Banyak sudah upaya yang ditempuh pemerintah dan elemen masyarakat lain untuk
timbuhnya lebih banyak wirausahawan di Indonesia. Namun upaya ini belum membuahkan
hasil seperti yang telah diharapkan, bekal lain yang mesti diharapkan antaranya adalah
kedisiplinan dan kepemimpina. Dengan kata lain, disamping memiliki pengetahuan serta
ketrampilan kewirausahaan (enterpreunership), seorang wirausahawan harus pula memiliki
kualitas kepemimpinan (leadership), yang tinggi. Perpaduan inilah yang boleh kita sebut
leadpreunership.
Seorang leadpreuner harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Ia harus mengenali dirinya
sendiri dalam rangka membantu mewujudkan cita-cita dirinya dan juga organisasi.
Kepercayaan diri ini harus ditunjukkan terutama pada saat pengambilan keputusan. Tidak
jarang seseorang Leadpreuner sebagai pemimpin harus membuat keputusan dalam waktu
cepat berdasarkan keputusan yang tidak sempurna guna mengejar momentum. Jadi,
keputusan yang diambil merupakanj gabungan antara informsi yang relatif tidakmlengkap
dengan intuisi. Agar dapat dapat melakukan hal ini, maka seorang pemimpin juga harus
memiliki kepercayaan yang tinggi,
Seorang Leadpreuner harus pula membekali dirinya dengan memanfaatkan secara optimal
segala potensi seta sumber daya yang dimiliki, seperti nkekuatan pribadi, sumber daya
manusia, finansial, infrastruktur, dan sebagainya demi tercapainya misi, visi, tujuan serta
sasaran perusahaan, biasanya seorang Leadpreuner adalah seorang yang karismatik yang
dapat “mempesona” orang lain. Hal ini bukan berarti seorang Leadpreuner identik dengan
kemampuan untuk berbicara dengan berapi-api.
Untuk mengubah berbagai perilaku pihak tersebut, seorang pemimpin harus menggunakan
berbagai upaya, antara lain: penggunaan kekuasaan (power), taktik memengaruhi (influence
tactics), mentoring, modifikasi perilaku (behavior modification), dan komunikasi.
Kekuasaan (power).
Kekuasaan adalah kemampuan (ability) yang dimiliki seseorang untuk menguasai
sumber daya manusia, informasi, dan material agar suatu pekerjaan dapat
dilaksanakan. Kekuasaan memiliki tiga dimensi, yakni kemampuan untuk
mendominasi, kemampuan untuk berbuat sesuatu, dan kemampuan untuk menolak
permintaan pihak lain. Karena kekuasaan merupakan suatu kemampuan sedangkan
otoritas merupakan suatu hak, maka bisa terjadi tiga kemungkinan, situasi dalam
kaitannya dengan kepemimpinan.
1. Situasi dimana seseorang memiliki wewenang tapi tidak memiliki kekuasaan. Hal ini
bisa terjadi karena tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan
wewenang yang dimilikinya, sehingga wewenang yang dimilikinya tidak bisa
memengaruhi pihak lain.
2. Situasi dimana seseorang memiliki wewenang sekaligus kekuasaan, karena orang
tersebut memiliki kemampuanuntuk menggunakan wewenangnya.
3. Situasi dimana seseorang memiliki kekuasaan tetapi tidak memiliki wewenang. Hal
ini terjadi karena orang tersebut dapat memanfaatkan wewenang yang dimiliki orang
lain untuk kepentingannya
Dari mana seseorang pemimpin dapat memeperoleh kekuasaan? French dan raven
menyebutkan adanya lima sumber yang memiliki kekuasaan yang bisa diperoleh seseorang
dalam hubungannya dengan pihak lain, kelima pihak tersebut adalah
Seorang pemimpin seringkali tidak hanya memperoleh kekuasaan dari satu sumber saja,
tetapi mereka memperoleh dari berbagai sumber kekuasaan yang simultan. Box studi kasus
berikut menceritakan bagaimana retorika Kennedy yang disampaikannya saat marthin lutter
king terbunuh mampu menenangkan masa di Indianapolis
Taktik memengaruhi (influence tactics).
Ketika peneliti Gary yukl dan Cecilia M falbe mananyakan kepada para responden
“apa yang anda lakukan, sehingga atasan, rekan kerja dan bawahan anda mau
melakukan apa yang anda inginkan?” jawaban yang muncul atas pertanyaan tersebut
menghasilkan delapan taktik memengaruhi, sebagai berikut:
1. Konsultasi (consultation), melalui konsultasi, pihak yang ingin memengaruhiatas
orang lain berusaha melibatkan pihak-pihak yang ingin dipengaruhi melalui
pengambilan keputusan bersama, sehingga keputusan yang dihasilkan dapat mengikat
orang-orang yang terlibat didalamnya
2. Persuasi rasional (rational persuasion), merupakan upaya yang dilakukan pihak yang
mencari pengaruh dengan cara meyakinkan pihak lain yang ingin dipengaruhi melalui
fakta-fakta secara rasional.
3. Daya tarik inspirasi (isnpirational appeal), pihak yang mencari pengaruh berusaha
mencari pihak yang ingin dipengaruhi melalui penanaman daya tarik, baik emosi,
nilai atau berbagai ide untuk menghasilkan antusiasme dan rasa percaya diri pada
pihak yang dipengaruhi
4. Taktik menjilat (ingratiating tactics), manusia pada dasarnya ingin dihargai, pihak
yang mencari pengaruh dapat memanfaatkan kebutuhan manusia akan penghargaan
ini dengan menjadikanpihak lain yang ingin dipengaruhi merasa dibutuhkan atau
diperhatikan.
5. Taktik koalisi (coalition tactics), koalisi merupakan taktik mencari pengaruh dengan
cara merangkul pihak lain agar berada dipihak yang mencari pengaruh dan bersama-
sama mengupayakan agar pihak yang dipengaruhi menyetujui keinmginn mereka.
6. Taktik menekan (pressure tactics), untuk dapat memperoleh kepatuhan dari pihak lain,
para pencari pengaruh menggunakanberbagai cara intimidasi maupun ancaman.
7. Memperoleh dukungan atasan (upward appeals), dslam hal ini orang yang
mempengaruhi, berusaha mencari dukungan dari manajemen yang lebih atas, agar
mereka bisa memengaruhi pihak lain.
8. Taktik pertukaran (exchange tactics), seseorang berusaha memengaruhi orang lain
dengan meminta balasan atas kebaikanj yang telah ia lakukan dimasa lalu.
Mentoring.
Salah satu faktor yang menyebabkan mengapa seorang pemimpin lebih baik
dibanding pemimpin yang lain adalah kesedian pemimpin tersebut untuk menjadi
mentor. Mentor Adalah seseorang bindividu yang secara sistematis
mengembangkan kemampuan orang lain melalui pelatihan dan pembimbingan yang
intensif. Dalam kaitamnya antara manajer senior dan manajer juniordalam proses
mentoring, manajer senior sebagai mentor dapat menjalankan dua fungsi yang sangat
penting, yakni:
1. Fungsi untuk meningkatkan karir manajer juinior.
2. Fungsi untuk memberikan dukungan secra psikologis dan sosial
Selain mengelola anteseden perilaku para manajer yang menerapkan modifikasi perilaku juga
harus mengelola konsekuensi perilaku, yakni apa yang harus dilakuka oleh manajer setelah
seorang bawahan menunjukkan perilaku tertentu. Dalam hal ini, setelah seorang
menunjukkan kinerja tertentu maka kepadanya dapat diberikan alternatif konsekuensi yang
terdiri dari 4 kategori konsekuensi, yakni: