Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROSES PERPINDAHAN

PERPINDAHAN PANAS

DISUSUN OLEH :

Yospi Rian Putra (D1121171014)

DOSEN PENGAMPU :

Riysan Octy Shalindry, S.Si, M.Eng

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peristiwa fisika akan selalu diiringi dengan berpindahnya satu atau lebih dari tiga
besaran utama berikut ini: massa, momentum, dan energi (khususnya panas). Peristiwa
perpindahan ini akan dijumpai dalam semua operasi teknik kimia. Proses perpindahan
mempelajari kejadian fisik yang berlangsung selama suatu operasi teknik kimia dan mencari
suatu model matematis ideal yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan yang
berlangsung dalam peristiwa tersebut.
Dalam menggunakan model matematis tersebut, perlu dikuasai prinsip dan langkah
perhitungan geometris, diferensial dan integral. Di samping itu, semua besaran dan sifat
fisika diperlakukan sebagai variabel (peubah), sehingga dengan sendirinya
ketentuanketentuan ilmu fisika, imia, dan termodinamika tetap berlaku terhadap peubah-
peubah tersebut. Perubahan-perubahan dalam peristiwa perpindahan dapat dinyatakan dengan
persamaan matematis melalui penyusunan neraca berdasarkan hukum kekekalan. Perubahan
besaran dan sifat fisika dinyatakan dengan perbandingan diferensial. Sistem koordinat dan
satuan digunakan utuk memudahkan perhitungan sesuai dengan bentuk geometri dari system
yang diamati. Diperlukan keterampilan mengubah satuan besaran antarsistem dengan
meninjau faktor konversi dari satuan-satuan yang terlibat dalam perhitungan.
Perpindahan panas dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses.
Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran panas, untuk mencapai
dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kondisi
pertama yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk pengerjaan, terjadi umpamanya bila
pengerjaan harus berlangsung pada suhu tertentu dan suhu ini harus dicapai dengan jalan
pemasukan atau pengeluaran panas. Kondisi kedua yaitu mempertahankan keadaan yang
dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat pada pengerjaan eksoterm dan endoterm.
Disamping perubahan secara kimia, keadaan ini dapat juga merupakan pengerjaan secara
alami. Dengan demikian, Pada pengembunan dan penghabluran (kristalisasi) panas harus
dikeluarkan. Pada penguapan dan pada umumnya juga pada pelarutan, panas harus
dimasukkan. Hukum alam menyatakan bahwa panas adalah suatu bentuk energi.
Bila dalam suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistem yang suhunya
berbeda disinggungkan,maka akan terjadi perpindahan energi. Proses ini disebut sebagai
perpindahan panas (Heat Transfer). Dari titik pandang teknik (engineering), Analisa
perpindahan panas dapat digunakan untuk menaksir biaya, kelayakan, dan besarnya peralatan
yang diperlukan untuk memindahkan sejumlah panas tertentu dalam waktu yang ditentukan.
Ukuran ketel, pemanas, mesin pendingin, dan penukar panas tergantung tidak hanya pada
jumlah panas yang harus dipindahkan, tetapi terlebih-lebih pada laju perpindahan panas pada
kondisi-kondisi yang ditentukan. Beroperasinya dengan baik komponen-komponen peralatan,
seperti misalnya sudut-sudut turbin atau dinding ruang bakar, tergantung pada kemungkinan
pendinginan logam-logam tertentu dengan membuang panas secara terus menerus pada laju
yang tinggi dari suatu permukaan. Juga pada rancang-bangun (design) mesin-mesin listrik,
transformator dan bantalan, harus diadakan analisa perpindahan panas untuk menghindari
konduksi-konduksi yang akan menyebabkan pemanasan yang berlebihan dan merusakan
peralatan. Berbagai contoh ini menunjukkan bahwa dalam hampir tiap cabang keteknikan
dijumpai masalah perpindahan panas yang tidak dapat dipecahkan dengan penalaran
termodinamika saja, tetapi memerlukan analisa yang didasarkan pada ilmu perpindahan
panas.
Bila panas berpindah dari suatu fluida ke dinding , seperti misalnya didalam ketel,
maka kerak terbentuk pada pengoperasian yang terus menerus dan akan mengurangi laju
aliran panas. Untuk menjamin pengoprasian yang memuaskan dalam jangka waktu yang
lama, maka harus ditrapkan faktor keamanan untuk mengatasi kemungkinan ini. Dalam
perpindahan panas ada tiga jenis perpindahan panas yaitu perpindahan panas dengan cara
konduksi, konveksi, dan radiasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari perpindahan panas ?
2. Apakah jenis – jenis dari perpindahan panas ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian perpindahan panas.
2. Mengetahui jenis-jenis dar perpindahan panas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perpindahan Panas
Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi dalam
bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.
Dalam proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan perpindahan panas yang
terjadi, atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas. Maka ilmu perpindahan panas
juga merupakan ilmu untuk meramalkan laju perpindahan panas yang terjadi pada kondisi-
kondisi tertentu. Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpindahnya
suatu energi (panas) dari satu daerah ke daerah lain akibat adanya perbedaan temperatur pada
daerah tersebut. Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi
Perpindahan panas antara suatu permukaan padat dan suatu fluida berlangsung secara
konveksi. Konveksi panas dapat dihitung dengan persamaan pendinginan Newton:
𝑞 = −ℎ. 𝐴. ΔT
dimana :
q = Panas yang dipindahkan
h = Koefisien perpindahan panas secara konveksi
A = Luas bidang permukaan perpindahan panas
T= Temperatur
Tanda minus (-) digunakan untuk memenuhi hukum II thermodinamika, sedangkan
panas yang dipindahkan selalu mempunyai tanda positif (+). Persamaan diatas
mendefinisikan tahanan panas terhadap konveksi. Koefisien pindah panas permukaan h,
bukanlah suatu sifat zat, akan tetapi menyatakan besarnya laju pindah panas di daerah dekat
pada permukaan itu.

2.2 Jenis – Jenis dari Perpindahan Panas


Dalam perpindahan panas terdapat 3 jenis yang membedakan perpindahan panas
berdasarkan proses dan medium yang diperlukan untuk menghantarkan panas jenis –jenis
tersebut antara lain adalah perpindahan panas konduksi, konveksi, dan radiasi.
2.2.1 Perpindahan panas konduksi
Perpindahan panas secara konduksi adalah proses perpindahan panas dimana panas
mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur rendah dalam
suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang
bersinggungan secara langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum.

Gambar 1. Perpindahan panas konduksi pada dinding

Laju perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan panas konduksi adalah
berbanding dengan gradien suhu normal sesuai dengan persamaan berikut
Persamaan Dasar Konduksi :
𝑑𝑇
𝑞 = −𝑘𝐴 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . … . . … . . (1)
𝑑𝑥
Keterangan :
q = Laju Perpindahan Panas (kj / det,W)
k = Konduktifitas Termal (W/m.°C)
A = Luas Penampang (m²)
dT = Perbedaan Temperatur ( °C, °F )
dX = Perbedaan Jarak (m / det)
ΔT = Perubahan Suhu ( °C, °F )
dT/dx = gradient temperatur kearah perpindahan panas.konstanta positif ”k” disebut
konduktifitas atau kehantaran termal benda itu, sedangkan tanda minus disisipkan agar
memenuhi hokum kedua termodinamika, yaitu bahwa panas mengalir ketempat yang lebih
rendah dalam skala temperatur.
Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan antara laju aliran
panas yang melintas permukaan isothermal dan gradient yang terdapat pada permukaan
tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap titik dalam suatu benda pada
setiap waktu yang dikenal dengan hukum fourier.
Dalam penerapan hokum Fourier (persamaan 1) pada suatu dinding datar, jika
persamaan tersebut diintegrasikan maka akan didapatkan :
ΔT
qk = −𝑘𝐴 Δx (𝑇2 − 𝑇1) … … … … … … … … . . … … … . … . (2)

