PENDAHULUAN
1
mahasiswa terjun ke masyarakat membantu masyarakat yang memiliki
masalah kesehatan khususnya dalam keluarga membantu mengatasi
masalah tersebut bersama-sama masyarakat (keluaraga) desa tersebut.
Masalah kesehatan yang dapat muncul dalam masyarakat yang dikatakan
rawan bagi seorang ibu adalah pada saat hamil, bersalin, nifas serta masa
bayi dan balita.
Dalam laporan ini penulis akan memberikan asuhan kebidanan pada
keluarga Tn.W yang mengalami masalah mengenai kehamilan beresiko
tinggi.
2
C. Manfaat
Dari Asuhan Kebidanan dalam konteks keluarga kepada keluarga
Tn.W bermanfaat untuk:
1. Bagi keluarga Tn. W
Meningkatkan kesehatan ibu dan keluarga peningkatan kesehatan
melalui upaya promontif dan preventif.
2. Bagi Bidan
Menjalin kerjasama dan menindaklanjuti kegiatan yang telah
dilaksanakan
3. Bagi mahasiswa
a. Meningkatkan keterampilan dalam kegiatan pelayanan kebidanan
komunitas
b. Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan pelayanan
kebidanan komunitas.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga,
yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010). Menurut Duvall dalam
(Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap
anggota.Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam
masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan
kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati
posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko. 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga
merupakan sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah
serta adopsi dan tinggal dalam satu rumah.
2. Fungsi Keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5
yaitu :
a. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
4
b. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan
anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan
status pada anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa
generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86; 2010)
Berdasarkan UU No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 tertulis fungsi
keluarga dalam delapan bentuk yaitu :
a. Fungsi Keagamaan
1) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan
hidup seluruh anggota keluarga.
2) Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari
kepada seluruh anggota keluarga.
3) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam
pengamalan dari ajaran agama.
4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak
tentang keagamaan yang kurang diperolehnya diseko lah atau
masyarakat.
5) Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama
sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
b. Fungsi Budaya
1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa
yang ingin dipertahankan.
2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai.
5
3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai
pengaruh negatif globalisasi dunia.
4) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya dapat berpartisipasi berperilaku yang baik sesuai
dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan
globalisasi.
5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan
seimbang dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk
menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia
sejahtera.
c. Fungsi Cinta Kasih
1) Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada
antar anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara
optimal dan terus-menerus.
2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar
keluarga secara kuantitatif dan kualitatif.
3) Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan
ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.
4) Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang
mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai
pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
d. Fungsi Perlindungan
1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa
tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari
berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.
3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga
sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
6
e. Fungsi Reproduksi
1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan
reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi
keluarga sekitarnya.
2) Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan
keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.
3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang
berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan
jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga.
4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal
yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
f. Fungsi Sosialisasi
1) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan
keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak
pertama dan utama.
2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan
keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan
dari berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya
baik di lingkungan seko lah maupun masyarakat.
3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal
yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan
kedewasaan (fisik dan mental), yang kurang diberikan oleh
lingkungan sekolah maupun masyarakat.
4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi
dalam keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi
anak, tetapi juga bagi orang tua, dalam rangka
perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera.
g. Fungsi Ekonomi
1) Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di
dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang
kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.
7
2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran keluarga.
3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah
dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara
serasi, selaras dan seimbang.
4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai
modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
h. Fungsi Pelestarian Lingkungan
1) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan
internal keluarga.
2) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan eksternal keluarga.
3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang dan antara
lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat
sekitarnya.
4) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera (UU No.10 tahun 1992 PP
No.21 tahun 1994, dalam Setiadi 2008)
3. Tipe dan bentuk keluarga
Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut :
a. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam
satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja di laur rumah.
b. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
8
c. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/istri, tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan
anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
d. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja
di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/ perkawinan/meniti karier.
e. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/salah satu bekerja di rumah.
f. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
g. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
h. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
j. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.
l. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
9
m. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain
dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
n. Unmarried paret and child
Ibu dan aak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi.
o. Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.
(Harmoko, hal 23; 2012)
4. Struktur Keluagra
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan
pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan
balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik,
dan valid. Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi
apabila tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu
hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi
keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas,
judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan
gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi
miskomunikasi, dan kurang atau tidak valid.
1) Karakteristik pemberi pesan :
a. Yakin dalam mengemukakan suatu pendapat.
b. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
c. Selalu menerima dan meminta timbal balik.
2) Karakteristik pendengar
a. Siap mendengarkan
b. Memberikan umpan balik
c. Melakukan validasi
10
b. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat
formal atau informal. Posisi/status adalah posisi individu dalam
masyarakat misal status sebagai istri/suami.
c. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legimate
power), ditiru (referent power), keahlian (exper power), hadiah (reward
power), paksa (coercive power), dan efektif power.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku
yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga,
dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak
dapat mempersatukan anggota keluarga.
b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.
c) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
(Friedman, dalam Harmoko hal 19; 2012)
5. Tahap dan perkembangan keluarga
a. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu,
yaitu suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah dan meninggalkan keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing, secara psikologi keluarga
tersebut membentuk keluarga baru. Suami istri yang membentuk
keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan kehidupan yang baru
karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-
hari. Masing-masing pasangan menghadapi perpisahan dengan
11
keluarga orang tuanya dan mulai membina hubungan baru dengan
keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-masing. Masing-
masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan
sendiri dan pasangannya. Misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun
pagi, bekerja dan sebagainya. Hal ini yang perlu diputuskan adalah
kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak dan berapa jumlah
anak yang diharapkan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
a) Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
b) Menetapkan tujuan bersama;
c) Membina hubungan dengan keluarga lain; teman, dan kelompok
sosial;
d) Merencanakan anak (KB)
e) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri
untuk menjadi orang tua.
b. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing
family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu
disiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas
perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberi
perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah pasangan
merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju pada
bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya.
Tugas perkembangan pada masa ini antara lain :
1. Persiapan menjadi orang tua
2. Membagi peran dan tanggung jawab
3. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yang menyenangan
12
4. Mempersiapkan biaya atau dana child bearing
5. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
6. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
7. Mangadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with
preschool)
Tahap ini dimulai saat kelahirn anak berusia 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi
terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam
meningatkan pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini
sangat sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua. Kedua orang
tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan
anak, suami/istri, dan ekerjaan (punya waktu/paruh waktu) dapat
terpenuhi. Orang tua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan
mengarahkan perkembangan keluarga dalam merancang dan
mengarahkan perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan
tetap utuh dan langgeng dengan cara menguatkan kerja sama antara
suami istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi
perkembangan individual anak, khususnya kemandirian anak agar
tugas perkembangan anak pada fase ini tercapai.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai
berikut :
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasa aman
2. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi
4. Mempertahakan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di
luar keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( tahap paling
repot)
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
13
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with
children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki
sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase
ini keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehngga
keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas di sekolah, masing-masing anak
memiliki aktifitas dan minat sendiri demikian pula orang tua yang
mempunyai aktifitas berbeda dengan anak. Untuk itu, keluarga perlu
bekerja sama untukmencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini
keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan anak, memberi
kesempatan pada anak untukbersosialisasi, baik aktifitas di sekolah
maupun di luar sekolah.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan
dan semangat belajar
2) Tetap mempertahanan hubungan yang harmonis dalam
perkawinan
3) Mendorong anak unuk mencapai pengembangan daya intelektual
4) Menyediakan aktifitas untuk anak
5) Manyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan
anak.
e. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan
biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak
meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuannya keluarga melepas anak
remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai
berikut :
14
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat
otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang
tua,hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
f. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan
(lounching center families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan
rumah. Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam
keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas
anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga empersiapkan anaknya yang
tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak
terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua anak meninggalkan rumah,
pasangan perlu menata ulang dan membina hubungan suami istri
seperti pada fase awal. Orang t0) ua akan merasa kehilangan peran
dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-anaknya sudah
tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu
melakukan aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai pasangan, dan
tetap memelihara hubungan dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
4. Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anak
5. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
15
6. Berperan sebagai suami istri, kakek, dan nenek
7. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak-anaknya.
g. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families)
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Pada tahap ini semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan
berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini atara lain adalah :
1. Mempertahankan kesehatan
2. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti
mengolah minat sosial dan waktu santai
3. Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua
4. Keakraban dengan pasangan
5. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga
6. Persiapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan keakraban
pasangan.
h. Tahap kedelapan keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses
usia lanjut dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari
karena berbagai proses stresor dan kehilangan yang harus dialami
keluarga. Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan,
kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta
perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan.
Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan
tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia lanjut umumnya lebih dapat
beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggal bersama
anaknnya.
Tugas perkembangan tahap ini adalah :
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
16
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik, dan pendapatan
c) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d) Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat
e) Melakukan life review
f) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan
kematian (harmoko, 2012).
6. Struktur peran keluarga
Sebuah peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang
secara ralatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari
seseorang yang menempati posisi sosial yang diberikan. Peran berdasarkan
pada pengharapan atau penetapan peran yang membatasi apa saja yang
harus dilakukan oleh individu di dalam situasi tertentu agar memenuhi
harapan diri atau orang lain terhadap mereka. Posisi atau status
didefinisikan sebagi letak seseorang dalam suatu sistem sosial. Menurut
Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
a. Peran Formal Keluarga
Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur
peran keluarga (ayah-suami,dll). Yang terkait dengan masing –masing
posisi keluarga formal adalah peran terkait atau sekelompok perilaku
yang kurang lebih homogen. Keluarga membagi peran kepada anggota
keluarganya dengan cara yang serupa dengan cara masyarakat
membagi perannya: berdasarkan pada seberapa pentingnya performa
peran terhadap berfungsinya sistem tersebut. Beberapa peran
membutuhkan ketrampilan atau kemempuan khusus: peran yang lain
kurang kompleks dan dapat diberikan kepada mereka yang kuarang
terampil atau jumlah kekuasaanya paling sedikit.
b. Peran Informal Keluarga
Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak pada
permukaannya, dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional
anggota keluarga dan/atau memelihara keseimbangan keluarga.
17
Keberadaan peran informal diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
integrasi dan adaptasi dari kelompok keluarga.
7. Proses dan Strategi koping Keluarga
Menurut Friedman (2010) Proses dan strategi koping keluarga
berfungsi sebagi proses atau mekanisme vital yang memfasilitasi fungsi
keluarga. Tanpa koping keluarga yang efektif, fungsi afektif, sosialisasi,
ekonomi, dan perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara adekuat. Oleh
karena itu, proses dan strategi koping keluarga mengandung proses yang
mendasari yang menungkinkan keluarga mengukuhkan fungsi keluarga
yang diperlukan.
8. Keluarga Sebagai Klien
Menurut Haarmoko (2010) keluarga dijadikan unit pelayanan
karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling
berhubungan masyarakat secara keseluruhan.
a. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan
a) Keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang dapat dijadikan
sebagai gambaran manusia
b) Perilaku keluarga dapat menimbulkan masalah kesehatan, tetapi
dapat pula mencegah masalah kesehatan dan menjadi sumber daya
pemecah masalah kesehatan.
c) Masalah kesehatan di dalam keluarga akan saling mempengaruhi
terhadap individu dalam keluarga
d) Keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk
mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga
e) Keluarga merupakan pengambil keputusan dalam mengatasi
masalah
f) Keluarga merupakan saluran yang efektif dalam menyalurkan dan
mengembangan kesehatan kepada masyarakat.
b. Siklus penyakit dan kemiskinan dalam masyarakat
Pemberian asuhan keperawatan keluarga harus lebih ditekankan
pada keluarga-keluarga dengan status sosial ekonomi yang rendah.
Alasannya adalah keluarga dengan ekonomi yang rendah umumnya
18
berkaitan dengan ketidakmampuan dalam mengatasi berbagai masalah
kesehatan yang mereka hadapi. Masalah kemiskinan akan sangat
mengurangi kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
kebutuhan keluarga mereka terhadap gizi, perumahan dan lingkungan
yang sehat, dan kebutuhan-kebutuhan laninnya. Semua ini akan
menimbulkan berbagai masalah kesehatan. (Harmoko, 2012).
19
Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini
adala pengumpulan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan
data keluarga sebagai sarana pemeriksaan.
Data desa meliputi :
a. Wilayah desa
Luas, keadaan geograf, jarak desa, dan fasilitas kesehatan pemerintah
b. Penduduk
Jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata pencaharian,
pertumbuhan penduduk, dinamika penduduk.
c. Status kesehatan
Angka kematian, jenis dan angka kesakitan ibu, anak dan balita
d. Keadaan lingkungan
Jumlah saran air minum, jumlah jamban keluarga, pembuangan sampah
dan kotoran, pembangunan tinja dan kondisi tinja.
e. Sosial ekonomi
Pendidikan, pendapatan pekapita, organisasi dari lembaga masyarakat
yang ada, media komunikasi yang dimiliki masyarakat.
f. Data keluarga
g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Yaitu meliputi ibu, bayi dan balita
h. Pemeriksaan lingkungan keluarga
Rumah, pekarangan, pembuangan sampah dan kotoran
2. Analisa dan perumusan masalah
Setelah data dikumpulkan dicatat sebagai syarat dengan diterapkan
masalah kesehatan masyarakat di komunitas.
a. Analisa
Tujuan dari analisa adalah menggunakan data yang terkumpul
dan mencari kaitan satu dengan yang lainnya sehingga ditemukan
berbagai masalah melalui proses analisa kemudian ditemukan jawaban
tentang hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan
lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku) kesehatan serta faktor
keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
20
b. Perumusan masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil
analisis dalam perumusan masalah yang mancakup masalah utama dan
penyebabnya serta masalah potensial.
c. Rencana dan tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta
penyebabnya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan
d. Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan
dikomunitas dapat dibagi menjadi beberapa aspek yaitu tujuan, rencana,
pelaksanaan dan evaluasi untuk pencapaian tujuan tersebut perlu
diterapkan sasaran, maka disusunlah rencana pelaksanaan yang
meliputi:
1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan kepada
keluarga
21
dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang
timbul akibat keberhasilan tersebut.
22
5) Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari
2 tahun, karena pada keadaan tersebut rahim dan kesehatan ibu belum
pulih kembali dengan baik
6) Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang lebih dari 10
tahun (terlalu lama)
7) Tinggi badan kurang dari 145 cm, karena ibu mungkin mempunyai
panggul sempit, sehingga sulit melahirkan
8) Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, dan obat-obatan)
3. Bahaya yang dapat timbul
a. Bayi lahir belum cukup bulan
b. Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).
c. Keguguran (abortus).
d. Persalinan tidak lancar / macet.
e. Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.
f. Janin mati dalam kandungan.
g. Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.
h. Keracunan kehamilan/kejang-kejang
4. Deteksi Kehamilan Resiko Tinggi
Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di dokter/bidan terdekat.
5. Pencegahan
a. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila
gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikinya, dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini sudah
dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi.
b. Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan
penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Juga harus
diperhatikan bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan
normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian.
c. Sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan ANC (Antenatal
Care) atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat
untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya. Dengan
23
memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
d. Mendapatkan imunisasi TT 2X.
e. Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering
dan lebih intensif.
f. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
g. Hindari rokok, alkohol, dll
Cara mencegah kehamilan risiko tinggi
a. Usia hamil tidak kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b. Rencanakan jumlah anak 2 orang saja.
c. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat atau terlalu jauh.
d. Memeriksa kehamilan secara teratur kepada tenaga kesehatan.
e. Menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
f. Melahirkan denan pertolongan tenaga kesehatan
6. Alasan Ibu Hamil Terlalu Muda Merupakan Resiko Tinggi
a. Secara Fisik
Kondisi rahim dan panggul belum berkembang secara optimal
b. Secara Mental
Belum siap menghadapi perubahan yang akan terjadi pada saat
kehamilan
24
3. Efek samping
a. Rasa mual
b. Susah BAB (sembelit)
c. Warna tinja hitam
4. Dosis Tablet Tambah Darah Pada Ibu Hamil
Pemberian tablet tambah darah selama kehamilan merupakan salah
satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb
sampai tahap yang diinginkan, karena sangat efektif dimana satu tablet
mengandung 60 mg Fe. Setiap tablet setara dengan 200 mg ferrosulfat.
Selama kehamilan minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah
melahirkan diberikan sejak ibu hamil pertama.
a. Pemberian tablet tambah darah lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada
saat sebelum tidur
b. Pemberian tablet tambah darah harus dibagi serta dilakukan dengan
interval sedikitnya 6-8 jam, dan kemudian interval ini ditingkatkan
hingga 12 ataub 24 jam jika timbul efek samping
c. Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera sesudah makan
selaindapat mengurangi gejala mual yang menyertai tetapi juga akan
menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi (Soe Jordan, 2011).
5. Sumber makanan yang mengandung zat besi
a. Zat besi yang berasal dari hewani yaitu : daging, ayam, ikan, telur
b. Zat besi yang berasal dari nabati yaitu : kacang-kacangan, sayuran hijau,
dan pisang ambon.
6. Cara Minum Tablet Tambah Darah
Tablet tambah darah diminum menggunakan air putih atau air jeruk,
tidak boleh menggunakan kopi atu teh karena akan menghambat penyerapan
zat besi. Tablet tambah darah dikonsumsi pada malam hari karena dapat
menyebabkan mual.
7. Cara Penyimpanan Tablet Tambah Darah
Tablet tambah darah disimpan secara tertutup dan tidak boleh
terkena sinar matahari.
25
E. Ketidaknyamanan Ibu Hamil Pada Trimester 3
1. Definisi
Ketidaknyamanan pada trimester 3 adalah keadaan tidak nyaman
yang dirasakan oleh ibu hamil trimester 3 yaitu dari mulai umur kehamilan
28 minggu sampai 40 minggu.
2. Macam – macam Ketidaknyamanan Ibu Hamil Pada Trimester 3
a. Konstipasi / sembelit
Konstipasi atau sembelit selama kehamilan terjadi karena
peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi
otot sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi
karena perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus
menekan daerah perut, dan penyebab lain konstipasi atau sembelit
adalah karena tablet besi.
Cara mengatasi :
Makan-makanan hijau tinggi serat, buah, dan banyak minum
b. Edema atau pembengkakan
Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah.
Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang
membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau
berdiri pada vena kava inverior saat ia berada dalam posisi
terlentang.
Cara mengatasi :
Melakukan jalan-jalan ringan, jangan terlalu banyak duduk
c. Insomnia
Pada ibu hamil, gangguan tidur umumnya terjadi pada
trimester 1 dan 3. Pada trimester 3 gangguan ini terjadi karena ibu
hamil sering kencing, gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak
nyaman yang dirasakan ibu hamil yang mengganggu gerak ibu
Cara mengatasi :
Berikan jarak antara minum dan tidur seperti BAK sebelum tidur
26
d. Nyeri punggung bawah
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung yang
terjadi pada area lumbosacral. Nyeri punggung meningkat biasanya
akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan karena
merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan
postur tubuhnya.
Cara mengatasi :
Hindari sepatu atau sandal hak tinggi
Gunakan Kasur yang keras untuk tidur
Hindari tidur terlentang
e. Kegerahan
Saat hamil terjadi peningkatan aliran darah, agar penyuluhan
zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin dapat
berjalan lancer. Kondisi ini dapat menyebabkan anda mudah merasa
kepanasan atau kegerahan.
Cara mengatasi :
Sering mengganti pakaian
Menggunakan pakaian yang mudah menyerap
f. Sesak nafas karena pembesaran perut
Sesak nafas karena pembesaran perut terjadi seiring
bertambahnya usia kehamilan. Hal ini dikarenakan janin yang ada di
dalam Rahim akan tumbuh dan berkembang, sehingga perut ibu
akan semakin besar.
Cara mengatasi :
Latihan pernafasan
Topang kepala dan bahu dengan bantal ketika tidur
Olahraga ringan secara rutin
27
F. Bahaya Merokok
1. Definisi
Rokok merupakan lintingan atau gulungan tembakau yang digulung
atau dibungkus dengan kertas, daun, atau panjangnya 8-10cm, biasanya
dihisap merupakan pabrik bahan kimia yang berbahaya.
Bahan kimia yang terkandung dalam rokok seperti benzene, amonia,
formaldehida,aseton, tar, karbon monoksida, arsenik dan nikotin. Nikotin
merupakan kandungan yang mengerikan dalam rokok yang memiliki sifat
candu dan membuat rileks, nikotin mampu masuk dalam aliran darah dan
mencapai otak untuk menciptakan adrenalin.
2. Bahaya Merokok
a. Kanker
b. Serangan jantung
c. Gangguan kehamilan dan janin
d. Diabetes
e. Disfungsi ereksi
3. Gejala Ketaguhan Merokok
a. Sembelit
b. Batul batuk
c. Tenggorokan kering
d. Hasrat yang besar
e. Kesulitan dalam berkonsentrasi
f. Emosi labil
g. Pusing
h. Kelelahan
4. Tujuan berhenti Merokok
a. Menjaga kesehatan atau mengurangi resiko terkena berbagai penyakit
b. Kulit menjadi lebih baik tidak terlihat kering atau keriput
c. Memiliki anak atau bayi yang sehat
d. Memberi contoh atau telada bagi anak-anak untuk masa depan
e. Menghemat uang
f. Tidak mengganggu orang lain dengan adanya asap rokok
28
BAB III
TINJAUAN KASUS
29
k. Tipe Keluarga : Nuclear Family
Dalam keluarga Tn.W merupakan Nuclear Family yang
terdiri dari Keluarga inti yaitu bapak , ibu dan anak .
l. Genogram
43 -------------- 44 40 ---------------- 38
22 17 21 14
Keterangan :
Laki-laki Keguguran
Perempuan x Meninggal
-------- Garis perkawinan Garis 1 rumah
Garis Keturunan
30
menggunakan garam beryodium, sebelum dan sesudah
makan terbiasa mencuci tngan, tidak ada pantangan
makanan, anggota keluarga minum 8-9 gelas air putih, teh
dan kopi.
3) Kebiasaan istirahat dan tidur keluarga
Keluarga Tn. W mempunyai kebiasaan tidur cukup. Mulai dari
jam 21.00 WIB sampai dengan jam 04.00 WIB pada malam hari
dan tidak pernah tidur siang.
4) Sarana hiburan keluarga
Keluarga Tn.W mempunyai sarana hiburan yaitu Televisi
5) Pemanfaatan waktu senggang
Keluarga Tn.W menggunakan waktu senggang untuk mengobrol
dan menonton Tv
6) Eliminasi
Keluarga Tn.W biasa BAB 1x perhari di jamban rumah, BAK
5x perhari dan tidak ada keluhan
7) Kebiasaan Keluarga yang merugikan adalah Merokok
2. Faktor keluarga, sosial, dan budaya
a. Penghasilan Keluarga
Penghasilan keluarga yang utama , yaitu dari keluarga Tn.W sebesar
Rp. 800.000 per bulan. Pemanfaatan dana keluarga tiap bulan
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Penggunaan tiap bulan
sangat pas-pasan .
b. Kegiatan Sosial
Keluarga Tn. W aktif dalam kegiatan sosial yang ada di masyarakat,
hubungan keluarga dengan masyarakat baik dan harmonis.
3. Faktor rumah dan lingkungan
a. Keluarga Tn. W tinggal dirumah sendiri dimana dinding terbuat
dari semen dan kayu ( semi permanen ) ukuran 8x7 m, lantai
semen, tidak ada langit-langit, atap rumah seng, jenis ventilasi
berupa pintu dan jendela. Keadaan ventilasi kurang memadai,
penerangan menggunakan listrik. Cahaya yang masuk kedalam
31
rumah kurang, pembagian ruangan adalah 3 kamar tidur, 1 ruang
TV, 1 kamar mandi, dapur dan 1 ruang tamu, kebersihan ruangan
kurang.
b. Perabotan Rumah
Alat masak menggunajan kompor gas dan tungku , tempat
penyimpanan perabotan diletakkan di rak piring
c. Sampah
Pembuangan sampah untuk yang jenis organik ditimbun
diladang dan jenis anorganik dibakar ditungku. Untuk yang tidak
bisa ditimbun dan dibakar biasanya dibuang dipojok lapangan.
d. Sumber Air
Keluarga Tn. W menggunakan sumber air bersih dari PDAM.
Kualitas air jernih dan tidak terasa.
e. Penampungan air minum
Penampung air ditempatkan dalam bak dan dalam kondisi
tertutup.
f. Jamban rumah
Keluarga Tn.W sudah memiliki jamban keuarga dan
pembuangan ke safety tank
g. Pembuangan air limbah
Jenis air limbah yang berasal dari rumah tangga dibuang ke
saluran limbah.
h. Kandang ternak
Keluarga Tn.W tidak memiliki kandang ternak.
i. Halaman
Keluarga Tn.W tidak memiliki halaman rumah
j. Kamar mandi
Keluarga Tn.W mempunyai kamar mandi sendiri.
k. Denah Rumah
Ruang Ruang TV Dapur
tamu U
Ka Ka Ka Ka
mar mar mar mar
1 2 3 man
di
32
4. Riwayat kesehatan material , psikososial , dan spiritual
a. Memenuhi kebutuhan jiwa
Keluarga Tn.W setiap harinya merasa nyaman, tidak ada gangguan,
semua angota keluarga merasa senang.
b. Pemenuhan status sosial
Didalam keluarga , tidak ada yang saling membenci dan dibenci,
tidak ada perasaan yang dikucilkan.
c. Riwayat kesehatan material keluarga
Didalam anggota keluarga tidak ada yang dirawat di Rumah Sakit
Jiwa.
d. Gangguan Maternal Keluarga
Gangguan maternal pada keluarga seperti merasa bersalah, gagal,
kecewa dan tertekan tidak ada.
e. Penampilan tingkah laku anggota yang menonjol tidak ada
f. Riwayat spiritual anggota keluarga
Semua keluarga Tn.W taat menjalani perintah agama yang
dianutnya.
g. Kesadaran keluarga tentang HIV /AIDS
Keluarga Tn.W tidak tahu tentang penyakit HIV/AIDS
h. Tentang petugas kesehatan tidak masalah
i. Dana sehat / BPJS
Keluarga Tn.W ikut serta dalam dana sehat/ BPJS .
j. Keadaan kesehatan keluarga saat kunjungan dalam keadaan sehat.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Riwayat kesehatan anggota keluarga
Pada keluarga Tn.W tidak memiliki riwayat penyakit
b. Kebiasaan memeriksakan diri
Keluarga Tn.W biasa memeriksakan diri pada waktu sakit, tempat
periksa di praktek Dokter.
33
c. Kesehatan ibu dan anak
a) Riwayat Kesehatan Sebelumnya
No. Kehamilan Umur Jumlah Keluhan Cara
Kehamilan Pemeriksaan Mengatasi
c) Ibu hamil
Ada ibu hamil dirumah Tn.W
d) Ibu nifas
Tidak ada ibu nifas dirumah Tn.W
e) Ibu menyusui
Tidak ada ibu menyusui dirumah Tn.W
f) Keluarga Berencana
PUS memakai alat kontrasepsi implant
g) Pemeriksaan Balita
Tidak ada balita dirumah Tn.W
h) Persepsi dan tanggapan keluarga terhadap masalah
Tanggapan keluarga terhadap masalah yang dihadapi selalu
dibndingkan dengan anggota keluarga secara baik-baik
bersama anggota yang lain. Bila ada anggota yang tidak
sehat diperiksakan ke dokter.
