Anda di halaman 1dari 36

PERENCANAAN DED REHABILITAS MARKAS ISLAMIC

CENTER KAB. KAMPAR

(PERENCANAAN DED REHABILITAS STRUKTUR MENARA ISLAMIC CENTER KAB. KAMPAR)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DISUSUN OLEH :

M. YANDI SAPUTRA

1723201027

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

2020/2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Perencanaan DED Rehabilitas Struktur Menara Islamic Center Kab. Kampar

Nama : M. Yandi saputra

NIM : 1723201027

Program Studi : Arsitektur

Fakultas : Teknik

Laporan ini telah disahkan oleh :

Dosen Pengampu

Boby Samra, S.T.,M.T

NIDN: 1023058004

Di ketahui Di setujui

Wakil Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Arsitektur

Repi, S.T.,M.T Imbardi, S.T.,M.T

NIDN. 1011037501 NIDN. 1005087001


ii
iii
KATA PENGANTAR

Pertama-tama Puji dan Syukur marilah kita haturkan kepada Allah SWT karena berkat yang telah
dilimpihkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kerja praktek yang berjudul
“Perencanaan DED Rehabilitasi Markas Islamic Centre Kabupaten Kampar (Perencanaan
DED Rehabilitasi Struktur Menara Islamic Centre Kabupaten Kampar)”. Kerja Praktek ini
bertujuan untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) yang menjadi salah satu syarat utama di
Prodi Arsitektur Universitas Lancang Kuning. Penulis dapat menyelesaikan tulisan ini bukan semata-
mata atas kemampuan penulis sendiri melainkan dengan adanya pihak-pihak yang membantu dalam
menyusun maupun memberikan ilmu-ilmu yang erat kaitannya terhadap isi laporan. Terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu memberikan ilmu maupun dukungannya dalam segala
proses pengerjaan Laporan Kerja Praktek dan penulis tujukan kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat karunia dan kesehatan yang telah diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.
2. Bapak Dr. H. Zainuri, S.T.,M.T selaku Dekan Fakultas Teknik.
3. Bapak Imbardi, S.T.,M.T selaku Ketua Prodi Teknik Arsitektur.
4. Bapak Boby Sambra, S.T.,M.T selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek atas segala masukan
dalam bimbingan penyusunan laporan ini dengan baik.
5. Bapak Roi Soproi, S.T. selaku Direktur Utama PT. HOLISTIKA PRIMA GRAHITA.
6. Kepada OrangTua dan Saudara yang selalu mendukung segala aktivitas yang berhubungan dengan
Perkuliahan Arsitektur, serta menyediakan kebutuhan memberikan dukungan moril dan pastinya
merasa bangga melihat penulis telah menyelesaikan Kerja Praktek di sebuah Proyek.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan didalam penulisan Kata Pengantar yang dimana
Penulis memohon maaf jika terjadi kesalahan dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata penulis
ucapkan Terimakasih.
Pekanbaru, 19 Mei 2020

M. YANDI SAPUTRA

1723201027

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAN .......................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v-vi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 2

1.2 Deskripsi Proyek ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan Dan Sasaran ................................................................................ 3

1.3.1 Tujuan .......................................................................................... 3

1.3.2 Sasaran ......................................................................................... 3

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................. 3

1.5 Uraian Tujuan Pembuatan Laporan ........................................................ 4

1.6 Metode Pengamatan ............................................................................... 4

1.7 Lingkup Pembahasan ............................................................................... 5

1.8 Skema Pembahasan ................................................................................. 6

1.9 Sejarah Singkat PT. Holistika Prima Grahita ........................................ 7-12

v
BAB II TINJAUAN UMUM .................................................................................. 13

2.1. Tinjauan Umum .................................................................................... 13

2.1.1. Pengertian Struktur Bangunan .................................................. 13

2.1.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Bangunan ............ 13-14

2.2. Tinjauan Umum Menara Masjid ........................................................... 15

2.2.1. Pengertian Menara Masjid ........................................................ 15

2.2.2. Fungsi Menara Masjid ................................................................ 16

2.2.3. Jenis-jenis Menara Masjid .......................................................... 16-18

BAB III TINJAUAN KHUSUS ............................................................................. 19

3.1 Perbaikan Struktur Menara ................................................................ 19

3.2 Struktur Bangunan Menara ................................................................ 20

3.3 Pembebanan Pada Bangunan Menara ................................................ 21

3.4 Struktur Atas Bangunan Menara ........................................................ 22

3.5 Struktur Bawah Bangunan Menara .................................................... 23

3.6 Sistem Struktur ................................................................................... 25

3.7 Sifat Struktur ..................................................................................... 26

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 27

4.1. Kesimpulan ....................................................................................... 27

4.2. Saran ................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Menara klasik ........................................................................................ 17

Gamabr 2 Menara segi empat ................................................................................ 18

Gambar 3 Menara spiral.......................................................................................... 18

Gambar 4 Menara masjid ........................................................................................ 19

Gambar 5 Struktur/rangka menara masjid .............................................................. 19

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Masjid merupakan tempat beribadah umat Islam. Masjid mengalami perkembangan yang
pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan peranannya. Hampir dapat
dipastikan, dimana komunitas umat Islam berada, disitu ada masjid. Masjid telah menjadi
sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat dakwah disamping menjadi
tempat beribadah. Masjid dimasa Rasulullah selain dipergunakan untuk shalat, juga
berfungsi sebagai tempat beribadah, tempat pendidikan, tempat pembinaan jamaah, pusat
dakwah dan kebudayaan, pusat kaderisasi umat, basis kebagkitan umat Islam.

Tercapainya fungsi-fungsi Masjid diperlukan akan adanya manajemen pendidikan non


formal di masjid, agar tersusun perencanaan yang baik, pelaksanaan kegaitan yang tepat,
evaluasi yang benar, organisasi yang rapi dan mekanisme kerja yang efektif dan efisien.
Melalui menajemen pendidikan non formal di masjid akan terbentuk pengurus yang
profesional serta mampu memilih dan memilah berbagai prioritas kehidupan, sehingga dapat
tercipta kegiatan ja’maah berbasis masjid bagi orang-orang yang beriman bagaikan air
dengan ikan karena itu masjid dapat didefinisikan sebagai bangunan yang didirikan oleh
orang-orang yang beriman, tempat mereka melaksanakan ibadahnya semata-mata untuk
mencari rido Allah, Tetapi secara operasional masjid yang dilaksanakan Rasulullah adalah
sebagai pusat pembinaan umat.

Dahulu mesjid ini bernama Masjid Al Ihsan yang sekarang berada di dalam markaz Islamy
(Islamic Center) Bangkinang adalah masjid yang sebelumnya merupakan masjid kecil yang
dibangun oleh Yayasan Amal Bhakti pancasila pada zaman Presiden Soeharto. lalu ketika
,masa kepemimpinan Bupati H. Jefrinur pada tahun 2006 lahan disekitar masjid Al Ihsan
akan dijadikan Kompleks Markaz Islami (Islamic Center) Bangkinang, sehingga dengan
terpaksa masjid tersebut dibongkar. sempat terjadi perbedaan tentang nama masjid baru yang
berada didalam komplek markaz islami tersebut dan akhirnya disepakatilah bahwa nama
masjid baru dan masjid lama yakni Masjid Al Ihsan Markaz Islamy Kab. Kampar.

1
Masjid Al Ihsan Markaz Islamy Kab. Kampar ini berlokasi di jalan Prof. M. Yamin, SH
Bangkinang, yang merupakan jalan raya yang menghubungkan 2 Propinsi yaitu Propinsi
Riau dan Propinsi Sumbar. dengan bergoreskan seni arsitektur timur tengah dan memakan
+1,5 Ha, bangunan megah ini menggunakan APBD Kabupaten Kampar.

Sebuah maha karya yang menjadi Icon Kota Bangkinang ini, dibangun atas inisiatif Bupati
H. Jefri Nur dan seluruh masyarakat bangkinang tanpa terkecuali. dengan menyulap tempat
ngumpulnya para remaja, menjadi tempat yang sarat makna dan hikmah, yaitu tempat
berkumpulnya para ulama.

Bangunan ini bukan saja menjadi pusat agama islam, namun juga sebagai taman kota. jika
kita menyempatkan jalan-jalan diareal Markaz Islamy (Islamic Center) Bangkinang kita
akan melihat keceriaan masyarakat Bangkinang bersama keluarga.

Seiring dengan waktu berjalan, tentu setelah sekian lama dibangun tentu akan ada juga
bagian mesjid yang rusak atau perlu diperbaiki, seperti pada tahun 2013 kubah mesjid
dilakukan perbaikan untuk pertama kalinya, terdapat kebocoran pada kubahnya sehingga
dilakukan perawatan dengan memberi lapisan kedap air pada bagian kubah yang bocor atau
sambungan segmen kubah yang berbahan GRC ini. Selain ini pada tahun 2018 juga
dilakukan renovasi pada area mihrab mesjid karena bentuk mihrabnya tidak mencerminkan
islam, sehingga dilakukan renovasi tetapi lebih fokus pada mihrab.

Dikarenakan umur bangunan sudah cukup lama ±13 tahun, tentu ada juga pada sisi lain
bangunan yang perlu perawatan, khususnya bagian bangunan yang tidak terbuat dari bahan
permanen, selain itu juga masih terdapat kebocoran pada kubah sehingga memberikan
kerusakan pada bagian bangunan yang berada di bawahnya, seperti plafond. Di sisi lain
bagian mesjid yang perlu sentuhan rehabilitasi seperti menara yang perlu di cek kembali
strukturnya, cat bangunan yang pudar, dinding GRC yang pecah, keramik/marmer yang
tanggal, sound system yang mendengung, dllnya. Sehingga dengan dilakukan perbaikan ini
maka fungsi bangunan dan system bangunan berfungsi optimal kembali.

2
1.2. DESKRIPSI PROYEK

1.2.1. Deskripsi Proyek


 Nama Proyek : Perencanaan DED Rehabilitas Struktur Menara Islamic Center Kab. Kampar
 Lokasi Pekerjaan : Jalan Prof. M. Yamin, SH
 Pemilik : Pemerintah
 Luas Lahan : + 1,5 Ha
 Jumlah Lantai : 1 Lantai
 Fungsi Gedung : Tempat Ibadah
 Waktu Perencanaan : Tahun 2019-2020
 Jumlah Dana : Rp. 23.889.900.000,00

1.2.2. Data Team Proyek


 Arsitek & Konsultan Perencana : PT. HOLISTIKA PRIMA GRAHITA
 Sub Konsultan : PT. RYAN SYAWAL CONSULANT

1.3. TUJUAN DAN SASARAN

1.3.1. Tujuan :

Tujuan disusunnya desain Perencanaan DED Rehabilitasi Markas Islamic Centre Kabupaten
Kampar adalah untuk terciptanya bangunan yang selaras dengan sesuai fungsi dan dengan
kaedah-kaedah yang berlaku baik dari kaedah arsitektur, struktur, maupun aturan-aturan yang
berlaku lainnya.

1.3.2. Sasaran :

Sasaran yang akan dicapai sesuai dengan maksud dan tujuan di atas adalah terwujudnya suatu
perencanaan yang komprehensif sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat nantinya setelah
rehabilatasi bangunan ini terwujud dan kembalinya fungsi-fungsi bangunan yang selama ini
kurang/tidak berfungsi serta perbaikan bagian banguan lainnya sesuai kebutuhan dan tingkat
kerusakannnya atau tuntukan ketahanan bangunan kedepannya serta kenyamanan.

3
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan merupakan suatu pejabaran secara deskriptif tentang hal-hal yang akan
ditulis yang secara garis besar terdiri dari Bgaian awal, Bagian Isi dan Bagian akhir. Adapun
susunan sistematika sebagi berikut ini :

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan Latar Belakang sebuah pengembangan mahasiswa dalam kerja praktek,


tujuan dan sasaran penulisan adalah uraian tujuan dan hal yang ingin dicapai
mengenai penulisan karya tulis, deskripsi proyek (tempat dan waktu pelaksanaan
proyek), ingkup pembahasan, metode penulisan, sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM

Membahas tentang jenis informasi dan data berupa teori-teori yang berkaitan dengan
pekerjaan struktur bangunan.

BAB III : TINJAUAN UMUM

Membahas tentang pelaksanaan pekerjaan struktur bangunan, bahan bangunan,


dokumentasi pekerjaan serta bahan-bahan yang ditinjau langsung di lapangan dan
analisis teori serta lapangan .

BAB IV : PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari kerja praktek.

DAFTAR PUSTAKA

4
1.5. URAIAN TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN

1.5.1. Mahasiswa/i mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang di dapat
di sekolah dan menerapkan di dunia usaha.
1.5.2. Mahasiswa/i mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan sesuai dengan program
studi yang dipilihnya secara lebih luas dan mendalam yang terungkap dari laporan yang
ditulis.
1.5.3. Mengumpulkan data untuk kepentingan kampus dan dirinya.
1.5.4. Menambah pembendaharaan perpustakaan sekolah dan penunjang peningkatan pengetahuan
mahasiswa/i angkatan selanjutnya.

1.6. METODE PENGAMATAN

Metodelogi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini terbagi atas sebagai
berikut :

1.6.1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya
lansung terhadap pekerja lapangan (pengawas lapangan dan tukang) pada Proyek
Perencanaan DED Rehabilitas Struktur Menara Islamic Center Kab. Kampar sesaui dengan
yang diamati dan dibutuhkan.
1.6.2. Observasi
Observasi merupakan metode dengan meninjau lansung kelapangan untuk mengetahui
kondisi lapangan dan tata cara pekerjaan dalam satu proyek dengan metode ini dapat
menghasilkan data yang lebih akurat dan nyata dalam penyusunan Laporan Kerja Pratek.
1.6.3. Dokumentasi (Perekaman dan Pemotretan)
Metode dengan mengambil dan mengumpulkan foto-foto pekerjaan yang sedang berlangsung
dilapangan sebagai data visual dalam mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek.
Dokumentasi juga berguna sebagai bukti nyata bahwa benar adanya kita memperhatikan
pekerjaan dilapangan secara langsung.
1.6.4. Studi Literatur
Studi Literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri
sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya dan membandingkan dengan
5
data-data di lapangan. Dengan adanya studi literatur kita dapat mengetahui persamaan
maupun perbedaan metode suatu pekerjaan, baik secara teori maupun dilapangan.
1.6.5. Pencarian di internet
Mengumpulkan informasi berupa referensi yang dimuat di artikel-artikel yang
menyangkut tentang pekerjaan yang bersangkutan dengan penyusunan Laporan Kerja
Praktek.

1.7. LINGKUP PEMBAHASAN

Lingkup Kegiatan yaitu mempelajari dan melihat secara langsung tentang perencaaan
pekerjaan rehabilitasi Atap kubah masjid dan plafon pada proyek perencanaan DED
rehabilitasi markas islamic center di kabupaten Kampar.

6
1.8. SKEM A PEMBAHASAN

Kerja Praktek
Lapangan
(Data Primer)

Study Bahan Literatur /Referensi


Kerja Praktek
Pengumpulan Data (Data Sekunder)
Lapangan

Konsultasi

PEMBIMBING PEMBIMBING

LAPANGAN : DOSEN :

Dedi Rosadi Boby Samra, S.T.,M.T

HASIL AKHIR
LAPORAN

7
1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Holistika Primagrahita adalah sebuah perusahaan konsultan yang sepenuhnya di isi oleh
orang – orang professional yang penuh dedikasi tinggi terhadap perusahaan. PT.

Holistika Primagrahita didirikan tahun 1993 di Pekanbaru dan bergerak di bidang Jasa Konsultan
dan pelatihan.

PT. Holistika Primagrahita dibangun berdasarkan atas tuntutan pembangunan ekonomi dan
science di Indonesai yang begitu cepat, dan PT. Holistika bersusaha untuk membantu Negara
kita tercinta ini dalam mentransfer ilmu dan teknologi serta membangun sumber daya manusia
Indonesia.

Jasa Konsultansi yang Pt. Holistika Primagrahita tangani antara lain : Studi Kebijakan, Survey
Investigasi dan Identifikasi Project, Feasibility Studi, Perencanan Proyek, Enggineering Design,
Supervisi dan Management Proyek, Bantuan Teknis, Jasa Pelatihan dan Pendampingan,
Geografical Information System (GIS), Research Management and Fund Raising
Develompment.

Staff Pt. Holistika Primagrahita di isi oleh orang-orang Indonesia yang sangat professional di
bidangnnya serta dibantu oleh tenaga asing dari konsultan ternama di luar negeri. PT. Holistika
8
Primagrahita membentuk kolaborasi dan jaringan dengan organisasi internasional, universitas,
pusat – pusat informasi dan jaringan konsultan individu yang professional, project management,
sumberdaya manusia dan program pertukaran belajar dengan Negara asing.

Project-Project PT. Holistika yang telah ditangani antara lain banyak yang di danai oleh lembaga
internasional seperti ADB, Worl Bank, OECF dan Instansi Swasta Lainnya. Gaya Management
Proyek yang selalu dilaksanakan oleh PT. Holistika berpedoman pada prinsip-prinsip berikut ini
:

Efektifitas : PT. HOLISTIKA selalu memberikan service


dan komunikasi yang efektif dengan client dan
memperhatikan semua kebutuhannya.

Skill : PT. HOLISTIKA selalu mendahulukan SKILL


dan memilih tenaga tenaga trampil untuk
melaksanakan setiap projek.

Management : PT. HOLISTIKA selalu menerapkan skala


Practice prioritas dalam mengimplementasikan strategi
dalam setiap process pekerjaan sehingga
mendapatkan hasil yang optimal.

Monitoring & : PT.HOLISTIKA secara regular memonitor dan


Evaluasi mengevaluasi setiap langkah pekerjaan yang
ditangani agar menghasilkan pekerjaan yang
berkualitas.

Lesson by Doing : PT. HOLISTIKA mengadopt dan menggunakan


pengalaman setiap personel untuk memperbaiki
kinerja dan pengembangan PT. HOLISTIKA.

9
2. Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi PT. Holistika Primagrahita di design berdasarkan kebutuhan


pertumbuhan perusahaan ke depan. Organisasi PT. Holistika Primagrahita dibangun
berdasakan pertimbangan efficiency dan efektifitas management perusahaan. Berikut ini
adalah struktur organisasi PT. Holistika Primagrahita :

Direktur Utama : Roi Soproi, ST

Wakil Direktur : Raden Abdurohman, S.Kom

10
3. Data Perusahaan

1. Nama Perusahaan : PT. HOLISTIKA PRIMAGRAHITA

2. Status : X Pusat Cabang

3. Alamat : Jl. Selamat Gg. Makmur No.6 Pekanbaru

PT/CV/Firma : PT. HOLISTIKA PRIMA GRAHITA

Telepon : (0761) 26702

Fax : (0761) 26702

E-mail : holistika_primagrahita@yahoo.com

4. Alamat Kantor Pusat : Jl. Selamat Gg. Makmur No.6 Pekanbaru

No. Telepon : (0761) 26702

No. Fax : (0761) 26702

Email : holistika_primagrahita@yahoo.com

4. Bidang Usaha dan Jasa Pelayanan

Secara garis besar, bidang kegiatan (layanan) PT. Holistika Primagrahita adalah anntara lain
sebagai berikut :

11
1. Konsultan Pembangunan (Development Consultancy), terdiri dari :

 Perencanaan Pembangunan Nasional (National Delopment Planning);

 Perencanaan Daerah dan Kota (Urban and Regional Planning);

 Perencanaan Peremajaan Kota (Urban Reneval Planning);

 Perencanaan Transport (Transportaion Planning);


 Field Supervition.

 Dan lain-lain

2. Konsultan Perencanaan (Design Consultancy), terdiri dari :

 Housing;

 Perencanaan Tata Letak (Site Planning);

 Perencanaan Arsitektur (Arsitectural Design);

 Perencanaan Sanitasi dan Pengeringan ( Sanitary and Assainnering Design);

 Site Development Planning;

 Interior Planning and Design;

 Accustic Design;

  Dan lain-lain

3. Konsultan Perencanaan (Design Consultancy), terdiri dari :

 Civil and Structure Engineering;

 Air Conditioning and Refregeration Instalation;

 Harbour, Railway, Road and Building Construction;

 Water Suply and Treadment;

 Soil Investigation, Land Survey, Bathitmetrik Survey;


12
  Dan lain-lain;

4. Manajemen

 Pengembangan Kelembagaan /Kemasyarakatan;

 Pelatihan;

 Manajemen Proyek;

 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen;

13
BAB II

TINJAUAN UMUM

1.5. Tinjauan Umum

1.5.1. Pengertian Struktur Bangunan

Secara harfiah, struktur bangunan dapat diartikan sebagai bagian-bagian yang membentuk
berdirinya sebuah bangunan, mulai dari pondasi, sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda,
hingga atap.

Fungsi utama dari struktur bangunan sebenarnya untuk mendukung keberadaan elemen-
elemen konstruksi lain, seperti, tampak, interior, dan arsitektur bangunan, hingga membentuk
suatu kesatuan.

Oleh karenanya, meski memiliki tujuan yang sama, elemen-elemen yang terkandung pada
struktur bangunan memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing.

Perlu diingat, membangun struktur konstruksi tidak boleh dilakukan secara sembarang,
perencanaan pembangunan struktur baiknya merujuk pada beberapa ketentuan, yaitu:

• Standar tata cara menghitung struktur beton No: SK SNI T-15-1991-03,

• Peraturan pembebanan indonesia untuk gedung tahun 1983, dan

• Peraturan perencanaan tahan gempa indonesia untuk gedung tahun 1983.

1.5.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Bangunan

Untuk melakukan desain dan analisis struktur perlu ditetapkan kriteria yang dapat digunakan
untuk menentukan bahwa struktur sesuai dengan manfaat penggunaannya. Ada beberapa
kriteria desain struktur :

14
1. Kemampuan layan (serviceability)

Struktur harus mampu memikul beban rancangan secara aman, tanpa kelebihan tegangan
pada material dan mempunyai batas deformasi dalam batas yang diizinkan. Kemampuan
layan meliputi:
• Kriteria kekuatan yaitu pemilihan dimensi serta bentuk elemens truktur pada taraf yang
dianggap aman sehingga kelebihan tegangan pada material (misalnya ditunjukkan adanya
keratakan) tidak terjadi.

• variasi kekakuan struktur yang berfungsi untuk mengontrol deformasi yang diakibatkan
oleh beban. Deformasi merupakan perubahan bentuk bagian struktur yang akan tampak
jelas oleh pandangan mata, sehingga sering tidak diinginkan terjadi. Kekakuan sangat
tergantung pada jenis, besar, dan distribusi bahan pada sistem struktur. Untuk mencapai
kekakuan struktur seringkali diperlukan elemen struktur yang cukup banyak bila
dibandingkan untuk memenuhi syarat kekuatan struktur.

• gerakan pada struktur yang juga berkaitan dengan deformasi. Kecepatan dan percepatan
aktual struktur yang memikul beban dinamis dapat dirasakan oleh pemakai bangunan, dan
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Pada struktur bangunan tinggi terdapat gerakan
struktur akibat beban angin. Untuk itu diperlukan kriteria mengenai batas kecepatan dan
percepatan yang diizinkan. Kontrol akan tercapai melalui manipulasi kekakuan struktur
dan karakteristik redaman.

2. Efisiensi

Kriteria efisiensi mencakup tujuan untuk mendesain struktur yang relatif lebih ekonomis.
Indikator yang sering digunakan pada kriteria ini adalah jumlah material yang diperlukan
untuk memikul beban. Setiap sistem struktur dapat memerlukan material yang berbeda untuk
memberikan kemampuan layan struktur yang sama. Penggunaan volume yang minimum
sebagai kriteria merupakan konsep yang penting bagi arsitek maupun perencana struktur.

3. Konstruksi

Tinjauan konstruksi juga akan mempengaruhi pilihan struktural. Konstruksi merupakan


kegiatan perakitan elemen-elemen atau materialmaterial struktur. Konstruksi akan efisien
apabila materialnya mudah dibuat dan dirakit. Kriteria konstruksi sangat luas mencakup

15
tinjauan tentang cara atau metode untuk melaksanakan struktur bangunan, serta jenis dan alat
yang diperlukan dan waktu penyelesaian. Pada umumnya perakitan dengan bagian-bagian
yang bentuk dan ukurannya mudah dikerjakan dengan peralatan konstruksi yang ada
merupakan hal yang dikehendaki.

4. Ekonomis

Harga merupakan faktor yang menentukan pemilihan struktur. Konsep harga berkaitan
dengan efisiensi bahan dan kemudahan pelaksanaannya. Harga total seuatu struktur sangat
bergantung pada banyak dan harga material yang digunakan, serta biaya tenaga kerja
pelaksana konstruksi, serta biaya peralatan yang diperlukan selama pelaksanaan.

5. Lainnya

Selain faktor yang dapat diukur seperti kriteria sebelumnya, kriteria relatif yang lebih
subyektif juga akan menentukan pemilihan struktur.

Peran struktur untuk menunjang tampilan dan estetika oleh perancang atau arsitek bangunan
termasuk faktor yang juga sangat penting dalam pertimbangan struktur.

1.6. Tinjauan Umum Menara Masjid

1.6.1. Pengertian Menara Masjid

Bentuk dasar dari menara masjid terdiri dari tiga bagian: dasar, poros, dan galeri. Untuk dasar,
tanah digali sampai fondasi keras tercapai. Kerikil dan bahan pendukung lainnya digunakan
sebagai dasar; hal ini tidak biasa untuk menara yang akan dibangun langsung di atas tanah.
Menara mungkin berbentuk kerucut (tapering), persegi, silinder, atau poligonal. Tangga
melingkari poros berlawanan arah jarum jam, memberikan dukungan struktural sepanjang
poros. Galeri adalah sebuah balkon yang mengelilingi bagian atas yang dapat dipakai muazin
yang melakukan panggilan salat. Tempat ini ditutupi oleh atap seperti kanopi dan dihiasi
dengan ornamen, seperti batu bata dekoratif dan ubin, cornice, lengkungan dan prasasti,
peralihan bagian dari poros ke galeri biasanya berbentuk muqarnas.

16
1.6.2. Fungsi Menara Masjid

Tujuan dari arsitektur menara masjid tradisional di Wilayah Timur adalah sebagai sistem
ventilasi suatu bangunan pada iklim yang panas. Biasanya, bangunan ini terdiri dari sebuah
menara besar dengan jendela membuka yang memungkinkan udara dingin masuk, dan sebuah
kubah di tengah-tengah bangunan yang memiliki bukaan di langit-langit yang (secara
hipotetis) berfungsi mengakumulasi dan mengalirkan udara hangat ke luar bangunan melalui
sebuah cungkup. Asal-usul bangunan dari timur tengah dengan fitur arsitektur yang yang luar
biasa adalah disengaja. Masjid-masjid biasanya memiliki pusat ruangan dengan langit-langit
tinggi atau kubah sehingga memungkinkan panas terkumpul dan mengalir ke atas dan
membiarkan udara dingin di lantai bawah memungkinkan untuk sistem penyejuk udara alami.
Namun, di zaman modern dengan penemuan penyejuk udara modern, tujuan dari menara telah
berubah menjadi simbol tradisional. Menara kini dilengkapi dengan pengeras suara berfungsi
untuk memanggil orang-orang untuk sholat di negara-negara Muslim. Selain itu untuk
memberikan isyarat visual untuk komunitas Muslim, fungsi utama saat ini adalah untuk
memberikan sudut pandang dari mana panggilan salat, atau azan, dilakukan. Adzan
dikumandangkan lima kali setiap hari: fajar, tengah hari, sore hari, matahari terbenam, dan
malam. Pada masjid-masjid paling modern, adhān dikumandangkan dari musallah (ruang doa)
melalui mikrofon ke sistem pengeras suara pada menara.

1.6.3. Jenis Menara Masjid

Masjid sangat identik dengan adanya menara disekitarnya, bentuknya pun beragam. Ada yang
berbentuk segi empat, silinder, heksagonal, oktagonal maupun spiral. Biasanya perbedaan
tersebut tergantung dari tempatnya menara itu didirikan, dan masing-masing memiliki ciri
khasnya. Diawal menara masjid bisa berbentuk benteng yang tinggi terbuat dari batu yang
disusun untuk tampat muazzin, kemudian Arsitektur menara masjid Damaskus dan Nabawi
menjadi referensi dalam membuat menara masjid. Banyak masjid dipenjuru negeri muslim
sampai ke Andalusia mencontoh pola pada kedua menara tersebut. Seiring berkembang,
macam menara masjid pun semakin beragam. Dan secara umum dikategorikan menjadi
beberapa bentuk gaya menara masjid, yaitu menara klasik, menara variasi, menara segiempat,
menara spiral, dan menara silinder.