Bilamana konduktivitas termal (thermal conductivity) dianggap tetap. Tebal dinding


adalah Δx, sedangkan T1 dan T2 adalah temperatur muka dinding. Jika konduktivitas
berubah menurut hubungan linear dengan temperatur, seperti K = K0(1 + βT), maka
persamaan aliran panas menjadi:
k0A 𝐵
qk = − (𝑇2 − 𝑇1 + (𝑇22 − 𝑇12 ) … … … … … … … . . … … … . … . (3)
Δx 2
tetapan kesetimbangan (K) adalah sifat fisik bahan atau material yang disebut
konduktivitas termal. Persamaan (1) merupakan persamaan dasar tentang konduktivitas
termal. Berdasarkan rumusan itu maka dapatlah dilaksanakan pengukuran dalam percobaan
untuk menentukan konduktivitas termal. Berbagai bahan pada umumnya, konduktivitas
termal itu sangat bergantung pada suhu.
Daftar tabel konduktivitas termal berbagai bahan pada 0 oC
Konduktivitas Termal
Bahan W/m.oC Btu/h.ft.oF
Logam
Perak (murni) 410 237
Tembaga (murni) 285 223
Nikel (murni) 202 117
Besi (murni) 93 54
Baja karbon, 1% C 73 42
Timbal (murni) 43 25
Baja karbon- nikel (18% cr, 8% ni 35 20,3
Bukan logam
Kuarsa (sejajar sumbu) 41,6 24
Magnesit 4,15 2,4
Marmar 2,08 – 2,94 1,2- 1,7
Batu pasir 1,83 1,06
Kaca, jendela 0,78 0,45
Sayu maple atau ek 0,17 0,096
Serbuk gergaji 0,059 0,034
Wol kaca 0,038 0,022
Zat cair
Air-raksa 8,21 4,74
Air 0,556 0,327
Amonia 0,540 0,312
Minyal humas, SAE 50 0,147 0,085
Freon 12, 22FCCI 0,073 0,042
Gas
Hidrogen 0,175 0,101
Helium 0,141 0,081
Udara 0,024 0,0139
Uap air (jenuh) 0,0206 0,0119
karbondioksida 0,0146 0,008844

2.2.2 Perpindahan panas konveksi


Konveksi adalah perpindahan panas karena adanya gerakan/ aliran/ pencampuran dari
bagian panasa ke bagian yang dingin. Contohnya adalah kehilangan pana dari radiator mobil,
pendinginan dari secangkir kopi, dan lain-lain. Menurut cara menggerakkan alirannya,
perpindahan panas konveksi diklasifikasikan menjadi dua, yakni konveksi bebas (free
convection) dan konveksi paksa (forced convection).

Gambar 2. Perpindahan panas konveksi


Proses pemanasan atau pendinginan fluida yang mengalir didalam saluran tertutup
seperti pada gambar 2 merupakan contoh proses perpindahan panas. Laju perpindahan panas
pada beda suhu tertentu dapat dihitung dengan persamaan
𝑞 = −ℎ𝐴 (𝑇𝑤 − 𝑇∞) … … … … … … … … … … … … … … . . (4)
keterangan:
q = laju perpindahan panas (Kj/det atau W)
h = koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2.oC)
A = luas bidangg permukaan perpindahan panas (ft2, m2)
Tw = temperature dinding (oC, K)
𝑇∞ = temperature sekeliling (oC, K)
Tanda minus (-) digunakan untuk memenuhi hukum II termodinamika, sedangkan panas yang
dipimdahkan selalu mempunyai tanda positif (+).
Persamaan (4) mendefinisikan tahanan panas terhadap konveksi. Koefisien pindah panas
permukaan h, bukanlah suatu sifat zat, akan tetapi menyatakan besarnya laju pindah panas di
daerah dekat pada permukaan itu.

Gambar 3. Perpindahan Panas Konveksi


Menurut keadaan alirannya perpindahan panas secara konveksi dikategorikan menjadi 2
yaitu:
1. Konveksi bebas
Yang mana aliran fluida disebabkan oleh adanya perbedaan temperature dalam fluida.
2. Konveksi paksa
Yang mana aliran disebabkan oleh beberapa cara yang berasal dari luar. Misalnya dari
fan, pompa, ataupun itupann angina. Konveks paksa dalam pipa merupakan persoalan
perpindahan konveksi untuk aliran dalam atau yang disebut dengan internal flow. Adapun
aliran yang terjadi dalam pipa adalah fluida yang dibatasi oleh suatu permukaan , sehingga
lapisan batas tidak dapat berkembang secara bebas seperti halnya pada aliran luar.
Perpindahan panas konveksi paksa dalam kenyataannya sering dijumpai, karena dapat
meningkatkan efisien pemanasan maupun pendinginan satu fluida dengan fluida yang lain.
Perpindahan panas konveksi sebagai perpindahan energi terjadi dalam fluida akibat efek
kombinasi dari konduksi dan pergerakan kasar fluida. Adapaun energi yang dipindahkan
adalah energi dalam fluida. Begitu pula dengan konveksi sebagai pertukaran panas latent
yang dihubungkan dengan perubahan fase antara keadaan cairan dan uap fluida. Dengan
memperhatikan kondisi aliran fluida tanpa melihat cara perpindahan panas konveksi.
Dalam menentukan nilai dari koefisien perpindahan panas konveksi perlu diperhatikan
beberapa parameter tak berdimensi dimana:
• Sejumlah besar parameter dibutuhkan untuk menjelaskan perpindahan panas
• Parameter tersebut dalam dikelompokkan bersama untuk membentuk suatu nilai kecil
parameter tak berdimensi
Dalam hal ini ,memberikan persamaan umum menjadi lebih sederhana dimana
koefisien perpindahan panas dapat dihitung. Adapun parameter tak berdimensi seperti
bilang Reynolds, bilangan Nusselt, dan bilangan Prandtl biasa digunakan dalam
menentukan nilai dari koefisienperpindahan panas.
a) Bilangan Reynolds
Bilangan Reynold merupakan besaran fisis yang tidak berdimensi. Bilangan ini
dipergunakan sebagai acuan dalam membedakan aliran laminar dan turbulen di satu pihak
dan dilain pihak dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk mengetahui jenis-jenis aliran yang
belangsung dalam air. Hal ini didasarkan pada suatu tempat mengalirnya air, sering terjadi
perubahan bentuk aliran yang satu menjadi aliran yang lain. Perubahan bentuk aliran ini pada
umumnya tidaklah terjadi secara tiba-tiba tetapi memerlukan waktu, yakni suatu waktu yang
relative pendek dengan diketahuinya kecepatan kritis dari suatu aliran. Kecepatan kirtis ini
pada umumnya akan dipengaruhi oleh usayaran pipa. Jenis zat cair yang lewat dalam pipa
tersebut.
Terdapat empat besaran yang menentukan apakah aliran tersebut digolongkan alira
laminar ataukah aliran turbulen. Keempat besaran tersebut adalah massa jenis air, kecepatan
aliran, kekentalan dan diameter pipa. Kombinasi dari keempatnya akan menunjukkan
besarnya bilangan Reynold. Untuk menentukan nilai dari Reynold number (Re) untuk aliran
dalam pipa digunakan:
𝑣𝐷
𝑅𝑒 = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
µ

Dimana:
Re : bilangan Reynold
v : kecepatan fluida (m/s)
D : diameter pipa (m)
µ : viskositas kinematic fluida (m2/s)
b) Bilangan Nusselt
Bilangan Nusselt (Nu) didefenisikan sebagai rasio perpindahan panas konveksi fluida
dengan perpindahan panas konduksi fluida dalam kondisi yang sama. Bilangan Nusselt untuk
aliran dalam pipa dapat dituliskan:

ℎ𝐷
𝑁𝑢 = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6)
k
Dimana:
Nu : bilangan Nusselt
h : koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2. K)
D : diameter pipa
Kf : konduktivitas panas fluida (W/m.K)

c) Bilangan Prandtl
Bilangan prandtl merupakan rasio kinematic viskoditas (v) fluida dengan difusivitas
panas (α), dimana bilangan Prantdl nerupakan propertis termodinamika dari fluida. Adapun
persamaannya yaitu:

𝐶𝑝µ
𝑃𝑟 = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7)
𝑘
Dimana:
Pr : bilangan parndtl
cp : panas spesifik (J/kg.oK)
k : konduktivita panas fluida (W/m.K)

2.2.3. Perpindahan Panas Radiasi


Perpindahan panas secara radiasi merupakan perpindahan panas yang tidak
memerlukan perantara apapun, misalnya ketika kita sedang duduk dekat dengan api maka
kita akan merasakan hangat walaupun tanpa bersentuhan langsung dengan api tersebut. Atau
perpindahan panas radiasi adalah proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di dalam ruang hampa
diantara benda-benda tersebut.
Gambar 4. Perpindahan panas radiasi
Energi radiasi dikeluarkan oleh benda karena temperature, yang dipindahkan melalui
ruang antara, dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bila energi radiasi menimpa suatu
bahan, maka sebagian radiasi dipantulkan, sebagian diserap dan sebagian diteruskan seperti
pada gambar (2.3), sedangkan besarnya energi:
𝑄pancaran = σ A𝑇 4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8)
Dimana:
Qpancaran = laju perpindahan panas (W)
σ = konstanta Boltzman (5,669.10-8 W/m2 K4)
A = luas permukaan benda (m2)
T = suhu absolut benda (oC)
Radiasi biasanya dalam bentuk gelombang elektromagnetik (GEM) yang berasal dari
matahari. Matahari merupakan sumber cahaya di bumi yang sinarnya masuk ke bumi
melewati filter yang disebut atmosfer, sehingga cahaya yang masuk ke bumi adalah cahaya
yang tidak berbahaya. Sinar gelombang elektromagnetik tersebut dibedakan berdasarkan
frekuensi dan panjang gelombang. Dimana semakin besar panjang gelombang maka semakin
kecil frekuensinya. Energi radiasinya tergantung dari besarnya frekuensi dalam artian
semakin besar frekuensi maka semakin energi radiasinya.
Dalam kasus tersebut maka terdapat hal yang disebut radiasi benda hitam yang
memaparkan bahwa semakin hutam benda maka semakin tersebut maka energi radiasi yang
dikenai juga semakin besar. Oleh karena itu warna hitam dikatakan sempurna menyerap
panas, sedangkan warna putih mampu memantulkan panas atau cahaya dengan sempuurna.
Sehingga emisivitas bahan untuk warna hitam e=1 dan putih e = 0.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Perpindahan panas
merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi dalam bentuk panas yang terjadi
karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material. Perpindahan panas juga
merupakan ilmu untuk meramalkan laju perpindahan panas yang terjadi pada kondisi-kondisi
tertentu. Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpindahnya suatu
energi (panas) dari satu daerah ke daerah lain akibat adanya perbedaan temperatur pada
daerah tersebut. Dalam perpindahan panas terdapat 3 jenis yang membedakannya yaitu :
Perpindahan panas konduksi yang merupakan proses perpindahan panas dimana panas
mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur rendah dalam
suatu medium (padat, cair atau gas). Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas
karena adanya gerakan/aliran/ pencampuran dari bagian panasa ke bagian yang dingin. Dan
perpindahan panas radiasi merupakan perpindahan panas yang tidak memerlukan perantara
apapun.

3.2 Saran
Kami sadar bahwa pada makalah yang kami buat ini terdapat banyak kekurangan,
maka diperlukan kritik dari dosen pembimbing dan pembaca agar memberikan kritikan yang
bersifat membangun agar makalah ini bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Halli, Ahlu. 2012. Koefesien perpindahan panas Menggunakan Profil Kotak pada Alat
Penukar Panas.. Depok: FT Universitas Indonesia.
Holman, J.P. 1994. Perpindahan Kalor, Edisi Keenam, Alih. Jakarta: Erlangga
Rizal. 2008. Perancangan Thermal dan Elektrikal. FT Universitas Indonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai