Anda di halaman 1dari 9

RESUME

PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK


“KONSEP PERKEMBANGAN DALAM KONSTELASI PSIKOLOGI
DAN PENDIDIKAN”

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ASRILA NOVIRMA


NPM : 191014286206032
DOSEN PENGAMPU : OPI ANDRIANI,S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2020/2021
Manusia dalam Perspektif Psikologi

Manfaat Psikologi Perkembangan dalam Dunia Pendidikan 4 aliran besar psikologi, yakni : Psikoanalisis, psikologi Perilaku, Psikologi
Humasnistik, Psikologi Transpersonal. Masing-masing aliran meninjau manusia dari
Dengan mempelajari psikologi perkembangan, Tenaga Pendidik (Guru) akan sudut pandang yang berlainan, dan dengan metodologi tertentu berhasil
mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia pada menentukan berbagai dimensi dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian
umumnya dan peserta didik pada khususnya.sedikit banyak Tenaga Pendidik akan membangun teori dan filsafat mengenai manusia.
mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak
maupun tingkah laku lainnya.

Dinamika Perilaku Manusia dalam


Perspektif Psikologi

Perkembangan sebagai Cabang Psikologi


Dinamika perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku
yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, Perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari secara sistematis
sikap, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika. perkembangan perilaku manusia sepanjang rentang hidupnya dari masa
konsepsi hingga menjelang mati. Dan ilmu ini termasuk psikologi khusus
Konsep Psikologi yakni psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku
individu.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaini “psyche”
yang berarti roh, jiwa, dan “logos” yang berarti ilmu, maka
Psikologi berarti ilmu jiwa (Sri Rukmini, 1998:1). Sedangkan
secara terminologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang jiwa/mental.
A. Konsep Psikologi
Secara etimologi psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaini “psyche” yang
berarti roh, jiwa, dan “logos” yang berarti ilmu, maka Psikologi berarti ilmu jiwa (Sri
Rukmini, 1998:1). Sedangkan secara terminologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang jiwa/mental. Tetapi perlu digarisbawahi bahwa psikologi tidak mempelajari
jiwa/mental secara langsung karena jiwa sifatnya yang abstrak, psikologi membatasi pada
manifestasi dan ekspor dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan
proses/kegiatannya. Sehingga psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku dan proses mental.
Dikutip dari belajarpsikologi.com, psikologi menurut beberapa pakar diantaranya
sebagai berikut:
1. Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990),
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang
dapat dilihat secara langsung maupun tidak langsung.
2. Pengertian Psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku
manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
3. Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia
baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.
Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi
perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku
tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut Wiji Hidayati dan Sri Purnami (2008:4) menjelaskan bahwa
definisi konsep psikologi adalah ilmu yang membahas situasi kejiwaan manusia yang dapat
menggerakkan tingkah laku manusia selama hidup di dunia sampai pra kematian.

B. Manusia dalam Perspektif Psikologi


Dalam literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat bahwa
penentu perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan jasmani, kualitas
kejiwaan, dan situasi lingkungan. Determinan tri dimensional ini (organo biologi,
psikoedukasi, dan sosiokultural) merupakan determinan yang banyak dianut oleh ahli
psikologi dan psikiatri. Dalam hal ini unsur ruhani sama sekali tidak masuk hitungan karena
dianggap termasuk penghayatan subjektif semata-mata.
Selain itu psikologi apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat yang mendasarinya
bercorak antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat segala pengalaman dan
relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang menyangkut masalah manusia.
Pandangan ini mengangkat derajat manusia teramat tinggi ia seakan-akan memiliki kausa
prima yang unik, pemilik akal budi yang sangat hebat, serta memiliki kebebasan penuh untuk
berbuat apa yang dianggap baik dan sesuai baginya.
Dikutip dari psychologymania.com, sampai dengan penghujung abad ini terdapat
empat aliran besar psikologi, yakni : Psikoanalisis, psikologi Perilaku, Psikologi
Humasnistik, Psikologi Transpersonal. Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut
pandang yang berlainan, dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai
dimensi dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan filsafat
mengenai manusia.
1. Psikoanalisis
Pendiri psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856-1839), seorang neurolog
berasal dari Austria, keturunan Yahudi. Teori yang dikembangkan pengalaman
menangani pasien, freud menenmukan ragam dimensi dan prinsip-prinsip mengenai
manusia yang kemudian menyusun teori psikologi yang sangat mendasar, majemuk,
dan luas implikasinya dilingkungan ilmu sosial, humaniora, filsafat, dan agama.
Menurut freud kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem yaitu id (dorongan
biologis), Ego (kesadaran terhadap realitas kehidupan), dan Superego (kesadaran
normatif) yang berinteraksi satu sama lain. Id merupakan potensi yang terbawa sejak
lahir yang berorientasi pada kenikmatan (pleasure principle), menghindari hal-hal
yang tidak menyenangkan, dan menuntut kenikmatan untuk segera dipenuhi. Ego
berusaha memenuhi keinginan dari id berdasarkan kenyataan yang ada (Reality
principle). Sedangkan superego menuntut adanya kesempurnaan dalam diri dan
tuntutan yang bersifat idealitas.
Dalam diri manusia ada 3 tingkatan kesadaran yaitu alam sadar, alam tidak
sadar, dan alam prasadar. Alam kesadaran manusia digambarkan freud sebagai sebuah
gunung es dimana puncaknya yang kecil muncul kepermukaan dianggap sebagai alam
sadar manusia sedangkan yang tidak muncul ke permukaan merupakan alam
ketidaksadaran yang luas dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dan
diantara alam sadar dan alam ketidaksadaran terdapat alam prasadar. Dengan metode
asosisi bebas, hipnotis, analisis mimpi, dan tes proyeksi hal-hal yang terdapat dalam
alam prasadar dapat muncul ke alam sadar.
2. Psikologi Perilaku (Behavior)
Aliran ini berpendapat bahwa perilaku manusia sangat ditentukan oleh kondisi
lingkungan luar dan rekayasa atau kondisioning terhadap manusia tersebut. Aliran ini
mengangap bahwa manusia adalah netral, baik atau buruk dari perilakunya ditentukan
oleh situasi dan perlakuan yang dialami oleh manusia tersebut. Pendapat ini
merupakan hasil dari eksperimen yang dilakukan oleh sejumlah penelitian tentang
perilaku binatang yang sebelumnya dikondisikan.
Aliran perilaku ini memberikan kontribusi penting dengan ditemukannya asas-
asas perubahan perilaku yang banyak digunakan dalam bidang pendidikan,
psikoterapi terutama dalam metode modifikasi perilaku. Asas-asas dalam teori
perilaku terangkum dalam hukum penguatan atau law of enforcement, yakni :
a. Classical Condtioning. Suatu rangsang akan menimbulkan pola reaksi tertentu
apabila rangsang tersebut sering diberikan bersamaan dengan rangsang lain yang
secara alamiah menimbulkan pola reaksi tersebut. Misalnya bel yang selalu
dibunyikan mendahului pemberian makan seekor anjing lama kelamaan akan
