Anda di halaman 1dari 19

​ UGAS AGAMA

T
DOSEN PENGAMPU: BAPAK IRHANNUDIN

A.Masyarakat Madani
B.Masyarakat Beradab dan Sejahtera
C.Masyarakat Modern Di Era Ilmu Teknologi
D.Peran Umat Beragama Dalam Mewujudkan
Masyarakat Beradab dan Sejahtera

NAMA : SARMILA

​AKADEMI KEPERAWATAN
​ TIKES SEHAT MEDAN
S
A.Mengenal Masyarakat Madani Tinjauan di
Indonesia

Masyarakat Madani adalah masyarakat yang beradab dalam


membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.
Semua orang mendambakan kehidupan yang aman, damai dan
sejahtera sebagaimana yang di cita-citakan masyarakat
Indonesia, yaitu adil dan makmur bagi seluruh lapisan
masyarakat. Untuk mencapainya berbagai sistem kenegaraan
muncul, seperti demokrasi. Cita-cita suatu masyarakat tidak
mungkin dicapai tanpa mengoptimalkan kualitas sumber daya
manusia.

Hal ini terlaksana apabila semua bidang pembangunan


bergerak secara terpadu yang menjadikan manusia sebagai
subjek. Pengembangan masyarakat sebagai sebuah kajian
keilmuan dapat menyentuh keberadaan manusia yang
berperadaban.
Pengembangan masyarakat merupakan sebuah proses yang
dapat merubah watak, sikap, dan perilaku masyarakat ke arah
pembangunan yang dicita-citakan.
Indikator dalam menentukan kemakmuran suatu bangsa
sangat tergantung pada situasi dan kondisi serta kebutuhan
masyarakatnya. Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia
mencuatkan suatu kemakmuran yang didambakan yaitu
terwujudnya Masyarakat Madani.
Munculnya istilah masyarakat madani pada era reformasi ini,
tidak terlepas dari kondisi politik negara yang berlangsung
selama ini.
Sejak Indonesia merdeka, masyarakat belum merasakan
makna kemerdekaan yang sesungguhnya. Pemerintah atau
penguasa belum banyak member kesempatan bagi semua
lapisan masyarakat mengembangkan potensinya secara
maksimal.
Bangsa Indonesia belum terlambat mewujudkan Masyarakat
Madani, asalkan semua potensi sumber daya manusia
mendapat kesempatan berkembang dan dikembangkan.
Mewujudkan masyarakat madani banyak tantangan yang harus
dilalui. Untuk itu perlu adanya strategi peningkatan peran dan
fungsi masyarakat dalam mengangkat martabat manusia
menuju masyarakat madani itu sendiri.

Dalam rangka membangun “Masyarakat Madani modern”,


meneladani Nabi bukan hanya penampilan fisik belaka, tapi
sikap yang beliau peragakan saat berhubungan dengan
sesama umat Islam ataupun dengan umat lain, seperti menjaga
persatuan umat Islam, menghormati dan tidak meremehkan
kelompok lain, berlaku adil kepada siapa saja, tidak melakukan
pemaksaan agama, dan sifat-sifat luhur lainnya.

Kita juga harus meneladani sikap kaum Muslim awal yang


tidak mendikotomikan antara kehidupan dunia dan akhirat.
Mereka tidak meninggalkan dunia untuk akhiratnya dan tidak
meninggalkan akhirat untuk dunianya. Mereka bersikap
seimbang (tawassuth) dalam mengejar kebahagiaan dunia dan
akhirat. Jika sikap yang melekat pada masyarakat Madinah
mampu diteladani umat Islam saat ini, maka kebangkitan Islam
hanya menunggu waktu saja.

Definisi Masyarakat Madani


Masyarakat Madani adalah masyarakat yang beradab dalam
membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Istilah
Masyarakat Madani diperkenalkan oleh mantan wakil perdana
meteri Malaysia yakni Anwar Ibrahim.

Menurut Anwar Ibrahim, arti masyarakat madani adalah sistem


sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan
masyarakat.

Masyarakat Madani adalah kelembagaan sosial yang


melindungi warga negara dari perwujudkan kekuasaan negara
yang berlebihan. Masyarakat Madani merupakan tiang utama
dalam kehidupan politik berdemokratis.

