Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN


Mata Kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan

Disusun Oleh:
1. Ahmad Riyadi (0801183513)
2. Nurul Fadillah Harahap (0801181163)
3. Putri Rapiq Rahayu (0801183360)
4. Rifqa Nabiilah Mutiara Dais (0801183310)
5. Siti Annisa Mardhotillah Ardy (0801183363)

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2018/2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat, hidayah, rahmat,
dan ma'unah-Nya kepada kita semua. Serta shalawat dan salam kami persembahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
"Perencanaan Program Kesehatan".
Uraian topik dalam tulisan ini kami sajikan dengan materi-materi yang menerangkan
tentang konsep-konsep yang terdapat dalam administrasi kebijakan kesehatan. untuk
penelusuran yang lebih jauh dan mendalam pembaca dapat mengadakan kajian pada buku,
ataupun referensi lainnya yang dianggap relevan dengan topik bahasan ini.
Terimakasih kepada ibu dr. Nofi Susanti, M.kes yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini dan terimakasih kepada rekan rekan kelompok 1 yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah kebijakan administrasi kesehatan.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, mudah-mudahan makalah ini dapat
sedikit menambah wawasan dan berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Medan, 28 Maret 2019

(Kelompok Satu)

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................2
C. TUJUAN MAKALAH.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................3
A. Pengertian Perencanaan...................................................................................................3
B. Istilah yang Identik dengan Perencanaan.........................................................................3
C. Aspek Perencanaan..........................................................................................................4
D. Ciri-ciri Perencanaan.......................................................................................................5
E. Langkah-langkah Perencanaan Kesehatan.......................................................................6
F. Plan of Action Program Perencanaan Kesehatan.............................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................................13
A. KESIMPULAN................................................................................................................13
B. SARAN............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan merupakan langkah awal dalam suatu siklus manajemen.
Perencanaan menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan fungsi manajemen.
Perencanaan telah mengalami perubahan dari kegiatan pembuatan proyeksi secara
spontan, intuitif dan subjektif menjadi lebih banyak menggunakan berbagai
pertimbangan, sistematis, dan objektif dalam memobilisasi informasi dan sumber
daya.
Perencanaan kesehatan merupakan suatu proses yang dinamis,
berkesinambungan, meliputi proses merumuskan masalah (analisis situasi,
menentukan prioritas, perencanaan strategi, perencanaan operasional) danproses
melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan dilanjutkan dengan melakukan evaluasi.
Perencanaan kesehatan bermaksud merumuskan dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan pada masa mendatang untuk meningkatkan
derajat kesehatan. Keberhasilan perencanaan kesehatan sangat dipengaruhi oleh
banyak hal, karena tinggi rendahnya derajat kesehatan penduduk dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti faktor pelayanan kesehatan yang tersedia, faktor lingkungan,
dan perilaku penduduk. Dewasa ini banyak program kesehatan tidak berjalan dengan
baik akibat belum dilaksanakannya proses perencanaan yang mendalam dan tepat.
Salah satu tahap awal yang perlu pemaksimalan adalah analisis situasi.
Analisis situasi merupakan tahap awal perencanaan program kesehatan untuk
mendefinisikan masalah sesuai realita. Analisis situasi sangat menentukan
keberhasilan program, apabila masalah yang ditemukan benar didefinisikan sesuai
realita maka tidak susah untuk melakukan perencanaan dan implementasi program
nantinya.
Pentingnya ketepatan dan kedalaman sebuah analisis situasi adalah untuk
menentukan tahap perencanaan selanjutnya. Ketika analisis situasi sudah tidak tepat,
maka perencanaan juga akan tidak sesuai karena masalah yang diambil dalam analisis
situasi tidak mampu menangkap realita dan situasi sesungguhnya di masyarakat. Oleh
karena itu, diperlukan sebuah pemahaman mengenai analisis situasi guna menentukan
prioritas masalah sebagai langkah awal perencanaan program kesehatan.

1
B. Rumusaan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2. Apa istilah yang identik dengan perencanaan?
3. Bagaimana aspek perencanaan?
4. Bagaimana ciri-ciri perencanaan?
5. Bagaimana langkah-langkah perencanaan kesehatan?
6. Bagaimana plan of action perencanaan kesehatan?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan
2. Untuk mengetahui apa istilah yang identik dengan perencanaan
3. Untuk mengetahui bagaimana aspek perencanaan
4. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri perencanaan
5. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah perencanaan kesehatan
6. Untuk mengetahui bagaimana plan of action perencanaan kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan
1. Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari berbagai
kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai
tujuan (Billy E. GoetZ)
2. Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyususnan konsep serta
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
demi masa depan yang lebih baik (Le Breton)
3. Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok
yang dipandang paling penting yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Maloch dan Deacon)
4. Perencanaan adalah proses menetapkan berbagai hambatan yang diperkirakan ada
dalam menjalankan suatu program guna dipakai sebagai pedoman dalam suatu
organisasi (Ansoff dan Brendenbrg).1

B. Istilah yang Identik dengan Perencanaan


1. Peramalan
Peramalan (Forcasting) adalah suatu upaya mendga apa yang akan terjadi pada
masa depan, yang juga merupakan ciri perencanaan. Tetapi peramalan bukan
perencanaan, karena pada peramalan tidak ditemukan adanya unsur-unsur yang
bersifat pasti dan karena itu dapat diperhitungkan.
2. Penyelesaian masalah
Penyelesaian masalah (problem solving) adalah suatu upaya menghilangkan
hambatan atau masalah, yang juga merupakan ciri perencanaan. Tetapi
penyelesaian masalah bukan perencanaan, karena pada penyelesaian masalah
tidak terkandung uraian yang lengkap tentang bagaimana melaksanakan berbagai
kegiatan.
3. Penyusunan program (programming)
adalah satu upaya menyusun rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang
juga merupakan ciri perencanaan.
4. Penyusunan Rancangan

Azrul Anwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Tanggerang Selatan:


1

BINARUPA AKSARA Publisher, 2010), h. 185.


3
Penyususnan rancangan (designing) adalah suatu upaya menghasilkan pedoman
(bagan) kerja, yang juga merupakan ciri perencanaan. Tetapi penyusunan
rancangan bukan perencanaan, karena hasil akhir perencanaan tidak terbatas
hanya pada penyusunan pedoman (bagan) kerja saja

C. Aspek Perencanaan
Dalam membicarakan perencanaan, ada tiga aspek pokok yang harus
diperhatikan. Ketiga aspek yang di maksud adalah hasil dari pekerjaan perencanaan,
perengakat organisasi yang di pergunakan untuk melakukan pekerjaan perencanaan,
serta proses atau langkah-langkah melakukan pekerjaan perencanaan. Dalam ilmu
administrasi kesehatan, ketiga aspek ini tidaklah sama. Uraian dari masing-masing
aspek ini secara sederhana adalah sebagai berikut:2
1. Hasil dari pekerjaan perencanaan.
Hasil perencanaan disebut plan, berbeda antara satu perencanaan kegiatan
dengan perencana kegiatan yang lain. Hasil perejaan perencanaan yang di lakukan
oleh organisasi yang bergerak dalam bidang kesehatan adalah rencana kesehatan.
Sedangkan hasil pekerjaan perencanaan yang di lakukan oleh organisasi yang
bergerak dalam bidang pendidikan adalah rencana pendidikan.
2. Perangkat pelaksanaan
Perangkat pelaksanaan (Mechanic of planning) adalah suatu organisasi yang
ditugaskan/yang bertanggung jawabmenyelenggarakan pekerjaan perencanaan.
Sama halnya dengan hasil, perangkat perencanaan juga dapat berbeda antara satu
pekerjaan perencanaan dengan pekerjaan perencanaan lainnya. Pada suatu
organisasi yang besar dan kompleks, perangkat perencanaan ini mungkin satu biro
khusus. Sedangkan pada suatu organisasi yang kecil dan sederhana mungkin
dijabat hanya oleh beberapa orang staf saja.
3. Proses perencanaan
Proses perencanaan (process of planning) adalah langkah-langkah yang harus
dilaksanakan pada pekerjaan perencanaan. Berbeda halnya dengan hasil dan
perangkat, proses perencanaan ini pada dasarnya adalah sama untuk berbagai
pekerjaan perencanaan. Untuk dapat menghasilkan suatu rencana yang baik,
seyogiyanya langkah-langkah yang ditempuh adalah sama.
D. Ciri-ciri Perencanaan
2
Ibid, h. 187
4
1. Bagian dari sistem administrasi
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan pekerjaan
perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara keseluruhan.
Pekerjaan administrasi yang tidak didukung oleh perencanaan, bukan merupakan
pekerjaan administrasi yang baik.
2. Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus-menerus dan
berkesinambungan. Menurut Mary Arnorld ada hubungan yang berkelanjutan
antara perencanaan dengan berbagai fungsi dministrasi lain yang dikenal.
Disebutkan perencanaan penting untuk pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah
dinilai, dilnjutkan lagi dengan perencanaan demikian seterusnya.
3. Berorentasi pada masa depan.
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa depan.
Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat dilaksanakan,
akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada
masa yang akan datang.3
4. Mampu menyelesaikan masalh.
Suatu perencanaan yang baik yang mampu menyelesaikan berbagai masalah
dan ataupun tantangan yang dihadapi. Penyelesaian masalah dan ataupun
tantangan yang dimaksudkan di sini tentu harus disesuaikan dengan kemampuan.
Dakam arti penyelesaian masalah dan ataupun tantangan tersebut dilakukan secara
bertahap, yang harus tercerminpada pentahapan perencanaan yang akan dilakukan.
5. Mempunyai tujuan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang
dicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksud di sini biasanya dibedakan atas
dua macam, yakni tujuan umum yang berisikan uraian secara garis besar, serta
tujuan khusus yang berisikan uraian lebih spesifik.
6. Bersifat mampu kelola.
Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelolah, dalam arti
bersifat wajar, logis, objektif, jelas, runtun, fleksibel serta telah disesuaikan
dengan sumber daya. Perencanaan yang disusun tidak logis serta tidak runtun,
apalagi yang tidak sesuai dengan sumber daya, bukanlah perencanaan yang baik.

3
Ibid, h. 188
5
E. Langkah-langkah Perencanaan Kesehatan
1. Analisis situasi
Langkah analisis situasi dimulai dengan menganalisis data laporan yang telah
dimiliki oleh organisasi (data  primer) atau mengkaji laporan lembaga lain (data
sekunder) yang datanya dibutuhkan, observasi dan wawancara. Langkah analisis
situasi bertujuan untuk mengumpulkan jenis data atau fakta yang berkaitan dengan
masalah kesehatan yang dijadikan dasar penyusunan perencanaan. Data yang
diperlukan terdiri dari:4
a. Data tentang penyakit dan kejadian sakit (diseases and illnesess).
b. Data kependudukan.
c. Data potensi organisasi kesehatan.
d. Keadaan lingkungan dan geografi.
e. Data sarana dan prasarana.
Proses pengumpulan data untuk analisis situasi dapat dilakukan dengn cara:
1. Mendengarkan keluhan masyarakat melalui pengamatan langsung
kelapangan.
2. Membahas langsung masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang dikembangkan bersama tokoh-tokoh formal dan informal
masyarakat setempat.
3. Membahas program kesehatan masyarakat dilapangan bersama petugas
lapangan kesehatan, petugas sektor lain, atau bersama dukun bersalin yang
ada diwilayah kerja puekesmas.
4. Membaca laporan kegiatan program kesehatan pada pusat0pusat pelayanan
kesehatan di suatu wilayah.
5. Mempelajari peta wilayah, sensus penduduk, statistik kependudukan,
laporan khusus, hasil survei, petunjuk pelaksanaan (jutlak) program
kesehatan, dan laporan tahunan
2. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah kesehatan dapat diperoleh dari berbagai cara antara
lain:
a. Laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada.
b. Survailance epidemilogi atau pemantauan penyebaran penyakit

4
Dumilah Ayuningtyas, Perencanaan Strategis Untuk Organisasi Pelayanan
Kesehatan (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 120
6
c. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan
perencanaan kesehatan.
d. Hasil kunjungan lapangan supervisi dan sebagainya.
3. Menetapkan prioritas masalah
Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan banyak masalah kesehatan yang
menunggu untuk ditangani. Karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga
dan teknologi, maka tidak semua masalah tersebut dapat dipecahkansekaligus
(direncanakan pemecahannya). Untuk itu maka harus dipilih masalah yang mana
yang ‘feasible’ untuk dipecahkan. Proses pemilihan prioritas masalah dapat
dilakukan melalui dua cara, yakni:5
a. Melalui teknik skoring, yakni memberikan nilai (scor) terhadp masalah
tersebut dengan menggunakan ukuran (parameter) antara lain:
1. Prevelensi penyakit (prevelence) atau besarnya masalah.
2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut (severity).
3. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of
umeet need).
4. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social
benefit).
5. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility).
6. Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah (reseources availability).
Masing-masing ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi kita,
bila masalahnya besar diberi 5 paling tinggi, dan bila sangat kecil diberi nilai
Kemudian nilai-nilai tersebut dijumlahkan. Masalah yang mempunyai nilai
tertinggi (terbesar) adalah yang di prioritaskan, masalah yang memperoleh
nilai terbesar kedua dan selanjutnya.
b. Melalui teknik non skoring
Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi
kelompok, oleh sebab itu, juga disebut nominal group technique (NGT). Ada
dua NGT, yakni:
1. Delphi technique: yaitu masala-masalah didiskusikan oleh sekelompok
orang yang mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan
menghasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama.
5
Ibid, h. 121
7
2. Delbeg technique: menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini
adalah juga melalui dikusi kelompok, namun peserta diskusi terdiri dari
para peserta yang tidak sama keahliannya, maka sebelumnya dijelaskan
dulu, sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama terhadap masalah-
masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang
disepakati bersama.
4. Menentukan tujuan
Menentukan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-
ketetapan tertentu yang ingin dicapai oeh perencanaan tersebut. Semakin jelas
rumusan masalah kesehatan maka akan semakin mudah menentukan tujuan.
Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secar kongkret dan dapat diukur.
Perumusan sebuah tujuan operasional program kesehatan harus bersifat
SMART: spesific (jelas sasarannya dan mudah dipahami oleh staf pelaksana),
measurable (dapat diukur kemajuannya), appropriate (sesuai dengan strategi
nasional, tujuan program dan visi/misi institusi, dan sebagainya), realistic (dapat
dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan kapasitas organisasi yang ada), time
bound (sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk
mencapai tujuan program seuai dengan target waktu yang telah ditetapkan).
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tujuan program:
1. Tujuan adalah hasil akhir dari sebuah kegiatan.
2. Tujuan harus sesuai dengan masalah, terget ditetapkan sesuai dengan
kemampuan organisasi, dan dapat diukur.
3. Tujuan operasional basanya ditetapkan dengan batas waktu (batas
pencapaiannya) dan hasil akhir yang ingi dicapai pada akhir kegiatan program
(dead line).
4. Berbagai macam kegiatan altrnatif dipilih untuk mencapai tujuan.
5. Masalah, faktor penyebab masalah, dan dampak masalah yang telah dan akan
mungkin terjadi dimsa depan sebaiknya dikaji terlebih dahulu.
Kriteria penyusunan masing-masing tujuan sesuai dengan hierarkinya adalah
sebagai berikut:
1. Goal (tujuan umum): bersifat jangka panjang, masih umum, abstrak, dan tidak
terpengaruh oleh perubahan situasi.

