PUSAT KURIKULUM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2007
DAFTAR ISI
Hal
C. Landasan Keilmuan.…………………………………. 5
1. Aspek Fisik ……………. ………………………… 6
2. Aspek Emosi …………..………………………….. 6
3. Aspek Sosial …..………………………………….. 6
4. Aspek Kreatifitas .…………………………………. 6
5. Aspek Spritual ……………………………………. 6
6. Aspek Akademik .…………………………………. 6
LAMPIRAN
1. Naskah Akademik
2. Naskah Standar Isi
3. Naskah Kerangka Dasar Kurikulum PAUD
4. Naskah Model Silabus PAUD Non Formal
A. Latar Belakang
Salah satu Tugas, Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Pusat Kurikulum adalah
melaksanakan Pengembangan bahan ajar dan Standar Kompetensi PAUD Formal dan
NonFormal, Standar Isi dalam pengembangan kurikulum untuk pendidikan usia dini,
pendidikan dasar. Salah satu yang menjadi bagian dari pengembangan tersebut adalah
melakukan kajian kurikulum dari berbagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan
dasar yang dijadikan sebagai dasar untuk melakukan pengembangan standar dan bahan
ajar Paud Formal dan NonFormal kurikulum yang menjadi tanggung jawab Pusat
Kurikulum.
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
A. Landasan Yuridis
2. UUD No.23 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak berhak
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya
dan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya.
3. UUD No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal1, butir
14 dinyatakan bahwa “ Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”
2) Pasal 37 ayat (1) : Kurikulum pendidikan dasar dan menegah wajib memuat:
a. Pendidikan agama
b. Pendidikan kewarganegaraan
c. Bahasa
d. Matematika
e. Ilmu pengetahuan alam
f. Ilmu Pengetahuan sosial
g. Seni dan budaya
h. Pendidikan jasmani dan olah raga
i. Keterampilan
j. Muatan lokal
3) Pasal 38 ayat (1)
Kerangka dasar dan kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh
pemerintah.
B. Landasan Filosofis
C. Landasan Keilmuan
Landasan keilmuan yang mendasari pentingnya pendidikan anak usia dini didasarkan
kepada beberapa penemuan para ahli tentang tumbuh kembang anak.
Salah satu penyebab utama dalam kesalahan mendidik adalah banyak para orangtua
dan guru yang kurang menyadari cara-cara mendidik yang patut. Pada awal tahun 80-
an mulai bermunculan berbagai kritikan terhadap kurikulum yang dianggap telah
mematikan semangat dan kecintaan anak untuk belajar. National Association for the
Young Children (NAEYC) sebuah organisasi yang muncul pada tahun 1980-an di AS
merupakan gerakan yang berusaha mematut terhadap berbagai miskonsepsi dalam
dunia pendidikan anak usia dini. Di sini berhimpun para pakar pendidik anak usia dini,
dimotori Sue Bredekamp membuat petisi melalui “konsep DAP”. Terjemahan bebas
konsep DAP (Developmentally Approriate Practice) merupakan pendidikan yang patut
berorientasi tahap perkembangan anak. Setiap anak yang berusia 0-8 tahun memiliki
pola perkembangan yang dapat diprediksi sehingga memudahkan dalam upaya
memberikan pelayanan pendidikannya.
Penerapan konsep DAP dalam pendidikan anak usia dini memungkinkan para pendidik
melayani anak sebagai individu yang utuh (The Whole Child), yang melibatkan empat
komponen dasar yang dimiliki anak, yaitu Pengetahuan, Ketrampilan, Sifat Alamiah,
dan Perasaan yang bekerja secara bersamaan dan saling berhubungan. Oleh karena itu
jika sistem pembelajaran dapat melibatkan semua aspek ini secara bersamaan maka
perkembangan kepribadian anak akan tumbuh secara berkelanjutan.
