Anda di halaman 1dari 16

ISSN 1412-8764

ANALISIS JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN TEGANGAN


RENDAH PT. PLN (Persero) RAYON TAKALAR

Thalib Bini, Tadjuddin 1), A. Nurul Maajidah & AnugrahTrisakti Putra2)

Abstrak : Penelitian ini bertujuan disamping untuk mengetahui apakah jatuh


tegangan masih dalam batas batas yang ditetapkan dan bagaimana pengaruhnya
terhadap konsumen juga untuk mengetahui bagaimana cara menanggulanginya.
Mengingat meningkatnya permintaan tenaga listrik dari tahun ketahun menyebabkan
rugi daya dan jatuh tegangan pada jaringan juga bertambah besar karena saluran
yang cukup panjang serta beban yang terus bertambah, sehingga dalam penyaluran
daya listrik tersebut akan terjadi jatuh tegangan (voltage drop) sepanjang saluran
yang dilaluinya.Penelitian ini dilaksanakan pada jaringan tegangan rendah pada PT.
PLN Rayon Takalar dan difokuskan pada beberapa gardu distribusi dengan analisa
data yang diperoleh di lapangan menggunakan beberapa persamaan dasar.Data yang
diperlukan dalam penelitian ini yaitu tegangan di sisi pengiriman dan tegangan pada
sisi konsumen. Jatuh tegangan yang sesuai dengan standar adalah ± 5% dari nilai
tegangan nominalnya. Penelitian ini diawali dengan studi pustaka, dilanjutkan
dengan pengumpulan data lapangan berupa pengukuran tegangan pada sisi pengirim
melalui panel dan pada sisi penerima (konsumen) dengan mengukur langsung.
Selama Pengambiln data selalu didampingi oleh staf PLN rayon Takalar sehngga
senuanya berjalan lancar. Data data yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk
menghitung jatuh tegangan dan hasilnya dianalisis dengan metode kuantitatif dan
kualitatif. Hasil analisis diperoleh bahwa jatuh tegangan yang terjadi pada 5 gardu
di Rayon Takalar rata-rata diatas 10% dan penyebab terjadinya jatuh tegangan
terbagi 2 yaitu teknis dan non teknis. Solusi penanggulangannya pun dilakukan baik
secara teknis maupun non teknis
Kata Kunci : Jaringan tegangan rendah, jatuh tegangan, Analisis.

PENDAHULUAN

Energi listrik adalah energi yang Hal ini tidak terlepas pula dari
dibutuhkan bagi peralatan listrik kebutuhan masyarakat akan tenaga
yang tersimpan dalam arus listrik listrik yang semakin meningkat
untuk menggerakan motor, lampu seiring dengan meningkatnya
penerangan, memanaskan, kemajuan teknologi dan taraf hidup
mendinginkan ataupun untuk masyarakat pada umumnya.
menggerakan kembali suatu Meningkatnya permintaan energi
peralatan mekanik untuk listrik dari tahun ke tahun
menghasilkan bentuk energi yang menyebabkan rugi daya dan jatuh
lain. tegangan pada jaringan juga
bertambah besar.

1)
adalah Dosen dan 2) adalah Alumni Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10,
Tamalanrea Makassar 90245.
10
ISSN 1412-8764

Thalib Bini dkk, Analisis jatuh tegangan pada jaringan 11

Kerugian tersebut disebabkan oleh untuk memperkecil kerugian daya


saluran yang cukup panjang serta listrik pada saluran transmisi, dimana
beban yang terus bertambah, dalam hal ini kerugian daya adalah
sehingga dalam penyaluran daya sebanding dengan kuadrat arus yang
listrik tersebut akanterjadi jatuh mengalir (I2.R). Dengan daya yang
tegangan (voltage drop) sepanjang sama bila tegangannya diperbesar,
saluran yang dilaluinya. maka arus yang mengalir semakin
Dalam peyaluran energi listrik kecil sehingga kerugian daya juga
dimana pusat pembangkit tenaga akan kecil juga. Dari saluran
listrik yang berada jauh dari pusat transmisi, tegangan diturunkan lagi
beban akan mengalami kerugian menjadi 20 kV dengan transformator
yang cukup besar dalam penyaluran step down pada gardu distribusi,
daya listrik, yang semestinya untuk kemudian dengan sistem tegangan
tegangan pada jaringan distribusi tersebut penyaluran tenaga listrik
berdasarkan rekomendasi National dilakukan oleh sistem distribusi
Electrical Code (NEC) batas yang primer.Dari saluran distribusi primer
diperbolehkan adalah 5% dari nilai inilah gardu-gardu distribusi
tegangan nominalnya. mengambil tegangan untk diturunkan
Penelitian ini bertujuan untuk tegangannya dengan trafo distribusi
mengetahui besarnya jatuh tegangan menjadi sistem tegangan rendah,
serta penyebab dan upaya yaitu 220/380 Volt.Selanjutnya,
penanggulangannya. disalurkan oleh sistem distribusi
sekunder ke konsumen-konsumen.
Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Dengan ini jelas bahwa sistem
Sistem distribusi merupakan bagian distribusi merupakan bagian penting
dari sistem tenaga listrik.Sistem dalam sistem tenaga listrik secara
distribusi berguna untuk keseluruhan.
menyalurkan tenaga listrik dari Untuk mendistribusikan tenaga
sumber daya listrik sampai ke listrik diperlukan komponen-
konsumen.Tenaga listrik yang komponen yang mendukung yaitu:
disalurkan tersebut tidak hanya
tegangan menengah dan rendah saja, Jaringan Subtransmisi
namun juga tegangan tinggi, ekstra Jaringan subtransmisi berfungsi
tinggi serta ultra tinggi.Namun yang menyalurkan daya listrik dari sumber
umum disebut sistem distribusi daya menuju gardu induk yang
tegangan menengah (primer) dan terletak di daerah tertentu. Biasanya
tegangan rendah (sekunder). menggunakan tegangan tinggi (70-
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh 150 kv) ataupun tegangan extra
pembangkit tenaga listrik dengan tinggi (500kv) dalam peyaluran
tegangan 11 kV sampai 24 kV tegangannya, hali ini dilakukan
dinaikkan tegangannya pada gardu untuk berbagai alas an efisiensi,
induk melalui transformator setup antara lain penggunaan penampang
menjadi 70 kV, 150 kV, 220 kV atau penghantar menjadi efisien karena
500 kV kemudian disalurkan terlebih arus yang mengalir akan menjadi
dahulu melalui saluran transmisi. lebih kecil, ketika tegangan tinggi
Tujuan menaikkan tegangan ialah diterapkan.
ISSN 1412-8764

12 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12 /JANUARI 2015

3. Berdasarkan Jenis
penggunaanya:
Gardu Distribusi a. Gardu Pelanggan Umum
Gardu distribusi merupakan salah b. Gardu Pelanggan Khusus
satu komponen dari suatu sistem c. Gardu hubung berfungsi
distribusi yang berfungsi untuk menerima daya listrik dari
menghubungkan jaringan ke gardu induk yang telah
konsumen atau untuk diturunkan menjadi tegangan
membagikan/mendistribusikan menengah dan menyalurkan
tenaga listrik pada beban/konsumen atau membagi daya listrik
tegangan menegah maupun tanpa merubah tegangannya
konsumen tegangan rendah. melalui jaringan distribusi
Transformator distribusi digunakan primer (JTM) menuju gardu
untuk menurunkan tegangan listrik atau transformator distribusi.
dari jaringan distribusi tegangan Selain itu Gardu Distribusi dibagi
rendah (step down transformator), atas beberapa macam :
misalkan tegangan 20 kv menjadi a. Gardu Beton (bangunan sipil
tegangan 380 volt atau 220 volt. : batu, beton).Seluruh
Sedang transformator yang komponen utama instalasi
digunakan untuk menaikan tegangan yaitu transformator dan
listrik (step up transformator), hanya peralatan switching/proteksi,
digunakan pada pusat pembangkit terangkai di dalam bangunan
tenaga listrik agar tegangan yang sipil yang
distribusikan pada suatu jaringan dirancang,dibangun dan
panjang (long line) tidak mengalami difungsikan dengan
penurunan tegangan (voltage drop) konstruksi pasangan batu dan
yang berarti; yaitu melebihi beton
kententuan voltage drop yang
diperkenanakan 5% dari tegangan
semula.
Secara garis besar gardu distribusi
dibedakan atas :
1. Berdasarkan jenis
pemasangannya :
a. Gardu pasangan luar : Gardu
portal, Gardu cantol
b. Gardu pasangan dalam :
Gardu beton, Gardu kios
2. Berdasarkan Jenis
konstruksinya:
a. Gardu Beton (bangunan sipil
: batu,beton)
b. Gardu Tiang : Gardu Portal
dan Gardu Cantol
c. Gardu Kios
Gambar 1 Gardu Beton
ISSN 1412-8764

Thalib Bini dkk, Analisis jatuh tegangan pada jaringan 13

b. Gardu Tiang : c. Gardu Kios


Gardu Portal adalah gardu Berupa kotak tempat peralatan
trafo yang secara keseluruhan listrik terbuat dari bahan
instalasinya dipasang pada 2 besi.Gardu kios bukan
buah tiang atau lebih. merupakan gardu permanent
tetapi hanya merupakan gardu
sementara, sehingga dapat
mudah untuk dipindah-
pindahkan.

Gambar 4 Gardu Kios

d. Gardu Mobil
Gambar 2 Gardu Tiang Yaitu gardu distribusi yang
bangunan pelindungnya berupa
Gardu Cantol, Transformator sebuah mobil (diletakan diatas
terpasang adalah CSP mobil), sehingga bisa dipindah-
(Completely Self Protected pindah sesuai dengan tempat
Transformater) yaitu yang membutuhkan.Oleh
peralatan switching dan karenanya gardu mobil ini pada
proteksinya sudah terpasang umumnya untuk pemakaian
lengkap dalam tangki sementara (darurat), yaitu untuk
transformator. mengatasi kebutuhan daya yang
sifatnya temporer.