17
1. Menara klasik

Gambar 1. Menara klasik

memiliki bentuk yang khas, dimana lantai dasar pada menara ini berbentuk segi empat,
kemudian naik berubah menjadi segi delapan dan diakhiri dengan silinder yang
puncaknya ditutup kubah kecil. Menara masjid Awan di Mesir dan salah satu menara
di Great Mosque di Damascus merupakan contoh yang menggunakan menara masjid
tipe klasik. Menara masjid di Al-Azhar merupakan salah satu contoh dari menara
klasik. Dimana menara jenis ini memiliki bentuk berbeda setiap tingkat ketiggian
menara, selain itu menara jenis ini biasanya memiliki balkon, dan semakin mengecil
di bagian puncaknya. Lantai dasar pada menara ini bisa diawali segi empat, segi enam,
atau segi delapan, dan dilanjutkan dengan bentuk-bentuk lain. Hal ini tidak dapat
dijadikan patokan. Karena beda budaya dan wilayah akan menyesuaikan bentuknya.

2. Menara segi empat

Gambar 2 Menara segi empat

salah satunya digunakan di Aleppo wilayah Mediterania. Pada saat dibentuknya


masjid tersebut tahun 1089, merupakan tren baru dalam bentuk menara. Menara ini
18
berbentuk segiempat dari dasar hingga puncak, terbuat dari batu bata yang disusun
sehingga bentuknya masif dan saat ini tren menara masjid seperti ini sedang berjaya
kembali karena mengadopsi desain masjid yang memakai konsep minimalis.

3. Menara spiral

Gambar 3 Menara spiral

banyak digunakan masjid-masjid di irak yang mengadopsi menara mesopotamia.


Masjid Samarra, Masjid Dullaf di Irak dan Masjid Ibnu Tulun di Fustat, Mesir
merupakan masjid yang memiliki menara berbentuk spiral. Masjid Sulten Ahmet
(Masjid Biru) di Turkey, memiliki menara langsing dan bundar. Contoh lainnya adalah
Masjid Istiqlal di Indonesia.

19
BAB III

TINJAUAN KHUSUS

3.1. Perbaikan Struktur Menara

Menara mesjid

Struktur/Rangka menara

20
Pada area dalam menara terdapat struktur yang perlu perawatan dan
penambahan skor dari struktur inti dan perlu pengecatan dinding GRC
tidak terlihat kusam .

Solusi : Untuk Struktur utama menara perlu pengecatan anti karat dan
penambahan skor tangga menara kedinding dan pengecatan ulang anti
karat tangga besi melingkar. Untuk penyambung GRC dengan Struktur
utama menara perlu ditambahkan agar lebih kokoh tidak goyang oleh
angin.

3.2. Suktur Bangunan Menara

3.2.1. Setiap bangunan menara strukturnya harus direncanakan dan dilaksanakan agar kuat,
kokoh, dan stabil dalam memikul beban/kombinasi beban dan memenuhi persyaratan
keselamatan (safety), serta memenuhi persyaratan kelayakan (serviceability) selama
umur layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan
menara, lokasi, keawetan, dan kemungkinan pelaksanaan konstruksinya.
3.2.2. Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruhpengaruh aksi sebagai
akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja selama umur layanan struktur, baik
beban muatan tetap maupun beban muatan sementara yang timbul akibat gempa,
angin, pengaruh korosi, jamur, dan serangga perusak.
3.2.3. Dalam perencanaan struktural bangunan menara terhadap pengaruh gempa, semua
unsur struktur bangunan menara, baik bagian dari sub struktur maupun struktur
menara, harus diperhitungkan memikul pengaruh gempa rencana sesuai dengan zona
gempanya.
3.2.4. Struktur bangunan menara harus direncanakan secara rinci sehingga apabila terjadi
keruntuhan pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan, kondisi
strukturnya masih dapat memungkinkan pengguna bangunan menara,
menyelamatkan diri.

21
3.2.5. Apabila bangunan menara terletak pada lokasi tanah yang dapat terjadi likuifaksi,
maka struktural bawah bangunan menara harus direncanakan mampu menahan gaya
likuifaksi tanah tersebut.
3.2.6. Untuk menentukan tingkat keandalan struktural bangunan, harus dilakukan
pemeriksaan keandalan bangunan secara berkala sesuai dengan ketentuan dalam
pedoman/petunjuk teknis tata cara pemeriksaan keandalan bangunan menara.
3.2.7. Perbaikan atau perkuatan struktur bangunan harus segera dilakukan sesuai
rekomendasi hasil pemeriksaan keandalan bangunan menara, sehingga bangunan
menara selalu memenuhi persyaratan keselamatan struktural.
3.2.8. Perencanaan dan pelaksanaan perawatan struktural bangunan menara seperti halnya
penambahan struktur dan/atau penggantian struktur, harus mempertimbangkan
persyaratan keselamatan struktur sesuai dengan pedoman dan standar teknis yang
berlaku.
3.2.9. Pembongkaran bangunan menara dilakukan apabila bangunan menara sudah tidak
layak fungsi, dan setiap pembongkaran bangunan menara harus dilaksanakan secara
tertib dengan mempertimbangkan keselamatan masyarakat dan lingkungannya.
3.2.10. Pemeriksaan keandalan bangunan menara dilaksanakan secara berkala sesuai
klasifikasi bangunan, dan harus dilakukan atau didampingi oleh ahli yang memiliki
sertifikat.
3.2.11. Untuk mencegah terjadinya keruntuhan struktur yang tidak diharapkan,pemeriksaan
keandalan bangunan harus dilakukan secara berkala sesuai dengan pedoman/petunjuk
teknis yang berlaku.

3.3. Pembebanan Pada Bangunan Menara

3.3.1. Analisis struktur harus dilakukan untuk memeriksa respon struktur terhadap beban-beban
yang mungkin bekerja selama umur kelayakan struktur, termasuk beban tetap, beban
sementara (angin,gempa)dan beban khusus.
3.3.2. Penentuan mengenai jenis, intensitas dan cara bekerjanya beban harus mengikuti :

1. SNI 03-1726-2002 Tata Cara perencanaan ketahanan gempa umtuk rumah dan gedung, atau
edisi terbaru; dan

22
2. SNI 03-1727-1989 Tata Cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung, atau edisi
terbaru.

dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang beluim
mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.

3.4. Struktur Atas Bangunan Menara

3.4.1. Konstruksi Beton.

Perencanaan Konstruksi beton harus mengikuti :

1. SNI 03-1734-1989 Tata Cara perencanaan beton dan struktur dinding bertulang untuk rumah
dan gedung, atau edisi terbaru

2. SNI 03-2847-1992 Tata Cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung, atau edisi
terbaru.

3. SNI 03-3430-1994 Tata Cara perencanaan dinding struktur pasangan balok beton berongga
bertulang untuk bangunan rumah dan gedung, atau edisi terbaru.

4. SNI 03-3976-1995 atau edisi terbaru tata cara pengaduan pengecoran beton.

5. SNI 03-2834-2000 Tata Cara pembuatan rencana campuran beton rnormal, atau edisi terbaru;
dan

6. SNI 03-3449-2002 Tata Cara rencana pembuatan campuran beton ringan dengan agregat
ringan, atau edisi terbaru.

Sedangkan untuk perencanaan dan pelaksanaan konstruksi beton pracetak dan prategang
harus mengikuti :

1. Tata Cara perencanaan dan pelaksanaan konstruksi beton pracetak dan prategang untuk
bangunan gedung.

2. Metoda pengujian dan penentuan parameter perencanaan tahan gempa konstruksi beton
pracetak dan prategang untuk bangunan gedung, dan

3. Spesifikasi system dan material konstruksi beton pracetak dan prategang untuk bagunan
gedung.
23
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampang, atau yang belum
mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman tekhnis.

3.4.2. Konstruksi Baja

Perencanaan konstruksi baja harus mengikuti :

1. SNI 03-1729-2002 Tata Cara perencanaan bangunan baja untuk gedung,atau edisi terbaru;
2. Tata Cara dan/atau pedoman lain yang masih terkait dalam perencanaan konstruksi baja;

3. Tata Cara pembuatan atau perakitan konstruksi baja; dan

4. Tata Cara pemeliharaan konstruksi baja selama pelaksanaan konstruksi.

5. Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang belum
mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.

3.5. Struktur Bawah Bangunan Menara

3.5.1. Pondasi Langsung

1. Kedalaman pondasi langsung harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dasarnya


terletak di atas lapisan tanah yang mantap dengan daya dukung tanah yang cukup kuat dan
selama berfungsinya bangunan tidak mengalami penurunan yang melampaui batas.

2. Perhitungan daya dukung dan penurunan pondasi dilakukan sesuai teori mekanika tanah
yang baku dan lazim dalam praktek, berdasarkan parameter tanah yang ditemukan dari
penyelidikan tanah dengan memperhatikan nilai tipikal dan korelasi tipikal dengan
parameter tanah yang lain.

3. Pelaksanaan pondasi langsung tidak boleh menyimpang dari rencana dan spesifikasi teknik
yang berlaku atau ditentukan oleh perencanaan ahli yang memiliki sertifikat. penyelidikan
tanah yaitu studi daya dukung tanah yang merupakan upaya untuk mendapatkan informasi
terkait dengan factorfaktor yang mempengaruhi daya dukung tanah, ,meliputi: a.
Heterogenitas lapisan tanah dan struktur tanah; dan

4. Kemungkinan pelapukan struktur lapisan tanah akibat gaya-gaya luar seperti air, udara,
dan iklim.

24
5. Pondasi langsung dapat dibuat dari pasangan batu atau konstruksi beton bertulang.
penyelidikan tanah dilakukan dengan survai geoteknik dan/atau uji laboratorium sesuai
kebutuhan, antara lain meliputi :

a. Interpretasi foto udara dan remote sensing.

b. Sumur uji.
c. Pemboran dangkal dan/atau dalam.
d. Uji sonder.
e. Penyelidikan metode geofisik, dan
f. Penyelidikan metode geolistrik.
3.5.2. Pondasi dalam
1. Pondasi dalam pada umumnya digunakan dalam hal lapisan tanah dengan daya dukung
yang cukup terletak jauh di bawah permukaan tanah, sehingga penggunaan pondasi
langsung dapat menyebabkan penurunan yang berlebihan atau ketidakstabilan konstruksi.

2. Perhitungan daya dukung dan penurunan pondasi dilakukan sesuai teori mekanika tanah
yang baku dan lazim dalam praktek, berdasarkan parameter tanah yang ditemukan dari
penyelidikan tanah dengan memperhatikan nilai tipikal dan korelasi tipikal dengan
parameter tanah yang lain.

3. Umumnya daya dukung rencana pondasi dalam harus diverifikasi dengan percobaan
pembebanan, kecuali jika jumlah pondasi dalam direncanakan dengan factor keamanan
yang jauh lebih besar dari factor keamanan yang lazim.

4. Percobaan pembebanan pada pondasi dalam harus dilakukan dengan berdasarkan tata cara
yang lazim dan hasilnya harus dievaluasi oleh perencanaan ahli yang memiliki sertifikat.

5. Jumlah percobaan pembebanan pada pondasi dalam adalah 1% dari jumlah titik pondasi
yang akan dilaksanakan dengan penentuan titik secara random, kecuali ditentukan lain oleh
perencana ahli serta disetujui oleh dinas yang membidangi bangunan gedung.

6. Pelaksanaan konstruksi bangunan menara harus memperhatikan gangguan yang mungkin


ditimbulkan terhadap lingkungan pada masa pelaksanaan konstruksi.

7. Dalam hal lokasi pemasangan tiang pancang terletak di daerah tepi laut yang dapat
mengakibatkan korosif harus memperhatikan pengamanan baja terhadap korosi
25
8. Dalam hal perencanaan atau metode pelaksanaan menggunakan pondasi yang belum
diatur dalam SNI dan/atau mempunyai paten dengan metode konstruksi yang belum
dikenal, harus mempunyai sertifikat yang dikeluarkan instansi yang berwenang.

9. Apabila perhitungan struktur menggunakan perangkat lunak, harus menggunakan


perangkat lunak yang diakui oleh assosiasi terkait yang sah menurut hukum.

Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang belum
mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.

3.6. Sistem Struktur

Ada 4 jenis sistem struktur dasar yang ditetapkan dalam peraturan perencanaan gempa
Indonesia (SNI 03-1726-2002), yaitu:

a. Sistem dinding penumpu, yaitu sistem struktur yang tidak memiliki rangka ruang pemikul
beban gravitasi secara lengkap. Dinding penumpu atau sistem bresing memikul hampir
semua beban gravitasi. Beban lateral dipikul dinding geser atau rangka bresing.

b. Sistem rangka gedung, yaitu sistem struktur yang pada dasarnya memililki rangka ruang
pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban lateral dipikul dinding geser atau rangka
bresing.

c. Sistem rangka pemikul momen, yaitu sistem struktur yang pada dasarnya memililki
rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban lateral dipikul rangka
pemikul momen terutama melalui mekanisme lentur.

d. Sistem ganda, yaitu sistem yang terdiri dari rangka ruang yang memikul seluruh beban
gravitasi, pemikul beban lateral berupa dinding geser atau rangka bresing dengan rangka
pemikul momen. Rangka pemikul momen harus direncanakan secara terpisah mampu
memikul sekurang-kurangnya 25% dari seluruh beban lateral, dan kedua sistem harus
direncanakan untuk memikul secara bersama-sama seluruh beban lateral dengan
memperhatikan interaksi sistem ganda.

Selain 4 sistem struktur dasar tersebut, dalam SNI 03-1726-2002 juga mengenalkan 3
sistem struktur lain, yaitu sistem struktur gedung kolom kantilever (sistem struktur yang
26
memanfaatkan kolom kantilever untuk memikul beban lateral), sistem interaksi dinding
geser dengan rangka, dan subsistem tunggal (subsistem struktur bidang yang
membentuk struktur gedung secara keseluruhan).

3.7. Sifat Struktur

Sifat dari struktur yang menjadi syarat utama perencanaan bangunan tahan gempa adalah
sebagai berikut :

1. Kekuatan (strength) dapat kita artikan sebagai ketahanan dari struktur atau komponen
struktur atau bahan yang digunakan terhadap beban yang membebaninya. Perencanaan
kekuatan suatu struktur tergantung pada maksud dan kegunaan struktur tersebut.

2. Daktilitas (ductility), Kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan


pasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa di atas
beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan
kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri,
walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.

3. Kekakuan (stiffness), Deformasi akibat gaya lateral perlu dihitung dan dikontrol.
Perhitungan yang dilakukan berhubungan dengan sifat kekakuan. Deformasi pada struktur
dipengaruhi oleh besar beban yang bekerja. Hubungan ini merupakan prinsip dasar dari
mekanika struktur, yaitu sifat geometri dan modulus elastisitas bahan. Kekakuan
mempengaruhi besarnya simpangan pada saat terjadi gempa. Simpangan (drift) dapat
diartikan sebagai perpindahan lateral relatif antara dua tingkat bangunan yang berdekatan
atau dapat dikatakan simpangan mendatar tiap-tiap tingkat bangunan.

Simpangan lateral dari suatu sistem struktur akibat beban gempa perlu ditinjau untuk
menjamin kestabilan struktur, keutuhan secara arsitektural, potensi kerusakan komponen
non-struktur, dan kenyamanan penghuni gedung pada saat terjadi gempa. Selain itu,
besarnya simpangan dibatasi untuk mengurangi efek P-delta. Besarnya simpangan yang
diperbolehkan diatur dalam peraturan perencanaan bangunan.

27
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari perencanaan struktur menara masjid yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Suatu struktur bangunan yang kokoh dan kuat tapi juga efisien memerlukan suatu
perencanaan struktur yang baik dengan menggunakan peraturan-peraturan perencanaan
secara tepat dan benar.

2. Pembebanan pada struktur sangat berpengaruh terhadap benar atau tidaknya hasil
perhitungan yang akan diperoleh. Kesalahan pada kedua hal tersebut mengakibatkan
kesalahan pada dimensi akhir walaupun perhitungan yang telah dilakukan sudah benar.

3. Perencanaan struktur bangunan tidak hanya meliputi aspek analisa strukturnya saja,
melainkan juga aspek biayanya (RAB) dan waktu pelaksanaannya, sehingga seorang
perencana struktur diharapkan juga mampu membuat RAB dengan meminimalkan biaya
dan waktu pelaksanaan serta mutu yang optimal.

4.2. Saran

Saran yang dapat diambil dari perencanaan struktur menara masjid adalah sebagai berikut :

1. Pemilihan metode pelaksanaan maupun bahan dan peralatan berpodaman pada faktor
kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan serta pengalaman tenaga kerja.

2. Perlu ditinjau juga aspek biayanya (RAB) dan waktu pelaksanaan.

28
DAFTAR PUSTAKA

(Sutrisno et al., 2013 Karakteristik Arsitektur Menara Masjid Sebagai Simbol Islam Dari Masa Ke
Masa)

29

Anda mungkin juga menyukai