menimbulkan air liur pada anjing itu sekalipun tidak diberikan makanan. Hal ini
terjadi karena adanya asosiasi antara kedua rangsang tersebut.
b. Law of Effect. Perilaku yang menimulkan akibat-akibat yang memuaskan akan
cenderung diulang, sebaliknya bila akibat-akiat yang menyakitkan akan cenderung
dihentikan.
c. Operant Conditioning. Suatu pola perilaku akan menjadi mantap apabila dengan
perilaku tersebut berhasil diperoleh hal-hal yang dinginkan oleh pelaku (penguat
positif), atau mengakibatkan hilangnya hal-hal yang diinginkan (penguat negatif).
Di lain pihak suatu pola perilaku tertentu akan menghilang apabila perilaku
tersebut mengakibatkan hal-hal yang tak menyenangkan (hukuman), atau
mangakibatkan hilangnya hal-hal yang menyenangkan si pelaku (penghapusan).
d. Modelling. Munculnya perubahan perilaku terjadi karena proses dan penaladanan
terhadap perilaku orang lain yang disenangi (model)
Keempat asas perubahan perilaku tersebut berkaitan dengan proses belajar
yaitu berubahnya perilaku tertentu menjadi perilaku baru.
3. Psikologi Humanistik
Berlainan dengan psikoanalisis yang memandang buruk manusia dan behavior
yang memandang manusia netral, psikologi humanistik berasumsi bahwa pada
dasarnya manusia memiliki potensi-potensi yang baik, minimal lebih banyak baiknya
dari pada buruknya. Aliran ini memfokuskan telaah kualitas-kualitas insani. Yakni
kemampuan khusus manusia yang ada pada manusia, seperti kemampuan abstraksi,
aktualisasi diri, makna hidup, pengembangan diri, dan rasa estetika. Kualitas ini khas
dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Aliran ini juga memandang manusia sebagai
makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupannya sendiri. Asusmsi ini meunjukkan
bahwa manusia makhluk yang sadar dan mandiri, pelaku yang aktif yang dapat
menentukan hampir segalanya.
Salah satu kelompok aliran ini adalah logoterapi yang dikembangkan oleh
Viktor Frankl. Logoterapi mengatakan bahwa manusia terdiri dari 2 komponen dasar
yaitu dimensi raga (somatis), dan dimensi kejiwaan (psikis) atau dimensi neotic atau
sering disebut dengan dimensi keruhanian (spiritual). Menurut Frankl bahwa arti
keruhanian ini tidak mengacu pada agama tetapi dimensi ini dianggap inti
kemanusiaan dan merupakan sumber dari makna hidup, serta potensi dari berbagai
kemampuan dan sifat luhur manusia yang luar biasa yang selama ini terabaikan oleh
telaah psikologi sebelumnya. Logoterapi mengajarkan bahwa manusia harus
dipandang sebagai satu kesatuan dari raga-jiwa-ruhani.
Manusia memiliki hasrat untuk mencari makna hidup, bila seseorang berhasil
menemukan makna hidupnya maka hidupnya akan bahagia demikian sebaliknya bila
tidak menemukannya maka hidupnya akan hampa. Dan menurut frankl kehilangan
makna hidup ini banyak diaami oleh orang-orang yang hidup dalam dunia modern
saat ini.
4. Psikologi Transpersonal
Aliran ini dikembangkan oleh tokoh dari psikologi humanistik antara lain :
Abraham Maslow, Antony Sutich, dan Charles Tart. Sehingga boleh dikatakan bahwa
aliran ini merupakan perkembangan dari aliran humanistik. Sebuah definisi yang
dikemukakan oleh Shapiro yang merupakan gaubungan dari berbagai pendapat
tentang psikologi transpersonal : psikologi transpersonal mengkaji tentang potensi
tertinggi yang dimiliki manusia, dan melakukan penggalian, pemahaman, perwujudan
dari kesatuan, spiritualitas, serta kesadaran transendensi.
Rumusan di atas menunjukkan dua unsur penting yang menjadi telaah
psikologi transpersonal yaitu potensi-potensi yang luhur (potensi tertinggi) dan
fenomena kesadaran manusia. The altered states of consciousness adalah pengalaman
seorang melewati kesadaran biasa misalnya pengalaman memasuki dimensi
kebatinan, kesatuan mistik, komunikasi batiniah, pengalaman meditasi. Demikian
pula dengan potensi luhur manusia menghasilkan telaah seperti extra sensory
perception,transendensi diri, ectasy , dimensi di atas keadaran, pengalalman puncak,
daya batin dll.
Kajian transpersonal ini menunjukkan bahwa aliran ini mencoba mengkaji
secara ilmiah terhadap dimensi yang selama ini dianggap sebagai bidang mistis,
kebatinan, yang dialami oleh kaum agamawan (kyai, pastur, bikhu) atau orang yang
mengolah dunia batinnya.

C. Dinamika Perilaku Manusia dalam Perspektif Psikologi


Dinamika perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia
dan dipengaruhi oleh adat, sikap, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika. Menurut
perspektif kognitif lebih menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana
individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan dan menanggapi
stimulus sebelum melakukan reaksi. Menurut perspektif behaviorisme manusia adalah mesin
(homo mechanicus) yang perilakunya dikendalikan atau dikendalikan oleh lingkungan.
Menurut pandangan humanistic, manusia adalah makhluk yang aktif dalam
merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya. Perilaku manusia berpusat pada
konsep dirinya berupa persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan
berubah-ubah. Selain itu perilaku manusia juga didasarkan pada kebutuhannya dalam fungsi
untuk mempertahankan, meningkatkan serta mengaktualisasikan dirinya.

D. Perkembangan sebagai Cabang Psikologi


Sebagaimana seperti yang diungkapkan sebelumnya bahwa perkembangan adalah
perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif pada aspek pematangan fungsi organ individu.
Dalam pengkajiannya tentunya tidak bisa lepas dari tatanan Psikologi, yang mana kemudian
akan berkembang pada turunannya yaitu Psikologi Perkembangan sebagai cabang dari
psikologi sebagai ilmu. Menurut Siti Partini Suardiman (2006:1), psikologi perkembangan
adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan pada individu baik perubahan fungsi
fisik, mental dan sosial yang terjadi sepanjang rentang kehidupan, semenjak konsepsi sampai
akhir hayat. Dan Hurlock (2004:2) menyatakan bahwa psikologi perkembangan sebagai
cabang ilmu psikologi menelaah pelbagai perubahan intraindividual dan perubahan-
perubahan interindividual.
Sedangkan menurut Agus Sujatno dalam Wiji Hidayati dan Sri Purnami (2008:5),
psikologi perkembangan dapat diartikan sebagai psikologi yang mempelajari tingkah laku
orang yang masih dalam keadaan berkembang.
Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa psikologi perkembangan
adalah suatu ilmu yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia
sepanjang rentang hidupnya dari masa konsepsi hingga menjelang mati. Dan ilmu ini
termasuk psikologi khusus yakni psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah
laku individu.

E. Manfaat Psikologi Perkembangan dalam Dunia Pendidikan


Berikut ini akan dikemukakan manfaat mempelajari psikologi perkembangan dalam
dunia pendidikan:
1. Dengan mempelajari psikologi perkembangan, Tenaga Pendidik (Guru) akan
mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia pada
umumnya dan peserta didik pada khususnya.
2. Dengan mempelajari psikologi perkembangan, sedikit banyak Tenaga Pendidik
akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan,
kehendak maupun tingkah laku lainnya. Sehingga orang dapat menilai dirinya
sendiri. Karena pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri
merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa
orang lain atau peserta didik.
3. Dengan bekal pengetahuan psikologi perkembangan juga dapat dipakai sebagai
bahan untuk menilai tingkah laku normal, sehingga dapat mengetahui apakah
tingkah laku seseorang/peserta didik itu sesuai atau tidak dengan tingkat
kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan tingkah laku kita sendiri.
4. Dengan menguasai psikologi perkembangan, Tenaga Pendidik dapat memilih dan
memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak
didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu.
5. Dengan menguasai psikologi perkembangan, Tenaga Pendidik juga dapat memilih
metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat
perkembangan pemahaman murid-murid mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Wiji dan Sri Purnami. 2008. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Penerbit Teras
Hurlock, Elisabeth B. 2004. Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Rentang Kehidupan.
Jakarta : Erlangga
Suardiman, Siti Partini. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai