Anda di halaman 1dari 38

BAB II.

JOB JARINGAN TEGANGAN RENDAH

2.1 SOP Pemasangan Jaringan Tegangan Menengah


A. Jaringan Distribusi Tegangan Menengah
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga
listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat /
pelanggan listrik.
Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi ini langsung berhubungan
dan berada pada lingkungan daerah berpenghuni, maka selain harus memenuhi
persyaratan kualitas teknis pelayanan juga harus memenuhi persyaratan aman terhadap
pengguna dan akrab terhadap lingkungan. Konfigurasi Saluran Udara Tegangan Rendah
pada umumnya berbentuk radial.
B. SOP Konstruksi Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
1. Kontruksi Bagian Atas
Konstruksi bagian atas dimana penghantar bertumpu (pole top construction)
dibedakan berdasarkan fungsi tiang. Demikian pula jenis material pendukung
utamanya, antara lain strain clamp, suspension clamp. Bagian penghantar saluran
udara kabel pilin yang diikat atau digantung adalah penghantar netralnya yang terbuat
dari alumunium alloy. Penghantar fasa yang terbuat dari alumunium tidak memikul
beban mekanis kecuali beratnya sendiri. Jika kabel terurai, harus diperbaiki kembali
dengan jarak puntiran (pitch) tidak lebih dari 60 cm atau diikat dengan plastic-strap.
Pada sistem Jawa Tengah, khusus untuk keluaran dari transformator fasa 1
seluruh konstruksi JTR nya menggunakan sama dengan sistem distribusi di tempat
lain.
Gambar Guy Wire
Gambar Strut Pole
Gambar Kontramast

2. Jarak Antar Tiang atau Gawang


Jarak antar tiang pada SUTR tidak melebihi dari 50 meter. Tiang yang dipakai
adalah tiang dengan kekuatan/beban kerja (working load) sebesar 200 daN, 350 daN,
500 daN dengan faktor keamanan 2 (breaking load = 2 x working load). Konstruksi
khusus pada bagian bawah pangkal untuk sistem Multi Grounded Common Neutral
(Jateng), dilengkapi plat baja anti karat yang dihubungkan dengan penghantar
pembumian. Pemilihan jenis beban kerja tiang disesuaikan dengan fungsi tiang (tiang
tengah, tiang awal/ujung, tiang sudut, tiang peregang) dan berdasarkan pengaruh
gaya-gaya mekanis maksimum pada tiang tersebut.

3. Penyangga Tiang
Untuk menambah kemampuan beban kerja tiang atau mengurangi penggunaan
tiang dengan beban kerja besar, dipakai penyangga tiang pada tiang-tiang dengan
beban kerja dasar (200 daN). Penyangga tiang dapat berupa topang tarik (guy wire)
atau topang tekan (strut pole) dengan sudut miring penyangga tidak melebihi 60º. Jika
tidak memungkinkan, dapat menggunakan variasi penyangga (span guy wire /kontra
mast). Penyangga tiang tidak digunakan pada tiang awal jaringan. Mengingat beratnya
tiang beton, maka tiang ini tidak dipakai sebagai topang tekan (Strut Pole).
Pada system multiground common netral, konstruksi topang tarik tidak
memakai isolator guy-wire (toei insulator) namun dibumikan bersama-sama
penghantar netral di atas tiang.
4. Ruang Bebas Hambatan
Ruang bebas hambatan atau right of way pada jaringan tegangan rendah kabel
pilinadalah jalur lintas yang dilalui jaringan tegangan rendah tersebut. Pada jalur lintas
tersebut tidak ada penghalang yang menyebabkan penghantar bersentuhan
denganpohon atau bangunan.
Jarak Aman atau safety distance merupakan jarak dimana penghantar saluran
udara tidak terjangkau oleh tangan manusia dan kendaraan yang berjalan. Ukuran
jarak aman terdapat pada table berikut ini.
5. Beban Mekanis Tiang
Beban mekanis akibat berat penghantar, pengaruh tiupan angin dan beban-
beban mekanis lainnya perlu diperhitungkan khususnya pada tiang awal, tiang sudut
dan tiang akhir. Jumlah total beban gaya mekanis pada tiang tidak boleh melebihi
beban kerja tiang. Jika melebihi, maka perlu dipasang konstruksi topang (guy wire,
strut pole).
Tabel berikut memberikan data pemilihan kekuatan mekanis tiang awal/ujung dan
tiang sudut untuk berbagai macam ukuran kabel pilin saluran udara.
Tabel 1. Kekuatan Mekanis Tiang Awal/Ujung untuk Saluran Tunggal
Jarak gawang 45 meter, panjang andongan 1 meter, tiang 9 meter.

Tabel 2. Kekuatan Mekanis Tiang Sudut untuk Saluran Tunggal


Jarak gawang 45 meter, panjang andongan 1 meter, tiang 9 meter.

Keterangan :
Jika keadaan lingkungan dan peraturan Pemerintah Daerah mengizinkan. tiang sudut
dan tiang ujung dapat memakai tiang dengan kekutan 200 daN di tambah konstruksi
guy Wire.
6. Konstruksi Pembumian
Penghantar Netral jaringan dibumikan pada setiap jarak 200 meter. Dalam hal
tidak diperoleh tahanan tanah yang dipersyaratkan, maka jumlah elektroda
pembumian ditambah atau dipasang kawat laba-laba (mesh) seluas 40 cm x 40 cm.
Khusus pada sistem Jawa Tengah (Multi Ground Common Netral). Pembumian
penghantar netral jaringan pada tiapa-tiap tiang, namun tidak memakai elektroda
bumi.
7. Konstruksi Sambungan SUTR dengan SKTR Pada Tiang
Sambungan kabel twisted/berpilin dengan SKTR dengan inti tembaga harus
memakai bimetal joint sleeve Al-Cu. Ujung SKTR memakai bulusan/terminasi jenis
heat shrink atau cold shrink atau sejenis dan bukan jenis konstruksi kabel yang di
buat. Jika sambungan pada tengah jaringan, sadapan pada jaringan memakai kabel Al
inti tunggal, sambungan dengan SKTR memakai bimetal Al-Cu.
8. Konstruksi pada dinding bangunan
Konstruksi saluran udara kabel pilin pada dinding bangunan (konstruksi pada
ruko, rukan, pasar) jarak antar bracket tidak lebih dari 6 meter. Jarak antara kabel
dengan lantai bangunan tidak kurang dari 3 meter. Semua bagian ujung jaringan
ditutup dengan insulating tape dan mekanikal proteksi (pipa PVC). Tidak ada
penghantar yang terkena dinding bangunan dan jarak dengan dinding tidak kurang
dari 10 cm.
9. Konstruksi melintasi jalur kereta api
Persilangan dengan jalur kereta api direkomendasikan menggunakan saluran
kabel tegangan rendah bawah tanah. Dalam hal menggunakan saluran udara,
perhatikan jarak aman minimum yang dipersyaratkan. Keadaan ini tidak
direkomendasikan untuk lintasan dengan jalur kereta api listrik.
Tidak disarankan jaringan tegangan rendah melintasi jalur kereta api listrik.

Gambar Konstruksi Melewati Perlintasa Kereta Api


10. Konstruksi disekitar SUTT
Persilangan JTR dengan SUTT tidak direkomendasikan. Konstruksi saluran
udara pararel dengan SUTT jika tiang rubuh tidak boleh mengenai garis batas vertical
penghantar transmisi pada permukaan tanah.

Gambar Konstruksi Jarak Aman SUTR dengan SUTT


11. Konstruksi melintasi sungai
Persilangan dengan sungai hanya diizinkan bila lebar bentangan sungai tidak
lebih dari 50 meter dan harus memperhatikan jarak aman jaringan SUTR dengan lalu
lintas pengguna aliran sungai.
B. Teori Tentang Konstruksi Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
Ada 10 jenis konstruksi jaringan distribusi tegangan rendah, yang masing-masing
sesuai dengan kondisi/rute jaringan di lapangan. Masing-masing konstruksi tersebut
adalah :
1. Konstruksi TR-1
Konstruksi TR-1 merupakan konstruksi saluran kabel udara tegangan rendah
(SKUTR) yang menggunakan suspension small angle assembly (penggantung untuk
tiang sangga/tumpu).

Gambar Konstruksi TR-1


Gambar : JTR/TC/001
Pemasangan :
 Kondisi lurus
 Sudut pemasangan maksimal 15 derajat
 Suspension Clamp Bracket mampu menahan beban 700 kg

Material yang perlu diperhatikan :


 Suspension clamp Bracket untuk TC 35 mm
 Stainless Steel Strip non magnetic
 Stoping buckle dari bahan stainless
 Plastic Strap minimal 3 buah
2. Konstruksi TR-2
Konstruksi TR-2 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR dengan sudut
kurang dari 15° hingga 90° dan sudut pemasangan 30°-90°, dengan menggunakan large
angle assembly (penggantung untuk tiang belokan/sudut).
TR-2 ini termasuk tiang sudut, yang merupakan tiang yang dipasang pada saluran
listrik, dimana pada tiang tersebut arah penghantar membelok dan arah gaya tarikan
kawat horizontal.
Gambar Konstruksi TR-2

Gambar : JTR/TC/002
Pemasangan :
 Kondisi belokan
 Sudut pemasangan 15- 90 derajat
 Tension Bracket mampu menahan beban 500 kg (samping) dan 1500 kg (depan)

Material yang perlu diperhatikan :


 Tension Bracket untuk TC 35 mm
 Stainless Steel Strip non magnetic
 Stoping buckle dari bahan stainless
 Plastic Strap minimal 3 buah
3. Konstruksi TR-3
Konstruksi TR-3 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR untuk tiang akhir
atau tiang awal dengan treck schoor. Pengait kabel digunakan fixed dead-end clamp
complete plastic strip (peralatan untuk penarik pada tiang awal/akhir lengkap dengan
plastic strap).
Gambar Konstruksi TR-3

Gambar : JTR/TC/003
Pemasangan :
 Kondisi belokan
 Sudut pemasangan maksimal 30 derajat
 Tension Bracket mampu menahan 1500 kg (depan)

Material yang perlu diperhatikan :


 Suspension clamp Bracket untuk TC 35 mm
 Stainless Steel Strip non magnetic
 Stoping buckle dari bahan stainless
 Plastic Strap minimal 2 buah
 PVC 2” – 50 cm dengan Link
4. Konstruksi TR-3A

Gambar Konstruksi TR-3A

Gambar : JTR/TC/004
Pemasangan :
 Kondisi belokan
 Sudut pemasangan maksimal 30 derajat
 Tension Bracket mampu menahan 1500 kg (depan)

Material yang perlu diperhatikan :


 Suspension clamp Bracket untuk TC 35 mm
 Stainless Steel Strip non magnetic
 Plastic Strap minimal 2 buah
5. Konstruksi TR-4
Konstruksi TR-4 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR sebagai tiang
penyangga pada persimpangan (silang). Kedua saluran dikaitkan pada suspension clamp.

Gambar Konstruksi TR-4

Gambar : JTR/TC/005
Pemasangan :
 Kondisi perempatan
 Suspension Clamp mampu menahan beban 700 Kg
 Line tap connector untuk jumper
Material yang perlu diperhatikan :
 Suspension clamp Bracket untuk TC 35 mm
 Stainless Steel Strip non magnetic
 Plastic Strap minimal 6 buah
 Stoping buckle dari bahan stainless
6. Konstruksi TR-4A
Perbedaan konstruksi TR-4A dengan TR-4 terletak sudut persimpangannya,
pada TR-4A dua buah sudut persimpangannya tidak 90 derajat.

Gambar Konstruksi TR-4A

Gambar : JTR/TC/006
Pemasangan :
 Kondisi perempatan
 Posisi lurus dan sudut
 Suspension Clamp mampu menahan beban 700 Kg
 Line tap connector untuk jumper
 Tension bracket mampu menahan beban 500 Kg (samping) dan 1500 Kg (depan)
Material yang perlu diperhatikan :
 Suspension clamp Bracket untuk TC 35 mm
 Tension clamp bracket untuk TC 35 mm
 Stainless Steel Strip non magnetic
 Plastic Strap minimal 6 buah
 Stoping buckle dari bahan stainless
7. Konstruksi TR-4B
Perbedaan kosntruksi TR-4B dengan TR-4 adalah pada sudut persimpangannya,
semua sudutnya tidak 90 derajat.

Gambar Konstruksi TR-4B

Gambar : JTR/TC/007
Pemasangan :
 Kondisi perempatan
 Posisi sudut
 Line tap connector untuk jumper
 Tension bracket mampu menahan beban 500 Kg (samping) dan 1500 Kg (depan)
Material yang perlu diperhatikan :
 Suspension clamp Bracket untuk TC 35 mm
 Stainless Steel Strip non magnetic
 Plastic Strap minimal 6 buah
 Stoping buckle dari bahan stainless

8. Konstruksi TR-5
TR-5 merupakan konstruksi SKUTR pada tiang penegang setiap 10 gawang.
Kabel dikaitkan pada fixed dead-end assambly. Tiang penegang/tiang tarik adalah tiang
yang dipasang pada saluran listrik yang lurus dimana gaya tarik kawat pekerja terhadap
tiang dari dua arah yang berlawanan.

Gambar Konstruksi TR-5

Gambar : JTR/TC/008
Pemasangan :
 Konstruksi penegang setiap 10 gawang
 Posisi lurus atau sudut minimal 90 derajat
 Tension bracket mampu menahan beban 500 Kg (samping) dan 1500 Kg (depan)
Material yang perlu diperhatikan :
 Tension clamp Bracket untuk TC 35 mm
 Stainless Steel Strip non magnetic
 Plastic Strap minimal 6 buah
 Stoping buckle dari bahan stainless
9. Konstruksi TR-6

Gambar Konstruksi TR-6


Gambar : JTR/TC/009
Pemasangan :
 Konstruksi pertigaan
 Suspension clamp bracket mampu menahan beban 700 Kg
 Tension bracket mampu menahan beban 500 Kg (samping) dan 1500 Kg (depan)
 Line tap connector untuk jumper
Material yang perlu diperhatikan :
 Tension clamp Bracket untuk TC 35 mm
 Stainless Steel Strip non magnetic
 Plastic Strap minimal 6 buah
 Stoping buckle dari bahan stainless
10. Konstruksi TR-6A
Perbedaan konstruksi TR-6A dengan TR-6 terletak pada sudut persimpangan nya,
pada TR-6 posisina lurus sedangkan pada TR-6A memiliki sudut

Gambar Konstruksi TR-6A


Gambar : JTR/TC/009
Pemasangan :
 Konstruksi pertigaan
 Suspension clamp bracket mampu menahan beban 700 Kg
 Tension bracket mampu menahan beban 500 Kg (samping) dan 1500 Kg (depan)
 Line tap connector untuk jumper
Material yang perlu diperhatikan :
 Tension clamp Bracket untuk TC 35 mm
 Stainless Steel Strip non magnetic
 Plastic Strap minimal 6 buah
 Stoping buckle dari bahan stainless
11. Konstruksi TR-7
Konstruksi TR-7 merupakan konstruksi penyambungan SUTR ke SKUTR
dengan existing dengan menggunakan fixed dead-end assambly.

Gambar Konstruksi TR-7

Gambar : JTR/TC/010
Pemasangan :
 Konstruksi belokan
 Tension bracket mampu menahan beban 500 Kg (samping) dan 1500 Kg (depan)

Material yang perlu diperhatikan :


 Suspension clamp bracket untuk TC 35 mm
 Stainless Steel Strip non magnetic
 Plastic Strap minimal 6 buah
12. Konstruksi TR-8
TR-8 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada tiang awal atau tiang
akhir dengan menggunakan ajustable.

Gambar Konstruksi TR-8

13. Konstruksi TR-9


Konstruksi TR-9 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada trafo tiang
untuk 2 jurusan, dengan menggunakan fixed dead-end clamp untuk mengikat kabel.
Gambar Konstruksi TR-9

14. Konstruksi TR-10


Konstruksi TR-10 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada trafo tiang
untuk tiga jurusan. Pengikat kabel digunakan fixed dead-end clamp.

Gambar Konstruksi TR-10


2.3 JSA Pemasangan Jaringan SKUTR
2.4 Peralatan yang Digunakana dalam Pemasangan Jaringan SKUTR
A. Track Bus

B. Band-It

C. Pulling Grip
D. Tang Kombinasi

E. Palu

F. Gunting Plat
2.5 Dokumentasi Praktek Pemasangan Jaringan SKUTR
2.6. Tugas Di Halaman Spada

Diketahui :
Kapasitas trafo 100 kVA
Tegangan 380 V
1 titik penyambungan  3 fasa
1 fasa  3 rumah
Jadi, 1 titik penyambungan  9 rumah
Suplai daya setiap rumah 900 VA
Cos pi 0,85 legging
Jenis Penghantar antar rumah LVTC 2x10 mm2
Jenis penghantar antar tiang LVTC 3x70 mm2 + 1x50 mm2 Jarak antar tiang 50 meter
JAWABAN PERTANYAN DARI TUGAS

1. Kapasitas masing-masing Tiang


S tiang per fasa = jumlah rumah di tiang per fasa x suplai daya setiap rumah
= 3 rumah x 900 VA
= 2700 VA
S tiang = S tiang per fasa x 3
= 2700 VA x 3
= 8100 VA
I tiang per fasa = S tiang / (380 V x akar 3)
= 8100 VA / (380 V x akar 3)
= 12,3 A
Karena setiap tiang memiliki pembebanan rumah yang sama banyak dan setiap rumah
memiliki suplai daya yang sama, maka kapasitas masing-masing tiang sama.

2. Drop tegangan masing-masing saluran


Dikatahui :
Rdc kabel = 0,443 ohm/km
XL kabel = 0,3572 ohm/km
L antar tiang = 50 meter
Jumlah tiang dari trafo ke saluran D = 4 tiang
Jumlah tiang dari trafo ke saluran C = 8 tiang
Jumlah tiang dari trafo sisip ke saluran A = 4 tiang
Jumlah tiang dari trafo sisip ke saluran B = 4 tiang
Jumlah tiang dari trafo sisip ke saluran CD = 7 tiang + 1 tiang saluran CD
I Trafo Perfasa = (100.000 VA x 0,85) / (380 x akar 3)
= 85.000 VA / 658,18
= 129,144 A

Saluran Trafo ke titik D yaitu :


Maka untuk mencari Reff yaitu
Reff = Rdc x {(228 + delta t akhir) / 248} x L x 4 tiang / 1000
Reff = 0,443 ohm/km x {(228 + 45 derajat celcius) / 248} x 50 meter x 4 / 1000
Reff = 0,443 ohm/km x 1,1 x 0,2
km Reff= 0,09746 ohm

Maka untuk mencari XLeff yaitu :


XLeff = XL x L x 4 tiang /1000
XLeff = 0,3572 ohm/km x 50 meter x 4
/1000 XLeff = 0,07144 ohm

Maka untuk mencari Impedansi kabel


yaitu : Z = (Reff ^ 2 + XLeff ^ 2) ^ 0,5
Z = (0,09746 ^ 2 + 0,07144 ^ 2) ^ 0,5
Z = (0,0009498 + 0,0005103) ^ 0,5
Z = 0,0146 ^
0,5 Z =
0,12083 ohm

Losses tegangan dari trafo ke titik D yaitu :


= arus trafo per fasa x Z titik D
= 129,144 A x 0,12083 ohm
= 15,6044 volt

I trafo untuk titik C per fasa = I trafo per fasa – (4 tiang x I tiang per fasa)
= 129,144 A – (4 x 12,3)
= 79,944 A

Saluran Trafo ke titik C yaitu :


Maka untuk mencari Reff yaitu
Reff = Rdc x {(228 + delta t akhir) / 248} x L x 8 tiang / 1000
Reff = 0,443 ohm/km x {(228 + 45 derajat celcius) / 248} x 50 meter x 8 / 1000
Reff = 0,443 ohm/km x 1,1 x 0,4
km Reff= 0,19492 ohm

Maka untuk mencari XLeff yaitu :


XLeff = XL x L x 8 tiang /1000
XLeff = 0,3572 ohm/km x 50 meter x 8
/1000 XLeff = 0,14288 ohm

Maka untuk mencari Impedansi kabel


yaitu : Z = (Reff ^ 2 + XLeff ^ 2) ^ 0,5
Z = (0,19492 ^ 2 + 0,14288 ^ 2) ^ 0,5
Z = (0,038 + 0,02041) ^ 0,5
Z = 0,0146 ^
0,5 Z =
0,2417 ohm

Losses tegangan dari trafo ke titik C yaitu :


= arus trafo untuk titik C per fasa x Z titik C
= 79,944 A x 0,2417 ohm
= 19,3224 volt
I sisa trafo tak terpakai = 79,944 A – ( 8 tiang x 12,3)
= 79,944 A – 98,4 A
= -18,456 A

Karena arus sisa trafo -18,456 A maka kita memerlukan tambahan kapasitas untuk
beban dengan menambahkan trafo sisip pada jalur A dan B dan jalur menuju C D
sehingga trafo sisip yang dibutuhkan sebesar

S trafo sisip = 160 KVA


S max trafo sisip = 160 KVA x 0,85
= 136 KVA ( didapatkan dari soal nomor 5)

I trafo sisip per fasa = 136 KVA / (380 x akar 3)


= 206,63 A

Saluran trafo sisip ke titik A yaitu :


Maka untuk mencari Reff yaitu
Reff = Rdc x {(228 + delta t akhir) / 248} x L x 4 tiang / 1000
Reff = 0,443 ohm/km x {(228 + 45 derajat celcius) / 248} x 50 meter x 4 / 1000
Reff = 0,443 ohm/km x 1,1 x 0,2
km Reff= 0,09746 ohm

Maka untuk mencari XLeff yaitu :


XLeff = XL x L x 4 tiang /1000
XLeff = 0,3572 ohm/km x 50 meter x 4 /1000 XLeff = 0,07144 ohm
Maka untuk mencari Impedansi kabel yaitu :
Z = (Reff ^ 2 + XLeff ^ 2) ^ 0,5
Z = (0,09746 ^ 2 + 0,07144 ^ 2) ^ 0,5
Z = (0,0009498 + 0,0005103) ^ 0,5
Z = 0,0146 ^
0,5 Z =
0,12083 ohm

Losses tegangan dari trafo ke titik A yaitu :


= arus trafo sisip per fasa x Z titik A
= 206,63 A x 0,12083 ohm
= 24,967 volt

I trafo sisip untuk titik B per fasa = I trafo sisip per fasa – (4 tiang x I tiang per
fasa)
= 206,63 A – (4 x 12,3)
= 157,43 A

Saluran trafo sisip ke titik B yaitu :


Maka untuk mencari Reff yaitu :
Reff = Rdc x {(228 + delta t akhir) / 248} x L x 4 tiang / 1000
Reff = 0,443 ohm/km x {(228 + 45 derajat celcius) / 248} x 50 meter x 4 / 1000
Reff = 0,443 ohm/km x 1,1 x 0,2
km Reff= 0,09746 ohm

Maka untuk mencari XLeff yaitu :


XLeff = XL x L x 4 tiang /1000
XLeff = 0,3572 ohm/km x 50 meter x 4 /1000

XLeff = 0,07144 ohm


Maka untuk mencari Impedansi kabel yaitu :
Z = (Reff ^ 2 + XLeff ^ 2) ^ 0,5
Z = (0,09746 ^ 2 + 0,07144 ^ 2) ^ 0,5
Z = (0,0009498 + 0,0005103) ^ 0,5
Z = 0,0146 ^
0,5 Z =
0,12083 ohm

Losses tegangan dari trafo sisip ke titik B yaitu :


= arus trafo sisip untuk titik B per fasa x Z titik A
= 157,43 A x 0,12083 ohm
= 19,022 volt

I trafo sisip untuk saluran menuju C D = I trafo sisip untuk titik B per fasa – (4 tiang x
I
tiang per fasa)
= 157,43 A – (4 x 12,3 A)
= 108,23 A

Saluran trafo sisip ke titik C D yaitu :


Maka untuk mencari Reff yaitu
Reff = Rdc x {(228 + delta t akhir) / 248} x L x 8 tiang / 1000
Reff = 0,443 ohm/km x {(228 + 45 derajat celcius) / 248} x 50 meter x 8 / 1000
Reff = 0,443 ohm/km x 1,1 x 0,4
km Reff= 0,19492 ohm

Maka untuk mencari XLeff yaitu : XLeff = XL x L x 8 tiang /1000


XLeff = 0,3572 ohm/km x 50 meter x 8
/1000 XLeff = 0,14288 ohm
Maka untuk mencari Impedansi kabel yaitu :
Z = (Reff ^ 2 + XLeff ^ 2) ^ 0,5
Z = (0,19492 ^ 2 + 0,14288 ^ 2) ^ 0,5
Z = (0,038 + 0,02041) ^ 0,5
Z = 0,0146 ^
0,5 Z =
0,2417 ohm

Losses tegangan dari trafo sisip ke titik C D yaitu :


= I trafo sisip untuk saluran menuju C D x Z titik menuju C D
= 108,23 A x 0,2417 ohm
= 26,16 volt

I sisa trafo sisip untuk mensuplai saluran C D= I trafo sisip untuk saluran menuju C D

(7 tiang x I tiang per fasa)
= 108,23 A – (7 x 12,3 A)
= 22,13 A

Karena arus sisa trafo -18,456 A maka kita memerlukan tambahan kapasitas untuk
beban dengan menambahkan trafo sisip pada jalur A dan B dan jalur menuju C D.
Jika I sisa trafo sisip untuk mensuplai saluran ke C D terdapat 22,13 A maka arus
tersebut dapat mensuplai saluran C D yang kekurangan arus sebesar -18,456 A
Jadi 2 buah trafo tersebut dapat mensuplai semua beban dengan optimal.

3. Drop tegangan keseluruhan (losses, %)


Drop tegangan dari Trafo ke saluran D = 15,6044
volt Sehingga, % = (15,6044
volt x 100% )/ 230 volt
= 6,784 %
Drop tegangan dari Trafo ke saluran C = 19,3224
volt Sehingga, % = (19,3224
volt x 100%)/ 230 volt
= 8,401 %
Drop tegangan dari trafo sisip ke saluran A = 24,967
volt Sehingga, % = (24,967
volt x 100%) / 230
= 10,855 %
Drop tegangan dari trafo sisip ke saluran B = 19,022
volt Sehingga, % = 19,022
volt x 100% / 230
= 8,27 %
Drop tegangan dari trafo sisip ke saluran C D = 26,16
volt Sehingga, % = 26,16
volt x 100% / 230
= 11,374 %

Total drop tegangan semua jaringan menggunakan 2 trafo yaitu :


= 15,6044 volt + 19,3224 volt + 24,967 volt + 19,022 volt + 26,16 volt
= 105,075 volt

Atau total persentase drop tegangan pada jaringan yaitu :


= (6,784 % + 8,401 % +10,855 % + 8,27 % + 11,374 %) / 5
= 9,136 %

4. Apabila pembebanan maksimum trafo 85%, maka apakah trafo yang ada
masih mampu dibebani. Berapa seharusnya trafo dipasang?
S trafo yang terpasang = 100 kVA
S trafo max dipakai = 85 % × 100 kVA
= 85 kVA
= 85.000 VA

Jumlah rumah keseluruhan = banyak rumah satu tiang x jumlah seluruh tiang
= 9 rumah x 27 tiang
= 243 rumah

S seluruh rumah = jumlah seluruh rumah × suplai daya per rumah


= 243 × 900 VA
= 218.700 VA
Selisih daya maksimal trafo dengan daya yang dibutuhkan seluruh rumah sangat
jauh, sehingga trafo yang ada tidak mampu membebani jumlah kebutuhan daya
seluruh rumah. Jadi, trafo yang seharusnya dipakai adalah trafo dengan kapasitas 250
KVA Atau dengan nembahkan Trafo sisip dengan kapasitas 160 KVA

5. Apabila digunakan trafo sisip, dimana seharusnya trafo tersebut ditempatkan,


barapa kapasitas dayanya?
Jika trafo sisip dipasang, maka akan dipasang antara penghubung titik A dan titik B
serta menuju jalur CD yang mana kapasitas yang diperlukan beban secara keseluruhan
yaitu 218.700 VA sedangkan Trafo di titik C dan titik D terdapat 85.000 VA
sehingga :

S trafo sisip = S seluruh rumah – S trafo titik C dan D


= 218.700 VA – 85.000 VA
= 133.700 VA
Jadi kapasitas daya yang dipasang pada trafo sisip sebesar
160.000 VA Yang mana pemakaian max trafo sisip = 160.000
VA x 0,85
= 136 KVA

6. Lakukan perhitungan dengan menggunakan Excel

7. Rancang bentuk kontruksi seperti slide hal 2, dan buat kontruksi jaringan yang dipakai
pada jaringan di atas dari titik A-D dengan jarak gawang 50 M dan dilengkapi dengan
keterangan dan penomoran tiang seperti
E

8. Setiap Komponen yang ada di kontruksi yang dibuat seperti TR 1 terdapat


:Suspension Braket,Suspension Clampdst…, dibuat gambar komponennya dan
jelaskan fungsinya.

Konstruksi pada TR-1


Konstruksi TR-1 merupakan konstruksi saluran kabel udara tegangan rendah
(SKUTR) yang menggunakan suspension small angle assembly (penggantung untuk
tiang sangga/tumpu).
Komponennya:
a. Suspension Clamp ( Klem gantung)
Suspension clamp atau klem gantung berfungsi untuk mengikat penghantar
netral kabel twisted. Suspension clamp terbuat dari bahan alumunium alloy.
Penghantar netral diletakkan pada suspension, kemudian dijepit oleh klem jepitnya
(locker).
b. Suspension Bracket / Pole Bracket
Pole bracket merupakan komponen saluran udara pada tiang. Terbuat dari
alumunium alloy atau baja galvanis.
Dua jenis pemakaian pole bracket, untuk tiang ujung (awal, akhir), tiang sudut
dengan sudut lintasan di atas 30°, tiang siku 90°, dan untuk tiang tengah dengan
sudut lintasan 30°. Kedua pole bracket ini berbeda pada panjangnya.

c. Tension Bracket
Fungsinya sama dengan suspension clamp bracket, bedanya sebagai bracket yang
tergantung pada konstruksi tiang sudut atau belokan.

d. Strain Clamp
Merupakan klem penjepit penghantar yang dijadikan sebagai penggantung,
digunakan untuk menahan tarikan konduktor. Dipasang pada konstruksi belokan
pada tiang awal atau akhir jaringan dan pada tiang penegang.
e. Stopping buckle
Adalah gesper untuk mengencangkan dan mengunci stainless steel strip.
Pemakaiannya dibelitkan pada tiang, kemudian dimatikan ikatannya dengan
stopping buckle.

Plastic strap
Plastic pengikat bundle konduktor untuk membatasi bagian konduktor netral yang
dikeluarkan dari bundlenya untuk penggantung.

g. Line tap conector


Fungsinya sebagai samabungan penghantar yang berukuran 50 mm dan 70 mm

Anda mungkin juga menyukai