Penyuluhan Peternakan Adil
Penyuluhan Peternakan Adil
Bundidaya sipo potong sudah cukup lama dilakukan oleh masyarakan Indonesia,
khususnya di kabupaten sidrap, budidaya sapi potong dilakukan dari turun temurun karna
selain dipelihara untuk dijual dagingnya sapi potong juga digunakan untuk membatu
pekerjaan masyarakat yang umumnya bekerja sebagai petani seperti yang dicertakan oleh
H.Hasan salah satu tokoh masyarakat di tanru tedeng bahwa “dulu sapi potong (umumnya
berjenis sapi bali) sangat banyak membantu seperti digunakan untuk membajak sawah dan
Guna meningkatkan nilai tambah keuntungan usaha budidaya sapi potong diperlukan
adanya sentuhan teknologi budidaya sapi potong. Perlu dilakukan perubahan pola budidaya
sapi potong dengan menerapkan pola usaha berorientasi bisnis. Artinya dalam mengelola
usaha budidaya sapi potong petani ternak sapi potong harus mau dan mampu melakukan
perubahan pola budidaya sapi potong berorientasi sesuai dengan permintaan kebutuhan
pasar. Artinya petani ternak sapi potong harus mau dan mampu memenuhi permintaan
kualitas daging yang dikehendaki konsumen. Rekomendasi teknologi yang dianjurkan dalam
daging yang sesuai permintaan konsumen saja, tetapi mempunyai tujuan meningkatkan
produksi daging per satuan ekor, mengurangi jumlah populasi ternak sapi potong yang
menurun akibat pemotongan. Dan juga dapat mencegah terjadinya pemotongan ternak betina
produktif. Dengan budidaya sapi potong sistem penggemukan selain akan menghasilkan
kualitas daging juga akan meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan dari kotoran sapi.
Artinya kotoran sapi dapat diolah menjadi pupuk kandang dan juga tidak menutup
Untuk bisa menghasilkan produksi sapi potong sistem penggemukan yang optimal
budidaya sapi potong yang terdiri dari 1) Pemilihan bibit/bakalan sapi potong, 2) Sistem
Pencegahan penyakit.
Bibit sapi potong yang akan digunakan sebagai ternak bakalan sangat menentukan
keberhasilan pengelolaan usaha penggemukan sapi potong. Petani ternak sapi potong
idealnya juga harus tahu betul dengan pengetahuan pembibitan sapi potong dengan model
bibit sapi potong yang akan digemukkan dianjurkan memilih bibit sapi potong yang
tercatat sebagai jenis ternak unggul lokal maupun sapi impor atau hasil persilangan.
Hal ini juga dianjurkan Drh. Harjuli Hatmono Msi dalam buku Model Agribisnis
Sapi Pedaging yaitu jenis sapi unggul lokal yaitu sapi PO (Peranakan Ongole), sapi Bali
dan sapi Madura. Sapi unggul impor atau hasil persilangannya yaitu sapi Brahman, sapi
Angus, sapi Ongole dan sapi Siemental yang merupakan hasil dari Inseminasi Buatan
( IB ).
Memilih sapi bakalan yang berasal dari keturunan yang memiliki bobot badan
dewasa tinggi. Hal ini akan terkait dengan perkembangan pertumbuhan sapi.
Memilih sapi jantan yang tidak gemuk atau kurus tetapi sehat. Ternak
sehat terindikasi dari sorot mata yang tajam, tidak sayu, kulit dan bulunya
bersih.
Sebaiknya sapi bakalan dipilih dari lokasi tempat sapi digemukkan agar
Memilih sapi jantan berumur 2 – 2, 5 tahun yang dapat dilihat dari kondisi
gigi seri di rahang bawah yaitu sapi umur 1,5 – 2 tahun memiliki gigi
tetap 1 pasang dan pada sapi umur 2 – 3 tahun gigi tetapnya 2 pasang.