Hasil studi para pendukung DAP, metode ini memberikan lingkungan belajar yang
senantiasa mendorong anak bereksplorasi, kreatif, dan menumbuhkan rasa ingin tahu
yang besar. Dampak terhadap perkembangan sosial-emosi menunjukkan bahwa anak
usia dini yang dilayani dengan metode DAP mempunyai tingkat stress yang rendah
dibandingkan anak-anak yang dilayani tanpa metode DAP. Sebuah studi lain juga
melaporkan bahwa anak-anak usia dini yang berada dalam kelas non DAP memiliki
tekanan dalam proses pendidikan karena mereka senantiasa diminta mengisi lembar
kerta kerja yang kurang patut dan kurang menyenangkan anak.
Sebuah kesepakatan global yang disebut GATE (Global Alliance for Transforming
Education) mencanangkan perlunya transformasi pendidikan dari yang terkotak-kotak
menjadi sebuah konsep yang utuh. Tujuan pendidikan menurut konsep yang utuh ini
adalah untuk membangun manusia seutuhnya. Hal ini seperti yang juga termaktub
dalam tujuan pendidikan nasional kita. Seluruh aspek yang dimiliki anak melalui
pandangan holistik ini (The whole child education) akan berkembang dengan patut
termasuk kesadaran bahwa ia adalah bagian dari anggota keluarganya, sekolah,
lingkungan, masyarakat, dan komunitas global.
Hakikat dari pendidikan menurut Krishnamurti ini dikemas Scott Forbes dalam tujuan
pendidikan untuk mendidikan seluruh aspek yang dimiliki manusia (All part of the
person), mendidikan manusia sebagai kesatuan yang utuh (The person as the whole),
mendidikan manusia sebagai bagian dari keseluruhan (The person within the whole),
yaitu sebagai bagian dari masyarakat, komunitas manusia, dan alam semesta.
1. Aspek Fisik
Terkait dengan perkembangan motorik halus, motorik kasar, termasuk
menjaga stamina, gizi dan kesehatan.
2. Aspek Emosi
Terkait dengan aspek kesehatan jiwa, mampu mengendalikan tekanan/stress,
mampu mengontrol diri dari perbuatan negatif, memiliki rasa percaya diri,,
berani mengambil risiko, dan memiliki empati.
3. Aspek Sosial
Menumbuhkan rasa senang melakukan pekerjaan, mampu bekerjasama, pintar
bergaul, peduli dengan masalah sosial, berjiwa sosial dan dermawan,
bertanggung jawab, menghormati orang lain, mengerti akan perbedaan dan
keunikan, mematuhi peraturan yang berlaku.
4. Aspek Kreativitas
Mendorong anak untuk mampu mengekspresikan diri dalam berbagai
kegiatan produktif seperti dalam dunia seni, berbahasa, berkomunikasi, dan
sebagainya.
6. Aspek Akademik
Mampu berfikir logis, berbahasa, dan menulis dengan baik. Selain itu dapat
mengemukakan pertanyaan kritis dan menarik kesimpulan dari berbagai
informasi dengan cermat.
A. Pelaksanaan
Strategi kegiatan ini meliputi hal-hal sebagai berikut ini.
2. Kajian Konsep
• Pengumpulan bahan
• Rapat kesepakatan tentang konsep
• Penyusunan konsep tentang SK dan bahan ajar PAUD
• Raker menerapkan dan kesepakatan tentang konsep SK dan bahan ajar
5. Penyusunan Instrumen
Penyusunan Instrumen untuk keterbacaan, keterlaksanaan, naskah (individual /
kelompok) dan panduan uji coba
• Pleno
• Perbaikan
• Penggandaan
9. Presentasi hasil
• Presentasi dari Tim Puskur
• Unpan balik
• Perumusan hasil umpan balik
B. Hasil
1. Naskah Akademik
2. Rancangan Standar Isi PAUD
3. Rancangan Kerangka Dasar Kurikulum PAUD
4. Contoh Silabus PAUD