Disusun Oleh:
1. Denny Kurnianto (20160101)
2. Dewa Ayu Sriputri Cintyarahayu (20160104)
3. Dahliani (20160051)
4. Isna Ayu Maulidya (20160069)
A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu jenis infeksi
2017).
gangguan eliminsi urine. Gangguan eliminsi urine adalah salah satu dari
uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah
2012).
operasi (29,1%) sebagai infeksi yang paling sering didapatkan oleh pasien
diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa , Dalam daerah jawa timur berkisar
waktu dalam hidup mereka, sedangkan pada laki-laki hal tersebut sering
terjadi terjadi setelah usia 50 tahun keatas (Kayser, 2005). nafas dalam,
beri intake minum 2 – 2,5 liter per hari ( kiran,dkk 2013). Peran perawat
yang bisa diberikan pada pasien ISK dngan membantu mengajarkan cara
Perludiperhatikan dan dipelajari lebih dalam lagi mengenai teori ISK pada
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
No Usia Jumlah
1. 1-2 hari 15-60 ml
2. 3-10 hari 100-300 ml
3. 10-12 bulan 250-400 ml
4. 2 bulan- 1 tahun 400-500 ml
5. 1-3 tahun 500-600 ml
6. 3-5 tahun 600-700 ml
7. 5-8 tahun 700-1000 ml
8. 8-14 tahun 800-1400 ml
9. 14 tahun-dewasa 1500 ml
10. Dewasa tua >1500 ml
e. Jenis gangguan
1) Retensi urine Retensi urine adalah kondisi seseorang terjadi karena
penumpukan urine dalam bladder dan ketidakmampuan bladder untuk
mengosongkan kandung kemih. Penyebab distensi bladder adalah urine yang
terdapat dalam bladder melebihi 400 ml. Normalnya adalah 250 - 400 ml.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh hipertropi prostat, pembedahan, otot
destrusor lemah dan lain-lain.
2) Inkontinensia Urine Bila seseorang mengalami ketidak mampuan otot spinter
eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol pengeluaran urine. Ada
dua jenis inkontinensia: Pertama, stres inkontinensia yaitu stres yang terjadi
pada saat tekanan intra-abdomen meningkat dan menyebabkan kompresi
kandung kemih. Contoh sebagian orang saat batuk atau tertawa akan
mengalami terkencing-kencing, hal tersebut bisa dikatakan normal atau bisa
terjadi pada lansia. Kedua, urge inkontinensia yaitu inkontinensia yang terjadi
saat klien terdesak ingin berkemih atau tiba-tiba berkemih, hal ini terjadi
akibat infeksi saluran kemih bagian bawah atau spasme bladder, overdistensi,
peningkatan konsumsi kafein atau alkohol
3) Enurisis Enuresis adalah ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol)
yang tidak disadari yang diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan
spinter eksterna. Biasanya terjadi pada anak-anak atau orang jompo. Faktor
penyebab takut keluar malam, kapasitas kandung kemih kurang normal,
infeksi dan lain-lain.
4) Perubahan Pola Berkemih Dalam kaitannya dengan perubahan pola berkemih
pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan eleminasi
urine, hal yang perlu saudara lakukan pengkajian pada perubahan pola
berkemih antara lain:
a) Frekuensi
Meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake ciran yang meningkat,
biasanya terjadi pada cystitis, stress, dan wanita hamil.
b) Urgency
Perasaan ingin segera berkemih dan biasanya terjadi pada anak-anak
karena kemampuan spinter untuk mengontrol berkurang.
c) Dysuria
Rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misalnya pada infeksi saluran
kemih, trauma, dan striktur uretra.
d) Polyuria (Diuresis)
Produksi urine melebihi normal, tanpa peningkatan intake cairan misalnya
pada pasien DM.
e) Urinary Suppression
Keadaan di mana ginjal tidak memproduksi urine secara tiba-tiba. Anuria
(urine kurang dari 100 ml/24 jam), olyguria (urine berkisar 100-500 ml/24
jam)
J. Pengkajian keperawatan
a. Identitas klien
Identitas yang dikaji meliputi nama klien, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan
serta identitas dari penanggung jawab klien
b. Keluhan Utama
Mengkaji keluhan yang paling dirasakan oleh klien dan yang menurut klien sangat
mengganggu kenyamanan.
c. Riwayat kesehatan saat ini
Mengkaji kesehatan klien saat ini
d. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan terdahulu yang berhubungan dengan gangguan sistem perkemihan
seperti pola berkemih, gejala dari perubahan proses berkemih.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji apakah dari anggota keluarga ada yang memiliki penyakit tertentu dan
berpotensi menurunkan kepada anggota keluarga yang lain.
f. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Mengkaji terkait presepsi tentang penyakit yang sedang dialami klien.Kaji terkait
penggunaan alkohol, tembakau atau obat-obatan yang dikonsumsi klien.
g. Pola nutrisi/metabolisme
Identifikasi intake dan output klien atau diet yang dijalani klien yang mampu
mempengaruhi proses eliminasi urine
h. Pola eliminasi
Mengkaji kebiasaan berkemih pada klien, apakan mengalami masalah seperti
inkontinensia, retensi atau gangguan lainnya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Seorang pasien perempuan berumur 31 tahun datang dengan keluhan demam sejak satu bulan
sebelum masuk rumah sakit. Pasien masuk rumah sakit pada 9 Januari 2021. Demam dirasakan
terus menerus dan berkurang setelah minum obat penurun panas, namun beberapa jam kemudian
dirasakan kembali. Pasien juga merasakan nyeri saat berkemih sehingga menahan berkemih, .
Pemeriksaan fisik tidak menunjukkan gejala yang khas. Saat diperiksa, pasien mengalami sakit
sedang dengan kesadaran kompos mentis, tekanan darah 107/61 mmHg, nadi 103 kali per menit,
frekuensi pernafasan 19 kali per menit, dan suhu 38°C. Dari pemeriksaan fungsi ginjal setelah
terdiagnosis ISK didapatkan hasil peningkatan ureum dan kreatinin. Dari data rekam medis
didapatkan hasil laboratorium darah rutin. Saat terdiagnosis ISK yang pertama, tidak diperiksa
kadar hemoglobin, namun saat ISK yang kedua, didapatkan kadar hemoglobin yang menurun
hingga kembali pada kondisi awal, begitu juga dengan jumlah leukosit yang meningkat.
1. Biodata :
a. Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 31 Tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jalan raya tajem, Yogyakarta
Tanggal Masuk : 9 Januari 20
RS
Jam MRS : 14.00 WIB
Diagnosa Medis : Infeksi Saluran Kemih (ISK)
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. K
Umur : 35 Tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jalan raya tajem, Yogyakarta
Hubungan dengan : Suami
klien
2. Keluhan utama :
Pasien mengatakan merasakan nyeri saat berkemih dan air kencing keluar sangat sedikit.
3. Riwayat Kesehatan :
1) Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan bahwa sudah 1 bulan mengalami nyeri saat berkemih, sebelumnya
pasien tidak memeriksakan diri ke dokter, pasien hanya meminum rebusan air tanaman
kumis kucing selama 2 minggu, namun nyeri yang dialami tidak berkurang sehingga
pasien memutuskan untuk memeriksakan diri kepuskesmas dan memeperoleh obat
penghilang nyeri yaitu paracetamol namun tidak kunjung sembuh. Sejak 1 minggu yang
lalu pasien mulai merasakan demam, mual muntah dan akhirnya pasien pergi ke UGD, di
UGD pasien diberikan obat dan dilakukan pemasangan infus, kemudian pasien
dipindahkan ke bangsal penyakit dalam.
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
4. Basic Promoting physiology of Health
1. Aktivitas dan latihan
1) Sebelum Sakit
DS : pasien mengatakan sebelum sakit ia bekerja membersihkan rumah
dan memasak setiap harinya, sesekali ia juga membantu suaminya untuk berdagang.