2. System penggemukan
Keuntungan usaha sapi potong didapatkan dari selisih bobot badan awal
dibudidayakan dengan bobot badan akhir saat sapi potong siap dipasarkan. Artinya ada
pertambahan berat badan sapi yang sangat ditentukan dari jenis sapi, umur, jenis kelamin
sapi, ransum pakan yang diberikan dan pengelolaan sapi potong. Sistem penggemukan
sapi potong ada 3 model yaitu a) Model dry lot fattening, b). Model pasture fattening, c).
pakan ternak dan pakan konsentrat yang dibutuhkan sapi di dalam kandang.
juga yang 12 bulan dengan pakan utamanya konsentrat berupa ampas tahu,
diberikan hijauan pakan ternak yang berguna untuk menjaga apabila sapi
dalam keadaan lapar masih dapat menikmati hijauan pakan ternak. Hijauan
pakan ternak yang diberikan berupa rumput lapangan, limbah pertanian dan
rumput unggul. Dengan sapi mau makan hijauan pakan ternak akan
pemberian konsentrat dan hijauan pakan ternak yang dianjurkan Edy Rianto
konsentrat yang diberikan pada sapi 7 kg/ekor dan hijauan pakan ternak 1,5
budidaya sapi model dry lot fattening akan ada nilai tambah yang didapatkan
petani ternak sapi yaitu berupa pupuk kandang yang dihasilkan sapi.
akan kembali ke kandang pada malam hari atau saat matahari bersinar sangat
rumput unggul seperti rumput gajah, rumput setaria, rumput raja dan tanaman
fattening dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dilakukan pada saat
penggembalaan di siang hari dan pada malam hari sapi potong berada di
3. Pemberian Pakan
Pakan utama yang diberikan pada sapi potong berupa hijauan pakan ternak yang
berkualitas dan mampu memberikan nilai tambah pada pertambahan berat badan sapi
Pengelolaan Penggemukan Sapi Potong (2007) pemberian hijauan pakan ternak pada sapi
potong 10–12% dan pakan konsentrat diberikan 1-2% dari bobot badan sapi potong.
Pemberian ransum pakan sapi potong tidak diberikan sekaligus dalam jumlah yang
banyak.
Dianjurkan BPTP Jambi yang juga didukung Edi Rianto dan Endang Purbowati
dalam Panduan Lengkap Sapi Potong (2009) pemberian pakan sapi potong dilakukan tiga
kali sehari yaitu pada pagi hari jam 7–8 sapi potong diberikan sedikit hijauan dan
setengah jatah konsentrat. Jam 12 siang diberikan kembali setengah bagian dari sisa
hijauan pakan ternak dan jam 3 sore jatah sisa konsentrat diberikan kembali pada sapi
potong dan pada jam 5 sore kembali sisa jatah hijauan pakan ternak diberikan kembali
pada sapi potong. Dianjurkan hijauan pakan ternak yang akan diberikan pada sapi potong
dicincang terlebih dahulu yang akan memudahkan sapi potong mengkonsumsi hijauan
pakan ternak.
Selain pemberian pakan yang juga harus diperhatikan oleh petani sapi potong
adalah memberikan air minum pada sapi potong yang harus disediakan sepanjang waktu
4. Penyediaan kandang
Kandang bagi sapi potong merupakan tempat kehidupan sapi dan sekaligus
sebagai tempat berlindung dari cuaca panas maupun musim hujan. Kandang yang
digunakan untuk sapi potong harus memenuhi persyaratan 1) Tata letak lokasi kandang
minimal berjarak 10 meter dari rumah petani, 2) Lokasi kandang sapi harus dekat sumber
air dengan topografi kandang berada di lahan yang tinggi, 3) Lingkungan kandang harus
sehat terbebas dari penyakit, 4) Kandang harus memenuhi persyaratan ventilasi yang
baik.
Kandang sapi potong ada 2 macam yaitu kandang koloni dan kandang tunggal.
sementara beberapa ekor sapi bakalan. Ukuran kandang koloni 7 x 9 meter dapat
menampung sapi bakalan 20-24 sapi bakalan. Lamanya waktu sapi bakalan hidup di
kandang koloni biasanya satu minggu sambil menunggu kesiapan kandang tunggal.
Kandang tunggal merupakan bangunan kandang sapi potong untuk satu ekor yang
dikelola dengan model kereman yaitu sapi berada di dalam kandang selama
dibudidayakan. Ukuran kandang tunggal 3,75 meter persegi dengan tinggi kandang 2-2,5
meter.
Sapi potong sehat merupakan faktor penting dalam meraih keberhasilan usaha
sapi potong. Karena itu perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian penyakit yang
terdiri dari :
Vaksinasi pada sapi secara teratur sesuai jenis penyakit yang sering terjadi di
wilayah
Menjauhkan sapi potong dari sapi potong lain yang terjangkiti penyakit
Mengusahakan lantai kandang sapi dalam keadaan kering