Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PERMASALAHAN PERTANIAN
MASA KINI DAN MASA DEPAN

DOSEN PENGAMPU : Ir. Alif Waluyo, M.P

Disusun oleh :

KELOMPOK 10
1. Qisty Nurani Praptawati (134200262/F)
2. Retno Dwi Setyaningsih (134200271/F)
3. Butsaina Sabilla Yassarah (134200240/F)
4. Seto Agung Kuncoro (134200247/F)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah pada
junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan
kelak.
Makalah yang berjudul “Permasalahan Pertanian Masa Kini dan Masa
Depan” ini bertujuan untuk memenuhi tugas Bapak Ir. Alif Waluyo, M.P pada
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pertanian. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “Permasalahan Pertanian Masa Kini dan Masa
Depan” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Alif Waluyo, M.P
selaku dosen pembimbing pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pertanian yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami menantikan kritik dan saran yang membangun agar perbaikan dapat
dilakukan demi kesempurnaan makalah. Penulis berharap, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sukoharjo, 31 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH............................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................ 1
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................. 2
D. MANFAAT PENULISAN............................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. PERTANIAN MASA KINI DAN MASA DEPAN....................... 3
B. PERMASALAHAN PERTANIAN MASA KINI DAN MASA
DEPAN BESERTA SOLUSINYA................................................. 4
1. Lahan......................................................................................... 4
2. Sumber Daya Manusia.............................................................. 7
3. Perubahan Iklim Global............................................................ 11
4. Permodalan .............................................................................. 12
5. Teknologi Pertanian ................................................................. 14
6. Persoalan Pupuk........................................................................ 14
7. Pemasaran ................................................................................ 16
8. Penetapan Harga Dasar............................................................. 17
9. Kebijakan pada Bidang Pertanian............................................. 17
10. Teknik Budidaya Kurang Tepat................................................ 18
BAB III. PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................................... 19
B. SARAN........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pertanian dalam arti luas yaitu kegiatan manusia untuk memperoleh
hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada mulanya
dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang
telah diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau
hewan tersebut (Van Aarsten, 1953). Pengertian pertanian dalam arti sempit
yaitu segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan
budidaya tanaman untuk memperoleh produksi fisik yang maksimum
(Sumantri, 1980).
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sebagian besar
penduduknya tinggal di perdesaan dengan mata pencaharian sebagai petani.
Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam
perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam
sumbangannya terhadap PDB, penyedia lapangan kerja dan penyediaan
pangan dalam negeri. Keberhasilan sektor pertanian sebagai sektor yang
handal dan tangguh tentunya tidak terlepas dari peran atau daya dukung
seluruh aspek sehingga mendorong kemampuan yang cepat dari sektor ini
untuk beradaptasi pada berbagai kondisi. Pertanian di Indonesia perlu
ditingkatkan produksinya semaksimal mungkin menuju swasembada pangan,
tetapi tantangan untuk mencapai hal tersebut sangat besar. Jika dikaji lebih
mendalam pada tingkat kegiatan usahatani masyarakat, ternyata masih banyak
terdapat kekurangan atau adanya masalah di sekitar proses kegiatan
pembangunan pertanian.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.

1
2

1. Apa yang dimaksud dengan pertanian masa kini dan masa depan?
2. Apa saja permasalahan pertanian masa kini dan masa depan dan
bagaimana solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi permasalahan
tersebut?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian juga bertujuan untuk :
1. Mengetahui yang dimaksud dengan pertanian masa kini dan masa depan.
2. Mengetahui dan memahami permasalahan pertanian masa kini dan masa
depan dan solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi permasalahan
tersebut.

D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai media referensi untuk mengetahui permasalahan pertanian masa
kini dan masa depan beserta dengan solusi-solusi yang dapat dilakukan
2. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi semua pihak dalam sektor
pertanian untuk menggali permasalahan pertanian di masa kini dan masa
depan, sehingga dapat meminimalisasi dampak dari permasalahan
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERTANIAN MASA KINI DAN MASA DEPAN


Pertanian dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan
manusia sebagai wujud usaha memelihara makhluk hidup lain (tumbuhan dan
hewan) untuk diambil manfaatnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pangan. Di Indonesia, pertanian adalah sektor/bidang yang sangat penting dan
berpengaruh dalam kelangsungan perkonomian bangsa. Perkembangan
Pertanian di Indonesia dari dulu hingga sekarang mengalami beberapa fase.
Pertanian terbagi menjadi pertanian masa kini dan masa depan.
Pertanian masa kini adalah pertanian revolusi hijau yang prosesnya dilakukan
dengan berlandaskan 4 pilar penting yakni penyediaan air melalui sistem
irigasi, penggunaan pupuk kimia dengan optimal, penggunaan pestisida yang
sesuai serangan HPT serta menggunakan varietas unggul dan berkualitas
sebagai bahan menanam. Di satu sisi, revolusi hijau meningkatkan produksi
tanaman secara pesat, terutama padi dan gandum. Hal itu membuat Indonesia
mampu swasembada beras hingga dapat mengekspor beras ke negeri lain.
Akan tetapi di sisi lain, lingkungan atau lahan menjadi rusak karena
penggunaan bahan kimia baik dari pupuk maupun pestisida yang tidak
semestinya. Hal itu menyebabkan ketergantungan tanaman terhadap pupuk
dan munculnya hama baru yang lebih resisten.
Pertanian masa depan adalah pertanian yang semakin melepaskan diri
dari ketergantungan terhadap pupuk buatan yaitu pertanian organik dan
mencerminkan kekinian. Selain organik, pertanian masa depan adalah
pertanian yang berkolaborasi dengan bidang lain seperti bidang pariwisata.
Pertanian yang mendukung pariwisata sudah banyak dilakukan oleh petani di
daerah pegunungan dan dataran rendah. Pertanian di lereng gunung yang
dikembangkan menjadi industri wisata seperti pertanian buah apel di Malang,
pertanian buah stroberi di Ciwidey, kampung cokelat di Blitar, kampung
buah Belimbing di Bojonegoro, kampung bunga Anggrek di lereng gunung

3
4

Kelud, Kediri, dan berbagai jenis komoditas pertanian lainnya yang akan
semakin menjadi investasi pariwisata menarik di masa depan. Pada masa
yang akan datang, pertanian juga akan semakin mendekat dengan teknologi
informasi. Aplikasi pendukung pertanian yang berskala nasional meliputi
kegiatan permodalan, pengolahan lahan bersama, dan pemasaran produk
pertanian akan menjadi hal yang umum di masa depan. Dari kedua masa
pertanian tersebut, tentunya tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan
yang dihadapi. Tentunya menjadi tantangan kita bersama dalam menghadapi
permasalahan dan persoalan dibidang pertanian, sehingga dapat menciptakan
kesejahteraan dan kemudahan dalam sektor pertanian.

B. PERMASALAHAN PERTANIAN MASA KINI DAN MASA DEPAN


BESERTA SOLUSINYA
Berikut merupakan beragam bentuk permasalahan sektor pertanian di
Indonesia beserta dengan solusinya, yaitu :
1. Lahan
a. Alih Fungsi Lahan (Konversi Lahan)
Permasalahan pertanian yang paling mencolok di masa depan
yang dapat terjadi berkurangnya lahan pertanian akibat konversi lahan.
Seiring bertambahnya jumlah penduduk, lahan yang dibutuhkan sebagai
tempat tinggal semakin bertambah sehingga alih fungsi lahan kerap
terjadi di masyarakat. Alih fungsi lahan dapat diartikan sebagai
perubahan untuk penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang
secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya
tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik (Fitrianingsih, 2017
dalam Wibisono, 2018). Alih fungsi lahan khususnya lahan pertanian
merupakan masalah yang pada dasarnya menjadi perhatian bersama
karena hal tersebut berarti lahan yang tersedia untuk menghasilkan
pangan semakin sedikit yang bertolak belakang dengan kebutuhan
pangan yang terus meningkat. Hal ini dapat menimbulkan tidak
5

tercapainya swasembada pangan (Widjanarko et al., 2006 dalam


Wibisono, 2018). Konversi lahan paling sering terjadi di Pulau Jawa
terkonsentrasi pada pembangunan perumahan dan industri.
Alih fungsi lahan yang terjadi di masyarakat dikarenakan adanya
anggapan bahwa memertahankan lahan pertanian pada masa sekarang
ini tidak lagi menguntungkan. Kondisi ini diperparah dengan
banyaknya tawaran di masyarakat mengenai harga beli tanah yang
tinggi sehingga masyarakat rela menggadaikan tanah pertaniannya yang
kebanyakan akan dialih fungsikan sebagai tempat berdirinya bangunan
atau kebutuhan lainnya.
Solusi :
1) Dengan merubah mindset di masyarakat mengenai pentingnya
mempertahankan lahan pertanian untuk masa yang akan datang
serta adanya jaminan dari pemerintah terutama mengenai
kestabilan harga komoditas pertanian sehingga pemilik lahan lebih
terjamin melalui hasil panen yang diperoleh serta adanya
kepedulian pemerintah ketika petani mengalami gagal panen guna
mencegah lahan beralih kepemilikan maupun beralih fungsi.
2) Dengan melakukan pertanian secara vertikal (Vertical farming).
Vertical farming atau pertanian vertikal merupakan sebuah metode
pertanian dimana tanaman ditanam secara bertingkat atau vertikal
sebagai upaya untuk meminimalisir penggunaan lahan pertanian
yang menggunakan dua prinsip utama yaitu pertanian hidroponik
dan pertanian vertikultur. Konsep dari pertanian vertikal pertama
kali diperkenalkan oleh Dickson Despommier di Columbia pada
tahun 1999. Pertanian vertikal umumnya menggabungkan teknik
pertanian dalam ruangan, dimana faktor lingkungan dapat
dikendalikan dengan bantuan teknologi.
b. Menurunnya produktivitas tanah
Penggunaan pupuk kimia dan pestisida pada sekarang ini tidak
terlepas dari kegiatan pertanian, karena dinilai praktis dan murah.
6

Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus bisa menimbulkan


dampak yang justru merusak kesuburan tanah itu sendiri dan bukan
menjadikannya subur. Dalam jangka pendek, pupuk kimia memang
mampu mempercepat masa tanam karena kandungan haranya bisa
diserap langsung oleh tanah, namun di sisi umumnya tanaman tidak
bisa menyerap 100% pupuk kimia, sehingga selalu akan ada residua
atau sisanya. Sisa-sisa pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah ini,
bila terkena air akan mengikat tanah seperti lem/semen. Setelah kering,
tanah akan lengket satu dengan lain (alias tidak gembur lagi), dan
keras.Selain keras, tanah juga menjadi masam. Kondisi ini membuat
organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur
tanah) menjadi mati atau berkurang populasinya. Bila ini terjadi, maka
tanah tidak bisa menyediakan makanan secara mandiri lagi, dan
akhirnya menjadi sangat tergantung pada pupuk tambahan, khususnya
pupuk kimia.
Sedangkan pada pestisida, intensitas pemakaian yang terlalu
tinggi dan dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan
pencemaran pada lingkungan pertanian, penurunan produktivitas,
keracunan pada hewan, bahkan keracunan pada manusia. Pestisida
menyebabkan kesuburan tanah berkurang karena mematikan fauna
tanah. Penggunaan pupuk pestisida terus-menerus dapat menyebabkan
tanah menjadi lebih asam. Perlu dicermati bahwa ternyata tidak semua
pestisida mengenai sasaran. Hanya berkisar 20% yang tepat sasaran
atau benar-benar efektif, sedangkan 80% sisanya justru jatuh ke tanah.
Gerakan pestisida akan terus merangsak dari lahan pertanian menuju
aliran sungai atau danau yang dibawa oleh hujan atau penguapan,
bahkan larut pada aliran permukaan lapisan tanah. Hal lain jika
tumpahan pestisida sebagai bahan kimia yang berlebihan pada
permukaan tanah akan mencemari lingkungan tanah sekitar. Ini karena
senyawa kimia racun tersebut akan diserap oleh partikel-partikel tanah
yang akan merusak mikroorganisme yang berada di tanah tersebut.
7

Jika mikroorganisme rusak, kesuburan tanah akan terganggu. Dampak


negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida yang berlebihan
dan terus-menerus, yakni berupa kerusakan pada lingkungan serta
terjadinya ketidakseimbangan ekosistem.
Solusi :
Meningkatkan pertanian yang berbasis pertanian organik untuk
mendorong tanaman dan tanah tetap sehat melalui cara pengelolaan
tanah dan tanaman yang disyaratkan dengan pemanfaatan bahan-
bahan organik atau alamiah sebagai input, dan penggalakan sistem
pertanian yang berbasis pada konservasi lahan.Penggunaan pupuk
kimia dapat dikurangi intesitasnya bersamaan dengan penambahan
Bio-slurry, pupuk alami yang mampu mengikat nutrisi tanah sekaligus
menggemburkan tanah yang keras. Pupuk ini diolah melalui proses
pengolahan dalam biogas, menyebabkan bio-slurry sebagai pupuk
yang kaya akan nitrogen dibanding fosfor dan kalium. Selain itu, bio-
slurry memiliki mikroba probiotik yang mampu meningkatkan
kesuburan tanah sehingga berdampak kepada kualitas dan kuantitas
hasil panen. Sedangkan untuk mengurangi penggunaan pestisida, dapat
dilakukan dengan penggunaan varietas yang tahan atau toleran
serangan hama, pemilihan waktu dan lokasi yang tepat, penyiangan
gulma, penggunaan tanaman perangkap dan penghadang hama ,serta
penggunaan pestisida alami.
c. Pemanfaatan Lahan Belum Optimal
Banyak petani belum mengerti potensi lahan yang dimiliki. Hal
ini menyebabkan lahan yang digunakan kurang termanfaatkan dengan
baik. Tak jarang petani juga tak dapat mengatasi permasalahan hama
dan penyakit yang ada pada lahan mereka. Akibatnya, pengendalian
yang salah justru membuat kondisi lahan semakin parah.
Solusi :
Diperlukan upaya strategis dalam pengelolaan lahan agar dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pertanian secara optimal.
8

Beberapa tindakan untuk menanggulangi faktor pembatas biofisik


lahan, sudah barang tentu diperlukan sentuhan inovasi teknologi guna
meningkatkan produktivitasnya. Teknologi penge¬lola¬an lahan yang
umum dilakukan meliputi :
a) Tindakan konservasi tanah dan air,
b) Pengelolaan kesuburan tanah (pengapuran, pemupukan dan
penambahan bahan
organik)
c) Pemilihan jenis tanaman pangan yang tepat
d) Sistem penanaman tanaman dengan metode tumpang sari
2. Sumber Daya Manusia
a. Mindset Masyarakat
Mindset atau pola pikir masyarakat Indonesia yang sering
memandang sebelah mata pertanian ternyata merupakan masalah besar
di negeri ini. Di mata masyarakat awam, pertanian berarti kegiatan
yang dikerjakan di sawah atau mencangkul di kebun sedangkan sektor
lainnya dapat dilakukan dalam ruangan nyaman dan ber AC. Citra dari
sektor pertanian yang digambarkan kotor dan banyak dikerjakaan oleh
masyarakat dengan golongan menengah kebawah masih menjadi
wajah menyeramkan pertanian Indonesia. Hal ini sangat bertolak
belakang dengan kekayaan alam yang dimiliki negeri ini sehingga
menimbulkan masalah besar.
Banyak masyarakat masih menilai rendah pertanian meskipun
sektor ini menjadi penyumbang yang besar bagi negara bahkan dalam
memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya. Namun dalam hal ini
masyarakat awam tidak dapat terus menerus disalahkan karena pada
kenyataannya mindset kurang baik seperti ini dapat terbentuk karena
melihat kenyataan dilapangan yang mana kondisi dari petani yang
masih dibawah taraf kesejahteraan. Banyak petani masih hidup dalam
kemiskinan sehingga pola pikir seperti ini terbentuk di masyarakat.
Solusi :
9

1) memperbaiki kesejahteraan petani sehingga dapat hidup dengan


layak dan berkecukupan dari hasil pertaniannya dan membuktikan
bahwa pertanian merupakan sektor yang menjanjikan dengan
memanfaatkan sumber kekayaan yang ada.
2) memberikan sosialisasi yang baik kepad masyrakat mengenai
pertanian sebagai sektor yang menjanjikan dan mampu menopang
kehidupan yang sejahtera. Dengan begitu diharapkan masyarakat
dapat merubah mindset mengenai pertanian dan bersama petani
membangun sektor ini agar lebih maju.
b. Krisis Regenerasi Petani Muda
Masalah selanjutnya masih ada kaitannya dari masalah
sebelumnya yaitu mengenai pola pikir yang berdampak pada generasi
muda juga. Sektor pertanian yang sejatinya memiliki prospek yang
menjanjikan jika dikelola dengan baik belum mampu menarik
perhatian generasi muda untuk terjun didalamnya. Hal ini dapat
menyebabkan krisis generasi pada bidang pertanian yang mana
generasi muda sangat diharapkan mampu mendominasi segala bidang
yang dapat memajukan negeri ini. Dalam hal ini generasi muda
memang menjadi sorotan karena dengan pemikiran yang sedang
berkembang sempurna diharapkan mampu berperan sebagai agen
perubahan dan pengendali dari sektor pertanian.
Masih banyak anak muda berfikiran bahwa pertanian merupakan
suatu kegiatan yang kurang menarik untuk dijalani dan lebih memilih
pekerjaan diperkantoran maupun di sosial media. Hal tersebut
membuat kegiatan bertani di negeri ini hampir keseluruhan di jalankan
oleh masyarakat dengan kisaran umur yang sudah tidak muda lagi.
Peran generasi muda sangat penting mengingat ide dan pemikiran
yang mereka dapat membantu memanjukan sektor pertanian.
Solusi :
Dengan memberikan sosialisasi dan membuat saran edukasi
pertanian yang menarik perhatian khususnya generasi muda supaya
10

tidak enggan dalam berkecimpung di bidang pertanian. Sosialisasi dan


pengarahan seperti ini diharapkan dapat membuka wawasan mengenai
pertanian yang menyenangkan dan tidak mempunyai pikiran bahwa
yang bertani adalah yang tua , kurang sejahtera dan kotor. Banyaknya
ide yang dapat dikembangkan untuk menarik dan menumbuhkan jiwa
bertani pada generasi muda akan membuat anak muda tertarik
menggeluti bidang ini berdasarkan kemauannya.
c. Kualitas sumberdaya manusia pertanian
Petani merupakan sumberdaya manusia yang memegang
peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan usaha
tani, karena petani merupakan pekerja dan sekaligus manajer dalam
usaha tani itu sendiri. Berpendidikan rendah pada umumnya adalah
petani yang tinggal di daerah perdesaan, sehingga menjadi masalah
yang serius dan dapat ditingkatkan melalui pendidikan nonformal.
Pendidikan nonformal merupakan pendidikan orang dewasa melalui
pelatihan-pelatihan, kursus, sekolah lapang, demonstrasi pelatihan
(demplot). Pendidikan nonformal merupakan upaya penyuluhan akan
berjalan efektif apabila pendampingan penyuluhan pertanian dalam
hal kompetensi, intensitas, materi dan metode disiapkan terlebih
dahulu.
Pendekatan kelembagaan petani dan penyuluhan telah menjadi
strategi penting dalam pembangunan pertanian. Pengembangan
kelembagaan pertanian baik formal maupun nonformal belum
memberikan peran berarti di perdesaan. Hal ini disebabkan oleh peran
antar lembaga pendidikan dan pelatihan, Balai Pelatihan Penyuluhan
Pertanian Kecamatan (BP3K) belum terkoordinasi dengan baik.
Fungsi dan keberadaan lembaga penyuluhan cenderung terabaikan.
Perubahan UU SP3K tentang penyuluhan No. 16 Tahun 2006 menjadi
UU N.23 Tahun 2004 menjadikan sistem penyuluhan semakin tak
berdaya. Peran penyuluhan sebagai agen/obor perubahan perilaku
11

petani dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan semakin tak


memiliki kemampuan.
Perannya dianaktirikan oleh pemerintah, bahkan sertifikasi bagi
penyuluh ahli hanya berupa konsep tanpa pembuktian. Bukankah
seharusnya penyuluh pertanian keberadaannya semakin diaktifkan
seperti layaknya keaktifan guru mengajar di sekolah meskipun
berbeda subjek dan objeknya. Penyuluh seharusnya memiliki demplot
uji coba bersama para peneliti ahli yang berada pada Badan Litbang
Pertanian. Penyuluh pertanian sebaiknya meniru pola pendampingan
fasilitator swasta dari segi kompetensi, kinerja, fasilitas dan insentif.
Selain kelembagaan petani, koordinasi dan kinerja lembaga keuangan
perbankan perdesaan masih rendah. Koperasi perdesaan yang bergerak
di sektor pertanian masih belum berjalan optimum. Hal ini melalui
korporasi petani dalam Permentan No. 18 Tahun 2018 diharapkan
dapat menjadi angin segar bagi kebangkitan dan perubahan
kelembagaan petani. Kelembagaan petani dan lembaga-lembaga
tradisional di perdesaan dapat dimanfaatkan secara optimal melalui
pendampingan dari multisektoral.
d. Organisasi dan Kelompok Tani
Organisasi dan kelompok tani merupakan suatu wadah yang
bertujuan sebagai media belajar, bekerja sama dan unit produksi.
Wadah ini juga, berperan dalam meningkatkan produksi pertanian,
meningkatkan kesejahteraan petani, memerangi kemiskinan,
memperbaiki degradasi sumber daya alam. Banyak program
pemerintah untuk petani disalurkan melalui wadah organisasi dan
kelompok tani, oleh karena itu pembentukan kelompok tani diatur
dengan surat edaran Menteri Pertanian. Namun, sayangnya banyak
petani yang lemah kesadaran untuk ikut berorganisasi dan ada juga
organiasasi yang sudah terbentuk, namun kesadaran dalam memiliki
peran dalam berorganiasasi pada petani pun masih kurang. Sehingga
menyebabkan organisasi kurang berfungsi dan kurang mandiri.
12

Solusi:
Pembinaan berkelanjutan harus dilakukan untuk menumbuhkan
kesadaran petani. Antar anggota pun harus saling mendorong dan
membimbing petani agar mampu bekerjasama di bidang ekonomi
secara berkelompok. Selain itu, harus adanya penguatan organisasi
tani melalui peningkatan fasilitasi bantuan dan akses permodalan,
posisi tawar, peningkatan fasilitasi dan pembinaan kepada organisasi
kelompok, dan peningkatan efisiensi dan efektivitas usahatani, serta
meningkatkan kapasitas SDM petani melalui berbagai kegiatan
pendampingan dan latihan yang dirancang secara khusus bagi
pengurus dan anggota.
3. Perubahan iklim global
Perubahan iklim global merupakan perubahan pola dan intensitas
curah hujan, makin sering terjadinya fenomena iklim ekstrim El-Nino dan
La-Nina yang dapat mengakibatkan kekeringan dan banjir, kenaikan suhu
udara dan permukaan laut, dan peningkatan frekuensi dan intensitas
bencana alam. Naiknya suhu permukaan bumi dan pergeseran pola curah
hujan menyebabkan terjadinya pergeseran pola musim yang berdampak
pada perubahan pola dan kalender tanam. Cuaca yang tidak menentu
sering mengakibatkan petani sulit memperkirakan waktu untuk mengolah
lahan dan memanen. Akibat perubahan iklim,tidak kurang dari 50 %
wilayah pertanian di Indonesia menghadapi musim hujan yang cenderung
mundur dan musim kemarau yang cenderung maju, sehingga musim tanam
menjadi pendek.
Bagi sektor pertanian, dampak lanjutan dari perubahan iklim adalah
bergesernya pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati,
eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan, serta pada akhirnya
adalah penurunan produksi pertanian. Di tingkat lapangan, kemampuan
para petugas lapangan dan petani dalam memahami data dan informasi
prakiraan iklim masih sangat terbatas, sehingga kurang mampu
13

menentukan awal musim tanam serta melakukan mitigasi dan adaptasi


terhadap perubahan iklim yang terjadi.
Solusi :
Meningkatkan kemampuan petani dan petugas lapangan baik pihak
penyuluh pertanian maupun pihak petugas iklim dalam melakukan
prakiraan iklim, salah satunya melalui Sekolah Lapang Iklim (SLI) serta
membangun sistem informasi iklim dan penyesuaian pola dan kalender
tanam yang sesuai dengan karakteristik masing-masing wilayah. Selain itu,
penciptaan varietas unggul yang memiliki potensi emisi Gas Rumah Kaca
(GRK) rendah, toleran terhadap suhu tinggi maupun rendah, kekeringan,
hama penyakit, banjir/genangan dan salinitas menjadi sangat penting.
4. Permodalan
Lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber
permodalan.
Permodalan termasuk permasalahan paling mendasar yang sering
dihadapi petani. Modal dapat menjadi kendala seorang petani dalam
melakukan usahataninya. Keterbatasan modal juga dapat menyebabkan
kualitas dan kuantitas hasil yang didapat petai menjadi kurang maksimal.
Masalah mengenai permodalan juga dianggap sebagai penyebab utama
banyaknya petani yang hidup di bawah garis kemiskinan. Modal sering
menimbulkan masalah dalam pertanian di Indonesia yang cukup serius.
Permodalan yang tidak memadai dapat berpengaruh secara langsung
terhadap tingkat produksi yang dihasilkan. Modal sebagai suatu input yang
dibutuhkan dalam bertani jika tidak diperhitungkan dengan tepat juga
dapat menimbulkan kerugian bagi petani.
Salah satu faktor produksi penting dalam usaha tani adalah modal.
Besar-kecilnya skala usaha tani yang dilakukan tergantung dari pemilikan
modal. Permodalan sering menjadi masalah umum petani. Terlebih jika
petani mengalami gagal panen karena kendala alam atau serangan hama
dan penyakit. Belum lagi jika harga produk sedang anjlok. Hal ini
membuat banyak petani tidak memiliki modal untuk melanjutkan usaha
14

taninya. Secara umum pemilikan modal petani masih relatif kecil, karena
modal ini biasanya bersumber dari penyisihan pendapatan usaha tani
sebelumnya. Untuk memodali usaha tani selanjutnya petani terpaksa
memilih alternatif lain, yaitu meminjam uang pada orang lain yang lebih
mampu (pedagang) atau segala kebutuhan usaha tani diambil dulu dari
toko dengan perjanjian pembayarannya setelah panen. Kondisi seperti
inilah yang menyebabkan petani sering terjerat pada sistem pinjaman yang
secara ekonomi merugikan pihak petani.
Pemerintah telah menyediakan modal bagi petani yang
membutuhkan dalam bentuk pinjaman melalui bank milik negara, namum
aksesbilitasnya masih belum dapat menjangkau petani kecil. Dalam hal ini
sebaiknya ada kebijakan yang memudahkan petani khususnya petani kecil
dalam mendapatkan akses modal berupa pinjaman ke lembaga formal
pemerintah maupun bank swasta melalui beberapa pertimbangan yang
dapat dijangkau oleh golongan petani tersebut. Selain itu pinjaman modal
melalui koperasi untuk taraf terendah lembaga penyadia modal dapat
menerapkan kebijakan yang tidak menyulitkan bagi petani yang
membutuhkan sumber modal.
5. Teknologi Pertanian
Teknologi pertanian yang belum maksimal dalam menjangkau
masyarakat dapat menjadi masalah yang serius. Adanya definisi teknologi
pertanian yang dapat memudahkan dalam proses produksi memiliki
pengaruh langsung terhadap kualitas dan kuantitas produk pertanian.
Namun jika teknologi ini belum menjangkau maupun belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh petani justru dapat mengudang
masalah.
Solusi :
Dengan melakukan sosialisasi teknologi pertanian kepada petani
sehingga dapat meningkatkan kulaitas pertaniannya serta memaksimalkan
ketersediaan teknologi yang digunakan untuk menunjang hasil yang
maksimal pada produk pertanian.
15

6. Persoalan Pupuk
Pupuk merupakan kebutuhan dasar bagi dunia pertanian khususnya
budidaya tanaman. Ketersediaan pupuk harus terpenuhi untuk dapat
mencapai hasil yang maksimal. Dewasa ini distribusi subsidi pupuk dari
pemerintah kerap mengalami permasalahan yang menimbulkan keresahan
dikalangan petani. Distribusi yang kurang merata dapat menimbulkan
kendala bagi proses budidaya yang dilakukan sehingga berpengaruh juga
terhadap hasil pertanian. Persoalan pupuk seperti ini harus segera
mendapatkan penanganan yang tepat sehingga proses produksi dapat
mendapatkan hasil maksimal.
Mengenai penggunaan pupuk sebagai cara intensifikasi pertanian,
Prof. Yazid menganalisis bahwa pada 40 tahun kedepan, dunia akan
mengalami masalah ketersediaan pupuk seiring dengan terjadinya krisis
energi fosil. Hal itu bisa diketahui dari bahan pembuatan pupuk yaitu dari
nitrogen dari udara dan hidrogen dari gas alam atau batubara  menjadi
ammonia. Ammonia diubah menjadi berbagai bentuk pupuk nitrogen yang
salah satunya  berupa urea.  Sementara bahan bakar fosil sendiri akan
mengalami krisis dengan menuju masa habisnya. Kondisinya saat ini,
produksi pertanian sangat mengandalkan sekali pupuk untuk menggenjot
hasil produksi. Ketergantungan inilah yang dikhawatirkan oleh Prof. Yazid
jika krisis pupuk terjadi.
Solusi :
a. Pemerintah dan petani sebaiknya memiliki kerjasama yang baik dalam
mengatasi masalah pupuk dengan memaksimalkan tersebarnya pupuk
secara merata dimasyarakat dan petani turut membantu dalam
memastikan pupuk tersebar pada masyarakat sekitarnya.
b. Penyiapan tanah secara alami dengan melakukan penambatan nitrogen.
Penambatan nitrogen alami ini  menjadi terbantu secara efektif dengan
penambahan bio-char ke tanah pertanian. Program penambahan bio-
char ke lahan pertanian harus dilakukan secara rutin dan sistematis dari
sekarang. penggunaan Bio-Char sebagai  bahan perbaikan dan
16

rehabilitasi lahan pertanian merupakan salah satu program dalam 


"Sustainable agriculture". Bio-char merupakan arang yang dihasilkan
dari pirolisis biomassa. Bio-Char ini memilik manfaat yaitu, dapat
meningkatkan PH tanah, meningkatkan mikrobiologi di tanah,
memperbaiki tanah, sebagai green house emisi gas, meningkatkan
kualitas hasil panen, mempertahankan nutrisi tanah, menyuburkan
tanah, mampu bertahan di kala di kala kekeringan, dan
menyeimbangkan kandung karbon tanah.
Pembuatan Bio-Char
Pembuatan Bio-Char tesebut dilakukan di laboratorium
workshop produksi biomassa dengan teknik pirolisis. Biomassa
tersebut diproses dengan alat bernama  Pyrolyzer hasil kerja sama
dengan BDPKS untuk biomassa sawit dan RTC Pertamina untuk
biomasa selain sawit.  Alat ini mampu bekerja dengan temperatur 300-
600 derajat celcius. Pirolisis sendiri merupakan teknik mengurai
bahan organik melalui proses pemanasan hingga menjadi produk cair,
produk gas dan produk padat sebagai bio-char.
Proses pembuatannya yang pertama ialah biomassa dihaluskan
terlebih dahulu. Biomassa ini bisa berasal dari segala jenis tumbuhan
yang kerap dimanfaatkan untuk bahan bakar, seperti kayu, tempurung
kelapa dan lain-lain. Kemudian, dipanaskan hingga 600 derajat
celcius. Lalu biomassa tersebut berubah terdekomposisi menjadi
bentuk volatile (senyawa yang mudah menguap) kemudian
didinginkan, bahan yang terkondensasi menjadi bio-crude oil dan
yang berbentuk gas dikembalikan untuk dibakar kembali. Sisanya
berupa arang yang disebut sebagai Bio-Char. Itu tidak kita jadikan
sebagai energi tapi kita gunakan untuk merehabilitasi tanah.
17

*Bio-Char yang dihasilkan dari tempurung kelapa


Pemanfaatan Bio-Char yang kaya akan karbon sebagai penyubur
tanah tersebut, mampu bertahan di tanah dalam jangka waktu yang
lama. Namun butuh proses tidak serta merta sebagaimana kinerja
pupuk.
7. Pemasaran
Pemasaran produk sering menjadi kendala dalam pertanian
Indonesia. Pasalnya hasil produk khususnya dari petani lokal yang belum
mampu dipasarkan dengan baik dapat menghambat proses produksi.
Stretegi pemasaran yang tepat dibutuhkan agar produk dapat dipasarkan
sempurna sehingga petani maupun negara memperoleh keuntungan dari
penjualan produk pertanian.
Masalah yang sering dihadapi dalam segi pemasaran produk adalah
masih minimnya jaringan pasar serta adanya rantai pemasaran yang
panjang sehingga dapat menimbulkan kerugian pada petani. Selain itu
persaingan pasar yang ketat dengan produk impor juga memicu kendala
pemasaran yang serius untuk petani lokal.
Solusi :
Menetapkan kebijakan pasar dari pemerintah sehingga petani lebih
terjamin serta diciptakannya beberapa strategi tepat dalam memasrkan
produk sehingga dapat dipasarkan secara optimal.
18

8. Penetapan Harga Dasar


Penetapan harga dasar merupakan kendala pertanian yang
berhubungan dengan kebijakan pemerintah. Penetapan ini sangat penting
demi kesejahteraan petani sehingga petani tidak mendapatkan kerugian
dan tetap dapat bertahan menjalankan kegiatan pertaniannya. Penetapan
harga dasar yang kurang tepat memicu kontroversi yang berujung pada
kerugian yang didapatkan petani. Petani dihadapkan dengan pasar yang
kian ketat persaingannya. Tak jarang harga jual dari petani merosot
sehingga menyebabkan kerugian yang besar. Belum lagi masa pandemi
covid-19 yang belum usai ini membuat harga produk tidak stabil. Selain
itu, beberapa produk tani bersifat musiman. Artinya, produk hanya
mencukupi kebutuhan pada waktu tertentu saja. Saat hasil panen
melimpah, harga produk akan jatuh. Sebaliknya, saat pasokan terbatas
justru akan terjadi lonjakan harga.
Solusi :
a. Terkait kendala tersebut pemerintah diharapkan dapat lebih bijak
dalam membuat kebijakan mengenai penetapan harga dasar untuk
seluruh produk pertanian agar tidak merugikan petani serta masih
mampu dijangkau oleh masyarakat umum.
b. Penggudangan hasil panen. Namun, hal itu tentu memerlukan modal
yang lebih guna perawatan pasca panen dan pemeliharaan gudang.
9. Kebijakan pada Bidang Pertanian
Kebijakan pemerintah sengat mempengaruhi sektor pertanian dan
kesejahteraan petani. Namun, kebijakan-kebijakan terssebut nyatanya
belum optimal bagi petani dalam akses pasar, informasi, perbankan,
proteksi dan subsidi. Selain itu, kebijakan industrialisasi juga belum
berpihak pada industri petani, contohnya Kebijakan impor beras dan impor
daging masih terus diberlakukan. Sedangkan menurut Henry, selama ini
tidak ada kebijakan yang melindungi hasil pertanian lokal. Bahkan sering
terjadi mal praktek dalam beberapa kebijakan-kebijakan yang berlaku.
Sehingga, kebijakan pemerintah masih dinilai sektoral.
19

Solusi :
Meningkatkan kesadaran pemerintah adalah kunci untuk mengatasi
permasalahan tersebut, dengan koordinasi petani dengan lembaga-lembaga
pemerintahan melalui organisasi dan jaringan tani. Sehingga, terciptanya
kebijakan-kebijakan yang sekiranya relevan untuk menghadapi
permasalahan di sektor pertanian.
10. Teknik Budidaya Kurang Tepat
Teknik dalam arti budidaya yang kurang tepat dapat memicu kendala
pada hasil produk yang dihasilkan kurang optimal sampai dengan
kegagalan panen. Teknik budidaya sangat dibutuhkan selama kegiatan
produksi untuk mengahasilkan produk pertanian. Teknik ini bertujuan
untuk memudahkan petani dalam menjalankan kegiatan budidaya serta
memaksimalkan hasil pertanian. Petani yang masih minim pengetahuan
akan teknik budidaya ini menjadi perhatian dalam masalah ini.
Solusi :
Dengan memberikan sosialisasi kepada petani mengenai teknik
budidaya yang tepat sesuai dengan kegiatan pertanian yang dijalankan
sehingga dapat menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang
baik.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pertanian adalah sektor/bidang yang sangat penting dan berpengaruh
dalam kelangsungan perekonomian Bangsa Indonesia. Pertanian juga memiliki
peran yang signifikan dalam menyediakan kebutuhan bahan pangan yang
diperlukan masyarakat untuk menjamin ketahanan pangan, menyediakan bahan
baku industri, sebagai pasar potensial bagi produk-produk yang dihasilkan oleh
industri dan sebagainya. Tentunya pertanian masa kini dan masa depan tidak
akan terlepas dari permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi.
permasalahan tersebut antara lain, lahan, sumber daya manusaia (SDM)
pertanian, Perubahan Iklim Global, Permodalan, pemasaran dan lain-lain. Hal
tersebut menjadi tantangan kita bersama dalam menghadapi permasalahan dan
persoalan dibidang pertanian, tetapi dengan kebijakan pemerintah yang tepat,
kesadaran dan pola pikir masyarakat maju serta cara bertani yang baru dan
ramah lingkungan dapat menciptakan kesejahteraan dan kemudahan dalam
sektor pertanian.

B. SARAN
Terkait dengan hal tersebut, kami menyarankan beberapa hal untuk
diperhatikan seperti berikut ini :

1. Pemerintah harus lebih memperhatikan sektor pertanian dengan


memberikan kebijakan-kebijakan yang tepat bagi sektor pertanian.

2. Adanya penyuluhan-penyuluhan dan pelatihan bagi petani tentang


teknologi baru dibidang pertanian.

3. Diadakannya pemberdayaan petani dalam bentuk merubah pola pikir dan


meningkatkan kesadaran bahwa organisasi dan kelompok tani merupakan
wadah yang penting bagi aspirasi dan menyuarakan hak mereka

20
21

4. Diadakannya seminar bagi anak-anak muda bahwa pertanian merupakan


bidang yang menjanjikan, sehingga menaikkan minat mereka pada sektor
pertanian.

5. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah


dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono, A. (2006, Oktober). Dipetik Januari 1, 2021, dari


http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/8443/0078.p
df
DosenPertanian.Com. (2019, April 16). Dipetik Desember 30, 2020, dari
https://dosenpertanian.com/permasalahan-pertanian/
Idawati. (2019, Januari 16). Mediatani. Dipetik Desember 29, 2020, dari
https://mediatani.co/tantangan-masa-depan-sektor-pertanian-di-indonesia/
Oktaviantina, A. D. (2020, Juli 7). Kompasiana. Dipetik Januari 3, 2021, dari
https://www.kompasiana.com/adekdwi/5f0410f7097f36487679f9f2/pertan
ian-di-masa-depan-refleksi-masa-kini?page=all#:~:text=Pertanian
%20masa%20depan%20adalah%20pertanian,masalah%20dan%20kendala
%20harus%20diatasi
Permana, A. (2019, Juli 31). Dipetik Desember 30, 2020, dari
https://www.itb.ac.id/news/read/57185/home/solusi-mengatasi-krisis-
pangan-dan-energi-di-masa-depan-menurut-prof-yazid-bindar
PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa. (t.thn.). msmb. Diambil kembali dari
msmsbindonesia.com: https://msmbindonesia.com/ini-berbagai-masalah-
yang-dihadapi-petani-bagaimana-cara-membantu-mereka/
Pujimulyanti. 2016. Pertanian Masa Kini dan Masa Depan.
http://blog.umy.ac.id/pujimulyanti/2016/01/03/pertanian-masa-kini-dan-
masa-depan/. Diakses pada Tanggal 31 Desember 2020 Pukul 17.00 WIB.
Putra Tani. (t.thn.). Dipetik Januari 2, 2021, dari
https://putratani.com/perkembangan-pertanian-di-indonesia-dari-dulu-
hingga-sekarang/#Pertanian_Masa_Orde_Baru

Wibisono, Pengku. 2018. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi


Perindustrian Terhadap Sumber Daya Air Tanah di Kecamatan Grogol
Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wikipedia. 2019. Pertanian Vertikal.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_vertikal. Diakses pada Tanggal 31
Desember 2020 pukul 17.30 WIB.

22

Anda mungkin juga menyukai