Anda di halaman 1dari 18

PENGAMBILAN SAMPEL MAKROFAUNA TANAH

LAPORAN
OLEH:
BUDI JULIWA
180301046
ILMU TANAH 2018

LABORATORIUM BIOLOGI TANAH


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tanah merupakan bagian dari ekosistem, dimana terjadi interaksi saling


memberi dan menerima bahan-bahan yang diperlukan oleh komponen ekosistem
tanah, vegetasi dan hewan. Tanah juga merupakan tempat tinggal bagi beberapa jenis
makhluk hidup, salah satunya adalah makrofauna tanah. Lingkungan tanah
merupakan lingkungan yang terdiri dari gabungan antara lingkungan abiotik dan
lingkungan biotik. Gabungan dari kedua lingkungan tersebut menghasilkan suatu
wilayah yang dapat dijadikan sebagai tempat tinggal dari beberapa jenis makhluk
hidup, contohnya adalah makrofauna tanah (Hardjowigeno,2007).
Fauna tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena keberadaan dan
kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di suatu daerah sangat ditentukan oleh
keadaan atau faktor lingkungan ( biotic dan abiotik) daerah tersebut. Fauna tanah
merupakan bagian darai ekosistem tanah, oleh karena itu dalam mempelajari ekolni
fauna tanah faktor fisika dan faktor kimia tanah selalu diukur (Suin, 2006).
Kelembaban sangat berpengaruh terhadap kehidupan serangga tanah. Selain
itu, pH tanah juga merupakan faktor penting bagi ekologi serangga tanah karena pH
tanah yang terlalu asam atau basa dapat menyebabkan serangga tanah menjadi mati.
Derajat keasaman atau pH tanah merupakan faktor pembatas bagi kehidupan
serangga tanah. Kondisi pH yang terlalu asam atau basa akan menyebabkan
organisme tanah menjadi mati. Selain itu, makrofauna tanah lebih menyukai keadaan
lembab dan masam lemah sampai netral (Susanto, 2000).
Biodiversitas fauna tanah adalah hewan-hewan yang hidup di atas maupun di
bawah permukaan tanah. Berdasarkan ukuran tubuhnya, fauna tanah dapat dibedakan
menjadi empat kelompok yaitu Mikrofauna dengan diameter tubuh 0,02- 0,2 mm,
Mesofauna dengan diameter tubuh 0,2-2 mm contoh nematoda, collembola dan
acarina. Makrofauna dengan diameter tubuh 2-20 mm contoh cacing, semut, dan
rayap Megafauna dengan diameter tubuh lebih besar dari 2 cm contoh bekicot
(Nusroh, 2007).
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode Pitfall trap
merupakan metode yang umum dan sangat sederhana serta cukup efektif dalam
mengetahui keberadaan makrofauna tanah.

Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum adalah agar mahasiswa dapat mengambil sampel dan
mengidentifikasi makrofauna pada berbagai vegetasi.
BAB II BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
1. Metode Pitfall Trap
Adapun alat yang digunakan adalah ember plastik berdiameter
permukaan 15 cm sebanyak 4 ember sebagai wadah perangkap makro fauna
tanah, terpal dengan penyangga kayu ukuran 30 × 30 cm untuk menghindari
masuknya air hujan dan sinar matahari ke dalam ember, pulpen untuk menulis
jumlah makro fauna tanah yang ditemukan, kamera hp untuk dokumentasi
pengamatan, serta laptop untuk menyusun data dan laporan pengamatan.
Adapun bahan yang digunakan adalah alkohol 70% dan deterjen
sebanyak ± 250 ml sebagai pembunuh dan pengawet serta dicampur dan sedikit
larutan deterjen untuk meniadakan tegangan permukaan pada larutan alkohol, air
untuk membersihkan makro fauna tanah serta kertas millimeter untuk mengukut
panjang dan lebar makro fauna tanah.
2. Metode Kuadrat dan Hand Sorting
Alat yang digunakan adalah alat monolith kuadrat ukuran 30 × 30 cm,
pulpen untuk menulis jumlah makro fauna tanah yang ditemukan, kamera hp
untuk dokumentasi pengamatan, serta laptop untuk menyusun data dan laporan
pengamatan.
Bahan yang digunakan adalah goni plastik sebagai wadah penyortiran
tanah, air untuk membersihkan maro fauna tanah, serta kertas millimeter untuk
mengukut panjang dan lebar makro fauna tanah.

Prosedur Kerja
1. Metode Pitfall Trap
2. Dibuat atap dari potongan kayu dan terpal dengan ukuran 30 × 30.
3. Ditentukan lokasi 1A, IB, IIA, dan IIB untuk dilakukan pengamatan
4. Dicangkol tanah per lokasi dengan kedalaman sesuai ember yang akan ditanam.
5. Ditanam ember plastik berdiameter permukaan 15 cm sebanyak 4 ember dengan
jarak antara ember satu dengan yang lainnya paling dekat 10 m. Bagian
permukaan ember tersebut ditanam sejajar dengan permukaan tanah.
6. Dituang detergen cair kedalam ember untuk meniadakan tegangan permukaan
pada larutan alkohol.
7. Dituang alkohol 70 % sebagai pembunuh dan pengawet mikro fauna.
8. Dipasang atap dengan ukuran 30 × 30 cm setinggi ± 15 cm dari tanah untuk
menghindari masuknya air hujan dan sinar matahari ke dalamnya.
9. Diamati 3 hari berikutnya.
10. Difoto makro fauna tanah pada ember lokasi 1A, IB, IIA dan IIB.
11. Difoto dan diukur panjang serta lebar makro fauna tanah pada lokasi 1A, IB, IIA,
dan
IIB di atas kertas millimeter

2. Metode Kuadrat dan Hand Sorting


1. Ditentukan titik sampling dan diambil sebanyak 4 plot menggunakan alat
monolith kuadrat ukuran 30 × 30 cm. Pengambilan sampel dilakukan antara
pukul 06.00 – 09.00 WIB.
2. Diambil sampai kedalaman 30 cm. Jarak antara kuadrat satu dengan lainnya
paling dekat 10 m.
3. Diletakkan tanah yang diperoleh diatas goni plastik.
4. Dilakukan metode hand sorting (disortir dengan tangan) secara teliti pada tanah
yang diperoleh.
5. Dikumpulkan dan dibersihkan makro fauna tanah dengan air
6. Diawetkan dengan alkohol 70% untuk dilakukan identifikasi
7. Difoto dan diukur panjang serta lebar makro fauna tanah diatas kertas
millimeter.
Pelaksanaan Pengamatan

1. Metode Pitfall Trap


a. Pembuatan atap
Dibuat atap dari potongan kayu dan terpal dengan ukuran 30 × 30 cm.

b. Penanaman ember
Dicangkol tanah dengan kedalaman sesuai ember yang akan ditanam.Kemudian
Ditanam ember plastik berdiameter permukaan 15 cm sebanyak 4 ember dengan jarak
antara ember satu dengan yang lainnya paling dekat 10 m. Bagian

permukaan ember tersebut ditanam sejajar dengan permukaan tanah.


c. Pencampuran larutan
Dituang detergen cair kedalam ember untuk meniadakan tegangan permukaan pada
larutan alkohol.
Kemudian dituang alkohol 70 % sebagai pembunuh dan pengawet mikro fauna.

d. Pemasangan atap
Dipasang atap dengan ukuran 30 × 30 cm setinggi ± 15 cm dari tanah untuk
menghindari masuknya air hujan dan sinar matahari ke dalamnya.

e. Identifikasi hasil pengamatan


Difoto makro fauna tanah pada ember lokasi 1A, IB, IIA dan IIB. Kemudian
diukur panjang serta lebar makro fauna tanah pada masing-masing lokasi di atas
kertas millimeter.
A. Vegetasi Dibawah Pohon Mangga
a. Toples 1

b. Toples 2

B. Vegetasi Di Tanah Bekas Pembakaran Sampah


c. Toples 1
d. Toples 2

2. Foto makrofauna pada kertas mm


A. Vegetasi Dibawah Pohon Mangga
a. Toples 1
Cancing tanah :1

Semut merah : 16
Semut Api :4

b. Toples 2

Semut api : 3

Cacing Tanah : 1
Semut merah :5

Semut hitam : 3

B. Vegetasi Di Tempat Bekas Pembakaran Sampah


c. Toples 3
Semut hitam : 2

Semut api : 3
Laba-laba : 1

d.
e.
f.

d.Toples 4
Cacing Tanah : 1

Semut hitam : 2

Semut api : 5

Kaki seribu : 2
2. Metode Kuadrat dan Hand Sorting
1. Pengambilan tanah
Ditentukan titik sampling dan diambil sebanyak 4 plot menggunakan alat
monolith kuadrat ukuran 30 × 30 cm.

2. Penyortiran tanah

Diletakkan tanah yang diperoleh diatas goni plastik. Kemudian dilakukan


metode hand sorting (disortir dengan tangan) secara teliti pada tanah yang
diperoleh.

3. Identifikasi makro fauna tanah

Dikumpulkan dan dibersihkan makro fauna tanah dengan air. Kemudian

diawetkan dengan alkohol 70% untuk dilakukan identifikasi. Lalu difoto dan diukur

panjang serta lebar makro fauna tanah diatas kertas millimeter.


BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Makrofauna Tanah yang Ditemukan Pada Berbagai Lokasi Penelitian


Filum Dan Nama Lokasi Total
Ordo Famili Spesies
Kelas Indonesia IA IB IIA IIB
1. Annelida
a. Oligochaeta a. Haplotaxida a. Megascolecidae a.Megascolex sp. Cacing 1 1 - 1 3
tanah
2. Antrophoda
a. Insecta a. Hymenoptera a. Formicidae a. Monomorium Semut - 3 2 2 7
minimum Hitam
besar

b. Solenopsis Semut api 4 3 3 5 15

c. Solenopsis Semut 16 5 - - 21
Invicta merah

b. Arachnida b. Araneae b.Lycosidae c.Trochosa Laba-laba - - 1 - 1


canapii tanah

c. Diplopoda c. Polydesmida c. Polydesmidae d.Polydesmus sp. Kaki - - - 2 2


seribu

Total Spesies Yang Ditemukan 21 12 6 10 49


Keterangan : Lokasi IA dan IB = Halaman belakang rumah, Lokasi II A dan IIB= kebun kelapa sawit

Tabel 2. Klasifikasi dan Deskripsi Spesies Makrofauna Tanah yang Ditemukan


Pada Penelitian

No Gambar Keterangan
K: Animalia
P: Annelida
C: Chaetopoda
O: Oligochaeta Panjang tubuh 8 – 12 mm, lebar
tubuh 1 – 3 mm,, warna tubuh
1 F: Megascolecidae
coklat dengan kepala merah
G: Megascolex muda.
Sp:Megascolex sp.
(Cacing tanah)
 
2 K: Animalia Panjang tubuh 2– 4 mm, lebar
P: Antrophoda
C: Insecta
O: Hymenoptera tubuh 1- 2 mm, memiliki 3
F: Formicidae pasang kaki,panjang kaki 1 –
G: Odontopera 1,5 mm, warna tubuh merah
Sp: Odontopera sp. dan memiliki sepasang antena.
(Semut hitam besar)
 
K: Animalia
P: Antrophoda Panjang tubuh 3 – 6 mm, lebar
C: Insecta tubuh 1 – 2,5 mm, memiliki 3
O: Hymenoptera pasang kaki, panjang kaki 2 – 3
3 F: Formicidae mm, warna tubuh merah seperti
G: Solenopsis nyala api dengan warna ekor
Sp: Solenopsis Invicta lebih tua dan memiliki sepasang
(Semut Merah) antena.
 
K: Animalia
P: Antrophoda
C: Insecta Penjang tubuh 7 – 10 mm, lebar
O: Hymenoptera tubuh 1 – 2,5 mm, memiliki 3
4 pasang kaki, panjang kaki 2,5 –
F: Formicidae
4 mm warna tubuh hitam pekat
G: Monomorium dan memiliki sepasang antena.
Sp:Monomorium minimum
(Semut hitam besar)
K : Animalia Panjang tubuh 1 - 1,3 cm, lebar
P: Arthropoda tubuh 0,4- 0,5cm. Memiliki 8
C : Arachnida pasang mata. Memiliki 4 pasang
kaki dengan panjang rata-rata
O : Araneae
0,6 cm. Chepalothoraks
F: : Lycoside memiliki pola yang khas (pada
  G: : Trochosa kebanyakan Genus dari Family
Lycosidae).Warna tubuh
Sp : Trochosa cokelat kecuali pada bagian
canapii(Laba-laba tanah) cephalothoraks dan abdomen
yang agak gelap memiliki
sepasang antena.

  Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Invertebrata
Phylum : Arthropoda
Classis : Myriapoda
Ordo : Diplopoda
Familia : Juluidae Penjang tubuh 10- 15mm, lebar
Genus : Julus tubuh 2 – 3,5 mm, memiliki
Species : Julus virgatus jumlah segmen > 25 dengan
setiap segmen memiliki

Pembahasan

Dari hasil pengamatan didapatkan beberapa jenis makrofauna yang terdiri dari
kelas Anelida yaitu cacing tanah dan Antrophoda yaitu Semut merah, semut api,
semut hitam besar, Laba-laba tanah dan Kaki seribu. Sehingga didapatkan jumlah
populasi makrofauna sebesar 49, dengan menggunakan metode pitfall trap sebangyak
46 ekor dan hand sorting sebanyak 3 ekor makrofauna.
Dari hasil pengamatan didapatkan makrofauna yang paling dominan adalah
semut merah sejumlah 21 ekor, dengan ciri-ciri Panjang tubuh 3 – 6 mm, lebar
tubuh 1 – 2,5 mm, memiliki 3 pasang kaki, panjang kaki 2 – 3 mm, warna tubuh
merah seperti nyala api dengan warna ekor lebih tua dan memiliki sepasang antena.
Dari hasil pengmatan didapatkan makrofauna yang paling sedikit adalah laba-
laba sejumlah 1 ekor, dengan ciri-ciri Panjang tubuh 1 - 1,3 cm, lebar tubuh 0,4-
0,5cm. Memiliki 8 pasang mata. Memiliki 4 pasang kaki dengan panjang rata-rata 0,6
cm. Chepalothoraks memiliki pola yang khas (pada kebanyakan Genus dari Family
Lycosidae).Warna tubuh cokelat kecuali pada bagian cephalothoraks dan abdomen
yang agak gelap memiliki sepasang antena.

BAB IV KESIMPULAN

1. Terdapadat 6 jenis Makro fauna tanah dari kelas anelida dan anthropoda.
2. Makro fauna tanah yang dominan dijumpai adalah semut merah sebanyak 21 ekor.

3. Makro fauna tanah yang diperoleh paling sedikit adalah laba-laba sebanyak 1 ekor.

BAB V DAFTAR PUSTAKA


Suin, N. M. 2003. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara.

Susanto, P. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru

Sekolah Menengah IBRD Loan No. 3979 Direktorat

JenderalPendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Hardjowigeno, Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo

Anda mungkin juga menyukai