Wajib bagi setiap Masyarakat Madani yang tidak hanya


melindungi warga negara dalam berhadapan dengan negara,
namun Masyarakat Madani juga dapat merumuskan dan
menyuarakan aspirasi masyarakat.
Definisi Masyarakat Madani Menurut Beberapa Ahli

1) Civil Society According to W.J.S


Poerwadarminto
According to W.J.S Poerwadarminto, Masyarakat Madani
adalah sekelompok institusi/lembaga dan asosiasi yang cukup
kuat untuk mencegah tirani politik, baik oleh negara maupun
komunal/komunitas.

2)Masyarakat Madani Menurut Muhammad. A.S. Hikam


Pengertian Masyarakat Madani menurut Muhammad. A.S.
Hikam adalah wilayah-wilayah kehidupan sosial yang
terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan,
keswasembadaan dan keswadayaan, kemandirian tinggi
terhadap negara, dan keterikatan dengan norma serta
nilai-nilai hukum yang diikuti warganya.

3)Masyarakat Madani Menurut Dawan Rahardjo


Menurut Dawan Rahardjo, pengertian Masyarakat Madani
adalah proses penciptaan peradaban yang mengacu kepada
nilai-nilai kebijakan bersama.

4)Masyarakat Madani Menurut M. Hasyim


Pengertian Masyarakat Madani menurut M. Hasyim adalah
masyarakat yang selalu memelihara perilaku yang beradab,
sopan santun berbudaya tinggi, baik dalam menghadapi
sesama manusia atau alam lainnya.

Demokrasi menuju Masyarakat Madani


Konsep “Masyarakat Madani” merupakan penerjemahan atau
pengislaman konsep “civil society”. Orang yang pertama kali
mengungkapkan istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan
dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid.

Pemaknaan civil society sebagai Masyarakat Madani merujuk


pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun
Nabi Muhammad. Masyarakat Madinah dianggap sebagai
legitimasi historis ketidakbersalahan pembentukan civil
society dalam masyarakat muslim modern.

Perbedaan Konsep Civil Society dan Masyarakat


Madani

Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah


pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang
pertama kali menggunakan kata “societies civilis” dalam
filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali dipahami
sebagai negara (state).

Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir


Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga
orang ini mulai menata suatu bangunan masyarakat sipil yang
mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut
dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003: 278).
Perbedaan lain antara civil society dan Masyarakat Madani
adalah civil society merupakan buah modernitas, sedangkan
modernitas adalah buah dari gerakan Renaisans; gerakan
masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga civil
society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena
meninggalkan Tuhan.

Masyarakat Madani di Zaman Aristoteles


Sebenarnya Masyarakat Madani secara substansial sudah ada
sejak zaman Aristoteles, yakni suatu masyarakat yang
dipimpin dan tunduk pada hukum. Penguasa, rakyat dan
siapapun harus taat dan patuh pada hukum yang telah dibuat
secara bersama-sama.

Bagi Aristoteles, siapapun bisa memimpin negara secara


bergiliran dengan syarat ia bisa berbuat adil. Keadilan baru
bisa ditegakkan apabila setiap tindakan didasarkan pada
hukum. Jadi hukum merupakan ikatan moral yang bisa
membimbing manusia agar senantiasa berbuat adil.

Masyarakat Madani di Indonesia


Masyarakat Madani muncul sebagai reaksi terhadap
pemerintahan militeristik yang dibangun oleh rezim Orde Baru
selama 32 tahun. Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari
bentuk Masyarakat Madani yang pada dasarnya adalah
masyarakat sipil yang demokrasi dan agamis/religius.

Dalam kaitannya pembentukan Masyarakat Madani di


Indonesia, maka warga negara Indonesia perlu dikembangkan
untuk menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, dan
religius dengan bercirikan imtak, kritis argumentatif, dan
kreatif, berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai dengan
aturan, menerima semangat Bhineka Tunggal Ika,
berorganisasi secara sadar dan bertanggung jawab, memilih
calon pemimpin secara jujur-adil, menyikapi media massa
secara kritis dan objektif, berani tampil dan kemasyarakatan
secara profesionalis,berani dan mampu menjadi saksi,
memahami daerah Indonesia saat ini, mengenal cita-cita
Indonesia di masa mendatang dan sebagainya.
Masyarakat Madani adalah suatu komunitas masyarakat yang
memiliki kemandirian aktivitas warga masyarakatnya yang
berkembang sesuai dengan potensi budaya, adat istiadat, dan
agama, dengan mewujudkan dan memberlakukan nilai-nilai
keadilan, prinsip kesetaraan (persamaan), penegakan hukum,
jaminan kesejahteraan, kebebasan, kemajemukan (puralisme),
dan perlindungan terhadap kaum minoritas.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekhasan
sosial-budaya. Merupakan fakta historis bahwa masyarakat
Indonesia adalah masyarakat majemuk, yang terdiri dari
beragam suku, budaya, bahasa dan agama.
Masing-masing suku, budaya, dan bahasa memiliki satu sistem
nilai yang berbeda. Kemajemukan ini akan menjadi bencana
dan konflik yang berkepanjangan jika tidak dikelola dengan
baik.
Kebhinekaan dan kearifan budaya lokal inilah yang harus
dikelola sehingga menjadi basis bagi terwujudnya Masyarakat
Madani, karena Masyarakat Madani Indonesia harus dibangun
dari nilai-nilai yang ada didalamnya, bukan dari luar.

Ciri Masyarakat Madani di Indonesia Menurut Tilaar


Menurut Tilaar ciri-ciri khas Masyarakat Madani Indonesia
adalah

Keragaman budaya sebagai dasar pengembangan identitas


bangsa Indonesia dan identitas nasional;
1)Adanya saling pengertian di antara anggota masyarakat;
Adanya toleransi yang tinggi, dan
2)Perlunya satu wadah bersama yang diwarnai oleh adanya
kepastian hukum.

Masyarakat Madani Indonesia saat Orde Baru

Masyarakat Madani sukar tumbuh dan berkembang pada rezim


Orde Baru karena adanya sentralisasi kekuasaan melalui
korporatisme dan birokratisasi di hampir seluruh aspek
kehidupan. Kebijakan pemerintah yang otoriter, menyebabkan
organisasi-oranisasi kemasyarakatan tidak memiliki
kemandirian, tidak memiliki kekuatan kontrol terhadap jalanya
pemerintahan.

Kebijakan ini juga berlaku terhadap masyarakat politik


(political societies), sehingga partai-partai politik pun tidak
berdaya melakukan kontrol terhadap pemerintah dan
tawar-menawar dengannya dalam menyampaikan aspirasi
rakyat.
Hanya ada beberapa organisasi keagamaan yang memiliki
basis sosial besar yang agak memiliki kemandirian dan
kekuatan dalam mempresentasikan diri sebagai unsur dari
Masyarakat Madani, seperti Nahdlatul Ulama (NU) yang
dimotori oleh KH Abdurrahman Wahid dan Muhammadiyah
dengan motor Prof. Dr. Amien Rais.
Pemerintah sulit untuk melakukan intervensi dalam pemilihan
pimpinan organisasi keagamaan tersebut karena mereka
memiliki otoritas dalam pemahaman ajaran Islam. Pengaruh
politik tokoh dan organisasi keagamaan ini bahkan lebih besar
daripada partai-partai politik yang ada.

Masyarakat Madani Indonesia saat Reformasi


Era Reformasi yang melindas rezim Soeharto (1966–1998) dan
menampilkan Wakil Presiden Habibie sebagai presiden dalam
masa transisi telah mempopulerkan konsep Masyarakat
Madani karena presiden beserta kabinetnya selalu melontarkan
diskursus tentang konsep itu pada berbagai kesempatan.
Bahkan, Presiden Habibie telah membentuk satu tim, dengan
Keputusan Presidan Republik Indonesia, Nomor 198, tentang
Pembentukan Tim Nasional Reformasi Menuju Masyarakat
Madani.
Tim tersebut diberi tugas untuk membahas masalah-masalah
pokok yang harus disiapkan untuk membangun Masyarakat
Madani Indonesia, yaitu di antaranya:
Pertama, menghimpun tentang transformasi ekonomi, politik,
hukum, sosial dan budaya serta pemikiran dampak globalisasi
terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa.

Kedua, merumuskan rekomendasi serta pemikiran tentang


upaya untuk mendorong transformasi bangsa menuju
Masyarakat Madani.

Konsep Masyarakat Madani dikembangkan untuk


menggantikan paradigma lama yang menekankan pada
stabilitas dan keamanan yang terbukti sudah tidak cocok lagi.
Soeharto terpaksa harus turun tahta pada tanggal 21 Mei 1998
oleh tekanan dari gerakan Reformasi yang sudah bosan
dengan pemerintahan militer Soeharto yang otoriter. Gerakan
Reformasi didukung oleh negara-negara Barat yang
menggulirkan konsep civil society dengan tema pokok Hak
Asasi Manusia (HAM).
Usaha Mantan Presiden Habibie dan ICMI untuk Masyarakat
Madani.
Presiden Habibie mendapat dukungan dari ICMI (Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia), suatu bentuk pressure group
dari kalangan Islam, dimana ia duduk sebagai Ketua
Umumnya. Kemudian konsep Masyarakat Madani mendapat
dukungan luas dari para politisi, akademisi, agamawan, dan
media massa karena mereka semua merasa berkepentingan
untuk menyelamatkan gerakan Reformasi yang hendak
menegakkan prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum, dan
HAM.

Selain itu secara kultural, tantangan sosial budaya yang cukup


berat adalah pluralisme masyarakat indonesia. Pluralisme
tidak hanya berkaitan denagan budaya saja, tetapi juga
persoalan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu diperlukan proses panjang dan waktu serta


menuntut komitmen masing-masing warga bangsa untuk
mereformasi diri secara total menuju terwujudnya Masyarakat
Madani, dan juga menuntut berbagai upaya perubahan untuk
mewujudkan Masyarakat Madani, baik yang berjangka pendek
maupun yang berjangka panjang.

Pertama, perubahan jangka pendek, menyangkut perubahan


pada pemerintah, politik, ekonomi dan hukum. Pada bidang
pemerintahan, masyarakat pada era reformasi menuntut
terciptanya pemerintahan bersih yang menjadi prasyarat untuk
tumbuh dan berkembangnya Masyarakat Madani.

Sehingga terwujud pemerintahan yang berwibawa, bebas dari


korupsi, kolusi dan nepotisme yaitu pemerintahan yang dapat
dipercaya, dapat diterima dan dapat memimpin.

Pada bidang politik, terutama diarahkan kepada hidupnya


kembali kehidupan demokrasi yang sehat sesuai dengan
tuntutan konstitusi 1945 serta adanya upaya dari pemerintah
dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesepakatan
maksimal dalam memberi makna sistem demokrasi.
Dimensi demokrasi dari pemerintah yaitu terciptanya tingkat
keseimbangan relatif dan saling cek dalam hubungan
kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Sedangkan dimensi demokrasi dari masyarakat adalah
terciptanya kesepakatan nilai untuk kesetaraan di depan
hukum dan pemerintah, kesetaraan dalam kompetisi dan
kontestasi politik, kemandirian dan kemampuan
menyelesaikan berbagai konflik dengan cara-cara damai, yang
mencerminkan ciri-ciri Masyarakat Madani.
Pada bidang ekonomi, menuntut kehidupan ekonomi yang
lebih merata dan bukan hanya untuk kepentingan sekelompok
kecil anggota masyarakat. Dalam bidang hukum, reformasi
menuntut ketaatan kepada hukum untuk semua orang bukan
hanya untuk kepentingan penguasa.
Setiap orang sama didepan hukum dan dituntut untuk
kedisipinan yang sama terhadap nilai-nilai hukum yang
dikesepakati.
Sehingga diharapkan terbentuknya lenbaga penegak hukum
yang mencerminkan berlakunya supremasi hukum dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menuju
suatu tatanan Masyarakat Madani atau civil society Indonesia.
Dalam bidang jurnalistik, terciptanya kebebasan pers.

Kedua, perubahan dalam jangka panjang, meliputi bidang


kebudayaan dan pendidikan. Reformasi budaya menuntut
perkembangan kebhinnekaan budaya Indonesia, maka
kebudayaan daerah merupakan dasar bagi perkembangan
identitas bangsa Indonesia, oleh sebab itu harus dibina dan
dikembangkan.

Tantangan Masyarakat Madani Indonesia Kini?


Untuk mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia
dibutuhkan motivasi yang tinggi dan partisipasi nyata dari
individu sebagai anggota masyarakat. Diperlukan proses dan
waktu serta dituntut komitmen dan penuh kearifan dalam
menyikapi konflik yang tak terelakkan.
Tuntutan untuk mewujudkan Masyarakat Madani, tidak hanya
dilakukan dengan seminar, diskusi, penataran.
B.Masyarakat Beradab dan Sejahtera

Masyarakat berarti sejumlah manusia dalam arti


seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang
mereka anggap sama.Dari pengertian ini dapat dicontohkan
istilah Masyarakat desa,ialah masyarakat yang penduduknya
mempunyai mata pencaharian bercocok
tanam,perikanan,peternakan atau gabungan dari ketiganya
ini,yang sistem budayanya mendukung Masyarakat
modern,berarti masyarakat yang sistem perekonomiannya
berdasarkan pasar secara luas, spesialisasi di bidang industri
dan pemakaian teknologi canggih.

Kata beradab berarti kesopanan,kehalusan dan kebaikan Budi


pekerti dan sejahtera berarti aman sentosa dan
makmur.selamat dari gangguan dan kesukaran dari kata
masyarakat beradab dan sejahtera mempunyai maksud bahwa
masyarakat yang dikehendaki adalah masyarakat yang
kumpulan manusia terdiri atas orang-orang yang
halus,sopan,dan baik Budi pekerti nya supaya masyarakat
tersebut selamat dan bebas dari gangguan maupun kesukaran.
Bangsa Indonesia secara perinsip adalah sistem budaya dan
pandangan hidup yang sama (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika,
berbahasa satu bahasa Indonesia, berbangsa satu
bangsa Indonesia, bernegara satu Negara Kesatuan Republik
Indonesia, berbendera satu
bendera merah putih). Masyarakat (bangsa) Indonesia sesuai
dengan sila kedua “Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab” menghendaki sebagai bangsa yang
berkesopanan, baik dan halus
budi pekertinya supaya bisa menciptakan kemakmuran,
kesentosaan, selamat dari berbagai
kesulitan dan gangguan.
Gangguan yang sekarang ini merebak dan mewabah
dirasakan oleh setiap yang
sadar sebagai anggota masyarakat (bangsa) Indonesia antara
lain: budaya KKN (korupsi,
kolusi, dan nepotesme), penggundulan hutan secara liar oleh
cukong-cukong culas dan
berlanjut pada pembalakan kayu yang liar pula secara
besar-besaran, demo-demo kolosal
yang anarkhis merusak fasilitas dan kepentingan umum, mafia
hukum, markus yang bermuara
hukum berpihak kepada pemikik uang, di samping
praktik-praktik amoral seperti pornografi
dan porno aksi, penyalahgunaan obat-obat terlarang, dan
masih banyak gangguan lainnya.
Dalam tinjauan agama, para pelaku gangguan menuju
masyarakat beradab.
C.Masyarakat Modern Di Era Ilmu Teknologi

Arus globalisasi yang bergerak sangat cepat membawa


pengaruh dan perubahan dibidang teknologi dan perubahan
dibidang teknologi dan mempengaruhi pola hidup
manusia.kemajuan teknologi mempermudah kehidupan
manusia dalam beraktivitas dengan lebih praktis dan efisien.
Dalam berkomunikasi dan mencari informasi dibantu dengan
adanya smart phone dan internet,serta alat teknologi canggih
yang lainnya.Dalam konteks masyarakat modern perubahan
teknologi merupakan contoh perubahan sosial yang bersifat
kemajuan(Progres) karena mempengaruhi aktivitas manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam inovasi berperan dalam dinamika dan proses
perubahan sosial,inovasi didorong serta bertindak sebagai
kekuatan pendorong dan berdampak pada kehidupan sosial
institusi dan perkembangan lain dalam masyarakat inovasi
mengimplementasikan hasil kreativitas masyarakat modern
dalam memanfaatkan pengetahuan dengan
mentransformasikan cara berpikir superior teknologi atau
kombinasi ulang dari teknologi, yang mengarah pada gagasan
baru dengan pendekatan inovatif.
D.Peran Umat Beragama Dalam Mewujudkan
Masyarakat
Beradab Dan Sejahtera

Masyarakat beradab dan sejahtera dapat di artikan sebagai


civil societi atau masyarakat Madani.Meskipun memiliki makna
dan sejahtera sendiri tetapi keduanya merujuk pada semangat
yang sama sebagai masyarakat yang adil,terbuka, demokratis
dan sejahtera dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang
diterapkan dalam kehidupan sosial.Dengan kata lain, untuk
mewujudkannya masyarakat Madani diperlukan adanya
persatuan tidak hanya antar sesama pemeluk agama(seperti
pemeluk Islam dengan Islam)juga antar agama antar
berlainan(seperti pemeluk agama Islam dengan agama lainnya)
Karena,Negara Indonesia ini tergolong bukan negara agama
dan juga bukan negara sekuler,artinya,negara kita tidak
menjadikan agama tertentu sebagai agama negara juga tidak
seperti negara sekuler,yang memisahkan agama dari
kehidupan masyarakat.Karena negara bebas menganut agama
tertentu dijamin oleh Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan
dasar negara Indonesia.
Adapun beberapa peran umat beragama dalam mewujudkan
masyarakat beradab dan sejahtera:

1)Tauhid.

2)Perdamaian

3)Saling tolong menolong


4) Bermusyawarah

5)Adil

6) Akhlak

Anda mungkin juga menyukai