15 28 1 SM PDF
15 28 1 SM PDF
Fera Meliyanti
Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma’arif Baturaja
Jl. Moh. Hatta No.687 B Sukaraya Baturaja OKU 32112 Sumatera Selatan Indonesia
Email: fera_meliyanti@yahoo.com
ABSTRAK
Penyakit diare masih sering menimbulkan kejadian luar biasa dengan jumlah penderita yang banyak dalam
waktu yang singkat. Di Kabupaten OKU, Diare masih menjadi 5 penyakit terbanyak, salah satunya adalah
Kelurahan Saung Naga dengan jumlah angka kunjungan diare pada balita pada tahun 2013 ada sebanyak 159
(18,8%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada
balita. Metode penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah seluruh ibu yang
mempunyai balita bertempat tinggal di Kelurahan Saung Naga sebanyak 843 ibu balita dengan sampel
berjumlah 159 ibu balita. Tehnik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Lokasi penelitian di
Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Baturaja Barat yang dilaksanakan
pada bulan Februari sampai dengan April 2014.Analisis data dengan Chi Square. Hasil penelitian diketahui
ada hubungan antara informasi kesehatan dengan kejadian diare (p-value 0,001). Ada hubungan cara
pemberian makan dengan kejadian diare (p-value 0,001). Ada hubungan antara ketersediaan jamban (p-value
0,000). Ada hubungan antara penyediaan air bersih dengan kejadian diare (p-value 0,001).
ABSTRACT
Diarrhea still often cause a remarkable event with the number of patients that a lot in a short time. In OKU
District, diarrhea is still the fifth largest disease, one of which is Saung Naga Village to the number of visits
diarrhea in infants in 2013 there were 159 (18.8%). This study aims to determine the factors associated with the
incidence of diarrhea in infants. The research method using cross sectional approach. The population is all
mothers with infants residing in Saung Naga Village as much as 843 mothers with a sample of 159 mothers.
Sampling techniques with simple random sampling. The research location in Saung Naga Village UPTD
Puskesmas Tanjung Baturaja Barat conducted in February to April 2014. Data were analyzed using Chi Square.
The survey results revealed no correlation between health information with the incidence of diarrhea (p-value
0.001). There is a way of feeding correlation with the incidence of diarrhea (p-value 0.001). There is a
correlation between the availability of latrines (p-value 0.001). There is a correlation between the provision of
clean water to the incidence of diarrhea (p-value 0.001).
tahun 2011 jumlah kasus penyakit diare data dari Dinas Kesehatan OKU, UPTD
pada balita sebanyak 664 (16%) orang. Puskesmas Tanjung Agung serta buku-buku
Pada tahun 2012 jumlah kasus penyakit referensi lainnya. Analisis data dengan
diare pada balita sebanyak 908 (24%) analisis univariat untuk melihat distribusi
orang. Pada tahun 2013 jumlah kasus dan frekuensi variabel dependen dan
penyakit diare pada balita sebanyak 762 independen dan analisis bivariat untuk
(15,05%) dan 1 kasus balita yang mengetahui hubungan antara variabel
mengalami kematian akibat diare) [6] informasi kesehatan, cara pemberian
makan, ketersediaan jamban, dan
Di Kelurahan Saung Naga jumlah balita penyediaan air bersih terhadap kejadian
mencapai 843 balita, pada tahun 2011 Diare pada balita yang di analisa dengan uji
jumlah jumlah kasus penyakit diare pada chi square dengan taraf signifikan (α) 0,05,
balita sebanyak 153 (21,7%), pada tahun dengan ketentuan yang berlaku yaitu bilaρ
2012 jumlah kasus diare pada balita value ≤ α (0,05) maka ada hubungan yang
sebanyak 166 (20,8%) dan pada tahun 2013 bermakna antara variabel independen dan
jumlah kasus diare pada balita ada 159 variabel dependen, dan bila ρ value> α
(18,8%) (Puskesdes, 2013).Berdasarkan (0,05) maka tidak ada hubungan yang
data tersebut, peneliti tertarik melakukan bermakna antara variabel independen dan
penelitian tentang faktor-faktor yang variabel dependen [7]
berhubungan dengan kejadian diare pada
balita. Penelitian ini bertujuan untuk III. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian diare pada balita. Analisis univariat dilakukan pada tiap
variabel penelitian. Pada umumnya dalam
II. METODE PENELITIAN analisis ini hanya menghasilkan distribusi
dan persentase dari tiap variabel penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian [8] berikut akan disajikan analisis univariat
observasional dengan pendekatan Cross dari masing-masing variabel.
Sectional, variabel independen dan variabel
dependen diteliti secara bersamaan. Diketahui bahwa distribusi frekuensi
Variabel independen terdiri dari informasi responden yang pernah menderita diare
kesehatan, cara pemberian makan, lebih besar yaitu 61,6% dibandingkan
ketersediaan jamban, dan penyediaan air dengan responden yang tidak pernah
bersih dan variabel dependen adalah menderitadiare yaitu 38,4% responden.
kejadian Diare. Populasi yang digunakan Untuk distribusi frekuensi mengenai
dalam penelitian ini adalah seluruh balita informasi kesehatan ada sebanyak 51,6%
yang ada di Kelurahan Saung Naga repondentidak pernah mendapatkan
Kecamatan Baturaja Barat sebanyak 843 informasi kesehatan lebih besar
balita. Dengan sampel sebanyak 159 balita dibandingkan reponden yang pernah
didapatkan dari perhitungan rumus Iwan mendapatkan informasi kesehatan yaitu
Ariawan. Teknik pengambilan sampel 48,4%. Distribusi frekuensi responden
dengan simple random sampling.Lokasi mengenai cara pemberian makan yang tidak
penelitian di Kelurahan Saung Naga baik pada balita ada sebanyak 71,7% lebih
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung besar dibandingkan cara pemberian makan
Agung Baturaja Barat yang dilaksanakan yang baik pada balita yaitu 28,3%.
pada bulan Februari - April 2014. Data Distribusi frekuensi ketersediaan jamban
yang digunakan adalah data primer yang responden yang tidak memenuhi syarat
diperoleh melalui observasi dan wawancara kesehatan ada sebanyak 23,9% lebih sedikit
dan data sekunder diperoleh melalui data- dibandingkan dengan ketersediaan jamban
faktor predisposisi (predisposing factor) yaitu 52,1%. Hasil uji chi-square di peroleh
yang terwujud dalam sikap, dan kebiasaan p value 0,000 artinya ada hubungan yang
atau keyakinan masyarakat. hal ini bermakna antara ketersediaan jamban
mendukung bahwa kebiasaan yang tidak terhadap kejadian diare pada balita.
baik dalam pemberian makan kepada balita
dapat menyebabkan balita mengalami diare Berdasarkan teori Lawrence Green dalam
ini bisa disebabkan oleh kebersihan [8] yang menganalisis perilaku manusia
makanan yang kurang terjaga, baik selama dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang
proses pembuatan maupun kebersihan alat atau masyarakat dipengaruhi salah satunya
saji dan sajian makanan yang tidak sesuai faktor pendukung (enabling factor) yang
dengan umur balita dapat meyebabkan diare terwujud dalam lingkungan fisik,
pada balita. tersedia/tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
sarana untuk kesehatan.
Penelitian ini sejalan dengan
Kusumawardani dan [9] yang menunjukan Penelitian ini sejalan dengan penelitian)
bahwa ada hubungan yang signifikan antara [10], di Wilayah Kerja Puskesmas
higiene makanan pendamping ASI dengan Swakelola 11 Ilir Palembang yang
kejadian diare pada balita yaitu dengan menunjukan bahwa ada hubungan yang
pemberian makan yang baik sebesar 25,8 % signifikan antara penggunaan jamban
dan pemberian makan kurang baik sebesar dengan kejadian diare (p-value 0,046)
74,2% dengan p value 0,001.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa perilaku masyarakat yang masih
bahwa terdapat 70,2% cara pemberian melakukan aktivitas sehari-hari disungai
makan kurang baik pada balita hal ini seperti mencuci dan buang air besar di
dipengaruhi karena masih adanya ibu-ibu sungai. Jamban yang telah tersedia di
yang memberikan makanan tidak sesuai rumah belum dimanfaatkan sepenuhnya
umur balita dan pemberian susu yang tidak oleh masyarakat setempat.
cocok untuk balita sehingga menjadi faktor
pemicu terjadinya diare. Berdasarkan tabel 4. dapat diketahui
proporsi responden yang sakit diare dengan
Tabel 3. Hubungan Ketersediaan Jamban penyediaan air bersih tidak memenuhi
dengan Kejadian Diare
syarat kesehatan sebanyak 93,8 %, lebih
Kejadian diare besar bila dibandingkan dengan proporsi
Ketersediaan p responden yang sakit diare dengan
Tidak Jumlah
Jamban Sakit value
sakit penyediaan air bersih memenuhi syarat
Tidak kesehatan yaitu 53,5%. Hasil uji chi-square
35 3 38
memenuhi di peroleh p value 0,000, artinya ada
92,1% 7,9% 100 %
syarat
Memenuhi 63 58 121 0,001 hubungan yang bermakna antara
syarat 52,1% 47,9 % 100 % penyediaan air bersih terhadap kejadian
Jumlah 98 61 159 diare pada balita.
61,6% 38,4% 100 %
Tabel 4. Hubungan Penyediaan Air Bersih
dengan Kejadian Diare
Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui bahwa
proporsi responden yang sakit diare dengan Kejadian diare
Penyediaan p
jamban tidak memenuhi syarat kesehatan Tidak Jumlah
Air Bersih Sakit value
sakit
yaitu 92,1 % lebih besar bila dibandingkan
Tidak 30 2 32
dengan proporsi responden yang sakit diare memenuhi 0,001
93,8% 6,2% 100 %
dengan jamban memenuhi syarat kesehatan
Memenuhi 68 59 127
syarat 53,5% 46,5 % 100 % [1] World Health Organization (WHO).
Jumlah 98 61 159 (2011). Tentang Penyakit Diare dan
61,6% 38,4% 100 % Penularannya.
[2] Depkes RI. (2010). Pedoman
Penelitian ini sejalan dengan penelitian [11] Penatalaksanaan Program P2 Diare,
di Indonesia yang menunjukan bahwa ada Direktorat Jendral Pemberantasan
hubungan yang signifikan antara Penyakit Menular dan Penyehatan
penyediaan air bersih dengan kejadian diare Lingkungan Pemukiman: Jakarta.
pada balita dengan p value 0,001.
[3] Depkes RI. (2013). Data. Jakarta: Badan
Litbangkes.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
bahwa penyediaan air bersih tidak [4] Dinkes OKU. (2010). Profil Dinkes
memenuhi syarat didukung oleh lokasi Kab. OKU. SP2TP LB-I. 10
kelurahan yang berada di sepanjang aliran penyakit terbanyak di 14 Puskesmas
sungai sehingga memudahkan masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu
untuk menggunakan air sungai untuk Tahun 2013
keperluan sehari-hari. Perilaku membuang [5 ] Dinkes Sum-sel. (2013). Profil Dinkes
sampah ke sungai menjadi faktor Provinsi Sum-Sel. Data Diare
pendukung terjadinya sumber air bersih dikota Palembang Tahun 2013.
yang tidak memenuhi syarat karena
tercemar. Penggunaan air bersih yang [ 6] UPTD Puskesmas Tanjung Agung.
dilakukan tanpa pengolahan yang benar (2013). Profil UPTD Puskesmas
dapat menyebabkan diare. Tanjung Agung penyakit terbanyak
pada Balita di Puskesmas tahun
IV. KESIMPULAN 2013.
Berdasarkan uraian dari bab sebelumnya [7] Hastono P. S. (2007). Analisis Data.
dapat ditarik beberapa kesimpulan Jakarta: FKUI
diantaranya:
Terdapat hubungan yang bermakna antara [8] Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi
informasi kesehatan dengan kejadian diare Penelitian Kesehatan, Jakarta:
pada balita (p value 0,001). Terdapat Rineka Cipta.
hubungan yang bermakna antara cara Notoatmodjo, S. 2010. Konsep Perilaku
pemberian makan dengan kejadian diare Kesehatan.Dalam: Promosi
pada balita (p value 0,001).Ada hubungan Kesehatan Teori dan Aplikasi.
yang bermakna antara ketersediaan jamban Jakarta: Rineka Cipta.
dengan kejadian diare pada balita (p value
0,001).Terdapat hubungan yang bermakna [9] Kusumawardani, Bety. (2010).
antara penyediaan sumber air bersih dengan Hubungan Praktik Higiene Sanitasi
kejadian diare pada balita (p value 0,001). Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI) Tradisional dengan
Kejadian Diare pada Anak usia 6-24
Bulan di Kota Semarang.
http://www.fkm.undip.ac.id
[10] Apriyanti M, Ikob R, Fajar N. A.
(2009). Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian