MAKALAH
Oleh:
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
Sumbergempol Tulungagung
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “SISTEM JAMINAN
PELAYANAN KESEHATAN PADA PELAYANAN PERSALINAN DAN
PENJAMINAN BAYI BARU LAHIR,PELAYANAN GAWAT
DARURAT,PELAYANAN KONTRASEPSI”. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................
C. TUJUAN...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................
G. LANDASAN HUKUM..................................................................................................
H. PENGERTIAN IGD......................................................................................................
I. KEGIATAN IGD..........................................................................................................
J. DISIPLIN PELAYANAN...........................................................................................
K. TUJUAN IRD..............................................................................................................
ii
L. KRITERIA IRD...........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
(AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia28 hari pertama kehidupan per 1.000
kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa
pelayanan maternal dan neonatal kurang baik, untuk itu dibutuhkan upaya untuk
menurunkan angka kematian bayi tersebut(Saragih,2010).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 AngkaKematian Bayi
(AKB) di dunia 54 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun2014menjadi 49 per kelahiran
hidup. Sedangkanberdasarkan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2014, Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia sebesar 32 kematian
per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2014).Di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 29 per
1.000 kelahiran hidup (SDKI,2012). Untuk kota Palembang, berdasarkan laporan
program anak, jumlah kematian bayi di tahun 2014 sebanyak 52 kematian bayi dari
29.235 kelahiran hidup (Profil Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, 2015). Penyebab
kematian antara lain adalah BBLR, down syndrome, infeksi neonatus, perdarahan
intrakranial, sianosis, kelainan jantung, respiratory distress syndrome, post op
hidrosefalus, dan lain sebagainya.
Kematian bayi lebih dari 50% terjadi dalam periode neonatal yaitudalam bulan
pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi barulahir akan menyebabkan
kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.
Misalnya sebagai akibat hipotermipada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang
selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia dan hipoglikemia dan menyebabkan
kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh
mengeras, dan keterlambatan tumbuh kembang (Prawirojardjo, 2010).
5
langsung, jumlah anak, jarak melahirkan akan berpengaruh terhadapperawatan anak (Tri,
2005).
Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan padabayi sehat
adalah dengan cara memberikan motivasi kepada ibu untukmemberikan ASI karena ASI
mengandung kekebalan alami. Hal yang normal jika frekuensi BAB bayi yang mendapat
ASI menurun saat kolostrum yang bersifat pencahar, benar-benar tidak terdapat lagi
dalam ASI sekitar usia 6 minggu (Rukiyah dan Yulianti, 2010).Berdasarkan hasil
penelitian Kurnia pada tahun 2013 tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan
status gizi bayi dinyatakan bahwa ASI merupakan makanan yang higienis, murah,
mudah diberikan, dan sudah tersedia bagi bayi. ASI menjadi satu-satunya makanan yang
dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya agar menjadi bayi
yangsehat.Komposisinya yang dinamis dan sesuai dengan kebutuhan bayi menjadikan
ASI sebagai asupan gizi yang optimal bagi bayi. Ibu yang memberikan ASI Eksklusif
akan semakin baik status gizi bayinya daripada ibu yang tidak memberikan ASI
Eksklusif kepada bayi yang berusia (Kurnia 2013).
Peran bidan dalam asuhan pada bayi baru lahir selain pemberian ASI eksklusif
adalah perawatan tali pusat. Menurut penelitian Hasbiah (2015), tentang lama lepas tali
pusat berdasarkan metode perawatan tali pusat bayi baru lahir rata-rata lama lepasnya
tali pusat dengan menggunakan kasa steril lebih cepat lepas dibandingkan dengan
menggunakan povidon iodine 10%, dikarenakan pada tali pusat yang dirawat dengan
menggunakan kasa steril lebih cepat mengering dan lepas. Pada perawatan dengan
menggunakan antiseptik povidon iodine 10% dapat menghilangkan flora disekitar
umbilikus dan menurunkan jumlah leukosit yang akan melepaskan tali pusat sehingga
dapat menunda atau memperlama pelepasantalipusat pada bayi baru lahir.Pemberian
bethadine sebaiknya dikeringkan sehingga tidak menyebabkan tali pusat lembab dan
basah.
Dari hasil peninjauan tersebut maka perawatan bayi baru lahir sangatlah penting
dilakukan karena dengan perawatan yang baik akanmengurangi angka kematian bayi.
Maka penulis tertarik mengambil judul “asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir
By.Ny”A” Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta”.
6
1.1 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, makalah kami merumuskan masalah yaitu
bagaimana asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologisyang dilakukan pada By.Ny”A”
Usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta?
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari 2 yaitu :
7
mungkin berbeda dari pengetahuan dan proses belajar pada pendidikan yang dapat
digunakan sebagai maksud dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
mahasiswa yang berguna dimasa mendatang dan sebagai reperensi tentang
pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal.
3. Bagi mahasiswa
Sebagai salah satu persyaratan untuk mengumpulkan tugas selama dinas di BPM
Hj.Fauziah Hatta dan juga sebagai sarana evaluasi danpengetahuan serta pengalaman
untuk mendiagnosa dan memberikan asuhan kebidanan yang tepat dengan
menggunakan manejemen kebidanan.
.
C. Progam KB dan kesehatan reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak
reproduksi sehingga keluarga dapat mengatur waktu jumlah anak, jarak kelahiran anak
secara ideal sesuai dengan keinginan atau tanpa paksaan dari pihak manapun. Dengan
pemenuhan hak-hak reproduksi diharapkan keluarga dapat memiliki anak yang ideal,
kondisi kesehatan seksual dan reproduksi prima dan dapat menikmati nilai tambah
dalam kehidupan social dan aktifitas perekonomian nya. Dampak pemenuhan hak-hak
reproduksi tersebut secara langsung adalah terwujudnya keluarga kecil sehat dan
sejahtera sehingga pada akhirnya dapat terwujud keluarga yang bahagia.
Kontrasepsi nonhormonal yang digunakan oleh pemakai lebih efektif menekan
tingkat kegagalan dibandingkan alat kontrasepsi hormonal seperti pil, suntik, susuk.
Alat kontrasepsi nonhormonal memiliki efek samping yang lebih rendah dan harga
lebih terjangkau. Problem KB hormonal biasanya berkaitan dengan fisik seperti
kegemukan, bercak hitam pada kulit, menstruasi yang tidak teratur. Sementara itu
kontrasepsi nonhormonal dapat meminimalkan efek samping tersebut dan hanya
bersifat menghambat pembuahan.
Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan
wanita di negara-negara maju. Para wanita menggunakannya untuk mencegah
kehamilan. Setiap tahun pasangan menikah pada usia subur semakin meningkat,
diketahui dari data website resmi pemerintah Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010
jumlah pasangan menikah usia subur sebanyak 218.125 pasangan. Kecenderungan
peningkatan pasangan menikah usia subur akan berdampak pada peningkatan angka
kelahiran dan kepadatan penduduk yang nantinya bila tidak diatur akan mempengaruhi
tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup suatu keluarga, sehingga akan bertolak
belakang dengan program pemerintah yaitu mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
8
dan sejahtera. Tata laksana untuk mengatasi permasalahan tersebut sangat diperlukan,
termasuk dalam penggunaan kontrasepsi hormonal baik berupa estrogen saja maupun
kombinasi estrogen dan progesterone (Hartanto, 2004).
9
BAB II
PEMBAHASAN
10
Yulianti, 2010).Pada saat diberi makanan hisapan kuat, tidak
mengantukberlebihan, tidak muntah. Tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada
talipusat seperti, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau
busuk,berdarah, dapat berkemih selama 24 jam, tinja lembek, hijau tua,tidak
ada lendir atau darah pada tinja, bayi tidak menggigil, tangisankuat, tidak
terdapat tanda : lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-kejanghalus tidak
bisa tenang, menangis terus-menerus (Rukiyahdan Yulianti, 2010).
Nilai 0 1 2
Appearance Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
color (warna biru atau pucat normal merah muda, tangan dan kaki
kulit) tetapi tangan dan normal merah muda,
kaki kebiruan tidak ada sianosis
11
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-16 x/menit.
h. Pernafasan 40-60 x/menit.
i. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yangcukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telahsempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat.
o. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil padapipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks sucking dan swallowing (isap dan menelan) sudah terbentukdengan
baik.
q. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentukdengan
baik.
r. Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum
dan penis yang berlubang.Pada perempuan kematangan ditandaidengan vagina
dan uretrayang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.Eliminasi baik
yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24jam pertama dan berwarna
hitam kecoklatan (Maryanti, 2011).
12
Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atausangat
kuning (terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan tandabahaya bagi bayi
baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang lainyaitu pemberian ASI sulit
(hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyakmuntah), tali pusat merah, bengkak
keluar cairan, bau busuk, berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai dengan
suhu tubuh meningkat,merah, bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk, pernafasan
sulit.
a. Minum Bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir(dalam waktu 30
menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit,kecuali apabila pemberian
minum harus ditunda karena masalahtertentu. Bila bayi dirawat di rumah sakit,
upayakan ibu mendampingi dan tetap memberikan ASI.
b. ASI Eksklusif
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1jam setelah lahir)
dan eksklusif.ASI eksklusif mengandung zat giziyang diperlukan untuk
tumbuh kembang bayi, mudah dicerna danefesien, mencegah berbagai
penyakit infeksi. Berikan ASI sedini mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi
tidak usah diberi apa-apa,biarkan bayi mengisap payudara ibu sebagai
stimulasi keluarnyaASI.Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat
sampai selama 4 hari pasca persalinan.
Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :
13
1) Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang malam(minimal 8
kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan.Bila bayi melepaskan isapan
dari satu payudara, berikanpayudara lain.
2) Tidak memaksakan bayi menyusu bila belum mau, tidak melepaskan
isapan sebelum bayi selesai menyusu, tidak memberikan minuman lain
selain ASI, tidak menggunakan dot atau empeng.
3) Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI saja pada 4-6 bulanpertama.
4) Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayi dan payudaraibu dengan
benar.
5) Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap, yaitu : mulut bayimembuka
lebar, tampak rooting reflex, bayi melihat sekeliling danbergerak.
6) Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh lurus
menghadap payudara, hidung dekat puting susu.
7) Cara melekatkan : menyentuhkan putting pada bibir, tunggumulut bayi
terbuka lebar, gerakan mulut kearah puting sehinggabibir bawah jauh
dibelakang areola.
8) Nilai perlekatan dan refleks menghisap : dagu menyentuhpayudara, mulut
terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar, areoladi atas mulut bayi lebih
luas dari pada di bawah mulut bayi, bayimenghisap pelan kadang berhenti.
9) Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabilaminum baik.
d. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-haripertama
kehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum
adalahekskresigastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi dalam
usussejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warnamekoneum
adalah hijau kehitam-hitaman, lembut, terdiri atas mucus sel epitel, cairan
amnion yang tertelan, asam lemak danpigmen empedu. Mekoneum ini keluar
pertama kali dalam waktu 24jam setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan
seluruhnya 2-3 hari setelahlahir. Mekoneum yang telah keluar 24 jam
menandakan anus bayibaru lahir telah berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar,
bidan atau petugas harus mengkaji kemungkinan adanya atresia ani
danmegakolon. Warna feses bayi berubah menjadi kuning pada saat berumur4-
5 hari, bayi yang diberi ASI, feses menjadi lebih lembut, berwarnakuning
terang dan tidak berbau. Bayi yang diberi susu formula, fesescenderung
14
berwarna pucat dan agak berbau. Warna feses akanmenjadi kuning kecoklatan
setelah bayi mendapatkan makanan.Frekuensi BAB bayi sedikitnya satu kali
dalam sehari. PemberianASI cenderung membuat frekuensi BAB bayi menjadi
lebih sering.Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila bayi diberi
ASIcukup maka bayi akan BAB 5 kali atau lebih dalam sehari.
15
ditutupi kain bersih secara longgar.Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat
di bawah tali pusat. Jikatali pusat terkena kotoran/feses, maka tali pusat harus
dicuci dengansabun dan air mengalir, kemudian keringkan.
g. Keamanan Bayi
Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan mengalami kecelakaan.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaanatau hal-hal yang tidak diinginkan
pada bayi, sebaiknya tidakmembiarkan bayi sendiri tanpa ada yang
menunggu.Tidakmembiarkan bayi sendirian dalam air atau tempat tidur, kursi
ataumeja. Tidak memberikan apapun lewat mulut selain ASI karena bayibiasa
tersedak. Membaringkan bayi pada alas yang cukup keras padapunggung/sisi
badannya. Hati-hati menggunakan bantal dibelakangkepala dan ditempat
tidurnya karena dapat menutupi muka.
h. Pemijatan Bayi
Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya menguatkanotot bayi,
membuat bayi lebih sehat, membantu pertumbuhan bayi,meningkatkan
kesanggupan belajar, dan membuat bayi tenang.
Adapun cara pemijatan bayi yaitu :
1) Peregangan
Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnyabersama-sama
dan tempelkan lutut sampai perutnya(Peringatan : Gerakan ini bisa
membuat membuang gas). Selainitu, pegang kedua kaki dan lututnya dan
putar dengan gerakanmelingkar, kekiri dan ke kanan, untuk melemaskan
pinggulnya.Ini juga membuat menyembuhkan sakit perut.
16
Gunakan ujung jari tangan Anda, buat pijatan-pijatan kecilmelingkar.
Gunakan pijatan I Love U. Gunakan 2 atau 3 jari yang membentuk huruf I-
L-U dari arah bayi. Bila dari posisi kitamembentuk huruf I – L – U terbalik.
Berikut tahapan memijat:
17
suatu proses fisiologisyang menyebabkannya bayi kuning. Untuk
mengatasinya, ada caraalami untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan
menjemurnya dibawah matahari pagi. Sinar matahari pagi telah dipercaya
mampumemberikan efek kesehatan alami bagi tubuh. Salah satunya
adalahuntuk menurunkan kadar bilirubin yang terlalu tinggi
yangmenjadipenyebab bayi kuning pasca dilahirkan ke dunia. Jadimelakukan
penjemuran pada bayi yang baru lahir di pagi hari adalahhal yang sangat
penting.
2. Kewajiban moral
18
b. 1 minggu setelah pulang
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan saatini dengan
berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan danpenambahan ulang BB
bayinya.
2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
4) Kaji keadekuaatan suplai ASI 4 minggu setelah kelahiran
5) Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan denganpengukuran pada
kelahiran dan pada usia 6 minggu.
6) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
7) Perhatikan nutrisi bayi
8) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi (Anggung, 2012).
1. Penilaian
Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering yang sudah
disiapkan diatas perut ibu.Apabila tali pusat pendek, maka letakan bayi diantara kedua
kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering.Segara
lakukan penilaian awal padabayi baru lahir.
2. Penanganan
Penanganan utama untuk bayi baru lahir normal adalah melakukanpenilaian, menjaga
bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran nafas(jika perlu), mengeringkan tubuh
bayi (kecuali telapak tangan),memantau tanda bahaya, memotong tali pusat,
19
melakukan InisiasiMenyusu Dini (IMD), memberikan suntik vitamin K1 secara IM
(Intramuskular), dengan dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi baru lahir,
memberikansalep mata antibiotic tetrasiklin 1% pada kedua mata, melakukan
pemeriksaan fisikmemberikan imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml secara IM
(intramuskular) di paha kanan anteroleteral, diberi kira-kira 1-2 jam setelah pemberian
vitamin K1 (Sujianti, 2011).
a. Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada tubuh bayi sendirikarena setelah
lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
b. Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi danpermukaan yang
dingin.
c. Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin(misalnya melalui
kipas angina, hembusan udara, atau pendinginruangan).
d. Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yangmempunyai
suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidakbersentuhan secara
langsung) (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
4. Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperature bayi baru lahir belumsempurna. Oleh karena
itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilanganpanas makabayi akan mengalami
hipotermia. Bayi dengan hipotermisangat beresiko mengalami kesakitan berat atau
bahkan kematian.Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya
dalamkeadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupundalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimutiwalaupun berasa dalam
rungan yang sangat hangat.
5. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harusdilakukan pada
bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentanterhadap infeksi. Pada saat bayi
baru lahir, pastikan penolong untukmelakukan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan
pencegahan infeksipada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
20
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yangbelum dimandikan.
c. Memastikan satung tangan peralatan, termasuk klem gunting, danbenang tali pusat
telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jikamenggunakan bola karet
penghisap, pakai yang bersih dan baru.Jangan pernah menggunakan bola kakret
penghisap untuk lebih darisatu bayi.
d. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yangdigunakan
untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
e. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer,stetoskop dan benda-
benda lainnya yang akan bersentuhan denganbayi dalam keadaan bersih
(dekontaminasi dan cuci setiap kalidigunakan).
f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaradengan mandi
setiap hari (puttingsusu tidak boleh disabun).
g. Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir denganair bersih,
hangat dan sabun setiap hari.
h. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi danmemastikan orang-
orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya (Muslihatun, 2010).
Pasal 9
21
Pasal 11
1. Pelayanan kesehatan anak. Sebagaimana dimaksud pasal 9 huruf bdiberikan pada bayi
baru lahir, bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
Menurut Azrul (1997) yang dimaksud gawat darurat (emergency care) adalah
bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera
untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving).
Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran
yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya.
22
Unit kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat darurat disebut dengan
nama Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki,
keberadaan IGD dapat beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang
tergabung dalam rumah sakit.
Meskipun telah majunya sistem rumah sakit yang dianut oleh suatu negara bukan
berarti tiap rumah sakit memiliki kemampuan mengelola IGD sendiri. Penyebab utama
kesulitan untuk mengelola IGD adalah karena IGD merupakan salah satu dari unit
kesehatan yang paling padat modal, padat karya, serta padat teknologi.
IRD yaitu suatu tempat / unit pelayanan dirumah sakit yang memiliki tim kerja
dengan kemampuan khusus dan peralatan yang memebrikan pelayanan pasien gawat
darurat yang terorganisir.
Instalasi pelayanan pertama bagi pasien yang datang ke rumah sakit terutama
dalam hal kedaruratan berdasrkan kriteria standart baku.
B. Kegiatan IGD
23
disalah gunakan. Pelayanan gawat darurat yang sebenarnya bertujuan untuk
menyelamatkan kehidupan penderita (live saving), sering dimanfaatkan hanya untuk
memperoleh pelayanan pertolongan pertama (first aid) dan bahkan pelayanan rawat jalan
(ambulatory care)
C. Disiplin Pelayanan
Disiplin pelayanan adalah suatu aturan yang berkaitan dengan cara memilih anggota
antrian yang akan dilayani lebih dahulu. Disiplin yang biasa digunakan adalah (Subagyo,
1993) :
24
3. SIRO : Service In Random Order (pelayanan dengan urutan acak)
Dalam hal kegawatdaruratan pasien yang datang ke IRD akan dilayani sesuai
urutan prioritas yang ditunjukan dengan labelisasi warna ,yaitu :
2. Merah : Gawat darurat,harus MRS yaitu untuk penderita gawat darurat (kondisi
stabil / tidak membahayakan nyawa )
3. Kuning : Gawat darurat ,bisa MRS /Rawat jalan yaitu Untuk penderita darurat, tetapi
tidak gawat
4. Hijau : Gawat tidak darurat,dengan penanganan bisa rawat jalan yaitu Untuk bukan
penderita gawat.
1. Biru
2. Merah
25
b) Luka tusuk
f) Luka bakar derajat II >25 % tidak mengenai dada dan muka
3. Kuning
4. Hijau
Saat tiba di IRD pasien biasanya menjalani pemilahan terlebih dahulu anamnesis
untuk membantu menentukan sifat dan keparahan penyakitnya. Penderita yang kena
penyakit serius biasanya lebih sering mendapat visite lebih sering oleh dokter daripada
mereka yang penyakitnya tidak begitu parah . Setelah penaksiran dan penanganan awal
pasien bisa dirujuk ke Rumah sakit distabilkan dan dipindahkan ke rumah sakit lain
karena berbagai alasan atau dikeluarkan
26
Kebanyakan IRD buka 24 jam ,meski pada malam hari jumlah staf yang ada akan
lebih sedikit
D. Tujuan IRD
4. Suatu IRD harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada
masyarakat dengan problem medis akut
E. Kriteria IRD
2. IRD juga harus memiliki penderita – penderita false emergency (korban yang
memerlukan tindakan medis tetapi tidak segera),tetapi tidak boleh memggangu /
mengurangi mutu pelayanan penderita- penderita gawat darurat.
3. IRD sebaiknya hanya melakukan primary care sedangkan definitive care dilakukan
ditempat lain dengan cara kerjasama yang baik
27
5. IRD harus melakukan riset guna meningkatkan mutu / kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat sekitarnya.
28
Sesuai dengan pedoman kerja perawat,Depkes 1999
2. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda (Alur masuk kendaraan
/pasien tidak sama dengan alur keluar)
3. Harus memiliki ruang dekontaminasi (dengan fasilitas shawer) yang terletak antara
ruang “triage “(ruang penerimaan pasien) dengan ruang tindakan
4. Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan pintu
29
5. Ruang triage harus dapat memuat minimal 2 brankar
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah satu
sistem / organ seperti :
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
2. Infeksi
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of water and
electrolie)
30
Kegagalan sistem saraf pusat,kardiovaskuler,pernafasan dan kehilangan
hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit). Sedangkan
kegagalan sistem / organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih
lama. Drngan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
II. TRIAGE
Dalam Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem yang dikenal, yaitu:
31
Sistim METTAG merupakan suatu pendekatan untuk memprioritisasikan tindakan.
1. gagal nafas,
2. cedera torako-abdominal,
Cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat :
32
Prioritas Ketiga (Hijau) :
2. Sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).
3.
c. mati.
A. Sistem triase
33
Non Bencana : Memberikan pelayanan terbaik pada pasien secara individu.
3. Menjamin kelancaran pelayanan dan mencegah hambatan yang tidak perlu
4. Menilai dan menilai ulang pasien baru / pasien yang menunggu
34
E. Prinsip umum triase
1. Perkenalkan diri anda dan jelaskan apa yang akan anda lakukan.
4. Pertahankan arus informasi petugas triase dengan area tunggu & area
tindakan. Komunikasi lancar sangat perlu. Bila ada waktu adakan
penyuluhan.
5. Pahami sistem IRD dan keterbatasan anda. Ingat objektif primer aturan
triase. Gunakan sumber daya untuk mempertahankan standar
pelayanan memadai.
F. Fahami juga :
3. WASPADA atas pasien dengan ancaman jiwa atau serius potensial terancam hidup
atau anggota badannya harus didahulukan dalam penilaian hingga dapat segera ditindak.
4.
35
a. Triase harus cepat dan tepat
Keamanan dan keefektifan perawatan pasien hanya dapat direncanakan jika ada
informasi yang adekuat dan data yang akurat
Tanggungjawab utama dari perawat triase adalah untuk mengkaji dan memeriksa
secara akurat pasien, dan memberikan perawatan yang sesuai pada pasien,
termasuk intervensi terapiutik, prosedur diagnostic, dan pemeriksaan pada tempat
yang tepat untuk perawatan
36
(Department Emergency Hospital Singapore, 2009)
Prinsip umum lain dalam asuhan keperawatan yang di berikan oleh perawat di
ruang gawat darurat antara lain :
d) Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klin dan keluarga diberikan untuk
menurunkan kecemasan dan meningkatkan kerjasama perawat dan klien
f) Sisten dokumentasi yang dipai dapat digunakan secara mudah, cepat dan tepat
·
G. Tipe Triage :
a. Daily triage
37
Daily triage adalah triage yang selalu dilakukan sebagai dasar pada system
kegawat daruratan. Triage yang terdapat pada setiap rumah bsakit berbeda-beda,
tapi secara umum ditujukan untuk mengenal, mengelompokan pasien menurut
yang memiliki tingkat keakutan dengan tujuan untuk memberikan evaluasi dini
dan perawatan yang tepat. Perawatan yang paling intensif dberikan pada pasien
dengan sakit yang serius meskipun bila pasien itu berprognosis buruk.
c. Disaster Triage
Ada ketika system emergensi local tidak dapat memberikan perawatan intensif
sesegera mungkin ketika korban bencana sangat membutuhkan. Filosofi
perawatan berubah dari memberikan perawatan intensif pada korban yang sakit
menjadi memberikan perawatan terbaik untuk jumlah yang terbesar. Fokusnya
pada identifikasi korban yang terluka yang memiliki kesempatan untuk bertahan
hidup lebih besar dengan intervensi medis yang cepat. Pada disaster triage
dilakukan identifikasi korban yang mengalami luka ringan dan ditunda terlebih
dahulun tanpa muncul resko dan yang mengalami luka berat dan tidak dapat
bertahan. Prioritasnya ditekankan pada transportasi korban dan perawatan
berdasarkan level luka.
d. Military Triage
Sama dengan tiage lainnya tapi berorientasi pada tujuan misi disbanding dengan
aturan medis biasanya. Prinsip triage ini tetap mengutamakan pendekatan yang
paling baik karena jika gagal untuk mencapai tujuan misi akan mengakibatkan
efek buruk pada kesehatan dan kesejahteraan populasi yang lebih besar.
38
kontaminasi biologis dan kimia. Dekontaminasi dan perlengkapan pelindung
sangat dibutuhkan oleh tenaga medis. (Oman, Kathleen S., 2008;2)
F. KLASIFIKASI TRIAGE
Ada banyak klasifikasi triage yang digunakan, adapun beberapa klasifikasi umum
yang dipakai :
Ini merupakan bentuk asli dari system triase, pasien dikelompokkan menjadi :
– Prioritas utama
– Prioritas kedua
– Prioritas rendah
Tipe klasifikasi ini sangat umum dan biasanya terjadi kurangnya spesifitas dan
subjektifitas dalam pengelompokan dalam setiap grup
Terdiri dari :
– Prioritas paling utama (sesegera mungkin, kelas 1, parah dan harus sesegera
mungkin)
– Prioritas rendah (dapat ditunda, kelas 3, ringan dan tidak harus segera
dilakukan)
39
c) Start Method (Simple Triage And Rapid Treatment)
Pada triase ini tidak dibutuhkan dokter dan perawat, tapi hanya dibutuhkan
seseorang dengan pelatihan medis yang minimal. Pengkajian dilakukan kdengan
sangat cepat selama 60 detik pada bagian berikut :
1) Ventilasi / pernapasan
3) Status neurology
Ä Critical/ Immediate
Dideskripsikan sebagai pasien dengan luka yang serius, dengan keadaan kritis
yang membutuhkan transportasi ke rumahsakit secepatnya, dengan criteria
pengkajian :
– respirasi >30x/menit
40
– tidak sadar/kesadaran menurun
Ä Delayed
– Respirasi <30x/menit
Ä Dead
Digunakan ketika pasien benar-benar sudah mati atau mengalami luka dan
mematikan seperti luka tembak di kepala (Departement Emergency Hospital
Singapore, 2009).Sistem klasifikasi pasien yang digunakan, diantaranya :
1) Traffic director
Dalam sistem ini, perawat hanya mengidentifikasi keluhan utama dan memilih
antara status “mendesak” atau “tidak mendesak”. Berdasarkan klasifikasi ini
41
pasien dikirim ke ruang tunggu atau area perawatan akut. Tidak ada tes diagnostik
permulaan yang dilakukan sampai tiba waktu pemeriksaan.
2) Spot check
Pada model ini, perawat mendapatkan keluhan utama bersama dengan data
subjektif dan objektif yang terbatas, dan pasien dikategorikan ke dalam salah satu
dari tiga prioritas pengobatan berikut ini : “gawat darurat,” “mendesak,” atau
“ditunda”. Dapat dilakukan beberapa tes diagnostic pendahuluan, dan pasien
ditempatkan di area perawatan tertentu atau di ruang tunggu. Tidak ada evaluasi
ulang yang direncanakan sampai dilakukan pengobatan.
3) Comprehensive
Sistem comprehensive adalah sistem yang paling maju dengan melibatkan dokter
dan perawat dalam menjalankan peran triase. Data dasar yang diperoleh meliputi
pendidikan dan kebutuhan pelayanan kesehatan primer, keluhan utama, serta
informasi subjektif dan ojektif. Tes diagnostic pendahuluan dilakukan dan pasien
ditempatkan di ruang perawatan akut atau ruang tunggu. Jika pasien ditempatkan
di ruang tunggu, pasien harus dikaji ulang setiap 15 sampai 60 menit (Rea, 1987).
Ada beberapa istilah yang digunakan dalam unit gawat darurat berdasarkan
Prioritas Perawatannya, antara lain :
42
c. Darurat Tidak Gawat (P3)
2.1 Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” berarti mencegah atau melawan, sedangkan
kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma
(sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari
atau mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya peertemuan antara sel telur
dan sel sperma tersebut Sedangkan kontrasepsi non hormonal adalah suatu cara atau
metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan
yang tidak mengandung hormon (estrogen dan progesteron). (Maryani, 2008).
Kelurga Berencana (KB) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk mendapatkan obyektif-obyektif tertentu, menghindari kehamilan yang
tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami
istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO 2006).
43
KB non hormonal adalah metode KB sederhana yang digunakan tanpa bantuan
orang lain. Diantara KB sederhana adalah kondom metode ini akan lebih efektif jika
penggunaannya diperhitungkan dengan masa subur (Ida Ayu Chanranika.2010).
Jenis metode KB pasca persalinan terbagi menjadi dua yaitu non hormonal dan
hormonal. jenis kontrasepsi non hormonal yaitu MAL, kondom, AKDR dan kontrasepsi
mantap (tubektomi dan vasektomi) sedangkan jenis kontrasepsi hormonal terbagi dua
yaitu progestin (pil, injeksi dan implan) dan kombinasi (pil dan injeksi). Menurut
BKKBN dan Kemenkes R.I. (2012).
b. Non kontrasepsi
44
perintang ) juga tidak memerlukan obat-obatan. Adapun jenis-jenis dari kontrasepsi
alamiah adalah sbb:
a. Definisi
b. Efektifitas
c. Cara kerja
Cara kerja dari MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada
saat laktasi bbatau menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan
oksitoksin. semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan
hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon
penghambat akan mengurangi kadar mengurangi kadar estrogen sehingga tidak
terjadi ovulasi.
d. Indikasi
b. Indikasi
a) Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
b) Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB lainnya
c) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
d) Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode
yang lainnya
e) Pasangan yang memerlukan metode pendukung serta Pasangan yang
melakukan hubungan seksual tidak teratur.
c. Kontraindikasi
a) Pria dengan pengalaman ejakulasi dini
46
b) Pria yang sulit melakukan sanggama terputus
c) Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis ·
d) Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama
e) Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi dan pasangan yang tidak
bersedia melakukan sanggama terputus.
3. Suhu basal
a. Definisi Dan Tujuan Suhu Basal
Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur
dan sebelum melakukan aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk
mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan
alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara
oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang
sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada
waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat
kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah
terjadi masa subur/ovulasi.
Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya
setiap hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu basal
( BBt / basal body temperature ) akan sedikit turun dan akan naik sebesar ( 0,2 –
0,4 ° C ) dan menetap sampai masa ovulasi berikutnya. Hal ini terjadi karena
setelah ovulasi hormone progesterone disekresi oleh korpus luteum yang
menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik. Adapun kelemahan dari metode ini
adalah membutuhkan motivasi, Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana
alami, Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, Apabila suhu tubuh tidak
diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan menyebabkan
ketidakakuratan suhu tubuh basal, Tidak mendeteksi permulaan masa subur
sehinggamempersulit untuk mencapai kehamilan, Membutuhkan masa pantang
yang lama, karena ini hanyalah mendeteksi pasca ovulasi. Sedangkan Keuntungan
dari metode ini adalah Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan
terhadap masa subur, Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur
dengan cara mendeteksi ovulasi, Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh
lain seperti lender serviks, Berada dalam kendali wanita, Dapat digunakan
mencegah atau meningkatkan kehamilan. Efek SampingPantang yang terlampau
lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal ini dapat diatasi dengan
47
pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu senggama. Daya guna teoritis
adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna pemakaian adalah 20 –
30 kehamilan per 100 wanita/tahun.
b. Indikasi
a) Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan.
b) Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur.
c) Pasangan dengan tidak dapat menggunakan metode lain.
d) Tidak keberatan jika terjadi kehamilan.
c. Kontraindikasi
a) Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
b) Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
c) Pasangan dengan tidak dapat menggunakan metode lain
d) Tidak keberatan jika terjadi kehamilan.
4. Metode lendir serviks
a. Definisi
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks
setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin.
Metode lendir serviks yakni pengamatan dilakukan pada lendir serviks.
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan merasakan perubahan rasa
pada vulva sepanjang hari dan melihat langsung lendir pada waktu
tertentu. Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer)
sehingga mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih
padat. Jika lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering
mengeluarkan lendir) lendir mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini
menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga senggama harus dihindari dengan
menggunakan alat kontrasepsi. Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan
pada saat ovulasi lendir akan keluar dalam jumlah lebih banyak menjadi
transparan, encer dan bening seperti putih telur dan dapat ditarik diantara dua jari
seperti benang. Tiga hari setelah puncak masa subur dapat dilakukan senggama
tanpa alat kontrasepsi. Kelebihandari metode ini adalah mudah digunakan, tidak
memerlukan biaya, metode mukosa serviks merupakan metode keluarga
berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda
kesuburan. Sedangkan kekurangannya yaitu Tidak efektif bila digunakan sendiri,
sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain, Tidak cocok
48
untuk wanitayang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya, Wanita yang
memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda
kesuburan, Wanita yang menghasilkan sedikit lendir. Efek sampingnya
yaitu Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan.
b. Indikasi
a) Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak
teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
b) Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.
c) Perempuan kurus atau gemuk.
d) Perempuan yang merokok.
e) Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang, varises,
dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista
ovarii, anemia defisiensi besi,
f) hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.
c. Kontraindikasi
a) Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat
kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.
b) Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus),
kecuali MOB.
c) Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB
d) Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama
waktu tertentu dalam siklus haid.
5. Sistem kelender
a. Definisi
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara / metode kontrasepsi sederhana yang
dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau
hubungan seksual pada masa subur/ovulasi. Prinsip metode pantang berkala ini
adalah tidak melakukan senggama pada masa subur yaitu pertengahan siklus haid
atau ditandai dengan keluarnya lendir encer dari liang vagina. Untuk menghitung
masa subur digunakan rumus siklus terpanjang dikurangi 11 hari dan siklus
terpendek dikurangi 18 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa
subur. Dalam jangka waktu subur tersebut harus pantang sanggama, dan diluarnya
merupakan masa aman. Keuntungan dari metode ini adalah Metode
kalender atau pantang berkala lebih sederhana, Dapat digunakan oleh
49
setiap wanita yang sehat, Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan
khusus, Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual, Tidak memerlukan
biaya dan tempat pelayanan kontrasepsi, Tidak ada efek
samping. Keterbatasan / kekurangan antara lain memerlukan kerjasama yang baik
antara suami istri, Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam
menjalankannya, Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan
seksual setiap saat, Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak
subur,Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus, Siklus
menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat), Lebih efektif bila
dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
b. Indikasi
a) Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak
teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
b) Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.
c) Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu antara lain hipertensi sedang,
varises, disminorea sakit kepala sedang atau hebat.
c. Kontraindikasi
a) Perempuan dengan umur, paritas atau masalah kesehatan yang membuat
kehamilan menjadi suatu kondisi resiko tinggi.
b) Perempuan sebelum mendapat haid(menyusui, segera setelah abortus).
c) Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur.
2.3.2 Alat Kontrasepsi Menggunakan Alat.
1. Kondom
a. Kondom pria
Kondom untuk pria merupakan bahan karet atau lateks, poliuretan (plastik)
atau bahan sejenis yang kuat, tipis, dan elastis.Benda tersebut ditarik menutupi
penis yang sedang ereksi untuk menangkap semen selama ejakulasi untuk
mencegah sperma masuk kedalam sperma. Kondom lateks dan poli uretan
merupakan kondom yang efektif untuk mencegah penularan HIV dan mengerangi
resiko penyakit menular seksual. Satu-satunya alasan kegagalan kontrasepsi adalah
defek pada kondom itu sendiri. Defek yang dimaksud antara lain kelemahan bahan,
yang dapat menyebabkan kondom robek akibat dorongan ejakulasi atau ada lubang
50
yang sangat kecil, yang membuat kondom tidak efektif. Walaupun penggunaan
kondom telah di gunakan secara luas, beberapa pasangan masih memiliki perasan
negative terhadap kondom. Beberapa pasangan merasa kondom membuat sensasi
terasa tumpul, beberapa yang lain merasa bahwa kondom menciptakan penghalang
diantara mereka saat mereka menginginkan persaan utuh yang diperoleh selama
hubungan seksualnya.
b. Kondom wanita
Kondom terbuat dari lapisan polyiretane tipis dengan cincin dalam yang
fleksibel dan dapat digerakkan pada ujung yang tertutup, yang dimasukkan ke
dalam vaginadan cincin kaku yang lebih besar pada ujung terbuka di bagian depan
yang tetap berada diluar vagina dan melindungi introitus. Kondom wanita hanya
memiliki 1 ukuran dan tidak perlu dipasang oleh pemberi pelayan kesehatan
professional. Kondom tersebut harus di lumasi terlebih dahulu dan tersedia
sekaligus dengan pelumas tambahan atau sediaan spermisida dapat digunakan
bersama dengan kondom tersebut. Kondom untuk wanita tidak hanya mencegah
kehamilan tetepi juga merupakan alat yang efektif melawan HIV, gonorea,
klamidia dan trikomoniasis bila digunakan dengan benar. Apabila di bandingkan
dengan kondom untuk pria, kondom ini memungkinkan resiko yang lebih kecil
terhadap PMS yang ditularkan lewat kulit, seperti human papiloma virus ( HPV /
kutil genetalia), virus herves simpleks (HSV) , sifilis dan kangkroid, karena alat
kontrasepsi tersebut menutupi sebagian besar area, yang sepadan dan menjadi
penghalang antara indroitus, vulva, dan pangkal penis.
a) Definisi
51
Kondom adalah suatu karet tipis, berwarna atau tidak berwarna, dipakai untuk
menutupi zakar yang tegang sebelum dimasukan ke dalam vagina sehingga mani
tertampung didalamnya dan tidak masuk vagina, dengan demikian mencegah
terjadinya pembuahan. Kondom yang menutupi zakar yang berguna untuk
mencegah penularan penyakit menular (BKKBN.2008).
Kondom ada yang ujungnya biasa, ada pula yang ujungnya berputing
mengeluarkan udara yaang ada, agar tersedia tempat bagi mani yang akan
dikeluarkan gulungan kondom, sebelum persetubuhan lalu dipasang pada waktu
zakar sedang tegang. Sesudah mani keluar, mani tertampung diujung kondom dan
sewaktu zakar ditarik keluar, jagalah jangan sampai ada cairan yang tumpah.
Peganglah kondom pada waktu menarik zakar keluar. Buanglah kondom setelah
sekali pakai. (Prawirohardjo, Sarwono.2008)
c) Cara Kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma dijung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga
sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan.
Mencegah penularan mikroorganisme Q (MS termasuk HIV / AIDS ) dari
satu pasangan ke pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari
lateks dan vilin)
d) Indikasi Pemakaian Kondom
6 minggu sesudah vasektomi C samapai mani tidak mengandung
spermatozoa lagi, yang seperti dketahui dengan pemeriksaan laboratorium.
Sementara menunggu pemeriksaan AKDR.
Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang diminum.
Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam.
Apabila diduga ada penyakit kelamin sementaramenunggu diagnosis yang
pasti.
Bersamaan dengan pemakaian spermiside.
Dalam keadaan darurat, bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau yang
dipakai.
Sebagai cara yang dipilih oleh pasangan-pasangan tertentu.
52
e) Kontraindikasi
1. Absolut
Pria dengan ereksi yang tidak baik.
Riwayat syok septik.
Tidak bertannggung jawab secara seksual.
Interupsi seksual foreplay menghalangi minat seksual.
Alergi terhadap karet atau lurikan pada patner seks.
2. Relatif
Interupsi seksual foreplay yang mengganggu ekspresi seksual.
f) Efektivitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali
berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif
karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit
angka kegagalan kondom yaitu 2 -12 kehamilan per 100 perempuan pertahun.
g) Keterbatasan
Efektifitas tidak terlalu tinggi
Cara pemakaian sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
Agak mengganggu hungan seksual (mngurangi sentuhan langsung)
Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum
Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah
h) Keuntungan
Mencegah kehamilan
Memberi pelindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubungan seksual
(PMS)
Dapat diandalkan, Relatif murah
Sederhana, ringan dan disposible
Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi atau pollow-up
Reversible
Pria ikut serta aktif dalam program KB
53
i) Efek Samping Dan Cara Penanggulangannya
1) Adanya rasa nyeri dan panas akibat : alergi terhadap karet kondom (jarang
didapati) dan lecet-lecet pada kemaluan pria akibat pemakaian tergesa-gesa /
kurangnya pelicin.
Pengobatan :
a. Bila sebab alergi, hentikan pemakaian kondom, ganti dengan cara lain
b. Bila akibat kurang licinnya kondom, dianjurkan untuk memakai kondom
yang mempunyai zat pelicin. Pemakainan kondom jangan terburu-buru
2) Kondom tidak terlihat terpasang pada kemaluan pria dan wanita merasa
terdapat sesuatu dalam liang senggama. Bila terlalu lama dibiarkan kadang-
kadang laing sengama wanita berbau busuk. Akibat air mani yang membahu
karena adanya benda asing didalamnya dan terjadi infeksi
Penganggulangan dan pengobatan :
a. Keluarkan kondom dari liang senggama wanita dan bersihkan liang
sengama wanita dengan antiseptik. Bila terdapat infeksi beri antibiotik
3) Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum digunakan)
Penanganan:
a. Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermasida digabung kondom
b. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan divaagina saat berhubungan
Penanganan :
a. Jika dicurigai ada kebocoran pertimbangkan pemberian Morning After
pill (kontasepsi darurat : postinol atau mikroginon)
Diafragma merupakan penghalang mekanis antara sperma dan sel telur. Alat
ini berbentuk kubah, terbuat dari jenis karet lateks yang lebih tebal dari pada
54
kondom dan memiliki pegas logam fleksibel pada bingkai diagfragma pegas
tersebut memungkinkan penekanan ketika diagfragma dimasukan sehingga
diafragma dapat kembali kebentuk seperti semula dan mengikuti bentuk dalam
jaringan vagina ketika ditempatkan didalam. Ketika berada dalam posisi yang
benar ,dengan sisi kubah berada dibawah dan bingkai diagfragma menempel ketat
pada dinding vagina anterior dan lateral, diagfragma secara keseluruhan dapat
menutupi serviks. Penghalang tersebut bila dikombinasikan dengan jelly atau
dengan krim spermisida yang dioles mengelilingi bingkai diagfragma dan didalam
kuba, dapat menolak sperma masuk kelubang serviks sehingga sperma tidak
bertemu sel telur. Diafragma juga memberi perlindungan terhadap PMS, seperti
klamidia dan ghonorea yang menyebabkan dysplasia serviks dan penyakit radang
panggul. Diafragma tidak dapat melindungi wanita dari HIV . Saat ini ada 4 jenis
Diafragma yang berbeda konstruksi pegas logam pada bingkainya serta lebar
bingkai diafragma:
Pegas datar; pegas pada diafragma ini terbuat dari lapisan tipis baja stainless
yang sangat ringan.
Pegas kumparan; pegas pada diafragma ini merupakan kumparan melingkar
yang fleksibel dengan kekuatan sedang.
Pegas lengkung; pegas pada diafragma ini merupakan kombinasi pegas datar
dan pegas kumparan .
Bingkai tutup lebar; tersedia pada bentuk pegas kumparan ataupun pegas
lengkung.
Penutup serviks yang terbuat dari karet lateks dan berbentuk bundar kerucut, dengan
55
cincin tebal yang sesuai dengan bentuk serviks , sehingga dapat melekat erat
pada serviks, tetapi tidak menekan kedalam forniks serviko vaginal. Pada
prinsipnya, cervical cap tidak seperti diafragma yang menciptakan penghalang
terhadap sperma dengan cara menutupi serviks dan juga menampung
spermisida untuk mencegah kehamilan. Cara tersebut dapat mengurangi risiko
penyakit menular seksual , tetapi tidak dapat melindungi terhadap HIV.
Sejumlah kontraindikasi yang berkaitan dengan penggunaan cervical cap adalah
sebagai berikut :
4. Pelindung Lea
a) Definisi
5. FemCap
Alat ini sejenis cervical cap yang terbuat dari karet silikon non-alergi . Alat
ini dapat masuk kedalam serviks dan memiliki tepi yang luas (seperti topi pelaut)
yang menciptakan alur diantara kubah dan topi tersebut. Topi penutup
melekatkan FemCap jauh lebih kecil, tetapi kesulitan untuk melepasnya jauh lebih
besar kendati alat ini memiliki tali pengikat untuk melepasnya. Memasukan dan
mencabut FemCap selama hubungan seksual juga menjadi sebuah permasalah dan
risiko kehamilan pun lebih besar.
56
6. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD
a). Definisi
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan
ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode
tertentu. IUD merupakan panjang. dimasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam terbuat dari plastik, plastik yang dililit tembaga.
Cara kerja Yaitu menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubba
fallopi dan mempengaruhi fertilitasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
b). Indikasi
Terjadi perdarahan yang lebih banyak dan lebih lama pada masa
menstruasi.
Keluar bercak-bercak darah (Spotting) setelah lama 2 hari pemasangan.
Kram atau nyeri selama menstruasi.
Keputihan.
2.4 KONTRASEPSI HORMONAL
57
Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron
memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga
terjadi hambatan terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010).
58
kontrasepsi hormonal dengan kandungan hormon estrogen yang lebih rendah. Selain
efek samping kelebihan hormon estrogen, hormon progesteron juga memiliki efek
samping jika dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak
teratur, bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnya berat badan, acne
(jerawat), alopsia, kadang-kadang payudara mengecil, fluor albus (keputihan),
hipomenorea. Fluor albus yang kadang-kadang ditemukan pada kontrasepsi
hormonal dengan progesteron dalam dosis tinggi, disebabkan oleh meningkatnya
infeksi dengan candida albicans (Wiknjosastro, 2007). Komponen estrogen
menyebabkan mudah tersinggung, tegang, retensi air, dan garam, berat badan
bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi,
meningkatkan pengeluaran leukorhea, dan menimbulkan perlunakan serviks.
Komponen progesteron menyebabkan payudara tegang, acne (jerawat), kulit dan
rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram (Manuaba, 2010).
2.4.2. Macam –Macam Alat Kontrasepsi Hormonal
1. Kontrasepsi Pil
a. Definisi
Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron
oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama siklus haid
yang normal, sehingga juga menekan releasingfactors di otak dan akhirnya
mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah ovulasi,
tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan palsu)
seperti mual, muntah, payudara membesar, dan terasa nyeri (Hartanto, 2002).
b. Efektivitas
Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5- 99,9% dan
97% (Handayani, 2010).
59
Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa
hormon aktif, dosis hormon bervariasi.
Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7 tablet
tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi setiap hari.
d. Cara kerja KB Pil menurut Saifuddin (2010) yaitu:
Menekan ovulasi
Mencegah implantasi
Mengentalkan lendir serviks
Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu.
Keuntungan KB Pil menurut Handayani (2010) yaitu:
a) Tidak mengganggu hubungan seksual
b) Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)
c) Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang
d) Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopause
e) Mudah dihentikan setiap saat
f) Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan
g) Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.
e. Keterbatasan KB Pil menurut Sinclair (2010) yaitu:
Amenorhea
Perdarahan haid yang berat
Perdarahan diantara siklus haid
Depresi
Kenaikan berat badan
Mual dan muntah
Perubahan libido
Hipertensi
Jerawat
Nyeri tekan payudara
Pusing
60
Sakit kepala
Kesemutan dan baal bilateral ringan
Mencetuskan moniliasis
Pelumasan yang tidak mencukupi
Perubahan lemak
Disminorea
Kerusakan toleransi glukosa
Hipertrofi atau ekropi serviks
Perubahan visual
Infeksi pernafasan
Peningkatan episode sistitis
Perubahan fibroid uterus.
2. Kontrasepsi Suntik
61
b). Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma
c). Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
d). Menghambat transportasi gamet oleh tuba falloppii.
d. Keuntungan kontrasepsi Suntik
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah kehamilan
jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak mengandung
estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat
kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan
usia lebih 35 tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara,
dan mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul (Sulistyawati, 2013).
e. Keterbatasan
Adapun keterbatasan dari kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013)
yaitu:
a). Gangguan haid
b). Leukorhea atau Keputihan
c). Galaktorea
d). Jerawat
f). Rambut Rontok
g). Perubahan Berat Badan
3. Kontrasepsi Implant
a) Profil kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
1. Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant,
atau Implan.
Nyaman
Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan
Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan
amenorea
Aman dipakai pada masa laktasi.
62
b). Jenis kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg levonorgestrel dan
lama kerjanya 5 tahun.
Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan
lama kerjanya 3 tahun.
Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg.
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
c). Cara kerja kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
Lendir serviks menjadi kental
Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
Mengurangi transportasi sperma
Menekan ovulasi.
d). Keuntungan kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
Daya guna tinggi
Perlindungan jangka panjang
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Tidak mengganggu dari kegiatan senggama
Tidak mengganggu ASI
Klien hanya kembali jika ada keluhan
Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan
Mengurangi nyeri haid
Mengurangi jumlah darah haid
Mengurangi dan memperbaiki anemia
Melindungi terjadinya kanker endometrium
Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara
Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
Menurunkan kejadian endometriosis.
63
e). Keterbatasan kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu: Pada
kebanyakan pasien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spooting), hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid, serta
amenorhea.
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir By.Ny”A” usia
8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Telah dilakukan pengkajian data subjektif secara komprehensif pada By.Ny”A” usia 8
jam di BPM Hj.Fauziah Hatta
2. Telah dilakukan pengkajian data objektif pada By.Ny”A”usia 8 jam di BPM
Hj.Fauziah Hatta
3. Telah dilakukan analisa data dan menegakkan diagnosa pada By.Ny”A” usia 8 jam di
BPM Hj.Fauziah Hatta
64
4. Telah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan data yang didapat pada By.Ny”A”
usia 8 jam di BPM Hj.Fauziah Hatta
5. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada By.Ny”A” usia 8 jam di
BPM Hj.Fauziah Hatta
5.2 Saran
Berdasarkankesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan pelayanan yang
lebih baik,oleh karena itu penulis menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi ibu
Tingkatkan pemberian nutrisi ASI pada ibu,susui bayi setiap saat bayi ingin menyusu
atau 2 jam sekali
5. Bagi Masyarakat
Ibu hamil dan keluarga sebaiknya membaca dan mengerti isi buku KIA, karena dalama
buku KIA terdapat informasi penting dalam kehamilan,persalinan,nifas dan
65
perawatanbayi baru lahir. Sehingga diharapkan dapat mencegah hal-hal yang tidak di
inginkan.
Pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan
dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga(Hartanto, 2003). Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat
kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk
khususnya di Indonesia. Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya
konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam
cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR. Dalam
penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan
AKDR tersebut. Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa
teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang benar,
efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.
66
\
DAFTAR PUSTAKA
67
8. Vivian Nanny Lia, Dewi. (2013) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
9. Wijaya, M.A, (2010). KondisiAngkaKematianBalita Neonatal (AKN)
AngkaKematianBayi (AKB), AngkaKematianBalita (AKBAL),
AngkaKematianIbudiIndonesia.
10. Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan,Jakarta : EGC
11. Oman, K 2008. Panduan Belajar Keperawatan Gawat Darurat : Jakarta : EGC
12. Aninomous,1999. Triage officers course.
13. Singapore : departement of emergency medicine singapore general hospital
14. Wikipedia, the free encyclopedia, 2009, triage, (Online),
(http://en.wikipediaorg/wiki/triage, Diakses pada tgl 21 Maret 2010
15. Hanafi Hartanto.2007.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta : YBPSP
16. Ida Ayu Chandranika.2010.Pedoman Penaganan Efek Samping / komplikasi
Kontraepsi. Jakarta : YBPSP
17. Sarwono Prawiro hardjo. 2008. Buku panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:
YBPSP
19. Prawihardjo, Sarwono. 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta
:yayasan bina pustaka
20. Prawihardjo, Sarwono. 1999. Ilmu kandungan, edisi kedua cetakan ketiga.
Jakarta : yayasan bina pustaka
21. Prawihardjo, Sarwono. 2002. Ilmu kebidanan, edisi ketiga cetakan keenam.
Jakarta : yayasan bina pustaka
68