34
II. ANALISA DATA
1. Ancaman Kesehatan
a. Ibu hamil dengan resiko tinggi
b. Kurangnya pengetahuan tentang tablet FE
c. Kurangnya pengetahuan tentang ketidaknyamanan pada trimester 3
d. Kurangnya peengetahuan tentang bahaya merokok
2. Kurang / tidak sehat
Tidak ada
3. Situasi kritis
Tidak ada
1. Ibu hamil beresiko tinggi Ibu sedang hamil dan usianya masih
17 tahun, sehingga termasuk resiko
tinggi karena organ reproduksinya
belum matang
35
IV. PRIORITAS MASALAH
Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terhadap beberapa masalah –
masalah kesehatan yaitu :
1. Ibu sedang hamil dengan resiko tinggi
Kriteria Perhit. Skor Pembenaran
Total 4 2/3
36
2. Kurangnya pengetahuan tentang tablet Fe
Kriteria Perhit. Skor Pembenaran
37
d. Menonjolnya ketidaknyamanan pada
masalah dapat trimester 3.
dirasakan
Total 3 2/3
Total 2 2/3
38
V. PERENCANAAN, PELAKSANAAN, EVALUASI
No. Masalah Tujuan Rencana Implementasi Evaluasi
Kebidanan kebidanan
1. Ibu hamil Setelah a. Memberitah Tanggal 4 Januari Ibu mengerti
beresiko dilakukan ukan kepada 2020 pukul 09.00 dan mampu
tinggi penyuluhan keluarga WIB mengungkap-
tentang resiko tinggi a. Menjelaskan kan kembali
kehamilan resiko pada kepada Ny. M penjelasan
tinggi Ny. N kehamilan tentang resiko tentang resiko
mengerti dan b. Memberita- tinggi pada tinggi pada
memahami : hu keluarga kehamilan kehamilan
a. Pengertian tentang Ibu b. Menjelaskan meliputi :
resiko tinggi hamil yang tentang Ibu a. Pengertian
pada tergolong hamil yang resiko
kehamilan resiko tinggi tergolong tinggi pada
b. Ibu hamil c. Memeberita resiko tinggi kehamilan
yang hu keluarga c. Menjelaskan b. Ibu hamil
tergolong Pencegahan Pencegahan yang
resiko tinggi kehamilan kehamilan tergolong
c. Pencegahan resiko tinggi resiko tinggi resiko
kehamilan d. Memberita- d. Menjelaskan tinggi
resiko tinggi hu keluarga tentang Alasan c. Pencegahan
d. Alasan ibu tentang ibu hamil kehamilan
hamil Alasan ibu dengan usia resiko
dengan usia hamil muda tinggi
muda dengan usia merupakan d. Alasan ibu
merupakan muda resiko tinggi hamil
resiko tinggi merupakan dengan usia
resiko tinggi muda
merupakan
resiko
tinggi
39
2. Kurangnya Setelah a. Memberitahu Tanggal 4 Januari Ibu mengerti
pengetahu dilakukan kan kepada 2020 pukul 09.15 dan mampu
an tentang penyuluhan keluarga WIB mengungkap-
tablet Fe tentang Tablet pengertian a. Menjelaskan kan kembali
Fe, Ny. N tablet Fe kepada Ny. M penjelasan
mengerti dan b. Memberita- pengertian tentang resiko
memahami : hu keluarga tablet Fe tinggi pada
a. Pengertian tentang b. Menjelaskan kehamilan
tablet Fe manfaat tentang manfat meliputi :
b. Manfaat tablet Fe tablet Fe a. Pengertian
tablet Fe c. Memeberita- c. Menjelaskan tablet Fe
c. Dosis tablet hu keluarga tentang Dosis b. Manfaat
Fe dosis tablet tablet Fe tablet Fe
d. Efek Fe d. Menjelaskan c. Dosis tablet
samping d. Memberitahu tentang efek Fe
tablet Fe keluarga samping tablet d. Efek
e. Cara minum tentang efek Fe samping
tablet Fe samping e. Menjelaskan tablet Fe
f. Cara tablet Fe tentang cara e. Cara
penyimpanan minum tablet minum
tablet Fe Fe tablet Fe
g. Makanan f. Menjelaskan f. Cara
sumber zat tentang Cara penyimpan
besi penyimpanan an tablet Fe
tablet Fe g. Makanan
g. Menjelaskan sumber zat
tentang besi
makanan
sumber zat
besi
40
3. Kurangnya Setelah a. Memberitahu Tanggal 4 Januari Ibu mengerti
pengetahu dilakukan kan kepada 2020 pukul 09.30 dan mampu
an tentang penyuluhan keluarga WIB mengungkap-
ketidaknya tentang pengertian a. Menjelaskan kan kembali
manan ketidaknyama- ketidaknyam kepada Ny. N penjelasan
pada nan pada anan pada tentang tentang resiko
trimester 3 trimester Ny. N trimester 3 pengertian tinggi pada
mengerti dan b. Memberitahu ketidaknyama kehamilan
memahami : kan kepada nan pada meliputi :
a. Pengertian keluarga trimester 3 a. Pengertian
ketidaknyam macam b. Menjelaskan ketidaknya
anan pada macam tentang macam manan pada
trimester ketidaknya- macam trimester 3
b. Macam manan pada ketidaknyama b. Macam
macam trimester 3 nan pada macam
ketidaknyam trimester 3 ketidaknya
anan pada manan pada
trimester trimester 3
41
c. Gejala mengenai c. Menjelaskan d. Tujuan
ketagihan gejala gejala berhenti
merokok ketagihan ketagihan merokok
d. Tujuan merokok merokok
berhenti d. Memberi d. Menjelaskan
merokok tahu Tn.W tentang tujuan
mengenai berhenti
tujuan merokok
berhenti
merokok
42
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian mahasiswa melakukan pendataan secara door
to door untuk menggali informasi dan menenukan masalah yang ada dalam
keluarga tersebut. Dalam keluarga Tn.W ditemukan berbagai masalah salah
satunya adalah ibu hamil dengan resiko tinggi.
2. Analisa Data
Dalam pengkajian ditemukan berbagai ancaman kesehatan seperti, ibu
hamil dengan resiko tinggi, kurang pengetahuan tentang tablet Fe, kurang
pengetahuan tentang ketidaknyamanan pada trimester 3, dan kurang
pengetahuan tentang bahaya merokok.
3. Perumusan masalah
Dalam merumuskan masalah dicari titik permasalahan dari ancaman
kesehatan yang telah ditemukan dalam keluarga Tn.W yang kemudian akan
dipriorotaskan ancaman kesehatan yang harus segera ditangani oleh tenaga
kesehatan .
4. Prioritas masalah
Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terhadap beberapa masalah –
masalah kesehatan kemudian dilakukan perhitungan untuk menentukan
prioritas masalah berdasarkan skor tertinggi dalam keluarga Tn.W dengan
hasil :
a. Ibu hamil dengan resiko tinggi : 4 2/3
b. Kurangnya pengetahuan tentang tablet Fe : 4 1/3
c. Kurangnya pengetahuan ketidaknyamanan pada trimester 3 : 3 2/3
d. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok : 2 2/3
Setelah ditentukan prioritas masalah dalam keluarga Tn.W ditemukan
masalah ibu hamil dengan resiko tinggi adalah skor tertinggi jadi disini
mahasiswa melakukan :
a. Perencanaan
1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang Ibu hamil yang dengan
resiko tinggi
43
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tablet Fe
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan pada
trimester 3
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok
Dilakukan pendidikan kesehatan tentang :
1. Ibu hamil dengan resiko tinggi
2. Kurangnya pengetahuan tentang tablet Fe
3. Kurangnya pengetahuan ketidaknyamanan pada trimester 3
4. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok
b. Evaluasi
1. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang resiko tinggi pada
kehamilan ibu mengatakan sudah mengetahui tentang resiko tinggi
pada kehamilan dan bersedia untuk memeriksakan kehamilannya
secara rutin juga menjaga jara kehamilan berikutnya.
2. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang tablet Fe ibu
mengatakan sudah paham tentang tablet Fe dan bersedia
meminumnya secara rutin.
3. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan
pada trimester 3 ibu mengatakan sudah mengetahui tentang macam
macam ketidaknyamanan pada trimester 3 dan sudah mengetahui
cara mengatasinya.
4. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok
bapak mengatakan sudah paham dan bersedia mengurangi
kebiasaanya merokok.
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktik Kebidanan Komunitas adalah rangkaian kegiatan
masyarakat dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam
memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan
dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat
sejahtera.
Dilakukan pengakajian secara door to door untuk mengidentifikasi
permasalah setiap rumah. Dalam melakukan identifikasi maslah ditemukan
permasalah dalam keluarga Tn. W yaitu ibu hamil dengan usia masih 17
tahun yang merupakan resiko tinggi dalam kehamilan karena organ
reproduksinya belum matang. Untuk mengatasinya telah dilakukan
pendidikan kesehatan tentang resiko tinggi pada kehamilan, setelah itu
karena ibu belum mengetahui tentang tablet tambah darah maka dilakukan
pendidikan kesehatan tentang tablet tambah darah, kemudian diberikan
pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan pada trimester 3 karena ibu
memasuki trimester 3 awal. Kemudian karena dalam keluarga Tn.w masih
merokok maka diberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok
kepada Tn. W.
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, ibu mengatakan sudah
paham dan bersedia memriksakan kehamilannya secara rutin dan bersedia
mengkonsumsi tablet Fe secara rutin untuk mencegah terjadinya anemia.
Tn. W juga sudah paham mengenai bahaya merokok dan bersedia
mengurangi kebiasaan merokoknya.
B. Saran
1. Keluarga Tn. W
Dapat meningkatkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan kesehatan
melalui upaya promontif dan preventif.
45
2. Bidan desa
Dapat menjalin kerjasama dan menindaklanjuti kegiatan yang telah
dilaksanakan
3. Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan
pelayanan kebidanan komunitas
46
DAFTAR PUSTAKA
47