Selama Sakit
2 : mandiri
1 : Mandiri
Perawatan 1 0
0 :Membutuhkan bantuan orang lain
diri
(Grooming) 1 : Mandiri dalam perawatan muka,
rambut, gigi, dan bercukur
2 : Mandiri
BAK 0 : inkontinensia 2 1
atau pakai kateter
dan tidak
terkontrol
lain
2 : Mandiri
3 :Mandiri
1 (alat bantu)
2 : Mandiri
Mandiri 20
Bedrest / dibantu
perawat
Normal / Besrest /
immobile (tidak dapat
bergerak sendiri)
6 Status mental: 0 0
Menyadari kondisi
dirinya.
M mengalami keterbatasan 15
daya ingat.
Total nilai
Tidak Beresiko 0 - 24
Resiko Rendah 25 - 50
Selama Sakit
b. Selama Sakit
Data Subyektif : Pasien mengatakan mengalami nyeri
Onset : Pasien mengatakan bahwa nyeri yang dialami sudah sejak 1 bulan
yang lalu
Region : Pasien mengatakan nyeri yang dialami pada area perut bawah
dibawah pusar
Severity/Scale : Pasien mengatakan nyeri yang dialami berada pada skala 8
setelah diukur dengan skala nyeri numerik
Data Obyektif : Pasien tampak berkeringat dingin, wajah pasien tampak menahan
nyeri, TD pasien 130/90mmhg, Nadi pasien 110x/menit, dan RR 22x/menit
4. Nutrisi
a. Sebelum Sakit
DS : pasien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari 1 porsi penuh
dengan menu lauk dan sayuran.
Selama Sakit
DO : A: berat badan pasien 50 kg, tinggi 160 cm, IMT pasien 19,53
a. Sebelum Sakit
DS : pasien mengatakan sebelum sakit biasanya minum kurang lebih
sebanyak 1 botol aqua besar
Selama Sakit
DO : turgor kulit elastis, tidak ada pitting udem, mukosa bibir tampak
lembab
Dari Pukul 09.00 WIB, tanggal 10 Januari 2021 sampai dengan pukul 09.00 WIB tanggal
11 januari 2021
Input Output
Makan 200 cc Urin 400 cc
Minum 500 cc Feses 200 cc
Air metabolisme 250 cc IWL 750
Infus* 500 cc Drainage* -
Nutrisi NGT* - Perdarahan* -
Obat* 60 cc Muntah* 200
Lainnya - Lainnya
Total 1510 Total 1550
*kalau ada
Selama Sakit
Eliminasi Fekal/Bowel
a. Sebelum Sakit
DS : pasien mengatakan sebelum sakit ia buang air besar sebanyak 2x
sehari, dengan konsistensi lembek dan berwarna kecoklatan
Selama Sakit
1. Eliminasi urin
a. Sebelum Sakit
DS : pasien mengatakan sebelum sakit buang air kecil normal yaitu 4-
5xsehari, dengan warna kuning jernih dan tidak ada kesulitan maupun nyeri saat
BAK
b. Selama Sakit
DS : pasien mengatakan selama sakit buang air kecil sebanyak yaitu 2x
sehari, dengan warna kuning pekat dan ada nyeri saat BAK.
DO : terlihat pasien menahan nyeri saat BAK, terlihat pasien hanya 2x
ke toilet untuk BAK
b. Selama Sakit
DS : pasien mengatakan selama sakit tidak mengalama gangguan
panca indera
5. Pemeriksaan Fisik :
1) Keadaan Umum :
Kesadaran : compos mentis
GCS : E: 4 V: 5 M: 6
Irama : teratur
Irama : reguler
Suhu :38 oC
2) Kepala :
Kulit Kepala : kulit kepala bersih
Mata
Sklera : ikterik
Pupil : isokor
Lensa :
8) Abdomen
Inspeksi : tidak ada jejas, tidak ada bekas operasi pada abdomen pasien
Palpasi : tidak teraba massa pada abdomen pasien
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus 18x/menit
9) Genetalia :
DS : pasien mengatakan ada nyeri pada genetalianya
DO : terdapat kemerahan pada genetal pasien
Rectum :
DS : pasien mengatakan tidak ada hemoroid
DO : tidak terdapat kemerahan dan hemoroid pada rectum pasien
10) Ektremitas :
DS : pasien mengatakan tidak mengalami gangguan pada ekstremitas
pasien
DO : CRT kurang dari 2 detik, akral teraba hangat, tidak terdapat
kekauan pada sendi ekstremitas
Psikologis :
Pasien mengatakan akan menerima keadaannya dan lebih ikhlas menerima penyakit yang
dialami nya saat ini.
Sosial :
cara mengatasinya :-
pasien mengatakan senang dengan aktifitas sosial yang ada dilingkungannya seperti gotong
royong yang dilakukan dilingkungan rumah nya
Budaya :
Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya: Pasien mengatakan tidak ada kebudayaan
yang merugikan kesehatanya.
Spiritual :
Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami: Pasien
mengatakan penyakitnya sebagai cobaan yang dialaminya.
6. Pemeriksaan Penunjang :
(Hasil pemeriksaan laboratorium,radiology, EKG,EEG dll)
Pemeriksaan Laboratorium :
1) Terapi Medis :
Jenis Terapi Nama Obat Dosis Rute Fungsi
Obat Topikal
STASE KETRAMPILAN DASAR PROFESI
ANALISA DATA
WIB
DO: - 380C
11 Januari DS: Pasien mengatakan mengalami nyeri Agens cidera biologis Nyeri akut
2021/11.10 Onset : Pasien mengatakan bahwa nyeri
lalu
tidak berkemih
pusar
PRIORITAS DIAGNOSA
RENCANA TINDAKAN
Keperawatan
Hambatan Setelah dilakukan tindakan Kontrol infeksi (6540) Kontrol infeksi (6540)
eliminasi urin keperawatan selama 3 kali 24 a. Tingkatkan intake nutrisi yang a. Untuk membantu memenuhi
1
(00016) b.d jam diharapkan status tepat kebutuhan tubuh akan nutrisi
infeksi saluran eliminasi urin (0503) pasien b. Dorong untuk beristirahat dalam mempercepat proses
kemih dapat ditingkatkan dari level 2 c. Berikan terapi antibiotik yang penyembuhan
(banyak terganggu) ke level 5 sesuai b. Untuk menghemat energi
(tidak terganggu) dengan d. Ajarkan pasien dan keluarga c. Untuk mencegar perkembangan
kriteria hasil : untuk mengenal tanda dan koloni bakteri pada luka
1. Jumlah urine yang gejala infeksi d. Agar pasien dan keluarga bisa
dikeluarkan 0,5-1,5 e. Ajarkan pasien dan keluarga melaporkan kepada petugas
cc/KgBB/jam mengenai bagaimana cara kesehatan apabila terdapat
2. Nyeri saat kencing tidak menghindari infeksi tanda infeksi
ada e. Untuk mengurangi faktor
Manajemen cairan (4120)
3. Rasa terbakar saat pencetus infeksi akibat perilaku
berkemih tidak ada tidak a. Monitor status hidrasi yang tidak sesuai dari pasien dan
ada rasa ragu untuk (misalnya membrane mukosa keluarga
berkemih lembab, denyut nadi adekuat,
Manajemen cairan (4120)
dan tekanan darah ortostatik)
b. Berikan terapi IV , seperti yang a. Untuk memantau apabila
ditentukan terjadi syok akibat kekurangan
c. Dukung pasien dan keluarga cairan pada pasien
untuk membantu dalam b. Memberikan suplai cairan
pemberian makandengan baik melalui jalur IV sebagai salah
d. Tingkatkan asupan oral satu metode hidrasi.
c. Memfasilitasi keluarga untuk
selalu mendukung pasien
dalam pemberian makan
terhadap pasien.
d. Menambah input cairan
melalui jalur oral.
2 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400) Manajemen Nyeri (1400)
(00132) b.d selama 3x24 jam, tingkat
a.Lakukan pengkajian nyeri secara a. Untuk mengetahui seperti apa
agen cedera nyeri (2102) pasien
komprehensif termasuk lokasi, nyeri yang dialami pasien dan
biologis ditingkatkan dari level 3
karakteristik, durasi, frekuensi, pemicu dari nyeri tersebut
(sedang) 5 (tidak ada) dengan
kualitas dan faktor presipitasi
kriteria hasil: b. Untuk mengetahui perasaan nyeri
1.Nyeri yang dilaporkan b. Observasi reaksi nonverbal dari yang sedang dialami pasien
2. Panjang episode nyeri ketidaknyamanan dilihat dari ekspresi wajahnya
3. Ekspresi nyeri wajah
c. Gunakan teknik komunikasi c. Untuk mengetahui pengalaman
setelah dilakukan tindakan
terapeutik untuk mengetahui terdahulu pasien tentang nyeri
selama 3x24 jam, kontrol
pengalaman nyeri pasien dan bagaiman pasien
nyeri (1605) pasien
mengatasinya
ditingkatkan dari level 2 d. Evaluasi pengalaman nyeri masa
(jarang menunjukkan) ke level lampau d. Untuk mengetahui pengalaman
5. (secara konsisten terdahulu pasien tentang nyeri
e. Kontrol lingkungan yang dapat
menunjukkan) dengan kriteria dan bagaiman pasien
mempengaruhi nyeri seperti
hasil: mengatasinya
suhu ruangan, pencahayaan
1.Menggunakan tindakan
dan kebisingan e. Untuk memfasilitasi kenyamanan
pengurangan nyeri tanpa
pasien untuk mengurangi nyeri
analgesik f. Kurangi faktor presipitasi nyeri
yang dialami
g. Pilih dan lakukan penanganan
f. Untuk mencegah terjadinya nyeri
nyeri (farmakologi, non pada pasien
farmakologi dan inter personal)
g. Untuk membantu mengatasi
h. Ajarkan tentang teknik non nyeri pasien dengan tepat
farmakologi
h. Untuk membantu pasien
i. Berikan analgetik untuk mengatasi nyeri secara mandiri
mengurangi nyeri atau dengan bantuan dalam
menurunkan nyeri tanpa obat
j. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri i. Untuk membantu menghilangkan
nyeri
k.Tingkatkan istirahat
j.Untuk mengetahui efektivitas
l. Kolaborasikan dengan dokter
control nyeri yang telah diajarkan
jika ada keluhan dan tindakan
pada pasien
nyeri tidak berhasil
k. Untuk memfasilitasi proses
m. Monitor penerimaan pasien
penyembuhan dan pengurangan
tentang manajemen nyeri
nyeri pada pasien
e. Monitor status hidrasi (misalnya O: terlihat pasien menahan nyeri saat BAK,
membrane mukosa lembab, denyut terlihat pasien hanya 2x ke toilet untuk
nadi adekuat, dan tekanan darah
BAK
ortostatik)
f. Berikan terapi IV , seperti yang A: Tujuan belum tercapai
ditentukan
P: lanjutkan intervensi
g. Dukung pasien dan keluarga untuk
membantu dalam pemberian
makandengan baik
h. Tingkatkan asupan oral
2 10-01-2021 09.00 Manajemen Nyeri (1400)
tidak berkemih
c. Mengontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
Provocatif : Pasien mengatakan nyeri
ruangan dengan menghidupkan
kipas angin, pencahayaan dengan akan bertambah saat pasien berkemih
menutup korden dan kebisingan
Quality : Pasien mengatakan nyeri
dengan menginformasikan kepada
keluarga hanya 1 orang yang terasa panas dan seperti terbakar
menunggu pasien di dalam ruangan
Region : Pasien mengatakan nyeri yang
d. Memberikan analgetik ketorolac 3 dialami pada area perut bawah dibawah
gram untuk mengurangi nyeri
pusar.
melalui injeksi IV
O: wajah pasien tampak menahan nyeri,
TD pasien 130/90mmhg, Nadi pasien
110x/menit, dan RR 22x/menit
P: lanjutkan intervensi
P: lanjutkan intervensi
3 13/01/2020 Perawatan demam (3740) S: Pasien mengatakan badannya sudah tidak
f. Memantau suhu dan tanda-tanda vital terlalu panas
lainnya.
g. Monitor warna kulit O: ketika di cek menggunakan termometer
h. Memberi obat atau cairan IV aksila didapatkan suhu pasien 36oC
(antipiretik)
i. Mendorong konsumsi cairan
A: tujuan tercapai sebagian
j. Memfasilitasi istirahat, dan
menerapkan pembatasan aktifitas jika
diperlukan. P: lanjutkan intervensi
PEMBAHASAN
Selama penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Diagnosa Infeksi
Saluran Kemih.Beberapa hal yang perlu dibahas dan diperhatikan dalam penerapan kasus
keperawatan tersebut, penulis telah berusaha mencoba menerapkan dan mengaplikasikan proses
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Diagnosa Infeksi Saluran sesuai dengan teori-teori
yang ada. Untuk melihat lebih jelas Asuhan Keperawatan yang diberikan dan sejauh mana
keberhasilan yang dicapai akan diuraikan sesuai dengan prosedur Keperawatan dimulai dari
Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam mengumpulkan data tentang
individu, keluarga, dan kelompok ( Carpenito& Moyet, 2009). Dalam melakukan pengkajian
pada klien data yang didapatkan dalam melakukan pengkajian kasus pada klien, penulis tidak
kesulitan untuk mendapatkan data dari klien sendiri, karena klien bisa diaajak untuk
berkomunikasi dan juga klien kooperatif apabila ditanya dan keluarga klien juga banyak
memberikan informasi jika saat ditanya.Pada keluhan utama dalam tinjauan teoritis dengan
tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan data pada saat dilakukan pengkajian.Pada konsep teori
keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air
kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik.Dan biasanya jika klien
mengalami Infeksi Saluran kemih bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual,
muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.Sedang pada tinjauan kasus
keluhan utama klien yaitu urin tidak keluar dan nafsu makan dan minum menurun.
Riwayat Kesehatan Dahulu Pada tinjauan kasus saat dilakukan pengkajian klien
mengatakan tidak ada menderita penyakit lain kecuali Infeksi Saluran Kemih, sedangkan pada
konsep teoritis Riwayat kesehatan dahulu di temukan penyebab infeksi saluran kemih yaitu
berupa infeksi lama yang dialami pasien. Pada pengkajian riwayat kesehatan keluarga dari
genogram keluarga tidak ada mengalami penyakit yang sama seperti yang diderita klien, karena
dikonsep teoritis riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat meperburuk keadaan klien
akibat adanya gen yang membawa penyakit turunan seperti DM, hipertensi dll. Infeksi Saluran
Kemih bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini lebih disebabkan dari anatomi reproduksi,
higiene seseorang dan gaya hidup seseorang, namun jika ada penyakit turunan di curigai dapat
memperburuk atau memperparah keadan klien, namun pada teori kasus tidak ada kelurga klien
Adapun diagnose keperawatan yang di dapatkan pada kasus adalah nyeri akut,
hipertermi, dan hambatan eliminasi urin yang mana telah dilakukan implementasi selama 3 x 24
jam untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami pasien. Setelah diberikan
Implementasi keperawatan selama 3x24 jam maka masalah keperawatan nyeri akut, hipertermi,
dan hambatan eliminasi urin yang dialami oleh pasien dapat terselesaikan.
BAB V
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah infeksi saluran kemih harus diberikan
intervensi yang tepat untuk mengatasinya dengan segera selain itu usaha pencegahan agar
pasien tidak mengalami infeksi berulang perlu diusahakan dengan maksimal dengan
mengajarkan pasien dan keluarga terkait dengan upaya control terhadap infeksi.
B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat mencari tau memberikan lebih banyak lagi
Menjadi sumber referensi yang baik dalam memahami tentang infeksi saluran kemih
dan juga menjadia acuan untuk Asuhan Keperawatan pasien dengan infeksi saluran
kemih.
3. Bagi Rumah Sakit Untuk mencegah meningkatnya infeksi saluran kemih sebaiknya
pasien diberikan informasi yang memadai mengenai infeksi saluran kemih itu sendiri
dan aspeknya. Dengan diperolehnya informasi yang cukup maka pencegahan dapat
dilakukan dengan segera. Dan adapun untuk pasien yang telah mengalami atau
menderita infeksi saluran kemih, maka harus segera dilakukan perawatan yang
intensif
DAFTAR PUSTAKA