Kelas : X MM 2
Mapel : B.Indo ( Tugas Makalah )
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa menjadi indikator yang paling baik dalam menunjukkan identitas kultural suatu
bangsa. Dengan kata lain bahasa menunjukkan bangsa. Itu sebabnya penting bagi
bangsa Melanesia melestarikan sekitar 250 bahasa etnisnya dari arus besar dominasi
‘bahasa Indonesia’. Sejauh mana dominasi itu? Apa dampaknya? Bagaimana proses
historisnya? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, penting sebagai upaya melestarikan
identitas bangsa Melanesia, yang selama ini ‘lebur’ dalam “NKRI” dan dalam banyak hal
justru mengalami Jawanisasi. Ini bertentangan atau kontradiktif dengan gagasan
Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang daripada Republik ini sendiri.
Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun 1928, jauh
sebelum Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa
persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa. Saat itu bahasa
Indonesia menjadi bahasa pergaulan antar etnis (lingua franca) yang mampu
merekatkan suku-suku yang ada di Indonesia. Dalam perdagangan dan penyebaran
agama pun bahasa Indonesia mempunyai posisi yang penting.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. OBSERVASI
DEFINISI OBSERVASI
Observasi merupakan suatu penelitian yang dijalankan secara sistematis dan
disengaja diadakan dengan menggunakan alat indra (terutama mata) atas kejadian –
kejadian yang langsung dapat ditangkap pada waktu kejadian berlangsung. (Bimbingan
& Konseling, Studi & Karir oleh Prof. Dr. Bimo Walgito, 2010 : 61)
Observasi adalah pengujian dengan maksud atau tujuan tertentu mengenai
sesuatu, khususnya dengan tujuan untuk mengumpulkan fakta, satu skor atau nilai, satu
verbalisasi atau pengungkapan dengan kata – kata segala sesuatu yang telah diamati.
( Kamus Psikologi J.P. Chaplin oleh Drs. Kartini Kartono, 2011 : 335 – 336)
Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan secara partisipan dan non –
partisipan. Metode partisipan mengharuskan peneliti terlibat di dalam kegiatan anak –
anak dan remaja. Sedangkan metode non – partisipan hanya mengamati dari luar, tidak
perlu terlibat. (Psikologi Pendidikan oleh Prof. Dr. Sofyan S. Willis, 2012 : 36)
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan terhadap subjek ataupun
kejadian yang dilakukan dengan cara sistematis. ( Nurul Hidayah, 2012, http://nurul-h--
fpsi10.web.unair.ac.id/artikel_ detail-45721-umum-observasi.html, diakses Jum’at, 07
Juni 2013)
Observasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti pengamatan atau
peninjauan secara cermat. Sedangkan para ahli memberikan pemahaman observasi
sebagai berikut:
1. Alwasilah C. (2003:211) menyatakan bahwa, observasi adalah sebuah penelitian
atau pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang
dikontrol validitas dan realibitasnya.
2
2. Nasution (2003: 56) mengungkapkan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
TUJUAN OBSERVASI
Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari,
aktivitas – aktivitas yang berlangsung, orang – orang yang terlibat dalam aktivitas, dan
makna kejadian yang dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati
tersebut. Deskripsi harus kuat, fakta, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal
yang tidak relevan.
Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu :
Memungkinkan untuk mengukur banyaknya perilaku yang tidak dapat diukur dengan
menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada
anak – anak.
Prosedur testing formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak – anak
sebagaimana orang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur
utama.
Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara pengumpulan data yang lain. Pada
anak – anak, observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang
dewasa. Sebab, orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat – buat
bila merasa sedang diobsevasi.
JENIS OBSERVASI
Ada beberapa jenis observasi yang lazim dilakukan oleh konselor atau peneliti,
yaitu :
1. Dilihat dari keterlibatan subyek terhadap obyek yang sedang diobservasi (observee),
observasi bisa dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :
a. Observasi partisipan, yaitu bila pihak yang melakukan observasi (observer) turut serta
atau berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang diobservasi (observee). Observasi
3
partisipan juga sering digunakan dalam penelitian eksploratif.Observasi partisipan ini
memiliki kelebihan, yaitu observee bisa jadi tidak mengetahui bahwa mereka sedang
diobservasi, sehingga perilaku yang nampak diharapkan wajar atau tidak dibuat – buat.
Disisi lain, observasi partisipan mengandung kelemahan, terutama berkaitan dengan
kecermatan dalam melakukan pengamatan dan pencatatan, sebab ketika observer
terlibat langsung dalam aktifitas yang sedang dilakukan observee, sangat mungkin
observer tidak bisa melakukan pengamatan dan pencatatan secara detail.
CONTOH OBSERVASI
1. Langkah-Langkah Menyusun Lembar Observasi Penelitian
Lembar observasi penelitian tentang aktivitas belajar siswa ini dibuat dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
- Menentukan tujuan pembuatan lembar observasi, yaitu untuk merekam data berapa
banyak siswa di suatu kelas aktif belajar, dan bagaimana kualitas aktivitas belajar siswa-
siswa tersebut.
- Mengumpulkan referensi tentang karakteristik atau ciri-ciri siswa yang sedang aktif
belajar (jika anda telah menulis proposal penelitian, maka tentunya dengan mudah
dapat dicuplik dari kajian teori atau kajian pustaka proposal penelitian anda).
- Menyusun poin-poin kunci tentang karakteristik atau ciri-ciri siswa yang sedang aktif
belajar. Misalnya, setelah diekstraksi, kajian pustaka atau kajian teori tentang aktivitas
belajar siswa didapatkanlah karakteristik atau ciri-ciri siswa yang aktif belajar.
- Menentukan desain atau layout lembar observasi penelitian yang diinginkan, seperti
daftar ceklis, skala rating (skala penilaian), daftar pertanyaan terbuka, laporan observasi
(observation report).
- Merumuskan elemen-elemen lembar observasi penelitian, dalam hal ini judul, identitas,
tujuan, petunjuk penggunaan (petunjuk pengisian), butir-butir pernyataan atau
pertanyaan terkait karakteristik atau ciri-ciri siswa yang aktif belajar (ini merupakan
bagian utama dari lembar observasi dan harus mengacu pada tujuan pembuatan lembar
observasi yang identik dengan tujuan penelitian yang sedang dilakukan).
- Menulis draft lembar observasi penelitian.
4
- Meminta bantuan rekan seprofesi atau ahli misalnya widyaiswara atau dosen untuk
mengecek validitas instrumen (lembar observasi).
- Merevisi lembar observasi bila diperlukan
B. EKSPOSISI
Pengertian Eksposisi
Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu
sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Karangan eksposisi bersifat
ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian
atau pengalaman.
Eksposisi tidak selalu terbagi atas bagian-bagian yang disebut pembukaan,
pengembangan, dan penutup. Hal ini sangat tergantung dari sifat karangan dan tujuan
yang hendak dicapai.
Contoh Eksposisi
Jenis-jenis Karangan Eksposisi berdasarkan cara atau metode penguraiannya, karangan
eksposisi dapat dibedakan ke dalam beberapa karangan eksposisi. Ada beberapa jenis
pengembangan dalam paragraf eksposisi :
· Contoh Paragraf Eksposisi 1 (klasifikasi)
5
Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada
korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan
dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan
sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta.
Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima
bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak
LSM
C. ANEKDOT
PENGERTIAN ANEKDOT
Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin
menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Anekdot bisa saja sesingkat
pengaturan dan provokasi dari sebuah kelakar. Anekdot selalu disajikan berdasarkan
pada kejadian nyata melibatkan orang-orang yang sebenarnya, apakah terkenal atau
tidak, biasanya di suatu tempat yang dapat diidentifikasi. Namun, seiring waktu,
modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu
menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tapi "terlalu bagus untuk nyata".
Terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya adalah tidak
hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang
lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat
karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang
langsung pada intinya.
6
Krisis : Bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi
pada si penulis atau orang yang diceritakan.
Reaksi : Bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan
masalah yang timbul di bagian krisis tadi.
Koda : Bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan
tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
7
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
"Presiden bego ... presiden bego ... presiden bego!" suara burung Beo terdengar
berulang ulang.
D. HIKAYAT
Pengertian Hikayat:
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita,
kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kephalawanan
seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan/ kesaktian, dan mukjizat sang tokoh
utama.
Asal hikayat ini cerita dalam bahasa Sangsekerta, yang bernama Mahaummagajataka.
Cerita itu disalin misalnya ke bahasa Singgala (Sailan) dan Tibet. Dalam bahasa Aceh
terkenal dengan nama Medehaka.
Macam-macam Hikayat:
Macam-macam Hikayat berdasarkan isinya, diklasifikasikan menjadi 6 :
1. Cerita Rakyat
2. Epos India
3. Cerita dari Jawa
4. Cerita-cerita Islam
5. Sejarah dan Biografi
6. Cerita berbingkat
Macam-macam Hikayat berdasarkan asalnya, diklasifikasikan menjadi 4 :
1. Melayu Asli, contohnya:
Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam)
Hikayat Si Miskin (bercampur unsur isl;am)
Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat Malim Deman
8
2. Pengaruh Jawa, contohnya:
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Cekel Weneng Pati
Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma)
Ciri-ciri Hikayat :
1. Anonim : Pengarangnya tidak dikenal
2. Istana Sentris : Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/
kerajaan
3. Bersifat Statis : Tetap, tidak banyak perubahan
4. Bersifat Komunal : Menjadi milik masyarakat
5. Menggunakan bahasa klise : Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
6. Bersifat Tradisional : Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik
7. Bersifat Didaktis : Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)
8. Menceritakan Kisah Universal Manusia : Peperangan antara yang baik dengan yang
buruk, dan dimenangkan oleh yang baik
9. Magis : Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah
9
Hikayat Sastra Melayu
Sastra Melayu Klasik bermula pada abad ke-16 Masehi. Semenjak itu sampai sekarang
gaya bahasanya tidak banyak berubah. Dokumen pertama yang ditulis dalam bahasa
Melayu klasik adalah sepucuk surat dari raja Ternate, Sultan Abu Hayat kepada raja João
III di Portugal dan bertarikhkan tahun 1521 Masehi.
Hikayat Aceh
Hikayat Abdullah
Hikayat Abu Nawas
Hikayat Abu Samah
Hikayat Amir Hamzah
Hikayat Banjar
Hikayat Bakhtiar
Hikayat Bayan Budiman
10
Contoh Hikayat
Hikayat Amir
Dahulu kala di Sumatra, hiduplah seorang saudagar yang bernama Syah Alam.
Syah Alam mempunyai seorang anak bernama Amir. Amir tidak uangnya dengan baik.
Setiap hari dia membelanjakan uang yang diberi ayahnya. Karena sayangnya pada Amir,
Syah Alam tidak pernah memarahinya. Syah Alam hanya bisa mengelus dada.
Lama-kelamaan Syah Alam jatuh sakit. Semakin hari sakitnya semakin parah.
Banyak uang yang dikeluarkan untuk pengobatan, tetapi tidak kunjung sembuh.
Akhirnya mereka jatuh miskin.
Penyakit Syah Alam semakin parah. Sebelum meninggal, Syah Alam
berkata”Amir, Ayah tidak bisa memberikan apa-apa lagi padamu. Engkau harus bisa
membangun usaha lagi seperti Ayah dulu. Jangan kau gunakan waktumu sia-sia.
Bekerjalah yang giat, pergi dari rumah.Usahakan engkau terlihat oleh bulan, jangan
terlihat oleh matahari.”
”Ya, Ayah. Aku akan turuti nasihatmu.”
Sesaat setelah Syah Amir meninggal, ibu Amir juga sakit parah dan akhirnya
meninggal. Sejak itu Amir bertekad untuk mencari pekerjaan. Ia teringat nasihat
ayahnya agar tidak terlihat matahari, tetapi terlihat bulan. Oleh sebab itu, kemana-mana
ia selalu memakai payung.
Pada suatu hari, Amir bertmu dengan Nasrudin, seorang menteri yang pandai.
Nasarudin sangat heran dengan pemuda yang selalu memakai payung itu. Nasarudin
bertanya kenapa dia berbuat demikian.
Amir bercerita alasannya berbuat demikian. Nasarudin tertawa. Nasarudin
berujar, ” Begini, ya., Amir. Bukan begitu maksud pesan ayahmu dulu. Akan tetapi,
pergilah sebelum matahari terbit dan pulanglah sebelum malam. Jadi, tidak mengapa
engkau terkena sinar matahari. ”
11
Setelah memberi nasihat, Nasarudin pun memberi pijaman uang kepada Amir.
Amir disuruhnya berdagang sebagaimana dilakukan ayahnya dulu.
Amir lalu berjualan makanan dan minuman. Ia berjualan siang dan malam.Pada
siang hari, Amir menjajakan makanan, seperti nasi kapau, lemang, dan es limau. Malam
harinya ia berjualan martabak, sekoteng, dan nasi goreng. Lama-kelamaan usaha Amir
semakin maju. Sejak it, Amir menjadi saudagar kaya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Demikian penyusunan makalah yang kami buat dengan tujuan memberikan
informasi terhadap para pembaca makalah ini tentang hikayat Indera Bangsawan yang
pada dasarnya memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan cerita modern sekarang
ini. Harapannya, para pembaca dapat termotivasi untuk gemar membaca hikayat karena
12
lebih memiliki banyak kelebihan dan juga sebagai upaya pelestarian cerita rakyat yang
kenyataannya hampir tidak dikenal lagi oleh generasi sekarang ini.
13