Anda di halaman 1dari 33

Produksi

Radioisotop
Kelompok 1
Pendahuluan
➢ radioisotop adalah sebuah isotop tidak stabil atau radioaktif dari sebuah unsur yang dapat berubah menjadi unsur lain, dengan memberikan
radiasi.

➢ Suatu unsur disebut radioisotop atau isotop radioaktif jika unsur itu dapat memancarkan radiasi. Dikenal dengan istilah radionuklida. *Radiasi
adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang.

➢ Tujuan utama pembuatan radioisotop adalah untuk menyediakan unsur atau senyawa radioaktif tertentu yang memenuhi persyaratan sesuai
dengan maksud pemanfaatannya.

➢ Produksi Radioisotop terdapat 2 cara yaitu, TANPA atau DENGAN NETRON.

➢ Berkas NETRON yang dihasilkan reaktor terdiri dari dua kelompok, yaitu:

1. Netron lambat dengan energi < 0,025 eV

2. Netron cepat dengan energi > 0,025 eV

➢ Secara garis besar dikenal tiga macam prinsip dasar pembuatan radioisotop, yaitu :

1. Reaksi aktivasi bahan sasaran dengan neutron dalam reaktor nuklir.

2. Reaksi fisi atau pembelahan bahan bakar reaktor nuklir.

3. Reaksi aktivasi bahan sasaran dengan partikel bermuatan dalam fasilitas siklotron.
Sasaran/Target
➢ Bahan yang akan diradiasi disebut SASARAN.

➢ Untuk mendapatkan sasaran yang baik, perlu diperhatikan beberapa persyaratan sbb:

1. Apakah sasaran tersebut mudah diperoleh

2. Apakah sasaran tersebut memerlukan perlakuan khusus?

3. Seberapa jauh sasaran mengalami perubahan fisik dan kimia?

4. Apakah sasaran terdiri dari umur yang hanya menghasilkan jenis radioisotop yang diinginkan

5. Kemurnian sasaran itu secara kimiawi

➢ Beberapa hal yang dapat menyebabkan adanya kontaminasi pada sasaran adalah adanya reaksi (n,p) dan
(n,α), kombinasi dari sasaran dan kelimpahan dari sasaran.

➢ Misalnya: produksi Na-24, lebih baik menggunakan sasaran Na2CO3 daripada NaCl, karena hanya akan
terbentuk Na-24, sedangkan bila digunakan NaCl dapat terjadi kontaminasi Cl-38, P-32, S-35 sehingga
menyulitkan dalam pemisahannya.
Prinsip Dasar Produksi Radioisotop
Reaktor Nuklir dan Siklotron untuk Produksi Radioisotop

• Reaktor nuklir untuk produksi radioisotop dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis reaktor dengan didasarkan pada jenis
bahan bakar, jenis air pendingin serta jenis tangki reaktornya. Reaktor dari jenis yang pertama adalah reaktor dengan
menggunakan bahan bakar uranium-235U yang diperkaya, menggunakan air ringan (H2O) sebagai pendingin dan
mempunyai tipe reaktor berbentuk kolam (swimming pool reaktor). Jenis yang kedua adalah reaktor dengan bahan
bakar uranium alam (mengandung 235U sebanyak kira-kira 0,72 % dan 238U sebanyak kira-kira 99,28 %,), menggunakan
air berat (D2O) sebagai pendingin dan mempunyai tipe reaktor berbentuk tangki (tank type reaktor). Pada umumnya
didapatkan lebih banyak kemudahan di dalam reaktor jenis kolam, sehingga tipe reaktor kolam ini lebih banyak
disukai untuk tujuan produksi radioisotop.