Gambar 5 Gardu Mobil


Gambar 3 Gardu Cantol
ISSN 1412-8764

14 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12 /JANUARI 2015


udara 3 fasa 4 kawat dengan
e. Gardu Hubung tegangan distribusi sekunder 220 volt
Gardu hubung disingkat GH atau (tegangan fasa-netral)atau 380 volt
switching substation adalah (tegangan fasa-fasa).
gardu yang berfungsi sebagai
sarana maneuver pengendalian 1. Klasifikasi Saluran Distribusi
beban listrik jika terjadi Tenaga Listrik
gangguan aliran listrik, program Secara umum, saluran tenaga listrik
pelaksanaan pemeliharaan atau atau saluran distribusi dapat
untuk maksud mempertahakan diklasifikasikan sebagai berikut:
kontinuitas pelayanan. Isi dari a) Menurut nilai tegangannya
instalasi Gardu Hubung adalah Saluran distribusi primer
rangkaian saklar beban (load Saluran distribusi sekunder
break switch) atau pemutus b) Menurut bentuk tegangannya:
tenaga yang terhubung Saluran distribusi DC
parallel.Gardu hubung juga menggunakan sistem
dapat dilengkapi sarana pemutus tegangan searah.
tenaga pembatas beban Saluran distribusi AC
pelanggan khusus Tegangan menggunakan sistem
Menegah. tegangan bolak-balik
c) Menurut jenis/tipe
konduktornya:
Saluran udara, dipasang pada
Jaringan Distribusi Primer / udara terbuka dengan bantuan
Jaringan Tegangan Menegah penyangga dan
((JTM). perlengkapannya dan
Saluran distribusi yang berfungsi dibedakan atas :
sebagai penyaluran tenaga listrik dari - Saluran kawat udara, bila
tegangan 70 kV yang diturunkan konduktornya telanjang tanpa
menjadi 20 kV menggunakan isolasi pembungkus
transformator penurun tegangan pada - Saluran kabel udara, bila
transmisi disebut dengan distribusi konduktornya terbungkus
primer.Dari saluran distribusi primer isolasi
inilah gardu-gardu distribusi - Saluran bawah tanah,
mengambil tegangan untuk dipasang di dalam tanah
diturunkan tegangannya dengan trafo dengan menggunakan kabel
distribusi menjadi sistem tegangan tanah (ground cable)
rendah, yaitu 220/380 volt. - Saluran bawah laut, dipasang
di dasar laut dengan
Jaringan Distribusi Sekunder / menggunakan kabel laut
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) d) Menurut susunan -
Jaringan distribusi sekunder
salurannya:
berfungsi untuk menyalurkan sisi
tegangan rendah transformator
distribusi ke konsumen 1) Saluran konfigurasi
menggunakan jaringan hantaran horizontal, bila
ISSN 1412-8764

Thalib Bini dkk, Analisis jatuh tegangan pada jaringan 15

saluran fasa terhadap


fasa yang e) Menurut Susunan
lain/terhadap netral, Rangkaiannya
atau saluran positif Dari uraian diatas telah dibahas
terhadap negatif bahwa sistem distribusi di bedakan
membentuk garis menjadi dua yaitu sistem distribusi
horizontal. primer dan sistem distribusi
2) Saluran konfigurasi sekunder.
vertikal, bila saluran- 1. Jaringan sistem distribusi
saluran tersebut primer
membentuk garis Sistem distribusi primer
vertikal. digunakan untuk
menyalurkan tenaga listrik
dari gardu induk distribusi ke
pusat-pusat beban.Terdapat
bermacam-macam bentuk
rangkaian jaringan distribusi
primer, yaitu:
- Jaringan distribusi radial,
dengan model: radial tipe
pohon, radial tie dan switch
pemisah, radial dengan pusat
beban dan radial dengan
pembagian phase area.
- Jaringan distribusi ring
(loop), dengan model: bentuk
open loop dan bentuk close
Gambar 6 bentuk tiang loop
- Jaringan distribusi jaring-
3) Saluran konfigurasi jaring (NET)
delta, bila kedudukan - Jaringan distribusi spindle
saluran satu sama lain Suatu pola kombinasi
membentuk suatu jaringan dari pola Radial dan
segitiga (delta). Ring. Spindle terdiri dari
bebrapa penyulang (feeder)
yang tegangannya diberikan
dari Gardu Induk dan
tegangan tersebut berakhir
pada sebuah Gardu Hubung (
GH).
2. Jaringan sistem distribusi
sekunder
Sistem distribusi sekunder
digunakan untuk meyalurkan
tenaga listrik dari gardu
Gambar 7 konfigurasi delta tiang distribusi ke beban-beban
ISSN 1412-8764

