Safety, Health,
and
Environment
Pengantar Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
01
Abstract Kompetensi
Modul 1 ini menjelaskan tentang Mahasiswa memiliki kemampuan
konsep keselamatan dan kesehatan untuk menjelaskan tentang konsep
kerja dan tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja
Pengertian dan Ruang Lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah ilmu dan penerapannya secara tekhnis
dan tekhnologi untuk melakukan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan akibat kerja dan
penyakit akibat kerja dari proses perusahaan. K3 adalah upaya dan pemikiran untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani dan rohani tenaga kerja beserta hasil
karyanya dalam rangka menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera (Tarwaka,
2008).
Paparan dan ruang lingkup secara menyeluruh dari setiap aspek Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja dijabarkan sebagai berikut:
a) Keselamatan Kerja.
Syarat-syarat keselamatan kerja seperti tersebut pada Pasal 3 (1) UU Keselamatan kerja
dimaksudkan untuk:
b) Kesehatan Kerja.
Kesehatan kerja menurut Suma’mur (1993), adalah sebagai spesialisasi dalam ilmu
kesehatan atau kedokteran beserta praktiknya, agar masyarakat tenaga kerja memperoleh
derajat kesehatan setinggi- tingginya, baik fisik atau mental dan sosial dengan usaha-
usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit-penyakit umum.
Usaha K3 di Indonesia dimulai tahun 1847 ketika mulai dipakainya mesin uap oleh
Belanda di berbagai industri khususnya industri gula. Tanggal 28 Pebruari 1852, Pemerintah
Pada awal abad ke-20, sejalan dengan perkembangan di Eropa, Pemerintah Hindia
Belanda kemudian mengadakan berbagai langkah perlindungan tenaga kerja
denganmenerbitkan Veilegheids Reglement (Undang-undang Keselamatan) yang ditetapkan
pada tahun 1905 Stbl. No. 251, yang kemudian diperbaharui pada tahun 1910 (Stbl. No. 406).
Undang-Undang yang terakhir ini, telah berlaku dalam waktu yang sangat lama, lebih dari 60
Pada tahun 1926 dilakukan perubahan atas beberapa pasal dari Burgerlijke Wetbook oud
(KUH Perdata Lama) ke dalam KUH Perdata Baru, ketika dalam ketentuan baru dimaksud,
perlindungan terhadap tenaga kerja dimuat dalam Buku III Titel tujuh A. Isinya mulai
mengatur tentang kewajiban pengusaha untuk melindungi pekerjanya. Beberapa ketentuan itu
telah mewajibkan kepada pengusaha agar pekerja yang tinggal bersamanya diberi kesempatan
menikmati istirahat dari pekerjaannya dengan tidak dipotong upahnya (Pasal 1602u KUH
Perdata). Kewajiban untuk mengatur pekerjaan sedemikian rupa, sehingga pada hari minggu
dan hari-hari yang menurut kebiasaan setempat pekerja dibebaskan dari pekerjaannya (Pasal
1602v KUH Perdata). Kewajiban pengusaha untuk mengatur dan memelihara ruangan, piranti
atau perkakas, menyuruh pekerja untuk melakukan pekerjaan sedemikian rupa agar
melakukan pekerjaan dengan baik dan mengadakan aturan serta memberikan petunjuk
sehingga pekerja terlindungi jiwa, kehormatan, dan hartabendanya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara filosofi didefinisikan sebagai “Upaya dan
pemikiran untuk menjamin keutahan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah dari
manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya beserta hasil karyanya dalam
rangka menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera”. Secara keilmuan, K3
didefinisikan sebagai “Ilmu dan penerapan secara teknis dan tenologis untuk melakukan
pencegahan terhadap munculnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap
pekerjaan yang dilakukan”. Dari sudut pandang illmu hukum, K3 didefinisikan sebagai
“Suatu upaya perlindungan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat
kerja senantiasa dalam keadaan yang sehat dan selamat serta sumber-sumber proses produksi
dapat dijalankan secara aman, efisien dan produktif”. Menurut Tarwaka, (2007).
Dari berbagai literature yang ada, dapat diberikan gambaran secara ringkas tentang sejarah
perkembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai berikut:
Sekitar tahun 1700 Sebelum Masehi, Raja Hamurabai dari kerjaan Babylonia dalam kitab
Undang-Undangnya, salah satu pasalnya menyatakan bahwa “Bila seorang ahli bangunan
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut.
3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien.
Bentuk lambang K3 yaitu palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau di atas warna
dasar putih. Arti dan makna lambang K3 yaitu:
1. Palang bermakna bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Daftar Pustaka