Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN DAN SASARAN
C. RUANG LINGKUP
BAB II
A. PROFIL KECAMATAN
B. PROFIL DESA/ KELURAHAN
C. RENCANA TATA RUANG WILAYAH
D. PROGRAM PEMBANGUNAN
BAB III
A. PENGUASAAN DAN PEMILIKAN TANAH
B. PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH
C. KONDISI PRASARANA/ SARANA/ UTILITAS
D. KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
E. TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT
BAB IV
A. PERSIAPAN
B. PENATAAN
BAB V
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DELINIASI LOKASI
a. Keterbatasn Lahan
b. Backlog Perumahan
Gambar Wilayah
a. Rencana Tata Ruang
4.1. POLA PEMANFAATAN KAWASAN BUDIDAYA
Rencana pengembangan kawasan budidaya ini merupakan salah satu implementasi dari
perhatian Pemerintah Kota Pontianak terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup kota dengan tetap memperhatikan Keppres No. 57 Tahun 1989 tentang Kawasan
Budidaya dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41 Tahun 2007 Tentang pedoman
criteria teknis Kawasan Budidaya. Untuk konteks Kota Pontianak, rencana pengembangan
kawasan budidaya ini diarahkan kepada upaya untuk mengendalikan alih fungsi guna lahan
yang tidak sesuai dengan peruntukannya yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota. Kawasan
budidaya tersebut terdiri dari perumahan, pemerintahan, perdagangan, jasa, pendidikan,
kesehatan, industri dan pergudangan, pariwisata dan rekreasi, dan militer.
Tumbuhnya kota juga akan mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan bagi penduduk kota
berdasarkan tingkat sosial ekonomi dan aktivitasnya sehari-hari. Pada umumnya, penduduk
yang tingkat sosial ekonominya makin baik akan menjauhi pusat kota sebagai tempat
tinggalnya, karena biaya transportasi tidak menjadi kendala dan membutuhkan ketenangan,
demikian pula sebaliknya penduduk golongan menengah ke bawah lebih menyenangi
bermukim di pusat kota karena kawasan tersebut mempunyai aksesibilitas yang tinggi.
Perumahan dengan kepadatan tinggi berbentuk rumah susun, flat atau apartemen.
Perumahan kepadatan tinggi rata-rata kapling bangunan direncanakan 150 m2, yaitu di
wilayah permukiman di pusat kota dan permukiman tepian sungai kapuas. Perumahan
kepadatan sedang rata-rata kapling bangunan direncanakan 300 m2, yaitu di wilayah hampir
merata di seluruh bagian kota. Kepadatan permukiman rendah diarahkan di pinggiran kota
atau di pusat kota dengan konsep Townhouse. Kepadatan perumahan yang direncanakan ini
untuk rata-rata per wilayah dan kecamatan dengan pengembangan secara horizontal yang
disesuaikan dengan ketersediaan ruang untuk pengembangan perumahan. Dari rencana
luas kapling perumahan ini menunjukkan bahwa pengembangan perumahan di Kota
Pontianak semakin terbatas sehingga pengembangan perumahan akan cenderung makin
intensif di wilayah kota dan makin ekstensif ke wilayah luar Kota Pontianak. Dengan rencana
rata-rata kapling perumahan yang terbatas ini tidak berarti perumahan dengan kapling
besar terutama di lokasi perumahan terencana (perumahan lama yang prestisius) yang
menjadi ciri khas Kota Pontianak di wilayah Pusat Kota dilarang tetapi sebaliknya tetap
dipertahankan dalam kerangka perlindungan cagar budaya.
Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) merupakan sebidang tanah yang merupakan bagian dari
KASIBA ataupun berdiri sendiri yang telah dipersiapkan dan dilengkapi dengan prasarana
lingkungan dan selain itu juga sesuai dengan persyaratan pembakuan tata lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan dan selain itu juga sesuai dengan persayaratan pembakuan
tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan pelayanan lingkungan untuk
membangun kaveling tanah matang; lisiba berdimensi lebih kecil daripada KASIBA.
Ketentuan pembangunan KASIBA dan LISIBA yang berdiri sendiri diatur dalam PP No. 80
Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun.
Dalam pengembangan perumahan di Indonesia, berlaku standar perbandingan luas kapling
rumah di kota-kota kecil dan menengah, yaitu 1 : 3 : 6 untuk jumlah rumah berkapling besar:
kapling sedang : kapling kecil. Mengacu kepada penentuan luas yang sering dipergunakan
dalam penyusunan rencana tata ruang kota-kota di Kalimantan Barat, luas rata-rata masing-
masing kategori ukuran kapling di Kota Pontianak sesuai dengan kelaziman tersebut adalah
sebagai berikut:
Luas kapling kecil = 100 sampai 200 m2 atau dengan rata-rata 150 m2
Luas kapling sedang = 200 sampai 400 m2 atau dengan rata-rata 300 m2
Luas kapling besar = 400 sampai 800 m2 atau dengan rata-rata 600 m2
Penentuan kebutuhan jumlah unit rumah dilakukan dengan pertimbangan utama bahwa
sesuai hasil analisis, pada tahun 2030 di Kota Pontianak terdapat sekitar 190.849 KK; satu
rumah umumnya terdiri dari 4-5 orang. Dengan demikian, sampai tahun 2030 di Kota
Pontianak perlu pengembangan fasilitas perumahan yang layak bagi masyarakat kota.
Kebutuhan rumah di Kota Pontianak 20 tahun ke depan dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Berdasarkan standar tersebut, maka hingga tahun 2030 Kota Pontianak membutuhkan
1.145,09 hektar lahan untuk perumahan kapling besar; 1.717,64 hektar untuk perumahan
kapling sedang; dan 1.717,64 hektar untuk perumahan kapling kecil, atau dengan jumlah
total 4.580,38 hektar lahan dibutuhkan untuk kawasan perumahan. Tabel 4.8 menunjukkan
secara rinci kebutuhan unit rumah dan luas lahan perumahan untuk empat periode lima
tahun yang akan datang.
TABEL 4.7
RENCANA KEBUTUHAN UNIT HUNIAN DAN LUAS LAHAN PERUMAHAN DI KOTA
PONTIANAK SAMPAI TAHUN 2030
KEBUTUHAN
TAHUN KAVLING KECIL KAVLING SEDANG KAVLING BESAR JUMLAH
Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) UNIT LUAS (Ha)
2011 83.908 1.258,61 41.954 1.258,61 13.985 839,08 139.846 3.356,30
2015 89.584 1.343,76 44.792 1.343,76 14.931 895,84 149.307 3.583,37
2020 97.223 1.458,34 48.611 1.458,34 16.204 972,23 162.038 3.888,91
2025 105.513 1.582,70 52.757 1.582,70 17.586 1.055,13 175.855 4.220,52
2030 114.509 1.717,64 57.255 1.717,64 19.085 1.145,09 190.849 4.580,38
Sumber : Hasil Analisis
Kawasan Perumahan dilengkapi dengan sarana dan prasarana skala lingkungan sesuai
dengan SNI 03-1733-2004 seperti:
Fasilitas perdagangan seperti warung dan toko yang terintegrasi dengan permukiman
Fasilitas Pendidikan seperti sekolah Dasar dan Menengah
Fasilitas Peribadatan skala lingkungan
Fasilitas Ruang Terbuka Hijau berupa Taman Lingkungan
b. Administrasi wilayah
c. Demografi (data kependudukan termasuk masalah/ isu sosial yang terjadi)
d. Landuse eksisting/IP4T
a. LU lokasi
b. Gambaran LU daerah sekitar (terkait dengan titik transportasi/pusat
kegiatan)
Visioning/site Plan/ Desain --> RTBL / Rencana/ Masterplan Kawasan
GEOGRAFI
Letak kecamatan
Kecamatan Pontianak Selatan terletak diantara Kecamatan Pontianak Tenggara dan Kecamatan
Pontianak Kota dengan luas wilayah 14,45 Km 2. Dibandingkan dengan kecamatan lain di Kota
Pontianak, Kecamatan Pontianak Selatan merupakan yang terkecil kedua wilayahnya setelah
Pontianak Timur. Batas-batas wilayah untuk Kecamatan Pontianak Selatan adalah
- Utara : Kecamatan Pontianak barat Kota Pontianak
- Selatan : Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya
- Timur : Kecamatan Pontianak Timur Kota Pontianak
- Barat : Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya
Penggunaan Lahan
Sebagian besar lahan di Kecamatan Pontianak Selatan merupakan lahan kering yang
diusahakan yaitu lahan yang digunakan untuk pekarangan rumah penduduk (977 Ha atau
67,61%), lahan perkebunan (264 Ha atau 18,27%), lahan yang belum diusahakan dan lainnya
(204 Ha atau 14,12%)
Luas Penggunaan Lahan Sawah dan Lahan Kering di Kecamatan Pontianak Selatan (Ha)
Tahun 2016 – 2018
Jumlah Rukun Warga, Rukun Tetangga dan Kepala Keluarga di Kecamatan Pontianak
Selatan Menurut Kelurahan, 2018
Kawasan kumuh Gang Waru terletak di Kecamatan Pontianak Selatan, Kelurahan Benua
Melayu Darat. Pada kawasan sudah banyak dilakukan upaya penataan sejak lama oleh
Pemerintah Kota dan pihak ketiga. Pada tahun 1965 ditetapkan Peraturan Daerah No. 1 Tahun
1965 tentang Penataan Komplek Sentiong. Selain melalui Peraturan Daerah, penataan Gang
Waru juga dilakukan melalui penunjukan Advice Planning kepada Sdr. Yanto dengan hasil
penataan dilakukan sampai ujung jalan Gang Waru 5. Pada tahun 2000 juga diberikan
rekomendasi Advice Planning kepda Sdr. Winata Gunawan yang berfokus pada penataan
bangunan di Jl. WR. Supratman Gang Waru 5. Di Tahun 2001, diterbitkan SK Walikota tentang
Perubahan Parsial Rencana Jalan di Komplek Ex. Sentiong. Penataan yang dilakukan dalam
kurun waktu tersebut dirasa belum berhasil dan justru menimbulkan permasalahan untuk saat
ini.
Pada tahun 2015 Kawasan Gang Waru ditetapkan sebagai kawasan kumuh perkotaan
melalui SK Walikota Pontianak No. 398 Tahun 2015 (SK. WK. Ptk. No. 398/D-CKTRP/2015)
tentang Kawasan Kumuh Perkotaan. Rencana penataan ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat
dari Bappeda Kota Pontianak kepada Dinas PUPR Kota Pontianak perihal Rencana Penataan
Kawasan Gang Waru V melalui Konsolidasi Tanah. Menanggapi surat tersebut, hingga Tahun
2018 sudah dilakukan rapat pembahasan teknis pelaksanaan KT dan dibentuk Tim Percepatan
Kegiatan KTV di Kawasan Gang Waru (SK Walikota Pontianak No. 597/Bappeda/Tahun 2018
tanggal 7 Agustus 2018).
Rencana penataan Gang Waru oleh Pemerintah Kota Pontianak dituangkan dalam
Penyusunan Rencana Tata Bangunan Lingkungan (RTBL) Kawasan Gang Waru pada Tahun
Anggaran 2018. Pada desain RTBL tersebut dirumuskan 2 (dua) alternatif penataan yaitu
Perencanaan KT Horizontal dan Perencanaan KT Vertikal. Pada model perencanaan KT
Horizontal, perencanaan difokuskan kepada pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan
kawasan. Jumlah kavling optimal adalah sebanyak 285 unit kavling (4x17 meter) dan belum
termasuk dengan sarana dan prasarana pendukung kawasan. Sedangkan untuk model KT
Vertikal direncanakan dengan pembangunan rumah susun sebanyak 5 unit tower dengan luas ±
3.560 m2. Setiap unit tower terdiri dari 4 lantai dengan jenis penggunaan bangunan adalah
mixed use (lantai dasar untuk tempat usaha, lantai diatasnya untuk hunian). Pembangunan 1
unit direncanakan memiliki tipe 36. Selain bangunan, perecanaan pada kawasan juga dilakukan
untuk pembangunan jalan lingkungan rumah susun dengan lebar 5 meter, serta pembangunan
sarana dan prasarana penunjang kawasan seperi sarana peribadatan, area parkir dan Ruang
Terbuka Hijau.
Kawasan Gang Waru memiliki luasan kumuh seluas 2,9 Ha, pada luasan tersebut
terdapat sejumlah 255 KK dan/atau 923 jiwa penduduk. Berdasarkan hasil peninjauan lapang
diketahui total jumlah bidang pada kawasan adalah 228 bidang, terdiri dari 193 bidang tanah
belum bersertipikat dan 35 bidang tanah sudah bersertipikat.