8
2. Tujuan kebijaksanaan: merupakan bagian dari goal, sasaran populasinya
belum ada. Tujuan ini sudvah bersifat spesifik karena bersifat sektoral dan
ditujukan untuk masyarakat di desa.
3. Tujuan program: target populasinya sudah lebih jelas, ada identifikasi dampak
khusus yang dapat diukur jika tujuan program tercapai.
4. Tujuan pelayanan: tujuan ini sudah memiliki kejelasan atau spesialisasi jenis
dan tingkat pelayanan yang perlu dilaksanakan.
5. Tujuan sumber: tujuan di sini memerlukan identifikasi masukan spesifik (input
atau sumber daya tertentu) untuk mencapai tujuan pelayanan.
6. Tujuan implementasi: tujuan di sini menjelaskan produk spesifik yang ingin di
capai dan juga dapat di ukur.
Pada umumnya tujuan dibagi menjadi dua, yakni:
1. Tujuan umum : suatu tujuan bersifat umum, dan masih dapat di jabarkan ke
dalam tujuan-tujua khusus, dan umumnya masih abstrak.
2. Tujuan khusus : tujuan-tujuan yng di jabarkan dari tujuan umum.
5. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
Jenis hambatan atau kelemahan dapat di kategorikan ke dalam:
a. Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi
1. Motivasi kerja staf rendah.
2. Pengetahuan dan keterampilan kurang.
3. Arus informasi tentang pelaksaaan program lamban.
4. Peralatan belum tersedia.
5. Laporan kegiatan tidak di manfaatkan untuk menyusun rencana kegiatan.
6. Jumlah dana operasional kurang.
7. Waktu yang tersedia tidak digunakan untuk menyuun rencana kerja.
b. Hambatan yang terjadi pada lingkungan
1. Hambatan geografi (jalan rusak).
2. Iklim atau musim hujan.
3. Tingkat penddikan masyarakat rendah.
4. Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif.
5. Prilaku masyarakat yang kurang partisipatif.
6. Menyusun rencana kegiatan

9
Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya
kegiatan mencakup 3 kegiatan pokok, yakni:
1. Kegiatan pada tahap persiapan, yakni kegiatan-kegiatan yang di lakukan
sebelum kegiatan pokok dilaksanakan. Misalnya: perizinan, rapat koordinasi.
2. Kegiatan pada tahap pelaksanaan yakni kegiatan pokok program yang
bersangkutan.
3. Kegiatan pada tahap penilaian yakni kegiatan untuk mengevaluasi seluruh
kegiatan dalam rangka pencapaian program tersebut.
Langkah-langkah sebelum menetapkan rencana kegiatan:
a. Alasan utama disusun rencana kegiatan.
b. Tujuan yang ingin dicapai.
c. Kegiatan program (bagaimana cara mengerjakannya).
d. Pelaksana dan sasarannya (siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaran
kegiatan).
e. Sumber daya pendukung.
f. Tempat (dimana kegiatan akan dilaksanakan).
g. Waktu pelaksanaan (kapan kegiatan akan dikerjakan).
7. Menetapkan sasaran (target group).
Sasaran (target group) adalah kelopmpok mayarakat tertentu yang akan
digarap oleh program yang direncanakan tersebut. Sasaran progrm kesehatan
biasanya dibagi dua, yakni:
a. Sasaran langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenal oleh program.
b. Sasaran tidak langsung, yakni kelompok yang menjadi sasaran antara program
tersebut, namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung.
8. Menyusun jadwal pelaksanaan
Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung
dengan jenis perencanaan yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan
dalam rangka mencapai tujuan.
9. Organisasi dan staf
Dalam bagian ini digambarkan atau diuraikan organisasi dan sekaligus staf
yang akan melaksanakan kegiatan atau program tersebut. Dismping itu juga
diuraikan tugas (job description) masing-masing staf pelaksana tersebut.
10. Rencana anggaran
10
Adalah uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan, mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi. Biasanya rincian rencana
biaya ini dikelompokan menjadi:
a. Biaya personalia
b. Biaya operasianal
c. Biaya sarana dan fasilitas
d. Biaya penilaian
11. Pelaksanaan
Melaksanakan semua kegiatan yang sudah direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati.
12. Evaluasi
Rencana evalusi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan
untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah
dicapai.

F. Plan of Action Program Perencanaan Kesehatan


Plan of action adalah suatu kegiatan yang akan kita lakukan sebagai orang yang
berkecimbung dalam kesehatan masyarakat, biasanya plan of action ini dilakukan
oleh sekelompok organisasi atau kumpulan orang-orang dengan memiliki tujuan yang
sama yakni mengetahui apa saja masalah yang ada pada wilayah yang akan kita
observasi dan apa kegiatan yang akan kita buat. 6
Pada plan of action kami mengambil tentang beberapa contoh yakni:
a. Penyuluhan Gizi

Tujuan dilakukannya penyukuhan gizi adalah untuk meningkatkan


pengetahuan dan pemahaman peserta penyuluhan tentang gizi pada
masyarakat, adapun sasaran untuk melakukan kegiatan penyuluhan gizi yaitu
ke masyarakat pesisir yang berjumlah 20 orang. Lalu ketika sudah memenuhi
syarat kita akan melakukannya di puskesmas dengan disertai penanggung
jawab.
b. Pemantauan status gizi
Sama halnya dengan contoh diatas tujuan dilakukannya pemantauan status
gizi agar kita mengetahui gizi anak pada wilayah pesisir.
6
http://riekie-mambarimbei.blogspot.com/2011/05/langkah-langkah-membuat-
perencanaan.html?m=1
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses yang terdiri dari langkah-langkah yang
berkesinambungan untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di
12
masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam perencanaan kesehatan yang penting adalah yang menyangkut proses
perencanaan yang merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun
suatu rencana. Pada bidang kesehatan, langkah yang sering digunakan dalam perencanaan
program kesehatan ialah mengikuti prinsip lingkaran pemecahan masalah (problem
solving cycle) anatara lain melakukan pengumpulan data, idntifikasi masalah, menetapkan
prioritas masalah, menyusun alternatif, jalan keluar, memilih prioritas jalan keluar,
melakukan uji lapangan, menyusun rencana kerja selengkapnya, melakukan penilaian
untuk melihat apakah tujuan tercapai atau tidak, melaksanakan program sesuai dengan
rencana yang telah disusun.

B. SARAN
1. Bagi mahasiswa kesehatan khususnya mahasiwa kesehatan masyarakat diharapkan
terbiasa dan terlatih dalam membuat perencanaan sederhana hingga mengatahui
metode sistematis dalam pembuatan perencanaan sesuai dengan problem solving
cycle.

2. Bagi petugas kesehatan sebaiknya sistem perencanaan dilaksanakan dengan sebaik-


baiknya agar tercapainya tujuan yang ditetapkan.

3. Kepada instansi terkait terutama dalam hal penentuan kebijakan agar pelaksanaan
pelayanan kesehatan berjalan dengan baik.

4. Dalam perencanaan kesehatan harus dilakukan upaya pengembangan produk


pelayanan kesehatan secara berkesinambungan dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Tangerang Selatan:


BINARUPA AKSARA Publishing

13
Ayuningtyas, Dumilah. 2013. Perencanaan Strategis Untuk Organisasi Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.

http://riekie-mambarimbei.blogspot.com/2011/05/langkah-langkah-membuat-
perencanaan.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai