Tuti Surtimanah
1 Tuti Surtimanah
2
Review Aktifitas KAP:
Komunikasi Diadik
Komunikasi Triadik
Penggabungan diadik
Small Group
Wawancara,
Tuti Surtimanah
4
Tuti Surtimanah
5
Komunikasi vertikal :
Robbins (2001)
Komunikasi vertikal
Komunikasi Vertikal
• Bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah
dan sebaliknya.
• Komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada
bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan
secara timbal balik.
Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal :
Komunikasi horizontal
Kelebihan komunikasi horizontal
• Terbentuknya suatu komunikasi yang santai dan
tidak terlalu formal,
• Sehingga apa yang ingin disampaikan dapat
disampaikan dengan baik tanpa harus tertekan oleh
jabatan atasan dan bawahan
Keunggulan
• Terbentuknya suatu komunikasi yang santai
dan tidak terlalu formal, sehingga apa yang
ingin disampaikan dapat disampaikan dengan
baik tanpa harus tertekan oleh jabatan atasan
dan bawahan
Tuti Surtimanah
10
Komunikasi Diagonal
Definisi
• Berlangsung dari seseorang kepada orang
lain dalam posisi yang berbeda : Dalam arti
pihak yang satu tidak berada pada jalur
struktur yang lain.
Fungsi
• digunakan oleh dua pihak yang mempunyai
level berbeda tetapi tidak mempunyai
wewenang langsung kepada pihak lain
Tuti Surtimanah
11
Komunikasi diagonal :
Kelebihan
Komunikasi Formal
Tuti Surtimanah
13
Tuti Surtimanah
14
Komunikasi Primer
Lambang
• sebagai media primer dalam proses komunikasi
adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan
lain sebagainya yang secara langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran dan perasaan
komunikator kepada komunikan.
Tuti Surtimanah
15
Kial (gesture)
Tuti Surtimanah
17
Komunikasi Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder
• Proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada oaring lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama.
Media
• Merupakan alat atau sarana yang
diciptakan untuk meneruskan pesan
komunikasi.
Tuti Surtimanah
19
Komunikasi Sekunder
• Sejalan berkembangnya masyarakat beserta peradaban
dan kebudayaannya, komunikasi bermedia (mediated
communication) mengalami kemajuan pula dengan
memadukan komunikasi berlambang bahasa dengan
komunikasi berlambang gambar dan warna.
• Film, televisi dan video pun sebagai media yang
mengandung bahasa, gambar, dan warna digunakan
masyarakat secara luas.
• Proses komunikasi secara sekunder merupakan sambungan
dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan
waktu.
• Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media
yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa
(massmedia) dan media nirmassa atau media non-massa
(non-mass-media).
Tuti Surtimanah
20
Tuti Surtimanah
21
Negosiasi
Konfigurasi dalam negosiasi
•Konflik/Masalah → Lobby/lobi → Negosiasi → Organisasi → Diplomasi
(Deliberasi/Pertemuan)
Konflik
•Terjadi karena perbedaan opini, ketidaksepakatan, perselisihan, rivalitas,
ketidakharmonisan, percekcokan.
Lobi
•Suatu upaya pendekatan yang dilakukan untuk mempengaruhi dengan
tujuan kepentingan tertentu.
•Pada tahap lobi, pelobi tidak memutuskan. Lobi dilakukan dengan cara baik
atau cara tidak baik
Negosiasi
•Proses yang terjadi antara dua pihak atau lebih, yang pada mulanya memiliki
pemikiran yang berbeda hingga pada akhirnya mencapai kesepakatan
bersama.
•Negosiasi bisa terjadi karena adanya konflik dan lobbying ada didalamnya
untuk mengurangi konflik.
Tuti Surtimanah
22
Tuti Surtimanah
23
Fungsi Lobi:
– Lobi sebagai pembuka jalan bernegosiasi, kalau
ada respon
– Mempengaruhi pengambilan keputusan
Fungsi Negosiasi:
– Mencapai kesepakatan bersama
– Mengubah pendapat orang lain
– Meyakinkan pihak lain
- Terkait 4 kuadran negosiasi
Fungsi Diplomasi:
– Menentukan strategi/kebijakan, taktik, dan siasat
– Mendamaikan beragamnya kepentingan
Tuti Surtimanah
24
Kuadran Negosiasi
Tuti Surtimanah
25
Tuti Surtimanah
27
Tuti Surtimanah
28
• Fase ini dimulai ketika para individu atau kelompok yang terlibat
menyadari konflik dan merasakan penglaman-pengalaman yang
bersifat emosi, seperti kemarahan, frustasi, ketakutan, dan
kegelisahan yang melukai perasaan.
• Fase ini adalah fase sesudah konflik diolah. Bila konflik dapat
diselesaikan dengan baik hasilnya berpengaruh baik pada organisasi
(fungsional) atau sebaliknya (disfungsional). Tuti Surtimanah
29
Diskusi
wawancara
Tuti Surtimanah
30
Wawancara
• Merupakan sebuah kegiatan tanya
jawab yang dilakukan dua individu atau
lebih untuk mendapatkan sebuah
informasi, pendapat, data, dan
keterangan.
• Seseorang yang memberikan pertanyaan
disebut dengan pewawancara.
• Adapun orang yang menjawab
pertanyaan atau memberikan informasi
disebut dengan narasumber.
Tuti Surtimanah
32
Wawancara Standar
• Wawancara standar atau tradsional merupakan jenis
wawancara kerja yang paling sering digunakan.
• Saat menjalani wawancara tersebut, umumnya akan
diwawancarai oleh seorang pewawancara.
• Orang yang jadi pewawancara tersebut bisa seorang staf
personalia, manajer departemen, atau utusan departemen.
Wawancara Perilaku
• Wawancara perilaku (behaviour interview) fokus pada
perilaku masa lalu narasumber untuk memprediksi perilaku
masa depan. Sejumlah perusahaan menyukai jenis
wawancara ini karena mereka menganggap perilaku sangat
memengaruhi kinerja seseorang.
Tuti Surtimanah
34
Wawancara Kasus
• Wawancara kasus umumnya digunakan perusahaan
konsultan. Wawancara ini fokus pada bagaimana kamu
menyelesaikan sebuah atau beberapa isu bisnis yang spesifik.
• Pertanyaan yang diajukan bisa berupa pertanyaan
kuantitatif untuk mengetahui bagaimana kamu menangani
kasus yang diberikan. Tuti Surtimanah
35
Wawancara Situasional
• Wawancara ini biasanya dilakukan perusahaan asing
yang lokasinya tidak berada di negara atau daerah si
kandidat.
Wawancara Presentasi
• Dalam wawancara presentasi, seorang yang melamar
pekerjaan akan diberi sebuah isu bisnis dan diminta
mempresentasikan solusi ke satu atau lebih karyawan
perusahaan.
• Waktu yang diberikan kepada kamu adalah 30 menit.
Alokasinya adalah 15 menit untuk persiapan dan 15 menit
untuk presentasi. Tuti Surtimanah
36
Wawancara Panel
Tuti Surtimanah