Beberapa alasan yang menyebabkan perlunya pembelajaran kelas rangkap dipelajari di era
digital, yaitu:
a. Alasan Geografis
Lokasi yang sulit dijangkau dan sarana trasportasi yang masih sulit serta pemukiman
yang berpindah-pindah menyebabkan pembelajaran kelas rangkap perlu dilaksanakan.
Dalam hal ini, mata pencaharian penduduk juga sangat berperan penting, misalnya
penduduk yang bermata pencaharian sebagai penambang emas cenderung
memboyong anak-anaknya ikut serta, hal ini menyebabkan PKR sangat dibutuhkan di
tempat tersebut.
b. Alasan Demografis
Jumlah murid yang sedikit dinilai juga merupakan salah satu alasan mengapa PKR
sangat diperlukan. Pada beberapa daerah pemukiman yang amat jarang penduduknya
PKR ini dinilai menjadi solusi yang sangat praktis dilakukan, bahkan di daerah
perkotaan juga berlaku alasan demografis tersebut.
c. Kurangnya Guru
Walaupun jumlah guru terbilang sangat cukup, namun sangat sedikit sekali kita
temukan guru yang mau mengajar di daerah terpencil. Hal tersebut mengakibatkan
ada beberapa sekolah di daerah terpencil yang sangat kekurangan guru. Sarana
Transpotasi serta alat komunikasi yang terbatas sangat menciutkan nyali guru yang
ingin mengajar di daerah terpencil. Dengan adanya hal tersebut maka sangat efisien
jika digunakan PKR dalam kasus tersebut
d. Keterbatasan Ruang Kelas
Di daerah yang jumlah muridnya sedikit sangat tidak diperlukan ruang kelas yang
banyak, begitu pula ada beberapa yang jumlah siswa tergolong banyak namun jumlah
ruang kelas yang tersedia jauh lebih kecil dari jumlah rombongan belajar. Salah satu
jalan untuk mengatasinya yaitu menggabungkan 2 atau lebih rombongan belajar yang
diajar oleh satu orang guru dan dalam hal ini PKR sangat diperlukan.
e. Kehadiran guru
Alasan ketidakhadiran guru tidak hanya berlaku di desa terpencil. Bahkan di kota-kota
besar ada beberapa penyebab ketidak hadiran guru tersebut. Contohnya seperti di
Jakarta, musibah banjir dapat menghambat kehadiran guru. Dalam kasus ini tentunya
PKR harus diterapkan.
f. Alasan lainnya
Realita yang dihadapi oleh guru, baik yang mengajar di daerah terpencil maupun di
perkotaan adalah menghadapi kemampuan dan kemajuan belajar yang berbeda. Di
daerah yang padat penduduknya kemungkinan seorang guru dapat menghadapi 40 –
50 siswa, hal inipun dapat berlaku di sekolah favorit yang notabene orang tua lebih
memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Dalam konteks ini PKR
adalah salah satu pilihan yang tepat. Satu ruang kelas yang berjumlah 40 siswa yang
diajar oleh satu guru, dapat dimungkinkan memilah siswa menjadi 2 atau lebih sub
kelas. Di setiap sub kelas inilah dapat berlangsung pembelajaran dengan
menggunakan PKR.
Prinsip Khusus
Ada 4 prisip khusus dalam PKR, antara lain:
(a) Keserempakan kegiatan pembelajaran
Dalam PKR kegiatan belajar mengajar terjadi secara serempak atau bersamaan.
Kegiatan trsebut harus memiliki makna, artinya kegiatan itu harus sesuai dengan
kebutuhan murid dan mempunyai tujuan yang sesuai dengan kurikulim.
(b) Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA)
Perlu kita ketahui bahwa kualitas dan lamanya kegiatan pembelajaran berlangsung
menentukan tinggi rendahnya kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA). PKR
tidak member toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak
terampil mengelola kelas. Oleh karena itu, guru PKR harus pandai – pandai dalam
mengelola kelas karena guru mengajar lebih dari satu tingkatan kelas.
(c) Kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
Guru PKR haru selalu berusaha menciptakan berbagai teknik atau cara untuk
membangkitkan motivasi muridnya dalam belajar dan memberikan perhatian
kepada muridnya. Kita ketahui bahwa guru PKR menghadapi dua kelas atau lebih
pada saat yang bersamaan. Peran guru disini adalah mampu meyakinkan muridnya
bahwa guru selalu berada bersama mereka. Oleh karana itu, guru PKR harus
pandai melakukan tindakan pengelolaan, seperti menunjukkan sikap tanggap dan
peka, mengatur tempat duduk, member petunjuk dengan jelas.
(d) Pemanfaatan sumber secara efisien
Guru PKR harus pandai dalam memanfaatkan berbagai jenis sumber secara efisien.
Seperti, lingkungan belajar dan segala peralatan yang ada di sekolah. Guru juga
dapat menunjuk murid yang pandai sebagai tutor sebaya sehingga dapat
menghasilkan Waktu Keaktifan Akademik yang tinggi (WKA).
Contoh:
Pada model ini seorang guru menghadapi dua kelas, yaitu kelas 3 dan 4, untuk
mengajar Tema 3 Sub Tema 1 Aneka Benda Disekitarku, Pembelajaran 3, Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia dengan topik Mencari Kata Sulit di kelas 3, dan mengajar
Tema 3 Sub Tema 1 Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku, Pembelajaran
3, Mata Pelajaran IPA dengan topik Bagian-bagian Tumbuhan di kelas 4. Kedua topik
tidak saling berkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan yang
berdekatan yang terhubung oleh pintu. Model PKR 222 merupakan model PKR
modifikasi, karena digunakan dengan jumlah siswa lebih dari 20 orang yang tidak
mungkin ditampung satu ruangan.
Penerapan model PKR 222 adalah sebagai berikut :
1. Pada kegiatan Pendahuluan -+ 10 menit pertama menyatukan siswa kelas 3 dan
4 di halaman sekolah untuk memberikan pengantar dan pengarahan.
Selanjutnya, mempersilahkan kelas 3 dan 4 masuk ke ruangannya masing –
masing dan secara bergilir menuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan.
2. Pada kegiatan Inti -+ 60 menit berikutnya menerapkan aneka metode yang
sesuai untuk masing – masing kelas. Supaya kelas 3 dan 4 tidak ribut, maka
mereka diberikan tugas dan memantaunya secara bergilir ke kelasnya masing -
masing.
3. Pada kegiatan Penutup -+ 10 menit terakhir mengadakan review atas materi dan
kegiatan yang baru berlaku dalam keadaan berdiri di pintu penghubung
menghadapi kedua kelas. Kemudian memberikan komentar dan penguatan
sesuai keperluan. Setelah itu, memberikan tindak lanjut berupa tugas sebagai
bahan untuk pertemuan berikutnya.