keracunan pestisida
Novi Afriani Nur
berat, atau bahkan menyebabkan rusaknya lingkungan dan merosotnya hasil panen, penggunaan
pestisida mulai dikurangi. Cara-cara yang dapat ditempuh untuk mencegah atau mengurangi
serangan hama antara lain :
Pengobatan keracunan pestisida ini harus cepat dilakukan terutama untuk toksisitas
organophosphat.. Bila dilakukan terlambat dalam beberapa menit akan dapat menyebabkan
kematian. Diagnosis keracunan dilakukan berdasarkan terjadinya gejala penyakit dan sejarah
kejadiannya yang saling berhubungan. Pada keracunan yang berat , pseudokholinesterase dan
aktifits erytrocyt kholinesterase harus diukur dan bila kandungannya jauh dibawah normal,
kercaunan mesti terjadi dan gejala segera timbul.
Pengobatan dengan pemberian atrophin sulfat dosis 1-2 mg i.v. dan biasanya diberikan
setiap jam dari 25-50 mg. Atrophin akan memblok efek muskarinik dan beberapa pusat reseptor
muskarinik. Pralidoxim (2-PAM) adalah obat spesifik untuk antidotum keracunan organofosfat.
Obat tersebut dijual secara komersiil dan tersedia sebagai garam chlorin.(pohan,2004)
KESIMPULAN
Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama (insekta, jamur dan gulma).
Sehingga pestisida dikelompokkan menjadi :
- Insektisida (pembunuh insekta)
- Fungisida ( pembunuh jamur)
- Herbisida (pembunuh tanaman pengganggu)
Keracunan pestisida pada makhluk hidup menunjukkan gejala yang berbeda-beda,
tergantung pada jenis bahan aktif pestisida yang meracuni. Gejala keracunan biasanya tertera
pada kemasan, sehingga disarankan jangan memindahkan pestisida pada tempat lain apalagi
wadah kosong yang orang lain tidak bisa mengetahuinya dengan pasti. Usahakan pestisida selalu
pada kemasannya. Hal ini sangat penting untuk menentukan penanganan lebih lanjut saat
mengalami keracunan
DAFTAR PUSTAKA
Andarwati, A.,U., 2011. Efisiensi Teknisusahatani Kentang Dan Faktor Yang Mempengaruhi
Dikecamatan Baturkabupaten Banjarnegara. [online]
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/51239/H11aua.pdf?sequence=1
[diakses 26 Mei 2014]
BTKL-PPM., 2009. Analisis Dampak Penggunaan Pestisida Terhadap Petani dan Lingkungan
di Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi Selatan.
Makassar: Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Kelas 1
IARC, Occupational Expousures Insecticide Application And Some Pesticide,
WHO, 1991.
Munarso, S., J., Miskiyah, dan Broto W., 2009. Studi Kandungan Residu Pestisida
Pada Kubis, Tomat, Dan Wortel Di Malang Dan . Buletin Teknologi Pascapanen
Pertanian:
Vol.[online]http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/publikasi/bulletin/200
9_4.pdf
Mualim, K.2002. Analisis Faktor Resiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Keracunan
Pestisida Organofosfat Pada Petani Penyemprot Hama Tnaaman Di Kecamatan Bulu
Kabupaten Temanggung . (Tesis)
Pohan N., 2004. Pestisida dan Pencemarannya. [online] http://repository.
usu.ac.id/bitstream/123456789/1367/1/tkimia-nurhasmawaty7.pdf [diakses 26 Mei
2014]
Slamet, S., Bawahab N., 2005. Tingkat Aktivitas Kholinesterase, Pengetahuan dan Cara
Pengelolaan, Pestisida pada Petani/Buruh Penyemprot Apel di Desa Gubuk Klakah,
Jawa Timur , Departemen Kesehatan RI, Jakarta