaloid component;
13,04% containing triterpenoid; 28,26% containing steroid; 47,83% containing flavonoid; 63,04%
containing saponin and 63,44% containing tannin.

Key words: Phytochemical, medicine plant, North Minahasa

PENDAHULUAN telah dilakukan analisis fitokimia


tumbuhan obat di Sulawesi Utara,
Pola kehidupan masyarakat dunia saat
khususnya di Kabupaten Minahasa Utara
ini cenderung kembali ke alam termasuk di
mencakup kecamatan Airmadidi,
bidang obat-obatan. Orang kini cenderung
Kecamatan Kauditan dan Kecamatan
beralih ke tumbuhan obat karena tumbuhan
Kema. Penentuan kandungan kimia
obat memiliki beberapa kelebihan yaitu
dilakukan melalui analisis fitokimia secara
tidak ada efek samping bila digunakan
kualitatif. Analisis fitokimia secara
secara benar, efektif untuk penyakit yang
kualitatif ini merupakan suatu metode
sulit disembuhkan dengan obat kimia,
analisis awal untuk meneliti kandungan
harganya murah, dan penggunaannya tidak
senyawa-senyawa kimia yang ada pada
perlu bantuan tenaga medis (Karyasari,
tumbuhan obat yang diharapkan hasilnya
2002). Bangsa Indonesia telah lama
dapat memberikan informasi dalam
mengenal tumbuhan obat. Begitu banyak
mencari senyawa dengan efek farmakologi
tumbuhan obat yang tersedia di Indonesia
tertentu dan dapat memacu penemuan obat
termasuk di Sulawesi Utara. Tumbuhan
baru. Tujuan penelitian ini adalah
obat umumnya merupakan tumbuhan hutan
mengetahui senyawa kimia tumbuhan obat
yang sejak jaman nenek moyang telah
yang digunakan oleh masyarakat di
menjadi tumbuhan pekarangan dan secara
Kabupaten Minahasa Utara melalui analisis
turun-temurun digunakan sebagai
fitokimia secara kualitatif.
rumbuhan obat. Mereka menggunakan
tumbuhan obat tersebut tanpa mengetahui
BAHAN DAN METODE
senyawa kimia aktif di dalamnya tetapi
mereka mengetahui khasiatnya, oleh sebab Analisis aIkaloid dilakukan dengan
itu perlu dilakukan penelitian untuk menggunakan metode Douglas et al. yang
mengetahui senyawa kimia tumbuhan obat telah dimodifikasi oleh T.E.H. Aplin et al.
agar kita dapat mengetahui senyawa aktif dan H.J. Cai et al.. Analisis triterpenoid dan
yang berperan dalam penyembuhan suatu steroid menggunakan metode L.H. Briggs.
penyakit. Berdasarkan hal tersebut maka Analisis flavonoid menggunakan metode H.

Sangi et al ... 47
Analisis fitokimia tumbuhan ...... Chem. Prog. Vol. 1, No. 1, 2008

