Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal bebas
dalam tubuh. Antioksidan sintetis sering digunakan untuk makanan tetapi
penggunaannya mulai dibatasi karena beracun (Rini Pramesti, 2013).
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi,
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Salah satu
bentuk senyawa oksigen reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini terbentuk di dalam
tubuh dan dipicu oleh bermacam-macam faktor (Winarsi, 2007). Sadikin (2001)
berpendapat bahwa serangan radikal bebas terhadap molekul sekelilingnya akan
menyebabkan terjadinya reaksi berantai, yang kemudian menghasilkan senyawa
radikal baru. Dampak reaktivitas senyawa radikal bebas mulai dari kerusakan sel atau
jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif, hingga kanker. Oleh karena itu
tubuh memerlukan substansi penting, yakni antioksidan yang dapat membantu
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif
senyawa radikal bebas tersebut (Karyadi, 1997).
Jenis antioksidan terdiri dari dua, yaitu antioksidan alam dan antioksidan
sintetik (Cahyadi, 2006). Antioksidan alami banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan,
sayur-sayuran dan buah-buahan (Winarsi, 2007), sedangkan yang termasuk dalam
antioksidan sintetik yaitu butil hidroksilanisol (BHA), butil hidroksittoluen (BHT),
propilgallat, dan etoksiquin (Cahyadi, 2006).
Antioksidan alam telah lama diketahui menguntungkan untuk digunakan
dalam bahan pangan karena umumnya derajat toksisitasnya rendah (Cahyadi, 2006).
Selain itu adanya kekhawatiran akan kemungkinan efek samping yang belum
diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif
yang sangat dibutuhkan (Rohdiana, 2001; Sunarni, 2005). Antioksidan alami memiliki
aktivitas penangkapan radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) ekstrak gambir
lebih tinggi dibandingkan antioksidan sintetik Rutin dan BHT (Rauf dkk, 2010).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari antioksidan?
2. Bagaimana klasifikasi dari antioksidan?
3. Bagaimana etiologi dari antioksidan?
4. Bagaimana patofisiologi antioksidan?
5. Apa saja gejala dari antioksidan?
6. Apa saja obat-obat untuk antioksidan?
7. Tanaman tradisional untuk mengatasi antioksidan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Antioksidan
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Dari Antioksidan
3. Untuk Mengetahui Etiologi Dari Antioksidan
4. Untuk Mengetahui Patofisiologi Dari Antioksidan
5. Untuk Mengetahui Gejala Antioksidan
6. Untuk Mengetahui Obat-Obat Antioksidan
7. Untuk Mengetahui Tanaman Tradisional Untuk Mengatasi Antioksidan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi,
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Salah satu bentuk
senyawa oksigen reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini terbentuk di dalam tubuh
dan dipicu oleh bermacam-macam faktor (Winarsi, 2007).
Radikal bebas adalah molekul, atom atau gugus yang memiliki 1 atau lebih
elektron yang tidak berpasangan pada kulit terluarnya sehingga sangat reaktif dan
radikal seperti misalnya radikal bebas turunan oksigen reaktif (Reactive Oxygen
Species). Radikal bebas cukup banyak jenisnya tapi yang keberadaannya paling banyak
dalam sistem biologis tubuh adalah radikal bebas turunan oksigen atau reactive oxygen
species (ROS) dan reactive nitrogen species (RNS). Radikal-radikal bebas ini
merupakan hasil pemecahan homolitik dari ikatan kovalen suatu molekul atau pasangan
elektron bebas suatu atom.
Dalam melawan bahaya radikal bebas baik radikal bebas eksogen maupun
endogen, tubuh manusia telah mempersiapkan penangkal berupa sistem antioksidan
yang terdiri dari 3 golongan yaitu : (Anonim, 2012)
1. Antioksidan Primer yaitu antioksidan yang berfungsi mencegah pembentukan
radikal bebas selanjutnya (propagasi), antioksidan tersebut adalah transferin,
feritin, albumin.
2. Antioksidan Sekunder yaitu antioksidan yang berfungsi menangkap radikal
bebas dan menghentikan pembentukan radikal bebas, antioksidan tersebut
adalah Superoxide Dismutase (SOD), Glutathion Peroxidase (GPx) dan
katalase.
3. Antioksidan Tersier atau repair enzyme yaitu antioksidan yang berfungsi
memperbaiki jaringan tubuh yang rusak oleh radikal bebas, antioksidan tersebut
adalah Metionin sulfosida reduktase, Metionin sulfosida reduktase, DNA repair
enzymes, protease, transferase dan lipase.
Kanker adalah istilah yang digunakan untuk suatu kondisi di mana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan
yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali (Dinas Kesehatan Kab Bone Bolango,
2007).

3
Terdapat lebih daripada 100 jenis kanker dan setiapnya diklasifikasi berdasarkan
jenis sel yang terlibat. Sejalan dengan pertumbuhan dan kembang biaknya, sel-sel
kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan sehat di
sekitarnya yang dikenal sebagai invasif. Di samping itu, sel kanker dapat menyebar
(metastasis) ke bagian alat tubuh lainnya yang jauh dari tempat asalnya melalui
pembuluh darah dan pembuluh getah bening sehingga tumbuh kanker baru di tempat
lain dan hasilnya adalah suatu kondisi serius yang sangat sulit untuk diobati.
Jenis kanker tersering berbeda antara pria dan wanita di mana pada pria kanker
yang sering adalah kanker paru, lambung, hepar, kolorektal, esofagus, dan prostat
manakala pada wanita adalah kanker payudara, paru, lambung, kolorektal, dan serviks
(WHO, 2008). Apabila penyakit ini dapat dideteksi pada tahap awal, maka lebih
daripada separuh penyakit kanker dapat dicegah, bahkan dapat disembuhkan dan perlu
redefinisi dalam pelayanan kesehatan dari pengobatan ke promosi dan preventif
(DETAK, 2007).
Tetapi hasil diagnosis kanker menyatakan bahwa 80% penderita kanker
ditemukan pada stadium lanjut yaitu stadium 3 dan stadium 4 (Kompas, 2002). Pada
tahap ini kanker sudah menyebar ke bagian-bagian lain di dalam tubuh sehingga
semakin kecil peluang untuk sembuh dan pulih. Keadaan di atas menjadi salah satu
penyebab meningkatnya penyakit kanker di Indonesia.
WHO pula menyatakan bahwa sepertiga sampai setengah dari semua jenis
kanker dapat dicegah, sepertiga dapat disembuhkan bila ditemukan pada stadium dini
(DETAK, 2007). Oleh karena itu, upaya mencegah kanker dengan menemukan kanker
pada stadium dini merupakan upaya yang penting karena disamping membebaskan
masyarakat dari penderitaan kanker juga menekan biaya pengobatan kanker yang mahal
(Siswono, 2005). Jika pencegahan kanker dilakukan oleh masing-masing individu,
maka hal tersebut akan berdampak besar dalam mengurangi angka kejadian kanker di
dunia.
B. Klasifikasi Kanker
Ada lima kelompok besar yang digunakan untuk mengklasifikasikan kanker yaitu
karsinoma, sarkoma, limfoma, adenoma dan leukemia (National Cancer Institute,
2009).
1. Karsinoma adalah jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi permukaan
tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan epitel Seperti sel kulit,

4
testis, ovarium, kelenjar mucus, sel melanin, payudara, Leher rahim, kolon, rectum,
lambung, pancreas, dan esophagus.
2. Limfoma dan myeloma adalah Kanker yang dimulai di sel-sel sistem kekebalan
tubuh. Limfoma berasal dari jaringan yang membentuk darah, misalnya jaringan
limfe,lacteal, limfa, berbagai kelenjar limfe, timus dan sumsum tulang. Limfoma
spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limfa).
3. Leukimia adalah kanker yang dimulai di jaringan pembentuk darah seperti sumsum
tulang dan menyebabkan sejumlah besar sel darah abnormal diproduksi dan masuk
ke darah. Leukimia tidak membentuk massa tumor, tetapi memenuhi pembuluh
darah dan mengganggu fungsi sel darah normal.
4. Sarkoma adalah kanker yang dimulai di tulang, tulang rawan, lemak, otot,
pembuluh darah, atau lainnya atau mendukung jaringan penghubung.
5. Glioma adalah kanker susunan saraf, misalnya sel-sel glia (jaringan penunjang) di
susunan saraf pusat.
C. Etiologi kanker
Berbagai jenis kanker memiliki penyebab yang berbeda dan tergantung pada banyak
faktor. Beberapa kanker lebih umum daripada yang lain, dan kemungkinan untuk
bertahan hidup bervariasi di antara berbagai jenis. Kebanyakan kanker tidak memiliki
penyebab, namun diketahui disebabkan dari bahan kimia, lingkungan, genetik,
imunologi, atau asal virus. Kanker juga dapat muncul secara spontan dari penyebab
yang sejauh ini tidak dapat dijelaskan. Penyebab kanker sangat kompleks, melibatkan
sel dan faktor lingkungan. Banyak kemajuan telah dibuat dalam mengidentifikasi
kemungkinan penyebab kanker, termasuk:
 Kimia dan zat lainnya
Bahan kimia tertentu, logam, atau pestisida dapat meningkatkan risiko kanker
apabila masuk kedalam tubuh. Contoh karsinogen yang terkenal antara lain:
asbes, nikel, kadmium, uranium, radon, vinil klorida, benzidene, dan benzena.
Misalnya, menghirup serat asbes meningkatkan risiko penyakit paru-paru,
termasuk kanker, dan risiko kanker terutama tinggi bagi pekerja asbes yang
merokok.
 Tembakau
Karsinogen yang paling umum dalam masyarakat kita adalah rokok (asap
rokok). Asap rokok diketahui mengandung setidaknya 60 karsinogen dan racun

5
6. Selain menyebabkan 80 sampai 90 persen dari kanker paru-paru, merokok
jugadapat menyebabkan kanker mulut, faring, laring, esofagus, pankreas, ginjal,
dan kandung kemih. Menghindari produk tembakau adalah salah satu cara untuk
mengurangi risiko seseorang terkena kanker.
 Radiasi
Beberapa jenis radiasi, seperti sinar-x, sinar dari zat radioaktif, dan sinar
ultraviolet dari paparan sinar matahari, dapat menghasilkan kerusakan pada
DNA sel, yang mungkin menyebabkan kanker.
 Keturunan
Beberapa jenis kanker lebih sering terjadi penderita yang anggota keluarga
sebelumnya menderita kanker pula. Hal ini menunjukkan bahwa faktor
keturunan juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit kanker
(Agencyfortoxicsubstances anddiseaseregistry, 2002). Faktor lingkungan
merupakan penyebab kejadian kanker sebesar 80-85%,sedangkan sekitar 10-
15% disebabkan oleh kesalahan replikasi dan genetika, dan diyakini sepertiga
dari kanker berhubungan dengan diet (Damayanthi 2008). Penyebab kanker
bervariasi dan tidak dapat diketahui dengan pasti. Kanker terjadi karena
kerusakan struktur genetik yang menyebabkan pertumbuhan sel menjadi tidak
terkontrol. Pola insiden kanker bervariasi sesuai jenis kelamin, ras, dan letak
geografik. Beberapa kanker dapat dipengaruhi faktor genetik keluarga, namun
yang paling sering terjadi karena faktor lingkungan dan gaya hidup. Promotor
kanker, yang disebut karsinogen seperti bahan kimia, virus serta faktor
lingkungan dan gaya hidup (Mendelsohn 2000; Duyff 2006).
D. Patofisiologi Kanker
Sel abnormal membentuk sebuah kelompok dan mulai berproliferasi secara
abnormal, membiarkan sinyal pengatur pertumbuhan dilingkungan sekitar sel. Sel
mendapatkan karakteristik invasif sehingga terjadi perubahan jaringan sekitar. Sel
menginfiltrasi jaringan dan memperoleh akses kelimfe dan pembuluh darah, yang
membawa sel kearea tubuh yang lain. kejadian ini dinamakan metastasis (kanker
menyebar kebagian tubuh yang lain). Sel-sel kanker disebut neoplasma ganas/ maligna
dan diklasifikasikan serta diberi nama berdasarkan tempat jaringan yang tumbuhnya
sel kanker tersebut. Kegagalan sistem imun untuk menghancurkan sel abnormal secara
cepat dan tepat tersebut meneyebabkan sel-sel tumbuh menjadi besar untuk dapat

6
ditangani dengan menggunakan imun yang normal. Kategori agens atau faktor tertentu
yang berperan dalam karsinomagenesis (transpormasimaligna) mencakup virus dan
bakteri, agens fisik, agens kimia, faktor genetik atau familial, faktor diet, dan agens
hormonal. (Suddarth, 2016).
Neoplasma merupakan pertumbuhan baru. Menurut seorang ankolog dari
inggris menemakan neoplasma sebagai massa jaringan yang abnormal, tumbuhan
berlebih, dan tidak terkordinasi dengan jaringan yang normal, dan selalu tumbuh
meskipun rangsangan yang menimbulkan sudah hilang. Proliferasi neoplastik
menimbulkan massa neoplasma sehingga menimbulkan pembengkakan atau benjolan
pada jaringan tubuh, sehingga terbentuknya tumor. Istilah tumor digunakan untuk
pembengkakan oleh sembaban jaringan atau perdarahan. Tumor dibedakan menjadi dua
yaitu jinak dan ganas. Jika tumor ganas dinamakan kanker. (Padila, 2013)
E. Gejala dari Kanker
Gejala kanker cukup bervariasi dan tergantung lokasi kanker, tahap penyebaran,
dan saiz tumor. Beberapa kanker dapat dirasakan atau dilihat melalui kulit seperti
benjolan pada payudara atau testikel dan dapat dijadikan indicator lokasi kanker
tersebut.
Jenis kanker lain memiliki gejala yang kurang jelas secara fisik. Beberapa tumor
otak cenderung menampilkan gejala awal penyakit karena mereka mempengaruhi
fungsi kognitif penting. Kanker pankreas biasanya terlalu kecil untuk menyebabkan
gejala sehingga rasa sakit terjadi akibat dorongan terhadap saraf terdekat. Selain
daripada itu, ia juga mengganggu fungsi hati sehingga tampilan kulit dan mata
menguning yang dikenal sebagai ikterus. Gejala juga dapat terjadi akibat tumor yang
menyebabkan penekanan terhadap organ dan pembuluh darah. Misalnya, kanker kolon
dapat menyebabkan gejala seperti sembelit, diare, dan perubahan ukuran tinja. Kanker
kandung kemih atau prostat dapat menyebabkan perubahan dalam fungsi kandung
kemih (American Cancer Society, 2010).
Disebabkan sel kanker menggunakan energi tubuh dan mengganggu fungsi
normal hormon, terdapat kemungkinan besar untuk memperlihatkan gejala seperti
demam, lelah, keringat berlebihan, anemia, dan penurunan berat badan tanpa sebab.
Pada pasien kanker paru-paru atau tenggorokan akan presentasi simptom seperti batuk
dan suara serak (American Cancer Society, 2010).
Ketika kanker menyebar atau bermetastasis, gejala tambahan dapat dilihat di
area baru yang terkena dampak. Bengkak atau pembesaran kelenjar getah bening

7
merupakan gejala awal. Jika kanker menyebar ke otak, pasien mungkin mengalami
vertigo, sakit kepala, atau kejang manakala penyebaran ke paru-paru dapat
menyebabkan batuk dan sesak napas. Selain itu, hati dapat membesar dan menyebabkan
penyakit kuning dan tulang bisa rapuh, dan mudah patah. Gejala metastasis akhirnya
tergantung pada lokasi kanker menyebar (Fayed, L., 2009).
F. Obat-obat untuk Kanker
Secara garis besar, jenis pengobatan terbagi menjadi 2, ada yang disebut
Pengobatan konvensional, adapula yang disebut pengobatan alternative. Pengobatan
konvensional adalah pengobatan standar untuk kanker yang terdiri dari Operasi ,
kemoterapi , radioterapi , terapi immunisasi biologi , terapi photodynamic . kelima
metode ini merupakan 5 cara pengobatan kanker yang telah diakui di dunia
internasional. Sedangkan pengobatan yang berada di luar dari standar itu disebut
pengobatan alternative. Pengkategorian jenis pengobatan Ini nantinya akan dibutuhkan
untuk mengetahui jumlah fasilitas yang dibutuhkan Dalam Rumah Sakit Kanker ini.
Berikut jenis-jenis pengobatan tersebut:
 Pengobatan Konvensional
a. Bedah
Menurut Junaidi (dalam kanker, 2007:82), pembedahan merupakan bentuk
Pengobatan paling tua. Pada tahun 1988, dari 1 juta orang amerika yang
menderita kanker, 64 % telah menjalani pembedahan dan 62 % dari kelompok
ini mengalami kesembuhan. Pengobatan dan prognosis ditentukanoleh beratnya
dan penyebaran Sel kanker (staging). Beberapa sel kanker sering dapat
disembuhkan hanya dengan pembedahan jika dilakukan pada stadium dini.
Diantara jenis penyakit kanker yang bisa disembuhkan antara lain: kandung
kemih, payudara, leher rahim, usus besar, ginjal, pita suara, paru-paru, mulut,
indung telur, prostat, buah zakar dan rahim.
b. Kemoterapi
Prinsip kerja pengobatan dengan kemoterapi adalah dengan merecuni atau
membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan
menghentikan pertumbuhannya agar tidak menyebar, atau mengurangi gejala-
gejala yang disebabkan oleh kanker. Kemoterami kadang-kadang merupakan
pilihan pertama untuk menangani kanker. Kemoterapi bersifat sistemik, berbeda
dengan radiasi atau pembedahan yang bersifat setempat, karena kemoterapi

8
dapat menjangkau sel-sel kanker yang mungkin sudah menjalar dan menyebar
ke bagian tubuh yang lain. Diantara jenis penyakit kanker yang bisa
disembuhkan dengan kemoterapi antara lain: limfoma burkit, kariokarsinoma,
limfoma sel besar yang menyebar, penyakit hodgkin, leukimia, paru-paru,
limfoma limfoblastik, buah zakar.
c. Radioterapi
Terapi radiasi atau penyinaran biasanya dilakukan sebelum atau sesudah operasi
untuk mengecilkan tumor. Radiasi dilakukan juga dalam usaha menghancurkan
jaringan-jaringan yang sudah terkena kanker. Energi radiasi dihasilkan oleh alat
yang disebut linear accelerator atau yang lebih berat yaitu Cyclotron dengan
menggantikan sinar rontgen (sinar X) berenergi tinggi atau dari sumber
radioaktif untuk membunuh sel-sel kanker sehingga tidak bereproduksi lagi.
Tujuan radiasi adalah untuk mencegah sel-sel kanker berkembang, tetapi masih
memungkinkan bagi sel-sel normal untuk menjadi sehat kembali melalui
penyinaran dengan dosis yang tepat.total dosis radiasi diberikan secara bertahap.
G. Manifestasi Klinik
a. Sel-sel kanker menyebar dari satu organ atau bagian tubuh ke organ atau bagian
tubuh yang lain melalui invasi dan bermetastase. Sehingga manifestasinya seseuai
organ atau tubuh yang terkena.
b. Kanker menyebabkan anemia, kelemahan, penurunan berat badan (disfagia
(kesulitan menelan), anoreksia, sumbatan), dan nyeri (sering kali distadium
akhir).
c. Gejala disebabkan oleh penghancuran jaringan dan penggantian oleh jaringan
kanker nonfungsional atau jaringan yang sangat produktif (misalnya gangguan
sumsum tulang dan anemia atau kelebihan produksi steroid adrenal), tekanan
pada struktur sekitar, peningkatan kebutuhan metabolik, dan gangguan produksi
sel-sel darah (Suddarth, 2016).
H. Tanaman tradisional untuk mengatasi kanker
1. Tanaman Namnam
 Pengertian
Namnam (Cynometra cauliflora, L) merupakan tanaman dari keluarga
Fabaceae yang tersebar di Asia Tenggara dan India. Tanaman ini kurang
dimanfaatkan tetapi memiliki nilai medis sebagai obat-obatan tradisional dan

9
dibudidayakan sebagai tanaman hias oleh masyarakat di pedesaan karena
daunnya rimbun serta daun mudanya yang berwarna merah muda yang terlihat
menarik (Ikram et al., 2009; Sastrapradja et al., 1977).
 Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Fabales
Suku : Fabaceae
Sub suku : Caesalpinioideae
Marga : Cynometra
 Morfologi
Tanaman ini tumbuh baik pada dataran rendah dan tanah yang subur, serta
tempat-tempat tebuka dan datar. Daunnya berbentuk bulat panjang, pada waktu
mudanya berwarna merah muda atau merah keputih-putihan. Bunganya tumbuh
dari batang, berbentuk kecil dan berwarna putih kemerah-merahan atau merah
muda pucat. Buahnya berwarna hijau kekuning-kuningan atau hijau kecoklatan
dan berbentuk seperti ginjal pipih. Daging buahnya harum dan berwarna putih
kekuning-kuningan dengan rasa asam-asam manis. Tanaman namnam ini
berbunga pada bulan Juni hingga September dan berbuah masak pada bulan
Agustus hingga November (Sastrapradja et al., 1977).
 Nama Daerah tanaman namnam di Indonesia sangat banyak, contohnya:
o
 Kegunaan
Pohon namnam banyak ditanam sebagai penghias halaman orang eropa, karena
daunnya yang rimbun dan daun mudanya yang berwarna merah muda atau
merah keputih-putihan yang terlihat menarik. Selain itu, beberapa bagian
tanaman namnam mempunyai manfaat yang menguntungkan. Kayu namnam
yang padat dan mata kayunya yang keras sering dibuat gasing. Rebusan daun
muda namnam berkhasiat meringankan gejala diare. Buah namnam yang telah
matang dimasak dengan anggur dan gula merupakan makanan yang enak dan
sehat. Selain itu, buahnya dapat dimakan langsung atau dijadikan rujak, asinan
dan dimakan bersama sambal (Sastrapradja et al., 1977; Heyne, 1987).

10
 Kandungan Kimia
Hasil uji fitokimia yang telah dilakukan oleh Sukandar et al., (2013) buah
namnam memiliki kandungan senyawa aktif flavonoid, tritepenoid, saponin dan
tannin yang berkhasiat sebagai antioksidan. Namun pemanfaatan buah namnam
sebagai buah konsumsi masih sangat rendah karena buah namnam memiliki rasa
asam, sedikit manis dan sepat yang timbul saat mengkonsumsi buah namnam
sebagai buah segar. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya yang dapat
meningkatkan penerimaan buah namnam di masyarakat, salah satunya dengan
mengolah buah namnam menjadi minuman sari buah.
Bagian daun, batang dan kulit kayu dari tumbuhan namnam mengandung
senyawa tanin, saponin, flavonoid, dan terpenoid (Aziz dan Iqbal, 2013).
Sementara kandungan gizi buah namnam per 100 g bagian yang dapat
dikonsumsi adalah air 85 g; protein 1,5 g; lemak 0,06-1,28 g; karbohidrat 10 g;
serat 1,4 g; vitamin A 150-500 I.U.; dan vitamin C 25 mg (Sastrapadja et al.,
1977).
Zat aktif Kegunaan
1. Flavonoid Di dalam tubuh flavonoid berfungsi
sebagai antioksidan, antiinflamasi,
menghambat pertumbuhan mikroba
dan mencegah kanker (Prior,
2003).
2. Triterpenoid Antioksidan
3. Saponin Antioksidan
4. Tanin Antioksidan
5. Vitamin C Sebagai antioksidan karena secara
efektif menangkap radikal bebas
terutama ROS atau senyawa
oksigen reaktif (Frei, 1994).
 Cara penyajian daun namnam untuk penyakit kanker
 Siapkan daun namnam yang masih muda
 Rebus daun mudah namnam sebanyak 5, 7, atau 9 helai dengan air
secukupnya.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Antioksidan adalah senyawa yang memiliki peranan penting dalam menjaga
kesehatan karena dapat menangkap molekul radikal bebas sehingga menghambat
reaksi oksidatif dalam tubuh yang merupakan penyebab berbagai penyakit.
 Kanker adalah istilah yang digunakan untuk suatu kondisi di mana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali (Dinas Kesehatan Kab
Bone Bolango, 2007).
 Buah namnam diperkirakan mengandung senyawa asam-asam tumbuhan yang
memberikan rasa asam dan senyawa fenolik yang memiliki aktivitas sebagai
antioksidan.

12

Anda mungkin juga menyukai