• Di dalam reaktor nuklir, sebagian besar radioisotop dihasilkan dengan menembakkan berkas neutron pada bahan
sasaran yang sesuai selama jangka waktu tertentu. Dalam reraktor tipe kolam, bahan sasaran dimasukkan dalam
tabung kapsul tertutup (inner capsule) yang terbuat dari bahan aluminium kemudian tabung kapsul tersebut
ditempatkan di dalam sebuah tabung kapsul luar (outer capsule) dan selanjutnya dikirim ke teras reaktor di dalam
kolam pada posisi iradiasi yang tertentu. Pada umumnya untuk proses aktivasi dengan neutron ini tidak diperlukan
preparasi bahan sasaran secara khusus kecuali dalam banyak hal diperlukan pewadahan bahan sasaran dalam tabung
kuartz yang ditutup dengan pengelasan, terutama bila target berfasa cair atau gas, atau padatan yang dengan
pertimbangan tertentu tidak diijinkan untuk langsung dimasukkan ke dalam tabung kapsulaluminium.
Produksi Radioisotop Berbasis Aktivasi dengan Neutron

• Sebagian besar reaksi aktivasi dengan neutron di dalam reaktor nuklir menggunakan neutron termal
(energi sekitar 0,025 eV pada temperatur 20oC) sebagai partikel penembak bahan sasaran. Interaksi
efektif (interaksi yang menghasilkan reaksi inti) antara partikel penembak dengan inti atom sasaran
dinyatakan secara kuantitatif dengan besaran penampang lintang reaksi yang menyatakan
kebolehjadian terjadinya reaksi inti apabila berkas partikel mengenai inti atom. Satuan penampang
lintang reaksi adalah barn (1 barn = 10-24 cm2), nilainya merupakan tetapan karakteristik dari inti
atom sasaran untuk energi dan jenis partikel penembak yang tertentu.

• Aktivasi dengan neutron lambat menghasilkan radioisotop produk tidak bebas pengemban, yaitu
radioisotop yang merupakan isotop sejenis dengan isotop unsur bahan sasaran. Sedangkan aktivasi
dengan neutron cepat menghasilkan radioisotop yang bebas pengemban, yaitu radioisotop yang
tidak sejenis dengan isotop unsur bahan sasaran.
• Secara umum tipe reaksi inti atom sasaran dengan berkas
neutron dalam reaktor nuklir untuk tujuan produksi
radioisotop ada 5 macam, yaitu :
REAKSI (n, γ)
➢Pada reaksi ini, inti yang terbentuk memiliki KELEBIHAN MASSA 1 sma, dibandingkan dengan
inti semula dan melepaskan sinar gamma.

➢Karena hasil reaksi merupakan isotop dari sasaran, maka terdapat kesulitan untuk
memisahkannya.

➢Hal itu dikarenakan radioisotop yang terbentuk seakan-akan diencerkan oleh isotop yang stabil,
sehingga radioisotop tang diperoleh memiliki AKTIVITAS yang RENDAH

➢Beberapa contoh reaksi inti (n, ɣ) untuk produksi radioisotop diberikan berikut ini :

1. Pembuatan 51Cr dari target Cr2O3 (diperkaya dengan 50Cr)

2. Pembuatan 24Na dari target Na2CO3 (kelimpahan 23Na di alam 100%)


REAKSI (n,ɣ) β
• Dalam beberapa hal, reaksi inti (n, ɣ) menghasilkan radioisotop dengan waktu paruh panjang dan
meluruh melalui pemancaran radiasi β menjadi radioisotop baru.

• Contoh radioisotop yang lazim dibuat dengan cara reaksi (n, ɣ) β ini misalnya :

Radioisotop 99mTc melalui reaksi inti 98Mo (n, ɣ) 99Mo 99mTc + β dengan target MoO3 diperkaya dengan
98Mo.
REAKSI (n,ɣ) ganda
Reaksi ini terjadi bila produk suatu reaksi inti (n, ɣ), (mungkin masih merupakan nuklida stabil,
mungkin juga sudah radioaktif), ternyata juga mempunyai penampang lintang yang cukup untuk
menghasilkan reaksi (n, ɣ) lanjutan. Reaksi ini menghasilkan produk akhir radioisotop yang tetap
sejenis dengan isotop bahan sasaran karena tidak terjadi perubahan jumlah proton, sehingga
radioisotop produk merupakan radioisotop yang tidak bebas pengemban. Reaksi inti yang terjadi
dinyatakan dengan AX (n, ɣ) A+1X (n, ɣ) A+2X*.

Misalnya :
REAKSI (n, p)
REAKSI (n, α)
➢ Dalam reaksi ini nuklida yang dihasilkan berupa radioisotop bebas pengemban, mudah
dipisahkan.
➢ Reaksi (n, α) diikuti dengan peluruhan beta, dimana reaksi (n, α) hanya digunakan sebagai
reaksi antara untuk membuat isotop tertentu.
➢ Cara ini berbeda dengan reaksi (n, γ) biasa, karena hasilnya akan senantiasa bebas
pengemban.
Produksi Radioisotop Berbasis Reaksi Fisi
• Produksi radioisotop melalui reaksi fisi menggunakan bahan sasaran senyawa Uranium-(235U)
yang biasa digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir. Dalam pelaksanaannya, diperlukan
proses persiapan dan preparasi bahan target yang jauh lebih rumit dari pada persiapan bahan
target melalui reaksi aktivasi dengan neutron. Di Indonesia, mula-mula untuk tujuan produksi
radioisotop ini digunakan senyawa 235U-pengkayaan tinggi (di atas 90 %), namun dalam
perkembangannya penyediaan 235U-pengkayaan tinggi dari luar negeri semakin sulit karena
larangan atau pembatasan dari regulasi internasional.
• Isotop 235U merupakan unsur fisile, yaitu dapat membelah ketika menangkap neutron, maka
ketika inti atom 235U menangkap neutron akan terjadi proses pembelahan menghasilkan inti-
inti atom baru yang lebih ringan dari inti atom 235U. Kebolehjadian pembelahan inti atom 235U
ketika menangkap neutron termal adalah sebesar kira-kira 82 %. Sekitar 18 % kemungkinan
sisanya adalah pembentukan 236U disertai dengan pembebasan radiasi ɣ. Selanjutnya 236U
meluruh melalui peluruhan α menjadi 232Th dengan waktu paruh 2,342 x 107 tahun. Berbeda
dengan 235U, 236U tidak bersifat fisile. Penampang lintang penyerapan neutron termal dari 236U
untuk menjadi 237U juga sangat rendah, dan praktis dapat diabaikan dalam hal proses pada
reaktor nuklir termal.
Produksi Radioisotop Berbasis Aktivasi dengan Partikel
Bermuatan

Berbeda dengan proses dalam reaktor nuklir yang menggunakan partikel neutron, di dalam
akselerator atau siklotron digunakan partikel bermuatan, misalnya proton, deutron, atau partikel α,
untuk mengaktivasi inti atom sasaran. Akibat penembakan partikel bermuatan pada inti atom target,
maka terjadi perubahan komposisi nucleon dalam inti atom target yang menyangkut perubahan
jumlah proton maupun jumlah neutronnya. Dengan demikian dihasilkan radioisotop baru yang tidak
seisotop dengan atom target. Karena itu reaksi aktivasi dengan part bermuatan mempunyai peranan
penting di dalam produksi radioisotop bebas pengemban.
Produksi Radioisotop
Dengan teknik produksi yang manapun, proses pembuatan
radioisotop hampir selalu melalui tahapan sebagaimana
ditunjukkan pada gambar berikut.
Teknis Pemisahan Radioisotop
• Penerapan teknik pemisahan dalam proses produksi radioisotop pada dasarnya bertujuan untuk
menghasilkan produk radioisotop yang memenuhi persyaratan dan/atau spesifikasi produk sesuai
dengan ketentuan yang diberlakukan.

• Jenis teknik pemisahan yang banyak digunakan dalamproses produksi radioisotop:


1. Cara PENGENDAPAN, kemurnian radionuklida yang diperoleh sangat tergantung pada kecepatan
pengendapan, konsentrasi, pH, jenis pereaksi, suhu dan lain sebagainya. Biasanya timbul masalah
karena endapan yang diperoleh sedikit, karena itu sering ditambahkan pengemban.
Kelemahannya adalah menyebabkan aktivitas spesifik yang rendah.
2. Cara DESTILASI, berdasarkan perbedaan sifat fisika dan sifat kimia antara radionuklida dengan
sasaran dapat dipisahkan secara destilasi.
3. Cara KROMATOGRAFI, untuk pemisahan pada umumnya dilakukan dengan kromatografi kolom
dengan fase diam seperti alumina, silika gel, sbb. Cara ini makin dikembangkan terutama untuk
sistem generator isotop.
Generator Isotop
Pengawasan Kualitas
➢Pengawasan kualitas dan kemurnian menjadi sangat penting khususnya untuk sediaan radiofarmasi.

➢Persyaratan dan kemurnian tiap negara berbeda, namun pada umumnya tidak jauh menyimpang,
misal:

1. Pemeriksaan Fisika, seperti penetapan konsentrasi radioaktif, penentuan kemurnian radioaktif.

2. Pemeriksaan Kimia, seperti kemurnian radiokimia, penentuan pH, penentuan kadar zat yang
dikandungnya.
Senyawa Bertanda
• Hasil produksi radioisotop umumnya senyawa anorganik yang dikenal sebagai radioisotop primer.
• Suatu senyawa yang salah satu atau lebih atomnya diganti dengan atom radioisotop atau isotop
stabil tanpa atau dengan merubah struktur senyawa tersebut, dikenal dengan istilah SENYAWA
BERTANDA.
• Senyawa ini banyak digunakan untuk keperluan pertanian atau kedokteran. Dalam kedokteran,
senyawa ini dikenal sebagai sediaan radiofarmasi.
• Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan pada penggunaan radioisotop untuk kedokteran antara
lain:
a. Unsur/radionuklida harus mempunyai waktu paruh yang pendek.
b. Diutamakan radionuklida pemancar gamma berenergi rendah.
c. Prosedur penandaan harus sederhana.
Studi Produksi Radioisotop Mo-99 Dengan
Bahan Target Larutan Uranil Nitrat Pada
Reaktor Kartini

KELOMPOK 3
PRODUKSI RADIOISOTOP
Jurnal : GANENDRA Majalah IPTEK
Vol 5, No. 2, Januari 2014 ISSN 1410-6957
Penulis : Edi Trijono Budisantoso, Syarip
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju
A B S T R A K

Dilakukan analisis simulasi larutan Uranium nitrat


sebagai target iradiasi neutron untuk produksi radioisotop
Mo-99. Uranium dalam senyawa nitrat diperkaya dengan
20% berat U-235. Analisis simulasi dilakukan berdasarkan
pada perhitungan program ORIGEN2 dengan fluks 5x1011
n/cm2det dengan lama iradiasi mulai dari 1 hari sampai
dengan 8 hari. Untuk menyederhanakan analisis dibuat
representasi grafis terhadap hasil perhitungan terhadap
parameter K~, Energi fisi, radioaktivitas MO-99 dan
kontur peluruhan Mo setelah selesai iradiasi.
Kebanyakan Mo-99 dibuat dengan cara aktivasi U-235. Siapan U-235 terdapat
dalam bentuk U-metal alloy atau U-235 yang dilapiskan secara elektro-plating
pada metal stainless steel. Pendahuluan
Perbedaan bentuk siapan target iradiasi ini mempunyai keunggulan dan
kekurangan masing-masing.

Kemungkinan lain bentuk target iradiasi adalah dalam bentuk larutan


garam uranium.

Dengan membuat bentuk target aktivasi sebagai larutan telah dapat


memendekkan daur ekstraksi Mo-99 karena tidak memerlukan
proses pelarutan

Produksi Mo-99 dengan target iradiasi larutan garam uranil


nitrat dengan uranium diperkaya dengan 20% berat U-235
dengan kekentalan larutan yang divariasi

Mo-99 ekonomis dengan syarat keselamatan yang dapat


dipertanggung-jawabkan
Metode Analisa

Dalam tulisan ini akan dicoba kemungkinannya simulasi untuk


memproduksi radioisotop Mo-99 dengan cara aktivasi atom U-235 pada
teras reaktor Kartini yang mempunyai jangkau fluks neutron di teras
reaktor pada nilai 5x1011 n/cm2det. Program ORIGEN2 digunakan untuk
menghitung daya thermal yang dibangkit-kan dan faktor multiplikasi
neutron (k~) dalam larutan yang dapat digunakan sebagai parameter
keselamatan.
Dalam keadaan normal uranil nitrat berbentuk kristal garam uranil
nitrat heksa hidrate yang mempunyai senyawa kimia UO2(NO3)26H2O
dengan titik leleh 60,2 0C dan titik didih 118 0C. Larutan uranil nitrat
ditempatkan dalam sebuah kapsul stainless steel.
Metode Analisa

➢ Larutkan kristal garam uranil nitrat ke dalam H2O dengan perbandingan


berat masing-masing komponennya ditetapkan sesuai dengan konsentrasi
uranil nitrat yang dikehendaki dalam larutannya.

➢ Komposisi material larutan dijadikan data masukan program ORIGEN2


guna menghasilkan data sifat multiplikasi neutron, pembangkitan daya dan
inventaris Mo-99 yang terbentuk dalam larutan.
H A S I L 1
DA N P EM B A HAS A N 2

4
5

6
Daya fisi yang dibangkitkan dalam larutan berbeda-beda
bergantung pada konsentrasi U-nitrat (dengan pengkayaan 20%
berat U-235) dalam larutannya. Pembangkitan daya ini
memberikan pengaruh pada suhu larutannya yang dapat
menggeser fasa cair pada larutan menjadi fasa campuran antara
cair dan uap. Sistem pendingin larutan diperlukan untuk
menjaga pergeseran fasa larutan tidak melebihi batas
keselamatan kapsul iradiasinya.
H A S I L
DA N P EM B A HAS A N 2
1

4
5

Pada gambar tersebut K~ larutan akan makin tinggi


apabila konsentrasi U-nitrat dinaikkan. Secara grafis
dapat diketahui konsentrasi larutan yang menghasilkan 6
K~ sama dengan 1 terjadi pada konsentrasi larutan U-
nitrat 102 g/l. Pada konsentrasi ini dapat diperkirakan
sebagai batas konsentrasi larutan yang memenuhi syarat
keselamatan target iradiasi di dalam teras reaktor Kartini
tanpa membuat analisis keseimbangan reaktivitas
terasnya.
H A S I L 1

DA N P EM B A HAS A N
2

4
5
6
Berdasarkan gambar 5, lamanya waktu iradiasi dan
tingginya konsentrasi U-nitrat dalam larutan akan
menghasilkan radioaktivitas Mo-99 yang makin besar.
Usaha untuk meningkatan produktivitas Mo-99 dengan
meningkatkan konsentrasi U-nitrat dalam larutan perlu
disertai dengan analisis keseimbangan reaktivitas teras
karena berdasarkan pada Gambar 4, konsentrasi U-nitrat
mempengaruhi sifat multiplikasi neutron pada larutannya.

Berdasarkan pada Gambar 5 dapat diketahui bahwa pada lama iradiasi 8 hari
radioaktivitas Mo-99 mulai mendekati pada batas kejenuhannya.
H A S I L
DA N P EM B A HAS A N

Hasil representasi grafik dari perhitungan ORIGEN2 yang


ditampilkan pada Gambar 6, menunjukkan bahwa
kebanyakan radioisotop Mo yang berumur pendek akan
hilang setelah masa peluruhan 3 jam. Setelah lebih dari
masa peluruhan tersebut radioisotop Mo sepenuhnya
berasal dari radioisotop Mo-99 dengan umur paro 66 jam.
Kesimpulan
01
Berdasarkan pada analisis simulasi program ORIGEN2 dapat
disimpulkan bahwa radioisotop Mo-99 mempunyai
kemungkinan dapat diproduksi di teras reaktor Kartini
dengan target iradiasi larutan U-nitrat dengan konsentrasi
102 g/l dengan pengkayaan uranium 20% berat U-235.

02
Realisasi terhadap produksi radioisotop Mo-99, masih
memerlukan beberapa penelitian lanjutan

Anda mungkin juga menyukai