J. Cai. Analisis saponin menggunakan Pereaksi Dragendorff : sebanyak 8 g


metode J.J.H. Simes et al. (Kusuma, KI dilarutkan dalam 20 ml air suling,
1988). Sedangkan analisis tanin dilakukan sedangkan pada bagian lain 0,85 g bismut
dengan menggunakan Miranda S.R (Miranda, sub nitrat dilarutkan dalam 10 ml asam
1986). Penelitian dilakukan dengan dua kali asetat glasial dan 40 ml air suling. Kedua
pengulangan. larutan dicampurkan. Larutan ini disimpan
dalam botol berwarna coklat. Dalam
Bahan dan Alat penggunaannya satu larutan ini diencerkan
Bahan-bahan Kimia dalam Percobaan dengan 2/3 bagian larutan 20 ml asam asetat
ini bahan-bahan yang akan digunakan glasial dalam 100 ml air suling.
adalah HgCI2 padatan, KI padatan, bismut Pereaksi Wagner : sebanyak 1,27 g
sub nitrat, asam asetat glasial, I2 padatan, iodium dan 2 g KI dilarutkan dalam 5 ml air
kloroform, NH3 , H2SO4 pekat, anhidrida suling. Kemudian larutan ini diencerkan
asam asetat, etanol, HC1 pekat, bubuk menjadi 100 ml dengan air suling. Endapan
magnesium dan FeCl 3 diperoleh dari yang terbentuk disaring dan disimpan dalam
MERCK (Darmstadt, Germany). Bahan- botol yang berwarna coklat.
bahan tumbuhan segar : Daun benalu
langsa, daun sirih, daun kumis kucing, daun Analisis Fitokimia
belimbing botol, daun popare, daun pacar Analisis senyawa alkaloid :
air, daun mayana, daun jambu biji, daun Sebanyak 4 g sampel tumbuhan yang
alpokat, daun gedi, daun balace, daun turi, telah dihaluskan ditambahkan kloroform
daun leilem, daun pangi, daun koruntungan, secukupnya lalu dihaluskan lagi. Kemudian
batang tali pahit, kulit batang kamboja, ditambah 10 ml amoniak dan 10 ml
kulit batang durian, kulit batang jambolang, kloroform. Larutan disaring ke dalam
kulit buah lemon suanggi, daun pier tabung reaksi, dan filtrat ditambahkan
maramis, daun kecabeling, daun gandarusa, asam sulfat 2N sebanyak 10 tetes. Filtrat
daun delima, daun tapak dara, daun tomat, dikocok dengan teratur kemudian dibiarkan
daun kaki kuda, daun rumput macan, daun beberapa lama sampai terbentuk dua
metetekel, daun sesewanua merah, akar lapisan. Lapisan atas dipindahkan ke dalam
sereh, akar kucai, akar rumput sosapu, akar tiga tabung reaksi masing-masing 2,5 ml.
ginseng, akar putri malu, akar bayam duri, Ketiga larutan ini dianalisis dengan
pelepah silar, bunga rebeka, buah sirsak, pereaksi Mayer, Dragendorff dan Wagner.
buah mengkudu, rimpang kuning/kunyit, Terbentuknya endapan menunjukkan
rimpang lengkuas, rimpang temulawak, bahwa contoh tersebut mengandung
rimpang jahe dan rimpang kencur. Bahan alkaloid. Reaksi dengan pereaksi Mayer
tumbuhan kering : Daun pisang goroho. akan terbentuk endapan putih, dengan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian pereaksi Dragendorff terbentuk endapan
ini adalah tabung reaksi, labu takar, gelas merah jingga dan dengan pereaksi wagner
kimia, gelas arloji, batang pengaduk, terbentuk endapan coklat.
corong, pipet tetes, pipet ukur, labu
erlenmeyer, botol berwarna coklat, kertas Analisis senyawa triterpenoid dan
saring, lumpang, penjepit tabung dan steroid :
kantung plastik. Sebanyak 50-100 mg sampel
tumbuhan yang telah dihaluskan,
Metode ditempatkan pada plat tetes dan
Pembuatan pereaksi-pereaksi ditambahkan asam asetat anhidrat sampai
Pereaksi Mayer : 1,36g HgC12 sampel terendam semuanya, dibiarkan
dilarutkan dalam 60 ml air suling. Pada selama kira-kira 15 menit, enam tetes
bagian lain dilarutkan pula 5 g KI dalam 10 larutan dipindahkan ke dalam tabung
ml air suling. Kedua larutan ini kemudian reaksi dan ditambah 2-3 tetes asam sulfat
dicampurkan dan diencerkan dengan air pekat. Adanya triterpenoid ditunjukkan
suling sampai 100 ml. Pereaksi ini disimpan dengan terjadinya warna merah jingga atau
dalam botol yang berwarna coklat, agar tidak ungu, sedangkan adanya steroid
rusak karena cahaya. ditunjukkan dengan adanya warna biru.

48 Sangi et al ...
Analisis fitokimia tumbuhan ...... Chem. Prog. Vol. 1, No. 1, 2008

Analisis senyawa flavanoida : Hasil positif ditunjukkan dengan


Sebanyak 200 mg sampel tumbuhan terbentuknya warna hitam kebiruan atau
yang telah diekstrak dengan 5 ml etanol dan hijau.
dipanaskan selama lima menit di dalam
tabung reaksi. Selanjutnya ditambah HASIL DAN FEMBAHASAN
beberapa tetes HCl pekat. Kemudian
Hasil analisis fitokimia tumbuhan obat
ditambahkan 0,2 g bubuk Mg. Hasil positif
di Kabupaten Minahasa Utara. Dari survei
ditunjukkan dengan timbulnya warna merah
yang dilakukan terhadap tumbuhan obat yang
tua (magenta) dalam waktu 3 menit.
digunakan oleh masyarakat di Kabupaten
Minahasa Utara, lebih khususnya di
Analisis senyawa saponin :
Kecamatan Airmadidi, Kauditan, dan Kema,
Sebanyak 2 g sampel tumbuhan yang
maka diperoleh 46 spesies tumbuhan obat.
telah dihaluskan dimasukkan ke dalam
Tidak semua bagian dari tumbuhan tersebut
tabung reaksi, ditambah air suling sehingga
dianalisis, hanya bagian-bagian tertentu saja
seluruh cuplikan terendam, dididihkan
yang bagi masyarakat setempat dijadikan
selama 2-3 menit, dan selanjutnya
sebagai ramuan obat. Dari bagian-bagian
didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat.
tumbuhan tersebut ada yang digunakan
Hasil positif ditunjukkan dengan
sebagai obat dalam maupun obat luar. Ada
terbentuknya buih yang stabil.
yang digunakan dalam keadaan segar namun
ada juga yang kering. Sampel-sampel tersebut
Analisis senyawa tannin :
kemudian dianalisis keberadaan senyawa
Sebanyak 20 mg sampel tumbuhan
kimianya meliputi alkaloid, triterpenoid,
yang telah dihaluskan, ditambah etanol
steroid, flavonoid, saponin, dan tanin. Hasil
sampai sampel terendam semuanya.
analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 di
Kemudian sebanyak 1 ml larutan
bawah ini.
dipindahkan kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 1%.

Tabel 1. Hasil Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara

Tumbuhan Obat
No Penyakit (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Nama Daerah Nama Latin
a b c d e f g h i j
1 TBC Leilem a(daun) Clerodendron + - + - - -
buchananii
(Roxb). Walp
Silar b(pelepah) Arenga Sp + - - - - -
2 Lever Lemon suanggi Citrus medica + - - - + -
(kulit)
Mengkudu Morinda + - - + - -
(buah) citrifolia L
3 Darah tinggi Alpokat a(daun) Persea + - - + + +
gratissima
Gaertn
Benalu langsa Loranthus Sp + - - - - +
b
(daun)
Gedi c(daun) Abelmoschus + - + - + -
moschatus
Pisang goroho Musa Sp + - + + - +
d
(daun)
Sirsak e(buah) Annona + - - - - +
squamosa L
4 Ginjal Belimbing botol Averhoa + - - + + +
a
(daun) bilimbi L

Sangi et al ... 49
Analisis fitokimia tumbuhan ...... Chem. Prog. Vol. 1, No. 1, 2008

Gandarusa Justisia + - - - + +
b
(daun) gendarussa
Burm.f
Kucai c (akar) Allium + - + - - +
odorum
Tapak dara Chatarantus + - - + + +
d
(daun) roseus L
5 Diabetes Jahe a(rimpang) Zingiber + + - + - -
officinale
Rosc
Jambolang Eugenia + - - + + +
b
(kulit batang) cumini Merr
6 Malaria Kamboja a(kulit Plumiera + - + - - +
batang) acuminate Ait
Kumis kucing Orthosiphon + - + - + +
b
(daun) spicatus B.B.S
Tali pahit Tinospora + - - + + +
c
(batang) tuberculata
Blume
7 Asam urat Rumput sosapu Coechorus + + - - - +
(akar) acutangulus
Lamk
8 Varises Putrid malu Mimosa + - - - - +
(akar) pudica L
9 Penawar racun Pier maramis + - - - + +
(daun)
10 Demam Balacae a(daun) Jatropha + - + - + +
curcas L
Lengkuas Zingiber + + - + + -
b
(rimpang) purpureum
Roxb
Sesewanua Clerodendum + - - + - -
merah c(daun) japonicum
11 Batuk Kencur Kaempferia + - - + + -
a
(rimpang) galangal L
Kunyit Curcuma + + - + + +
b
(rimpang) domestica Val
Mayana c(daun) Coleus + - + + + +
scutellarioides
d
Rebeka (daun) Calotropis + - + - + +
gigantean
Temulawak Curcuma - - - - + -
c
(rimpang) xanthorrhiza
= 4a, 5a
12 Sakit perut Bayam duri Amaranthus + - - - - +
(akar) spinosus L
Jambu biji Psidium + + - + + +
(daun) guajava L
Sereh (pangkal Andropogon + - - + + -
akar) nardus L
= 3b
13 Campak = 11d
14 KB = 3b
15 Muntah ular Delima (daun) Punica + - + - + +

50 Sangi et al ...
Analisis fitokimia tumbuhan ...... Chem. Prog. Vol. 1, No. 1, 2008

granatum L
Tomat (daun) Lycopersicum + - - + + -
esculentum
Mill
a
16 Stamina Durian (kulit Durio + - + - - +
batang) ziberthinus
Turi b(daun) Sesbania + - - + + +
grandiflora
Pers
Ginseng c(akar) Abelmoschus + - - - + -
esculentus
17 Luka Koruntungan Solanum Sp + - - - + -
(daun)
Pacar air (daun) Impatiens + + - - + +
balsamina L
Rumput macan Lantana + - - + + +
(daun) camara L
= 1b , 4b
18 Masuk angin = 5a
19 Sakit pinggang Kaki kuda Centella + - + - + -
(daun) asiatica L
= 6b
20 Sakit punggung Kecabeling Hemigraphis + - - - - +
(daun) colorata
21 Gatal-gatal Metetekel Cassia alata + - - + - -
(daun)
22 Cacingan Pangi (daun) Pangium + - - + + -
edule Reinw
Popare (daun) Momordica + - - + + +
charantia L
23 Keputihan Sirih (daun) Piper betle + - + + - +

24 Bau mulut = 23
25 Bengkak = 16b
26 Mata tinggi = 10a

Analisis Senyawa Alkaloid ini memiliki kelemahan yaitu pereaksi-


Telah dilakukan analisis terhadap senyawa pereaksi tersebut tidak saja dapat
alkaloid pada 46 sampel dan diperoleh 45 mengendapkan alkaloid tetapi juga dapat
sampel (97,83%) positif mengandung alkaloid. mengendapkan beberapa jenis senyawa
Prinsip dari metode analisis ini adalah reaksi antara lain, protein, kumarin, α-piron,
pengendapan yang terjadi karena adanya hidroksi flavon, dan tanin. Reaksi tersebut
penggantian ligan. Atom nitrogen yang dikenal dengan istilah "falsepositive".
mempunyai pasangan elektron bebas pada Alkaloid memiliki efek dalam bidang
alkaloid dapat mengganti ion iodo dalam kesehatan berupa antihipertensi dan
pereaksi-pereaksi. Pereaksi Dragendorff antidiabetes melitus. Dalam penelitian ini
mengandung bismut nitrat dan kalium iodida tumbuhan yang digunakan untuk rnengobati
dalam larutan asam asetat glasial [kalium penyakit darah tinggi (hipertensi) adalah
tetraiodobismutat (III)]. Pereaksi Wagner alpokat (Persea gratissima Gaertn), benalu
mengandung iod dan kalium iodida. Seiangkan langsa (Loranthus Sp), gedi (Abelmoschus
pereaksi Mayer mengandung kalium iodida dan moschatus), pisang goroho (Musa Sp), dan
merkuri klorida [kalium tetraiodomerkurat (II)]. sirsak (Annona squamosa L) Sedangkan
Namun menurut Sastroamidjojo (1996), metode tumbuhan yang digunakan untuk mengobati

Sangi et al ... 51
Analisis fitokimia tumbuhan ...... Chem. Prog. Vol. 1, No. 1, 2008

diabetes melitus adalah jahe (Zingiber officinale Flavonoid memiliki efek


Rosc) dan jambolang (Eugenia cumini Merr). antihipertensi. Dalam penelitian ini
Semua tumbuhan tersebut diatas positif terhadap tumbuhan yang digunakan sebagai obat
alkaloid, maka dapat diperkirakan senyawa yang darah tinggi adalah daun alpokat (Persea
dapat mengobati penyakit darah tinggi ada gratissima Gaertn), benalu langsa
pada alpokat, benalu langsa, gedi, pisang (Loranthus Sp), daun gedi (Abelmoschus
goroho dan sirsak. Sedangkan senyawa yang moschatus), daun pasang goroho (Musa
aktif terhadap diabetes melitus ada pada jahe Sp) dan buah sirsak (Annona squamosa
dan jambolang. Namun untuk hal tersebut L). Dari kelima tumbuhan tersebut
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. hanya alpokat dan pisang goroho saja
yang mengandung flavonoid. Namun ini
Analisis Senyawa Triterpenoid dan Steroid tidak berarti bahwa ketiga tumbuhan
Pada analisis ini diperoleh 13 sampel lainnya tidak berkhasiat obat, karena bisa
(28,26%) mengandung steroid, dan 6 sampel saja timbul kemungkinan adanya senyawa
(13,04%) mengandung triterpenoid. Analisis anti hipertensi yang termasuk dalam
ini didasarkan pada kemampuan senyawa golongan alkaloid, saponin, tannin dan
triterpenoid dan steroid membentuk warna steroid yang dimiliki oleh tumbuh-
oleh H2 SO4 pekat dalam pelarut anhidrida tumbuhan tersebut. Flavonoid juga
asam asetat. Hasil positif diberikan pada memiliki efek mencegah pendarahan kulit
sampel yang membentuk warna merah jingga dan tumbuhan yang digunakan untuk
untuk analisis triterpenoid dan biru untuk mengobati ini adalah daun koruntungan
analisis steroid. (Solanum Sp), daun pacar air (Impatiens
Walaupun begitu hasil positif dapat balsamina L) dan daun rumput macan
berbeda bila pelarut atau prosedur yang (Lantana camara L). Namun hanya
digunakan juga berbeda. Menurut Lombok rumput macan yang positif terhadap
(1996) mayana (Coleus scutellarioides) positif flavonoid. Maka dapat diperkirakan
mengandung triterpenoid dengan senyawa antipendarahan tidak hanya
menggunakan pelarut eter sedangkan dalam terdapat pada golongan flavonoid.
penelitian ini didapati bahwa mayana tidak
mengandung triterpenoid dalam anhidrida Analisis Senyawa Saponin
asam asetat. Daun kaki kuda (Centella asiatica Dari analisis ini diperoleh 29 sampel
L) mengandung steroid sesuai dengan kajian (63,04%) mengandung saponin. Saponin
Lembaga Biologi Nasional-LIPI (1980). memiliki glikosil yang berfungsi sebagai
Triterpenoid memiliki efek pengobatan gugus polar dan gugus steroid dan
terhadap malaria. Tumbuhan yang digunakan triterpenoid sebagai gugus nonpolar.
untuk mengobati penyakit ini adalah kamboja Senyawa yang memiliki gugus polar dan
(Plumiera acuminate Ait), kumis kucing nonpalar bersifat aktif permukaan sehingga
(Orthosiphon spicatus B.B.S), dan tali pahit saat dikocok dengan air saponin dapat
(Tinospora tuberculata Blume). Namun ketiga membentuk misel. Pada struktur misel
tumbuhan tersebut negatif terhadap gugus polar menghadap ke luar sedangkan
triterpenoid, maka diperkirakan senyawa gugus nonpolarnya menghadap ke dalam.
yang aktif mengobati malaria juga terdapat Keadaan inilah yang tampak seperti busa,
pada golongan senyawa lain. karena itu dalam analisis ini dilihat
kemampuan sampel dalam membentuk
Analisis Senyawa Flavanoid busa.
Dari analisis ini diperoleh 22 sampel Menurut Arcuri (2004), saponin
(47,83%) mengandung flavonoid. Ekstraksi dapat mengurangi resiko aterosklerosis
dilakukan dengan menggunakan pelarut karena kemampuannya dalam mengikat
etanol. Pemanasan dilakukan karena sebagaian kolesterol. Dalam penelitian ini tumbuhan
besar golongan flavonoid dapat larut dalarn air yang positif mengandung saponin antara
panas. Menurut Robinson (1995), warna lain daun koruntungan (Solanum Sp), daun
merah yang dihasilkan menandakan adanya pacar air (Impatiens balsamina L) dan
flavonoid akibat dari reduksi oleh asam daun rumput macan (Lantana camara L).
klorida pekat dan magnesium. Ketiga tumbuhan tersebut digunakan
untuk mengobati luka luar. Menurut

52 Sangi et al ...
Analisis fitokimia tumbuhan ...... Chem. Prog. Vol. 1, No. 1, 2008

Robinson (1995), senyawa yang berkhasiat 625/625 polyphytox.html. (17


menghentikan darah pada kulit adalah flavonoid September 2004).
dan dari ketiga tumbuhan tersebut hanya daun Karyasari. 2002. Materi Pelatihan
rumput macan yang mengandung positif Profesional Tanaman Obat. Kelas
flavonoid. Maka dapat diperkirakan senyawa Profesional. Penyakit dan
anti pendarahan juga dapat terdapat dalam Pengobatannya_ Karyasari, Bogor.
golongan saponin. Lembaga Biologi Nasional-LIPI. 1980.
Tumbuhan Obat. Balai Pustaka,
Analisis Senyawa Tanin Jakarta.
Dari analisis yang telah dilakukan, Robinson, T. 1995. Kandungan Organik
diperoleh 29 sampel (63,04%) mengandung Tumbuhan Tinggi. Terjemahan
tannin. Tannin dibagi menjadi dua golongan dan Prof. Dr. Kosasih Padmawinata.
masing-masing golongan memberikan reaksi ITB, Bandung.
warna yang berbeda terhadap FeCI3 1 %. Sastrohamidjojo, H. 1996. Sintesis Bahan
Golongan tannin hidrolisis akan menghasilkan Alam. Gadjah Mada University
warna biru kehitaman dan tannin kondensasi Press, Yogyakarta.
akan menghasilkan warna hijau kehitaman. Pada
saat penambahannya diperkirakan FeC13
bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang
ada pada senyawa tannin. Hasil reaksi itulah
yang akhirnya menimbulkan warna. Pereaksi
FeCI3; digunakan secara luas untuk
mengidentifikasi senyawa fenol termasuk tannin.
Oleh sebab itu dapat terjadi kemungkinan bahwa
hasil positif juga dapat diberikan oleh senyawa
fenolik lain dalam sampel.
Dari 60,87% sampel yang mengandung
tannin ternyata hanya satu sampel yang
mengindikasikan adanya tanin hidrolisis yaitu
daun delima (Punica granatum, L). Kulit batang
jambolang (Eugenia cumini, Merr)
mengandung tannin sesuai dengan kajian
Lembaga Biologi Nasional-LIPI (1980). Kulit
batang jambolang digunakan untuk mengobati
diabetes. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa
antidiabetes juga terdapat pada golongan
senyawa tannin.

KESIMPULAN
Dari hasil analisis fitokimia terhadap 46
sampel tumbuhan obat yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa 45 sampel (97,83%)
positif mengandung alkaloid; 6 sampel
(13,04%) mengandung triterpenoid; 13 sampel
(28,26%) mengandung steroid; 22 sampel
(47,83%) mengandung flavonoid; 29 sampel
(63,04%) mengandung saponin, dan 29 sampel
(63,04%) mengandung tannin.

DAFTAR PUSTAKA
Arcuri, P.B. 2004. Animal Science 625.
Nutritional Toxicology. Phenolic
Toxicants.
http://www.ansci.cornel.edu/cources/ac

Sangi et al ... 53

Anda mungkin juga menyukai