PPD 4 + Mind Mapping
PPD 4 + Mind Mapping
DI SUSUN OLEH :
NPM : 191014286206032
2020/2021
Tugas-tugas Tingkat Berfikir Memupuk Iklim
Perkembangan Kreatif yang Kreatif
1. Mencapai hubungan 1.Fungsi divergen 1.Bersikaplah terbuka
sosial yang lebih matang 2.Proses pemikiran terhadap minat dan
dengan teman-teman dan perasaan yang gagasan anak atau
sebaya majemuk siswa.
3.Keterlibatan dalam 2.Berilah waktu kepada
Perkembangan Bakat, Minat tantangan- anak/siswa untuk
memikirkan dan
dan Kreativitas Tahap – Tahap
Perkembangan Peserta
Tahap
Tahap Pendidikan
Asuhan Didik
Jasmani Dan Pelatihan
Pembentukan Tahap perkembangan
peserta didik / siswa
Kebiasaan
Pembentukan dilihat
pengertian
Pembentukan Tahap perkembangan peserta didik
Sikap Mawas Diri / siswa dilihat dari Perkembangan
Tahap Perkembangan Kognitif
Peserta Didik /
Tahap – Tahap Perkembangan Peserta Didik
A. Tahap Asuhan
Pada tahap ini,anak belum memiliki kesadaran dan daya intelektual .Anak hanya
mampu menerima rangsangan yang bersifat biologis dan psiologis melalui air susu ibunya
sehingga interaksi edukatif secara langsung belum dapat diterapkan.
C. Pembentukan Kebiasaan
Tahap ini merupakan pembentukan kebiasaan-kebiasaan (drill) selama masa vital
anak (0-2 tahun), masa kanak-kanak (2-7 tahun) dan kemudian memasuki masa intelek
(7-13 tahun). Namun demikian perlu dipahami bahwa pembentukan kebiasaan lebih
bersifat instruksi hanya sampai usia 10 tahun.
D. Pembentukan Pengertian
Pembentukan pengertian sebenarnya dapat dimulai sejak masa dini dengan prinsip
melihat kadar kemampuan peserta didik dan tidak merugikan perkembangan jiwa anak.
Pembentukan pengertian secara teoritis dapat diberikan sejak masa intelek (7-13 tahun),
kemudian masa remaja (13-21 tahun), dan dalam masa dewasa (21 tahun dan seterusnya).
Secara berangsur-angsur, diusahakan dalam tahap ini pendidik memberikan pengertian
mengenai ajaran Islam (mâ al- îmân, mâ al-islâm, dan mâ al-ihsân) dan seluk-beluk
permasalahannya dari bentuk yang paling sederhana sampai kepada pengertian yang luas
dan mendalam sesuai kadar kemampuan penerimaan peserta didik.
1) Ciri-ciri seks primer, jelas membedakan dua jenis kelamin. Perkembangan organ-
organ seks bagi si puber wanita ditandai dengan adanya haid pertama atau
“menarche” yang disertai dengan berbagai perasaan tak enak bagi yang
mengalaminya; sedangkan perkembangan organ–organ seks bagi si puber pria di
tandai oleh adanya “mimpi polusi” atau “mimpi basah” yang di kenal dengan
“nocturnal emissions”.
2) Ciri-ciri seks sekunder lebih jelas membedakan antara dua jenis kelamin. Gejala yang
ditunjukkan oleh si puber wanita antara lain pinggul yang membesar dan membulat,
buah dada yang semakin menonjol, tumbuhnya rambut di daerah alat kelamin, ketiak,
lengan dan kaki, serta perubahan suara dari suara kanak-kanak menjadi merdu
(meodius), kelenjar keringat lebih aktif dan sering tumbuh jerawat, kulit menjadi lebih
kasar dibandingkan kulit anak.
Gejala-gejala puber yang ditunjukkan oleh pria antara lain otot-otot tubuh, dada,
lengan, paha dan kaki tumbuh kuat; tumbuhnya rambut di daerah alat kelamin, betis dan
kadang-kadang dada; terjadi perubahan suara, yaitu nada dan suara merendah hingga
sampai akhir masa remaja, volume suara turun satu oktaf, aktifnya kelenjar-kelenjar ini
menghasilkan keringat yang banyak walaupun mereka bergerak sedikit saja. Pada usia
11/12 tahun umumnya wanita lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan pria. Inilah
salah satu sebab sering ada puber pria yang menjauhi bahkan bermusuhan dengan puber
wanita atau disebut “sex antagonisme.” Dalam pertumbuhan biologis lebih lanjut, si
puber wanita lebih memperlihatkan lekuk tubuh yang menarik, dan si puber pria lebih
memperhatikan tubuh kekar; mereka mulailah timbul saling tertarik antara dua jenis
kelamin. Hal yang demikian ini dipengaruhi oleh daya tarik seksual atau “sex appeal”.
Dalam usia 15 – Antara remaja pria dan wanita telah banyak yang
16/17 tahun mengadakan kencan (dating) atau “going steady.”
2. Kognisi Sosial
Perubahan-perubahan yang mengesankan dalam kognisi sosial menjadi ciri
perkembagnan remaja. Remaja mengembangkan suatu egosentris khusus. Menurut
Santrock egosentris remaja memiliki dua bagian yaitu penonton khayalan dan dongeng
pribadi. Penonton khayalan ialah bahwa keyakinan remaja bahwa orang lain
memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri. Perilaku
mengundang perhatian, ingin tampil dan diperhatikan umum terjadi pada masa remaja.
Dongeng pribadi ialah bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik
seorang anak remaja. Rasa unik pribadi remaja membuat mereka merasa bahwa tidak
seorangpun mengerti bagaimana perasaan mereka sebenarnya.
3. Pengambilan Keputusan
Masa remaja adalah masa semakin meningkatnya pengambilan keputusan.
Remaja mengambil keputusan tentang masa depan, teman-teman mana yang dipilih.
Remaja yang lebih tua lebih kompeten dibandingkan dengan remaja yang lebih muda.
Transisi pengambilan keputusan muncul kira-kira pada usia 11 hingga 12 tahun dan
pada usia 15 hingga 16 tahun.
Remaja perlu banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan
pengambilan keputusan yang realistis. Banyak keputusan-keputusan dunia nyata
terjadi didalam atmosfir yang menegangkan, yang memiliki faktor-faktor seperti
hambatan waktu dan keterlibatan emosional.
Pengambilan keputusan dapat dilakukan melalui bimbingan kelompok tentang
berbagai permasalahan tentang seks, obat-obatan.
Hurlock, E.B. (1956). Child Development. New York: McGraw-Hill Book Co. Dalam
http://www.jejakpendidikan.com/2017/11/tahap-tahap-perkembangan-peserta-
didik.html
Kartini Kartono. (1992). Psikologi Wanita; Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa.
Bandung: Mandar Maju.
Santrock, W John. (1992). Life Span Development. Texas: Wm. C. Brown Communication,
Inc.
Semiawan, Conny, A.S. Munandar, S.C.U. Munandar. (1984) Memupuk Bakat dan
Kreativitas Siswa Sekolah Menengah: Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta:
Gramedia.