Pengeluaran-pengeluaran kas yang berhubungan dengan penggunaan aktiva tetap, secara garis besar
dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah pengeluaran yang mempunyai manfaat dalam
jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Karena masa manfaatnya lebih dari satu periode
akuntansi, pengeluaran modal diakui sebagai aktiva (dikapitalisasi). Dalam hubungan dengan
penggunaan aktiva tetap, pengeluaran modal dicatat sebagai penambah harga perolehan;
artinya dicatat debit akun aktiva tetap yang bersangkutan atau debit akun akumulasi
penyusutannya.
2. Pengeluaran penghasilan (revenue expenditures) adalah pengeluaran yang mempunyai manfaat
dalam waktu tidak lebih dari satu periode akuntansi.
Dalam pengertian di atas, masa manfaat pengeluaran menjadi kriteria untuk menentukan apakah suatu
pengeluaran diperlakukan sebagai pengeluaran modal atau sebagai pengeluaran penghasilan. Kriteria
tersebut, relatif mudah diterapkan apabila manfaat dari pengeluaran dapat diukur. Dalam praktik, bisa
terjadi kesulitan dalam menentukan apakah suatu pengeluaran diakui sebagai pengeluaran modal atau
sebagai pengeluaran penghasilan. Mengenai kriteria pengakuan suatu pengeluaran, dalam PSAK
disebutkan, "pengeluaran setelah perolehan awal suatu aktiva tetap yang memperpanjang masa
manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat keekonomian di masa yang akan datang dalam
bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan
pada jumlah tercatat aktiva yang bersangkutan".
Dalam pernyataan tersebut, kriteria pengeluaran modal lebih ditekankan pada manfaat pengeluaran.
Sebagai contoh, sebuah mesin memiliki harga perolehan Rp50.000.000,00. Dua tahun menjelang habis
masa manfaatnya, sebagian komponen mesin tersebut diganti dengan tujuan meningkatkan kualitas
produksi dan menambah usia penggunaannya. Jumlah pengeluaran kas untuk pembelian komponen dan
pemasangan Rp10.000.000,00. Setelah komponen mesin diganti, mesin yang bersangkutan dapat
meningkatkan kualitas produksi dan ditaksir dapat dioperasikan selama tiga tahun. Pengeluaran
tersebut diperlakukan sebagai pengeluaran modal, dicatat dengan mendebit akun Akumulasi depresiasi
mesin dan mengkredit akun Kas.
Pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan penggunaan aktiva tetap, pada umumnya terdiri
atas lima macam sebagai berikut.
Harga perolehan aktiva tetap dalam masa penggunaannya akan berubah apabila jumlah pengeluaran
sehubungan dengan penggunaannya memenuhi kriteria untuk dikapitalisasi. Artinya, diperlakukan
sebagai penambah harga perolehan. Penambahan harga perolehan aktiva tetap, mengakibatkan
perubahan terhadap besarnya depresiasi. Apabila penambahan harga perolehan tidak mengakibatkan
penambahan terhadap usia penggunaan aktiva tetap, penambahan harga perolehan dicatat debit akun
aktiva tetap yang bersangkutan. Besarnya depresiasi sejak adanya penambahan harga perolehan, harus
ditetapkan kembali.
Sebagai ilustrasi, sebuah mesin harga perolehan Rp90.000.000,00 disusutkan menurut metode garis
lurus, taksiran usia penggunaan 8 tahun, dan nilai residu Rp10.000.000,00. Mesin tersebut mulai
dioperasikan pada awal tahun 2011. Pada tanggal 5 Januari 2014 mesin yang bersangkutan diperbaiki
dengan biaya Rp15.000.000,00. Pengeluaran untuk biaya tersebut, tidak mengakibatkan penambahan
usia penggunaan mesin. Biaya perbaikan mesin sebesar Rp15.000.000,00 pada contoh di atas,
dipandang cukup berarti sehingga diperlakukan sebagai penambah harga perolehan mesin
(dikapitalisasi).
Penambahan besarnya depresiasi mesin tiap tahun selama sisa penggunaannya (mulai tahun 2014)
dihitung sebagai berikut.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, depresiasi mesin tahun 2014, 2015, 2016, 2017 dan tahun 2018
(tahun terakhir usia penggunaan mesin) masing-masing Rp13.000.000
Pada tanggal 31 Desember 2018, harga perolehan mesin Rp90.000.000 + Rp15.000.000= Rp105.000.000
Sebagai ilustrasi, sebuah mesin dengan harga perolehan Rp160.000.000,00, taksiran usia penggunaan 10
tahun, dan nilai residu Rp10.000.000,00. Disusutkan dengan metode garis lurus. Setelah dioperasikan
selama 6 tahun, mesin tersebut diperbaiki dengan biaya Rp15.000.000,00. Usia penggunaan mesin
tersebut setelah diperbaiki ditaksir akan bertambah selama 2 tahun.
Biaya perbaikan mesin pada contoh di atas, dicatat denganjurnal debit akun Akumulasi depresiasi mesin
Rp15.000.000,00 dan kredit akun Kas Rp15.000.000,00. Depresiasi mesin setelah diperbaiki dihitung
sebagai berikut.
Rp (160.000.000 – 10.000.000)