16 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12 /JANUARI 2015

yang ada di konsumen.Pada dan aluminium, dimana tembaga


sistem distribusi sekunder mempunyai konduktivitas dan kuat
bentuk saluran yang paling tarik lebih tinggi dari pada
banyak digunakan ialah alumunium tetap untuk besar tahanan
sistem radial.Sistem ini dapat yang sama, tembaga lebih berat dan
menggunakan kabel yang harganya lebih mahal dari
berisolasi maupun konduktor alumunium. Oleh karena itu
tanpa isolasi. Sistem ini penghantar alumunium telah banyak
biasanya disebut sistem digunakan untuk menggantikan
tegangan rendah yang tembaga.Untuk mengatasi masalah
langsung akan dihubungkan kuat tarik pada penghantar
kepada konsumen/pemakai alumunium diberi campuran
tenaga listrik dengan melalui (aluminium alloy). Adapun jenis-
peralatan-peralatan sebagai jenis kawat penghantar aluminium
berikut: yaitu:
- Papan pembagi pada trafo - AAC:All Aluminium
distribusi Conductor, yaitu kawat
- Hantaran tegangan rendah penghantar yang terbuat dari
(saluran distribusi sekunder) bahan alumuninium.
- Saluran layanan pelanggan - AAAC :All Aluminium Alloy
(SLP) Conductor, yaitu kawat
- Alat pembatas dan pengukur penghantar yang seluruhnya
daya (kWh meter) serta fuse terbuat dari bahan alumunium
atau pengaman pada campuran.
pelanggan - ACSR :Aluminium Conductor
Komponen Sistem Distribusi Steel Reinforced, yaitu kawat
1. Tiang penghantar yang terbuat dari
bahan aluminium dan
Tiang merupakan salah satu diperkuat dengan baja.
komponen yang penting dimana - ACAR :Aluminium
merupakan tempat penyangga dari Conductor Alloy Reinforced,
seluruh perlengkapan seperti isolator, yaitu kawat penghantar
transformator, penghantar, dan terbuat dari bahan aluminum
komponen lainnya sehingga aman dan diperkuat dengan bahan
bagi keselamatan umum campuran
2. Penghantar 3. Isolator
Isolator merupakan komponen yang
berfungsi untuk memisahkan bagian
Penghantar merupakan media yang yang bertegangan dengan bagian
menghubungkan antara sumber atau yang tidak bertegangan, misalnya
pusat pembangkit dengan beban, antara kawat penghantar dengan
dimana penghantar merupakan salah tiang listrik.Isolator biasanya terbuat
satu faktor yang mempengaruhi dari bahan porselin yang
keandalan suatu sistem distribusi. permukaanya licin, sudut dan
Jenis penghantar yang digunakan lekukannya juga licin dan tidak
untuk saluran udara yaitu tembaga
ISSN 1412-8764

Thalib Bini dkk, Analisis jatuh tegangan pada jaringan 17

tajam. Berdasarkan penggunaanya berdasarkan prinsip induksi


isolator dapat dibedakan atas: elektromagnetik.
- Isolator Tumpu : digunakan Transformator juga biasa digunakan
untuk menahan kawat pada bidang elektornika antara lain
penghantar pada jaringan untuk :
lurus. 1. Gandengan impedansi (input
- Isolator Asfan : digunakan impedance) antara sumber
untuk menahan/menegangkan dan beban.
kawat penghantar pada 2. Menghambat arus searah
jaringan distribusi. (DC) dan melewatkan arus
- Isolator Post : digunakan bolak balik.
untuk peralatan gardu 3. Menaikkan atau menurunkan
distribusi seperti pada tegangan AC.
bushing transformator Adapun klasifikasi dari
4. Gardu Distribusi transformator:
a. Transformator Daya
Digunakan intuk melengkapi sistem
Gardu distribusi atau disebut juga transmisi pada gardu induk baik pada
transformator distribusi suatu stasiun pembangkitan atau pada
penghubung antara jaringan tegangan gardu-gardu pembagi beban
menegah dan jaringan tegangan transmisi.
rendah, dimana berfungsi untuk b. Transformator Distribusi
menurunkan tegangan menegah (20 Merupakan suau komponen yang
kV) menjadi tegangan rendah sangat penting dalam penyaluran
(220/380 V) dan mendistribusikan tenaga listrik dari gardu distribusi ke
daya kepelanggan sesuai dengan konsumen. Transformator distribusi
kebutuhan pelanggan tersebut berfungsi untuk menurunkan
5. Pengaman tegangan transmisi menegah 20 kv
ke tegangan distribusi 220/380V.
Pengaman berfungsi untuk Transformator distribusi merupakan
melindungi saluran maupun suatu komponen yang sangat penting
peralatan-peralatan lain dari berbagai dalam penyaluran tenaga listrik dari
gangguan, karena dalam penyaluran gardu distribusi ke konsumen.
daya listrik kepada konsumen Kerusakan pada trafo distribusi
melalui saluran udara sangat rawan menyebabkan kontiunitas pelayanan
mengalami gangguan baik dari dalam terhadap konsumen akan terganggu.
maupun dari luar sistem distribusi Pemadaman merupakan suatu
tersebut. kerugian yang menyebabkan biaya
pembangkitan akan meningkat
Transformator tergantung harga KWH yang tidak
Transformator merupakan suatu terjual.
peralatan listrik yang dapat Tujuan dari penggunaan
memindahkan dan mengubah energi transformator distribusi adalah untuk
listrik dari satu atau lebih rangkaian mengurangi tegangan utama dari
listrik ke rangkaian dasar yang lain, sistem distribusi listrik untuk
melalui gandengan magnit dna tegangan pemanfaatan penggunaan
ISSN 1412-8764

18 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12 /JANUARI 2015

konsumen.Transformator distribusi konsumen maka jatuh tegangan perlu


yang umum digunakan adalah dibatasi pada harga tertentu.Maka
transformator step-down batas toleransi tegangan yang
20kV/400V.Tegangan fasa ke fasa diperbolehkan adalah minimum 5%
sistem tegangan rendah adalah 380V dan maksimum 10% terhadap
agar tegangan pada ujung penerima tegangan nominalnya. Besarnya jatuh
tidak lebih kecil dari 380V. tegangan relatif dinamakan regulasi
c. Transformator Instrument tegangan dan dinyatakan dengan
Transformator Instrument atau biasa rumus :
juga disebut Transformator
pengukuran adalah suatu peralatan 𝑉𝑠−𝑉𝑟
Vreg = x 100 % (1)
𝑉𝑠
listrik yang berfungsi sebagai alat
transformasienergi listrik yang
digunakan sebagai alat ukur bantu Dimana :
untuk keperluan pengukuran Vreg : tegangan regulasi
tegangan dan arus listrik agar berada Vs : tegangan send (pengirim)
dalam jangkauan alat ukur, sehingga Vr : tegangan receive (penerima)
pengukuran arus dan tegangan listrik Adapun penyebab jatuh tegangan
dapat terbaca oleh suatu alat ukur. antara lain :

Jatuh Tegangan 1. Hambatan / Resistansi (R)


Selisih antara tegangan ujung Nilai tahanan pada jaringan tegangan
pengiriman dan tegangan ujung rendah dipengaruhi oleh tahanan
penerimaan jenis konduktor. Sehingga dapat
Penyimpangan ini biasa disebut jatuh ditentukan dengan menggunakan
tegangan.Dengan adanya persamaan :
𝑙
penyimpangan ini, maka pihak R = 𝜌 𝐴 ohm (2)
konsumen/pelanggan banyak Dimana :
mengalami kerugian terutama umur R = resistansi pada penghantar (ohm)
dan daya guna dari peralatan listrik ρ = tahanan jenis penghantar (ohm-
yang digunakan. cm)
Dengan perkembangan ɭ = panjang penghantar (meter)
pembangunan yang cukup pesat saat A = luas penampang penghantar
ini seingkali fasilitas jaringan listrik (mm²)
PLN tertinggal bila dibandingkan
dengan peningkatan renovasi 2. Induktansi (L)
bangunan yang ada. Hal ini Besarnya induktansi saluran
menyebabkan penambahan fasilitas tegangan rendah ditentukan oleh
penunjang antara lain kebutuhan konfigurasi jaringan tegangan rendah
akan tenaga listrik bertambah itu sendiri.Dalam hal ini dipakai
sedangkan jaringan yang ada, belum pendekatan bahwa jaringan tegangan
ditingkatkan kemampuannya rendah yang digunakan memiliki
sehingga tegangan akan turun konfigurasi.
dibawah standar.
Untuk menjamin kontinuitas
penyaluran tenaga listrik ke
ISSN 1412-8764

Thalib Bini dkk, Analisis jatuh tegangan pada jaringan 19

3. Ketidakseimbangan beban trafo tenaga listrik yang terbanyak adalah


Ketidakseimbangan beban pada beban rumah tangga yang digunakan
suatu sistem distribusi tenaga listrik untuk penerangan dan kebutuhan
selalu terjadi dan penyebab alat-alat rumah tangga lainnya, maka
ketidakseimbangan tersebut adalah pengaruh jatuh tegangan terhadap
pada beban-beban satu fasa pada peralatan listrik pada pemakai rumah
pelanggan jaringan tegangan tangga.
rendah.Akibat ketidak seimbangan 1. Beban Rumah Tangga
beban tersebut muncullah arus di Untuk pemakaian rumah tangga
netral trafo. Adapun perhitungan arus dengan daya kecil, tenaga listrik
beban penuh ialah : dipakai untuk penerangan dalam hal
Daya transformator (s) = √3.V.I (3) ini lampu pijar dan TL.Selain untuk
pemakaian penerangan juga
Dimana : digunakan pada alatalat listrik seperti
alat pemanas dan alat elektronik.
a. Untuk Penerangan
S = daya transformator (kVA) 1. Lampu pijar, cahaya yang
V = tegangan sisi primer dihasilkan dan umur lampu pijar
transformator (kV) umumnya tergantung pada variasi
I = arus jala-jala tegangan yang terpasang pada
Sehingga intuk menghitung arus terminal lampu pijar tersebut. Dalam
hal pemilihan lampu pijar ditentukan
beban penuh dapat menggunakan berdasarkan tegangan yang ada,
rumus : misalnya tegangan yang tersedia 220
𝑆
V maka kita memilih lampu pijar
𝐼𝐹𝐿 = √3.𝑉 (4) yang tegangan kerjanya 220 V, juga
untuk mendapatkan cahaya yang
Dimana : sesuai dengan daya yang terpasang
𝐼𝐹𝐿 = arus beban penuh (A) pada lampu pijar tersebut. Seperti
S = daya transformator (kVA) yang dikemukakan di atas bahwa
cahaya lampu pijar tergantung pada
V = tegangan sisi sekunder
variasi
transformator (kV) tegangan, oleh karena itu jatuh
tegangan akan mempengaruhi cahaya
Pengaruh Jatuh Tegangan Pada
yang
Peralatan Listrik
dihasilkan oleh lampu pijar itu.
Apabila tegangan yang
2. Lampu TL (Tube Lamp),
diterima suatu peralatan listrik
membangkitkan tegangan nyala,
berbeda dengan tegangan
pada lampu TL dibutuhkan tegangan
nominalnya, maka akan berpengaruh
yang lebih besar dibandingkan
terhadap peralatan listrik tersebut.
dengan tegangan nominalnya.
Hal ini sangat tergantung pada
Tegangan yang cukup besar pada
peralatan listrik tersebut, berapa
start awal, yang dibangkitkan oleh
besar penyimpangan yang terjadi dan
transformator lampu TL. Oleh sebab
apakah masih sesuai dengan toleransi
itu apabila jatuh tegangan cukup
yang diperkenankan.Sebagaimana
besar maka sama sekali lampu TL
diketahui bahwa umumnya pemakai
ISSN 1412-8764

20 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12 /JANUARI 2015

tidak dapat menyala. Umur lampu Dalam menganalisis jatuh tegangan


TL akan berkurang apabila tegangan yang terjadi pada sistem jaringan
kerjanya berada di atas tegangan tegangan rendah PT. PLN (Persero)
nominalnya. rayon Takalar, ada beberapa
b. Alat-alat Elektronik prosedur yang dilakukan yaitu:
Umumnya alat-alat elektronik peka Mengenali permasalahan yang
terhadap jatuh tegangan, oleh karena terjadi, Mengumpulkan data kejadian
itu pengoprasian alat-alat elektronik dan dokumentasinya,
harus hati-hati dan teliti terhadap Mengumpulkan data dan mencarikan
kerjanya. Jatuh tegangan terhadap solusi untuk mengurangi besar jatuh
alatalat elektronik lebih nampak tegangan seperti diagram alir berikut.
dibandingkan dengan peralatan
listrik lainnya dan apabila alat-alat
elektronik mendapat tegangan lebih
(di atas tegangan normalnya) akan
menimbulkan kerusakan.
c. Alat Pemanas
Alat pemanas yang sering kita
gunakan seperti seterika dan kompor
listrik, mempunyai tegangan kerja
tertentu seperti peralatan listrik
lainnya. Panas yang dihasilkan oleh
pemanas tergantung dari besar
tegangan inputnya, jadi dalam hal ini
panas yang dihasilkan akan turun
apabila tegangan turun dari tegangan
nominalnya.
3. Motor serempak dan Motor tak
serempak
Motor serempak jarang digunakan
pada peralatan rumah tangga karena
motor ini cukup rumit jika
dibandingkan dengan motor induksi.
Motor induksi (Motor tak serempak
) adalah suatu motor listrik arus
bolak-balik (AC) yang paling banyak
digunakan untuk peralatan rumah
tangga maupun industri oleh karena Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
konstruksinya sangat sederhana dan
dilakukan pada penelitian ini adalah
tahan lama.
sebagai berikut :
- Survei Lapangan dan
METODE PENELITIAN
Pengambilan Data
Penelitian ini dilaksanakan pada
Kegiatan survey lapangan
PT.PLN (Persero) khususnya Rayon
dilakukan untuk mengetahui
Takalar selama3 bulan, dari bulan
Mei sampai bulan Agustus 2013. kondisi riil dari obyek yang
dibahas, data-data yang
ISSN 1412-8764

Thalib Bini dkk, Analisis jatuh tegangan pada jaringan 21

diperlukan, serta informasi HASIL DAN PEMBAHASAN


penting lain yang terkait
dengan permasalahan yang A. Gambaran Umum Penyaluran
dibahas. Tenaga Listrik di PT PLN Rayon
- Data yang diambil berupa Takalar
data sekunder.Pengambilan
data sekunder diperoleh dari PT. PLN Rayon Takalar mendapat
PT.PLN (Persero) Rayon suplai energi listrik dari 3 Gardu
Takalar. Adapun data yang Induk (GI), yaitu GI Tanjung Bunga,
diambil meliputi : GI Takalar, dan GI
1. Single line diagram Sungguminasa.Tegangan yang
trafo distribusi 20 kV masuk ke gardu induk kemudian
PLN Takalar. diturunkan menjadi 20 kV dengan
2. Gambar perencanaan menggunakan Transformator Step
trafo sisipan. down untuk didistribsikan melalui
3. Data perencanaan beberapa penyulang.
manajemen trafo. GI Tanjung Bunga merupakan GI
4. Data gardu Rayon yang terletak di Makassar yang
Takalar. menyalurkan energi listrik sampai ke
5. Data pengukuran Takalar melalui Penyulang BLPP.
beban trafo GI PLN Kemudian GI Sungguminasa yang
Takalar kapasitas juga terletak di Kabupaten Gowa
daya 20 kVA. menyalurkan tenaga listrik sampai ke
wilayah Takalar melalui penyulang
Interview atau Wawancara Parang Banua. Sedangkan satu-
Yaitu suatu teknik pengumpulan data satunya GI yang terletak di Takalar
yang dilakukan dengan jalan adalah GI Tallasa, yang
mengadakan wawancara langsung mendistribusikan energi listrik
terhadap beberapa orang yang melalui 4 Penyulang yaitu Penyulang
mempunyai pengetahuan yang lebih Palekko, Penyulang Galesong,
tentang objek yang diteliti. Penyulang Lengkese, dan Penyulang
Ekspres Jeneponto. Untuk
Analisis Data penyulang Ekspres Jeneponto
Dalam penelitian ini metode analisis sendiri, mendistribusikan energi
data yang digunakan adalah analisis listrik sampai ke Jeneponto tanpa
deskriptif dan perhitungan dialiri beban.
berdasarkan teori, yaitu untuk
mengetahui besar jatuh tegangan
yang terjadi pada jaringan tegangan
rendah PT. PLN (Persero) Rayon
Takalar
ISSN 1412-8764

22 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12 /JANUARI 2015

Energi listrik yang sudah hal yang kami teliti antara lain:
didistribusikan oleh beberapa Tegangan yang ada pada panel, dan
penyulang selanjutnya akan tegangan yang ada pada ujung
diteruskanke seluruh konsumen di jaringan dan kemudian
wilayah Takalar melalui Gardu membandingkannya untuk
Distribusi. Gardu Distribusi mengetahui berapa persen jatuh
merupakan bagian akhir dari proses tegangan yang dialami dari tiap trafo
penyaluran Tenaga listrik sampai distribusi. Alat yang kami gunakan
kepada konsumen. Pada tahap ini, dalam penelitian ini adalah Tang
teganganyang masuk ke gardu Amper. Adapun beberapa gardu
distribusi melalui beberapa distribusi yang kami teliti pada
penyulang akan diturunkan dari 20 kesempatan kali ini:
kV menjadi 380/220 volt dengan
menggunakan Trafo Step Down. 1. Gardu Distribusi TKAE
Untuk di wilayah takalar sendiri
memiliki kurang lebih 300 trafo
distribusi untuk melayani kebutuhan Tabel 1 Hasil pengukuran tegangan
listrik untuk seluruh konsumen yang pada gardu distribusi TKAE
berada di wilayah Takalar

B. Jatuh Tegangan

Jatuh tegangan adalah selisih antara


tegangan ujung pengiriman dengan
ujung penerimaan.Hal ini
memberikan kerugian kepada
konsumen, karena dapat mengurangi
umur alat elektronik yang digunakan. Hasil Perhitungan Jatuh Tegangan :
Untuk menjamin kontinuitas
penyaluran tenaga listrik ke
konsumen maka jatuh tegangan perlu
227−198
dibatasi pada harga tertentu.Maka Δ𝑉𝑅 : x 100% = 12% ;
227
batas toleransi tegangan yang 222−189
diperbolehkan adalah minimum 5% Δ𝑉𝑆 : 222
x 100% = 14%
dan maksimum 10% terhadap 224−195
Δ𝑉𝑇 : 224
x 100% = 12%
tegangan nominalnya.

C. Data dan Hasil Presentase Dari hasil perhitungan, jatuh


Jatuh Tegangan tegangan yang terjadi di setiap phasa
pada Gardu Distribusi TKAE cukup
Pada Penelitian ini kami menganalisa besar.
Jatuh Tegangan yang terjadi di
sekitar Takalar yang mana lokasinya
tersebut dekat dari kantor PT PLN
(Persero) Rayon Takalar. Adapun hal
ISSN 1412-8764

Thalib Bini dkk, Analisis jatuh tegangan pada jaringan 23

2. Gardu Distribusi TKCA1 Hasil Perhitungan Jatuh Tegangan :

Tabel 2 Hasil pengukuran tegangan 224−215


Δ𝑉𝑅 : x 100% = 4% ;
pada gardu distribusi TKCA1 224

225−212
Δ𝑉𝑆 : x 100% = 5%
225

221−212
Δ𝑉𝑇 : x 100% = 4%
221

Dari hasil perhitungan, jatuh


tegangan yang terjadi di setiap phasa
pada Gardu TKAR masih dalam
batas toleransi yang telah ditentukan.

4. Gardu Distribusi TKCA


Hasil Perhitungan Jatuh Tegangan :
Tabel 4 Hasil pengukuran pada tegangan
222−205 pada Gardu Distribusi TKCA
Δ𝑉𝑅 : x 100% = 7% ;
222
225−212
Δ𝑉𝑠 : x 100% = 5%
225

224−195
Δ𝑉𝑇 : x 100% = 12%
224

Dari hasil perhitungan, jatuh


tegangan yang terjadi di phasa T
pada gardu TKCA1 cukup besar.

3. Gardu Distribusi TKAR


Hasil Perhitungan Jatuh Tegangan :
Tabel 3 Hasil pengukuran tegangan pada
221−189
gardu distribusi TKAR Δ𝑉𝑅 : x 100% = 14% ;
221

220−195
Δ𝑉𝑠 : x 100% = 11%
220

222−193
Δ𝑉𝑇 : x 100% = 13%
222

Dari hasil perhitungan, jatuh


tegangan yang terjadi di setiap phasa
pada Gardu Distribusi TKCA cukup
besar.
ISSN 1412-8764

24 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12 /JANUARI 2015

5. Gardu Distribusi TKAA trafo atau menambahkan trafo sisipan


untuk menjaga beban kerja yang
Tabel 5 Hasil pengukuran pada ideal dari sebuah trafo distribusi.
tegangan pada Gardu Distribusi 2. Ketidakseimbangan Beban
TKAA Ketidakseimbangan beban
merupakan hal yang paling banyak
terjadi di PT PLN (Persero) Rayon
Takalar. Penggunaan beban di setiap
phasa sangat tidak seimbang. Maka
dari itu perlu dilakukan pemindahan
SR agar pemakaian beban di setiap
phasa mendekati harga yang sama.
3. Ranting Pohon yang Menempel
Hasil Perhitungan Jatuh Tegangan : pada Jaringan Distribusi
Kejadian ini juga cukup banyak
220−200
terjadi. Ranting pohon yang
Δ𝑉𝑅 : x 100% = 9% ; menempel pada jaringan distribusi
220
akan menjadi hambatan yang dapat
220−194 mengurangi besar tegangan. Oleh
Δ𝑉𝑆 : x 100% = 10%
220 karena itu perlu dilakukan
pemangkasan ranting pohon yang
220−197 sudah menjalar dan menempel di
Δ𝑉𝑇 : x 100% = 11%
220
jaringan distribusi.
4. Sambungan/konektor yang tidak
Dari hasil perhitungan, jatuh tersambung dengan baik
tegangan yang terjadi di setiap phasa Dari hasil wawancara dengan pihak
pada Gardu Distribusi TKAA cukup yang menangani mengenai distribusi
besar. di PT PLN (Persero) Rayon Takalar,
hal ini juga menjadi salah satu yang
D. Faktor yang Mempengaruhi menjadi penyebab terjadinya jatuh
Terjadinya Jatuh Tegangan : tegangan.Maka untuk perbaikan
Ada beberapa faktor yang menjadi mutu tegangan perlu dilakukan
penyebab terjadinya jatuh tegangan joinisasi di setiap
di PT PLN (Persero) Rayon Takalar, sambungan/konektor.
yaitu : 5. Sambungan Rumah (SR) seri
1. Beban Trafo Sudah Overload banyak
Beberapa trafo distribusi di PT PLN Sambungan rumah (SR) yang
(Persero) Rayon Takalar sudah disambungkan secara seri dari rumah
mengalami overload.Idealnya beban ke rumah akan menimbulkan jatuh
kerja dari sebuah trafo hanya sampai tegangan yang lebih besar
80%.Namun pada kenyataan di
lapangan masih ada beberapa trafo
distribusi yang bekerja diatas 80%,
sehingga perlu dilakukan manajemen
ISSN 1412-8764

Thalib Bini dkk, Analisis jatuh tegangan pada jaringan 25

KESIMPULAN Pabla, A. S. dan Abdul Hadi. 1991.


SistimDistribusiDayaListrik.
Setelah melakukan penelitian dan Jakarta :Erlangga.
analisa terhadap fenomena ini, maka Stevenson, William D. 1984.
dapat ditarik kesimpulan : AnalisisSistemTenagaListrik.
1. Jatuh tegangan yang terjadi di EdisiKeempat, Jakarta:
PT PLN (Persero) Rayon Erlangga.
Takalar cukup besar dimana
tegangan jatuh lebih dari 5%
dibawah tegangan
nominalnya.
2. Jatuh tegangan merupakan
sesuatu yang pasti terjadi,
yang dapat dilakukan hanya
menekan harga jatuh
tegangan agar tidak berada
dibawah 5%.
3. Salah penyebab jatuh
tegangan yang terjadi di PT
PLN (Persero) Rayon Takalar
adalah beban kerja dari trafo
yang sudah overload.
4. Berdasarkan hasil penelitian,
jatuh tegangan yang terjadi di
salah satu trafo distribiusi
yang terletak di Salaka yaitu
fasa R: 12%, fasa S: 14%
fasa T: 12% .

DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, A. danKuwahara, S.
1993. TeknikTenagaListrik.
Jilid II, CetakanKeenam,
Jakarta :PT.PradnyaParamita.
Hutahuruk, T.S. 1993.
TransmisiDayaListrik.
Cetakanketiga, Jakarta
Erlangga.
Kadir, Abdul. 2000. Distribusi Dan
UtilisasiTenagaListrik.
CetakanPertama, Jakarta:
Universitas Indonesia.
Marsudi, Djiteng. 2006.
OperasiSistemTenagaListrik.
CetakanPertama, Yogyakarta
:GrahaIlmu.

Anda mungkin juga menyukai