WAHAM
Disusun Oleh :
RIKI SABDATUS ANDREANSE
NIM : 1911515121
2. Klasifikasi Waham
a. Menurut shives 2012, waham dibagi menjadi:
1) Waham persecutory/kejar : waham ini percaya bahwa ada yang bersengkokol
melawan, memata-matai, meracuni, atau dibius, ditipu, dan difitnah jahat.
2) Waham cemburu : seseorang meyakini bahwa orang yang di cintai atau orang
yang di sayangi atau orang penting lainnya adalah setia. Waham ini terjadi
biasanya pada seseorang yang dengan penyakit psikiatri sebelumnya
3) Waham erotomatic : keyakinan bahwa seseorang yang berstatus social tinggi
atau seorang public figurw mencintainya, keyakinan ini biasanya terjadi pada
wanita.
4) Waham kebesaran : seseorang meyakini bahwa dirinya memiliki kedudukan
penting atau sebagai orang yang penting. (mis. Seseorang meyakini bahwa
dirinya adalah seorang yang membuat penemuan penting)
b. Waham ada beberapa tipe menurut (townsend, 2014) adalah sebagai berikut:
1) Tipe Erotomatic
Individu percaya bahwa seseorang, biasanya dari status yang lebih tinggi, jatuh
cinta dengan dia. Orang terkenal sering subyek waham erotomatic. Kadang-
kadang waham dirahasiakan, tetapi bebrapa orang mugkin mengikuti,
menghubungi, atau jika tidak mencoba untuk mengajar obyek khayalan mereka.
2) Tipe Kebesaran
Individu dnegan waham megah memiliki irasional ide-ide tentang nilai mereka
sendiri, bakat, pengetahuan, atau kekuasaan. Mereka mungkin percaya bahwa
mereka memiliki hubungan khusus dengan orang terkenal atau bahkan
menganggap identitas orang terkenal (percaya bahwa orang yang sebebnarnya
adalah seorang penipu)
3) Tipe Cemburu
Isi waham cemburu berpusat pada gagasan bahwa pasangan seksual seseorang
tidak setia. Idenya adalah tidak rasional dan tanpa sebab, tetapi indivisu dengan
pencarian khayalan bukti untuk membenarkan keyakinan. Pasangan seksual
dihadapkan (dan kadang-kadang diserang secara fisik) mengenai perselingkuhan
dibayangkan.
4) Tipe persecutory
Dalam wahma persecutory, yang plaing umum jenis, individu percaya bahwa
mereka sedang dianiaya atau dengki diperlakukan dalam beberapa cara. Sering
termasuk yang diplotan terhadap, ditipu, diikuti dan memata-matai, keracunan,
atau dibius. Individu mungkin terobsesi dan membesar-besarkan sebuah
penolakan sedikit (baik nyata atau membayangkan) sampai menjadi focus dari
system waham
5) Tipe Somatic
Individu dengan waham somaic percaya mereka memiliki jenis kondisi medis
umum.
6) Tipe Campuran
Ketika gangguan dicampur, waham yang menonjol, tapi ada satu tema yang
dominan.
3. Rentang Respons
Adaptif Maladaptif
g. Konflik percaya-takut
Penelitian telah menunjukan bahwa waham juga bisa terjadi akibat penyakit
neurologis yang diidentifikasi, terutama penyakit-penyakit yang mempengaruhi
system limbic dan ganglia basal. Juga terkait dengan lesi fokal pada lobus frontal
atau belahan kanan otak (Cleveland Clinik,2009; Sandock & Sadock,2010).
Beberapa penelitian menemukan bahwa waham lebih umum di antara keluarga
adalah skizofrenia (APA,2000)
Faktor Presipitasi Menurut (Townsend,2014)
a. Perubahan histologist
Hipotesis bahwa perubahan ini dalam hippocampus sel terjadi selama trimester
kedua dari kehamilan dan mungkin terkait dengan infuenza virus dihadapi oleh ibu
selama periode ini.
b. Kondisi fisik
Beberapa penelitian telah melaporkan hubungan antara skizofrenia dan
epilepsi(terutama lobus temporal), Huntington penyakit, trauma kelahiran, cedera
kepala di dewasa, penyalahgunaan alkohol, tumor otak (terutama dalam sistem
limbik), kecelakaan serebrovaskular, lupus eritematosus sistemik, myxedema,
parkinsonisme, penyakit Wilson.
c. Pengaruh psikologis
Dalam gangguan skizofrenia mempertimbangkan baik psikososial dan faktor
biologis yang mempengaruhi skizofrenia. Kelainan mempengaruhi pasien individu,
masing-masing diantara nya memiliki keunikan psikologis.
d. Pengaruh lingkungan
Faktor sosial budaya banyak penelitian telah dilakukan yang memiliki berusaha
untuk menghubungkan skizofrenia kelas sosial. Memang statistik epidemiologi
telah menunjukan bahwa jumlah yang lebih besar dari individu dari bawah kelas
sosial ekonomi mengalami gejala terkait dengan skizofrenia dari pada orang-orang
dari lebih tinggi kelompok sosial ekonomi (Puri & Treasaden,2011).
2. Stressor Pencetus
a. Biologi
Stressor biologi hubungan langsung dengan respon neurologis yang maladaptive
termasuk.
1) Gangguan dalam putaran umpan balik yang mengatur proses informasi
2) Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
b. Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi
dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Pemicu gejala
Prekusor dan stimuli yang sering menimbulkan episode baru suatu penyakit.
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologist yang maladaptive
berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan perilaku individu (Struat and
Laraia,2005).
4. Mekanisme Koping
a. Regresi
Menghindari stress kecemasan, dengan menampilkan perilaku kembali seperti pada
perkembangan anak.
b. Proyeksi
Keinginan yang tidak dapat di toleransi, mencurahkan emosi kepada orang lain
karena kesalahan yang di akui sendiri.
c. Menarik diri
Reaksi yang di tampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun psikologi. Reaksi fisik
yaitu individu pergi atau lari menghindari sumber stressor, sedangkan reaksi
psikologi individu menunjukan perilaku apatis, mengisolasi diri tidak berminat,
sering disertai rasa takut dan bermusuhan. (Stuart and Laria,2005)
5. Sumber Koping
Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman terhadap perilaku, kekuatan
dapat meliputi seperti model intelegensia atau kreaktivitas yang tinggi. Orang tua
secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang keterampilan koping
karena mereka biasanya tidak hanya belajar dari pengamatan. Sumber keluarga dapat
berupa pengetahuan tentang penyakit, financial yang cukup, ketersediaan waktu,
tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan secara berkesinambungan
(Stuart,2010). Kondisi keluarga yang perlu dikaji adalah komunikasi dalam keluarga
baik waktu maupun kualitasnya, kemungkinan kegiatan sehari-hari yang dapat klien
lakukan baik perawatan diri maupun kegiatan sehari-hari. (Keliat,2010)
C. POHON MASALAH
1. Pohon masalah
Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar
barang-barang.
2) Kerusakan komunikasi : verbal
Data subjektif
Data objektif
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan isi pikir : waham
E. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa I: Perubahan isi pikir : waham
Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
Tujuan khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
1. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
topik, waktu, tempat).
2. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima
keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima,
katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak
membicarakan isi waham klien.
3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat
akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan
keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
4. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri