Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TERAPI TOKEN EKONOMI

Makalah disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas I

Dosen Pengampu: Ns. Ritanti, M.Kep, Sp.Kom.

Disusun oleh:
Regita Siti Nurjanah 1810711013
Nanda Syifa Melinda 1810711031
Nabilla Adyatrin 1810711043
Likha Mahabbah S.M. 1810711078
Nisrina Puspaningrum 1810711079
Nur Rohmah 1810711083

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TERAPI TOKEN EKONOMI

Tema : Terapi Token Ekonomi


Sub Tema : Terapi Token Ekonomi
Sasaran : Anak Remaja
Tempat : Jalan H. Kado
Hari/Tanggal : Rabu, 14 Oktober 2020
Waktu : 30 Menit
Metode : Ceramah, Tanya Jawab
Penyuluh :
 Regita Siti Nurjanah 1810711013
 Nanda Syifa Melinda 1810711031
 Nabilla Adyatrin 1810711043
 likha Mahabbah S.M. 1810711078
 Nisrina Puspaningrum 1810711079
 Nur Rohmah 1810711083

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan, remaja dapat mengenal dan memahami tentang terapi
token ekonomi.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, remaja dapat:
a. Mengetahui pengertian dari terapi token ekonomi
b. Mengetahui tujuan token ekonomi
c. Mengetahui keuntungan dan kerugian token ekonomi
d. Mengetahui peran perawat dalamn terapi
e. Mengetahui Teknik token ekonomi
f. Mengetahui prossedur token ekonimi
B. URAIAN KEGIATAN

No. Fase Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Metode

1. Orientasi 5 - Membuka dengan salam - Menjawab salam Ceramah


menit - Memperkenalkan diri - Mendegarkan
- Menjelaskan maksud - Memperhatikan
dan tujuan penyuluhan - Menjawab
- Melakukan kontrak pertanyaan
waktu
- Menanyakan kepada
sasaran tentang materi
yang akan disampaikan

2. Penyajian 15 - Menjelaskan pengertian - Mendengarkan, Ceramah,


menit terapi token ekonomi memberikan Tanya
- Menjelaskan tujuan tanggapan, dan jawab
token ekonomi pertanyaan
- Menjelaskan keuntungan mengenai hal
dan kerugian token yang kurang
ekonomi dimengerti.
- Menjelaskan peran - Memberikan
perawat dalam terapi pemaparan dan
- Menjelaskan teknik penjelasan
token ekonomi dengan baik.
- Menjelaskan prosedur
token ekonomi
- Memberikan kesempatan
pada sasaran untuk
bertanya

3. Terminasi 10 - Menanyakan - Menjawab Ceramah,


menit pengetahuan kepada pertanyaan Tanya
sasaran setelah dilakukan - Memberikan jawab
penyuluhan tanggapan baik
- Menyimpulkan hasil
kegiatan penyuluhan
- Menutup dengan salam
C. MATERI
1. Pengertian Token Ekonomi
Ekonomi Token adalah satu bentuk pengubahan perilaku yang dirancang untuk
meningkatkan perilaku yang disukai dan mengurangkan perilaku yang tidak disukai
dengan menggunakan token atau koin (Ayllon, 1999).
Seorang individu akan menerima token dengan segera setelah menampilkan
perilaku yang disenangi, sebaliknya akan mendapat pengurangan token jika menampilkan
perilaku yang tidak disukai. Token-token ini dikumpulkan dan kemudian dalam jangka
waktu tertentu dapat ditukarkan dengan hadiah atau sesuatu yang mempunyai makna.
Secara singkatnya Token Ekonomi merupakan sebuah system reinforcement
untuk perilaku yang dikelola dan dubah, seseorang mesti dihadiahi/diberikan penguatan
untuk meningkatkan atau mengurangi perilaku yang diinginkan (Garry, 1999).

2. Tujuan Token Ekonomi


Tujuan utama dari Token Ekonomi adalah meningkatkan perilaku yang disukai (baik)
dan mengurangkan perilaku tidak disukai (Miltenberger, 2001). Umumnya token
ekonomi digunakan dalam pengubahan perilaku di setting institusional (termasuk rumah
sakit jika, lembaga koreksional atau pusat rehabilitasi) untuk mengatur perilaku individu
yang agresif atau tidak dapat diprediksi.
Bagaimanapun, tujuan ekonomi token yang lebih besar adalah mengajarkan
tingkah laku yang tepat dan keterampilan sosial yang dapat dipergunakan dalam suatu
lingkungan alamiah. Pendidikan khusus (bagian dengan kecacatan perkembangan atau
kesulitan belajar, hiperaktif, kurang perhatian, atau gangguan perilaku), pendidikan
regular, akademi, berbagai tipe panti, divisi militer, panti werdha, program rehabilitasi
narkoba, setting pekerjaan, konseling keluarga dan rumah sakit dapat juga menggunakan
ekonomi token (Fahrudin, 2010). Ekonomi token juga bisa digunakan pada individu atau
dalam kelompok.
3. Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan:
1) Token dapat digunakan untuk memperkuat perilaku target segera setelah terjadi.
2) Token ekonomi sangat terstruktur, oleh karena itu, target perilaku yang diinginkan
diperkuat lebih sering secara konsisten.
3) Pengondisian token digeneralisasikan sebagai penguat karena mereka
dipasangkan dengan berbagai reinforcers yang lain.
4) Token dapat dikuantifikasi dengan mudah sehingga perilaku yang berbeda dapat
diterima
5) Perilaku-perilaku yang ditunjukkan individu dapat dihargai dengan segera.
6) Besarnya reward/hadiah adalah sama nilainya untuk semua individu dalam suatu
kelompok
7) Penggunaan hukuman (respon cost) lebih sedikit resikonya dibandingkan bentuk-
bentuk hukuman yang lain.
8) Individu dapat belajar keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan masa
depan.
b. Kerugian:
1) Kurangnya pembentukan motivasi intrinsic, karena token ekonomi merupakan
dorongan dari luar diri.
2) Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh pendukung/back up
reinforce.
3) Adanya beberapa hambatan dari orang yang memberikan
4) Penggunaan waktu dan usaha yang digunakan untuk mengatur dan melaksanakan
program
5) Biaya pembelian back up reinforcers
6) Pelatihan staf, terutama ketika token ekonomi memiliki komponen yang kompleks
atau ketika dilakukan dalam skala besar.
4. Peran Perawat Dalam Terapi
Peran perawat yang dapat dilakukan pada terapi komplementer diantaranya sebagai
konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung, coordinator, dan
sebagai advokat. Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya, konsultasi,
dan diskusi apabila klien membutuhkan infomasi ataupun sebelum mengambul
keputusan. Sebagai pendidik kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat di
sekolah tinggi keperawatan seperti yang berkembang di Australia dengan lebih dahulu
mengembangkan kurikulum pendidikan (Crips & Taylor, 2001).
Peran perawat sebagai peneliti di antaranya dengan melakukan berbagai
penelitian yang dikembangkan dari hasil evidence-based practice. Perawat dapat berperan
sebagai pemberi pelayanan langsung misalnya dalam praktik pelayanan kesehatan yang
melakukan integrase terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002). Perawat lebih
banyak berinteraksi dengan klien sehingga peran coordinator dalam terapi komplementer
juga sangat penting. Perawat dapat mendiskusikan terapi komplementer yang mungkin
diberikan termasuk perawatan alternative (Smith et al,. 2004).
Dalam terapi yoga, perawat dapat menjadi sebagai role model dan meningkatkan
motivasi peserta terapi token ekonomi. Perawat juga berperan sebagai Edukator role,
perawat berperan memberikan informasi atau pengajaran tentang kesehatan. Peran ini
merupakan peran dominan perawat komunitas dalam memberikan pelayanan
keperawatan. Pemberian informasi dapat dilakukan pada institusi formal atau pilihan
dengan sesuai tingkat kemampuan masyarakat (Allender, (2010) dalam Julianan J.
Willense et al, 2012). Selain itu, melalui riset atau penelitian perawat juga berperan
sebagai pembaharu (inovator) penelitian pada hakikatnya melakukan evaluasi, mengukur
kemampuan, menilai dan memepertimbangkan sejauh mana efektivitas tindakan yang
telah diberikan. Dengan hasil penelitian perawat mampu menggerakkan orang lain untuk
berbuat sesuatu yang baru berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat. (Harnilawati, 2013).
5. Teknik Token Ekonomi
a. Token (koin)
Segala sesuatu yang bisa dilihat dan dapat dihitung dapat dijadikan token. Tokwn
seharusnya sesuatu yang menarik, mudah dibawah dan sukar ditiru. Umumnya
beberapa item dapat dijadikan token sepeerti duit poker, stiker, tally pain, atau uang
mainan. Ketika individu menampilkan tindakh laku yang disukai,, maka klien segera
diberikan sejumlah token. Token harus tidak punya nilai bagi mereka. mereka harus
mengumpulkan token dan kemudian menukarkannya dengan sesuatu yang berharga,
diberikan keistimewaan atau diberi kemudahan melakukan aktivitas lain. Individu
juga dapat kehilangan token (denda) jika menunjukkan perilaku yang tidak disukai.
b. Kejelasan Pendefinisan Tingkah Laku Target
Individu yang terlibat dalam ekonomi token harus mengetahui secara jelas apakah
yang harus mereka lakukan agar mendapatkan token. Tingkah laku yang disukai dan
yang tidak disukai harus dijelaskan diawal secara sederhana dan termasuk yang
spesifi. Jumlah token yang akan dihadiahkan atau kehilangan token bagi setiap
perilaku juga harus bersifat spesifik.
c. Motif-motif Penguat (back-up Reinforcers)
Motivasi penguat adalah objek yang penuh hati, keistimewaan, atau aktivitas
tambahan yang dapat diberikan kepada klien sebagai pertukaran dengan token yang
mereka peroleh. Token dapat berupa mainan-mainan, waktu tambahan, atau
tamasya/aktivitas di luar panti. Kesuksesan dari suatu ekonomi token tergantung pada
pesona (tawaran menarik/kenikmatan) dari motif-motif penguat tersebut. Individu
akan termotivasi untuk mendapatkan token jika mereka mengetahui bentuk
penghargaan dimasa depan yang diwakili oleh tanda-tanda yang mereka terima. Suatu
ekonomi token yang direncanakan akan menjadi baik jika penggunaan motif-motif
penguat tersebut dipilih sendiri oleh individu tersebut berbanding yang dipilih oleh
pekerja sosial atau petugas panti.
d. System Penukaran Token
Klien perlu tahu adanya mekanisme tempat dan waktu yang sesuai untuk mereka
menukarkan token dengan motif-motif penguat tadi. Nilai dari suatu token dari setiap
motif penguat ditentukan oleh nilai uang, permintaan, atau nilai terapi yang
dijalankan. Sebagai contoh, motif penguat itu adalah mahal atau sangat menarik maka
nilai token harus yang lebih tinggi. Jika nilai token diatur/tetapkan terlalu rendah,
maka individu urang termotivasi untuk mendapatkan token. Dan sebaliknya, jika nilai
itu diatur terlalu tinggi, maka individu akan merasa takut atau ragu dalam
mendapatkan token. Adalah penting agar masing-masing individu dapat memperoleh
sedikitnya beberapa token.
e. Suatu System Perekam Data
Sebelum rawatan (treatment) dimulai, informasi (baseline data) perilaku individu
yang sekarang perlu dikumpulkan. Perubahan perilaku kemudian direkam dilembar
data harian (daily datasheet). Informasi ini digunakan untuk mengukur kemajuan
individu dan efektivitas dari token ekonomi. Informasi mengenai pertukaran dari
token jga perlu untuk direkam/dicatat.
f. Implementasi Konsistensi Ekonomi Token oleh Pekerja Sosial/Petugas
Keberhasilan implementasi ekonomi token sangat tergantung dari semua pekerja
social/petugas sebagai terapis/fasilitator yang harus memperlihatkan perilaku-perilaku
yang sama, menggunakan token dalam jumlah yang sesuai, menghindari motif
penguat dibagikan dengan bebas, dan mencegah token dari pemalsuan, pencurian,
atau diperoleh secara tidak adil. Tanggung jawab pekerja social/petugas dan
ketentuan-ketentuan token ekonomi harus dijelaskan dalam suatu manual tertulis.
Pekerja social/petugas juga perlu dievaluasi pada waktu tertentu dan diberi peluang
untuk bertanya atau berpendapat.

D. PROSEDUR EKONOMI TOKEN


1. Langkah pertama adalah pekerja social atau petugas mengenali dengan jelas tingkah
laku yang akan diubah menggunakan Teknik ekonomi token. Definisi perilaku tersebut
secara spesifik dapat diamati (observable) dan terstruktur supaya dapat menjaga
konsistensi dalam implementasinya.
2. Memulai Token
a. Pilih Jenis Token yang Akan Dipakai
Banyak benda/objek yang dapat dogunakan sebagai token. Misalnya pekerja social
atau petugas dapat menggunakan uang mainan, kelereng, kancing, stiker, dan
berbagai benda lain. Apabila pekerja social atau petugas menghadapi klien yang
masih anak-anak, perlu diperhatikan keamanan token supaya tidak terjadi anak
menelan token atau memasukan ke dalam hidung atau telinga. Perlu diingat dalam
memilih token yaitu mudah dihitung, sulit untuk dipalsukan, dan aman digunakan.
b. Pilih Penguat/Hadiah yang Akan Ditukar dengan Token
Pekerja social atau petugas memilih hadiah yang dapat ditukar dengan token yang
telah dikumpulkan. Hadiah ini tidak perlu mahal. Uang saku tambahan mungkin bisa
digunakan sebagai hadiah, atau juga keistimewaan (privilege) misalnya dengan
memberikan atau membuatkan makanan kesukaan atau memberikan hadiah tiket
nonton bioskop atau pertandingan sepak bola.
c. Hitung Berapa Nilai Token Untuk Suatu Perilaku
Selanjutnya, pekerja social atau petugas perlu mengatur berapa nilai token untuk satu
jenis perilaku yang diinginkan. Misalnya apabila klien tidak terlambat hadir ke dalam
program program bimbingan berharga 1 token, mengerjakan tugas membersihkan
kamar dan tempat tidur sendiri bernilai 2 token, bisa mengerjakan latihan keterampian
yang diajarkan 3 token, dan seterusnya. Begitu pula jika klien menunjukan perilaku
negative maka pekerja social/petugas dapat mengambil semua atau sebagian token
sebagai bentuk hukuman (punishment). Namun pekerja social atau petugas perlu
memperhatikan perilaku apa yang jelas untuk dijadikan patokan sebagai hukuman.
d. Berapa Harga untuk Hadiah yang Ditukar dengan Token
Pekerja social atau petugas perlu mengatur berapa harga hadiah yang dapat ditukar
dengan jumlah token. Misalnya saja 10 token bisa ditukar dengan main game
computer selama 2 jam. Dalam hal ini pekerja social atau petugas perlu mengatur dan
menjaga konsistensinya.
e. Buatlah Bank Token
Pekerja social atau petugas perlu mengorganisasi token untuk klien. Pekerja social
atau petugas perlu mencatat sehingga teratur. Oleh sebab itu dibutuhkan bank token.
Bank token dapat berbentuk toples atau token yang berupa kelereng, kancing, atau
hal-hal lain yang dapat ditempelkan. Bisa pula berupa papan/kertas yang dapat
ditempel atau bisa juga papan tulis sehingga leluasa mengganti jumlah token. Untuk
menghindari kecurangan diantara klien, maka bank token harus ditempatkan di
tempat yang dapat terlihat oleh semua klien.
f. Tentukan Kapan Waktu Untuk Menukar Token
Pekerja social perlu menentukan kapan waktu untuk menukar token yang sudah
dikumpulkan klien. Pekerja social atau petugas perlu membuat kesepakatan dengan
klien kapan mereka dapat menukarkan token secara berkala.

E. BAHAN DAN ALAT


1. Laptop

F. STRUKTUR ORGANISASI
Penyuluh:
1. Regita Siti Nurjanah 1810711013
2. Nanda Syifa Melinda 1810711031
3. Nabilla Adyatrin 1810711043
4. likha Mahabbah S.M. 1810711078
5. Nisrina Puspaningrum 1810711079
6. Nur Rohmah 1810711083
G. EVALUASI
1. Struktur
a. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan. Media yang digunakan adalah Laptop. Kurun waktu dalam persiapan
media 2 hari.
b. Persiapan materi
c. Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan kurun waktu dalam persiapan materi
2 hari.
2. Proses Penyuluhan
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan sasaran
memahami tentang penyuluhan yang diberikan. Sasaran diharapkan bertanya
sebanyak 50% dari jumlah audience dan 50% bisa menjawab.
b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan sasaran
yang akan diharapkan penyuluhan.
c. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan
d. Sasaran diharapkan kehadirannya 80 % dari jumlah
3. Hasil penyuluhan
a. Sasaran paham seluruh materi yang diberikan.
b. Sasaran paham dan bisa mempraktikkannya

Jakarta, 14 Oktober 2020


Penyuluh

Nabilla Adyatrin
DAFTAR PUSTAKA

Aylonn, T. (1999). How to use token ekonomi and point systems. 2nd ed. Austin, Texas: Pro-Ed.

Fahrudin, A. (1997). Pengabdian Perilaku Penderita Cacat: Modul Program D1 Peerjaan


Sosial Bidang Kajian Rehabilitasi Sosial. Bandung: STKS Bandung.

Fahrudin, A. (2010). Panduan Terapi Psikososial Menggunakan Teknik Ekonomi Token Di Panti
Sosial. Bandung. Jurusan Rehabilitasi Sosial STKS Bandung.

Garry, M. (1999). Behavior Modification: What It Is And How To Do It. (6th ed). Upper Saddle
River, New Jersey: Prentice-Hall.

Hardiyanti, T. dkk. (2019). Terapi Token Ekonomi. Jakarta: UPN Veteran Jakarta.

Miltenberger, R. G. (2001). Behavior Modification: Principles And Procedures. (2nd ed.)


Belmont, California: Wadsworth/Thomson Learning.

Anda mungkin juga menyukai