Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Proses Pemisahan & Peralatan

2020, Vol. 1, No. 1


Absorpsi
(1)
Hanifah Inas N* , Fajar Febrianto (2) Uka Nawanti I (3) M. Farhan Nabhan (4)
Dr. Ir. Lily Pudjiastuti, M.T.
Departemen Teknik Kimia Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3 November 2020

Abstrak

Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia dimana suatu campuran gas dikontakkan
dengan cairan penyerap tertentu sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya.
Tujuan dari praktikum absorbs ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu proses absorpsi terhadap
penyerapan gas CO2 dengan flowrate X, Y, Z dan NaOH dengan flowrate P, Q, R; mengetahui pengaruh
flowrate CO2 terhadap penyerapan gas CO2 pada flowrate NaOH P, Q, R; dan mengetahui pengaruh flowrate
NaOH terhadap penyerapan gas CO2 pada flowrate CO2 X, Y, Z.
Prosedur Percobaan ini terdiri atas 4 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap standardisasi larutan, tahap
percobaan, dan tahap percobaan. Pada tahap persiapan, hal yang dilakukan adalah membuat larutan NaOH x
N dalam 50 liter dan larutan HCl 0.1 N dalam 1000 ml. Kemudian masuk ke tahap standardisasi dimana,
larutan NaOH x N distandardisasi dengan larutan HCl. Pada tahap percobaan, tangka diisi dengan larutan
NaOH x N 50 liter, kemudian menyalakan pompa untuk mengalirkan NaOH ke kolom absorbs. Aliran larutan
NaOH dikalibrasi mencapai flowrate z ml/s dan kemudian memasukkan gas CO 2 sebesar p liter/min. Lalu,
mengabil sampel dengan variabel waktu pada tray 1, tray 2, produk dan bottom.Tahap Analisa dilakukan
dengan menambahkan 1 tetes methyl orange pada sampel yang diambil tiap variabel waktu dan flowrate, dan
menitrasi sampel dengan larutan HCl 0.1 N sampai berwarna merah lembayung. Kemudian mencatat volume
hasil titrasi dan melakukan perhitungan konsentrasi NaOH sisa.
Hasil pengamatan dan pembahasan.........................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................

Kata kunci : Absorpsi, pemisahan, gas CO2

1.0 Pendahuluan
Dalam industri kimia, absorbsi merupakan proses pemisahan yang penting karena dengan adanya
absorbsi dapat diperoleh komponen sesuai dengan yang diinginkan dalam suatu campuran gas.
Misalnya, campuran gas yang mengandung zat CO 2 dimana akan komponen CO2 diabsorbsi oleh
NaOH, sehingga didapatkan konsentrasi komponen CO2 sesuai yang diharapkan. Tujuan dari
praktikum absorbs ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu proses absorpsi terhadap
penyerapan gas CO2 dengan flowrate X, Y, Z dan NaOH dengan flowrate P, Q, R; mengetahui
pengaruh flowrate CO2 terhadap penyerapan gas CO2 pada flowrate NaOH P, Q, R; dan
mengetahui pengaruh flowrate NaOH terhadap penyerapan gas CO2 pada flowrate CO2 X, Y, Z.
Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia dimana suatu campuran
gas dikontakkan dengan cairan penyerap tertentu sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut
larut dalam cairannya. Absorbsi dapat berlangsung dalam dua macam proses, yaitu absorbsi fisik
dan absorsi kimia. Absorbsi fisik yaitu absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan menyerap tanpa
disertai reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H 2S dengan air, metanol, atau
propilen. Absorbsi kimia yaitu absorbsi dimana gas terlarut dalam larutan penyerap disertai reaksi
kimia. Contoh absorbsi ini dapat dilihat pada absorbsi gas CO 2 dengan larutan MEA, Na2CO3,
NaOH, K2CO3 dan lain sebagainya. Aplikasi absorbs kimia dapat dijumpai pada proses
penyerapan gas CO2 pada pabrik ammonia (Hadiyanto, 2001).

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Proses Pemisahan & Peralatan
2020, Vol. 1, No. 1

Gambar 1. Konfigurasi absorber-stripper


Sumber : Hadiyanto, 2001

Proses absorbsi atau pemisahan gas CO2 oleh NaOH dapat dilihat pada reaksi berikut ini :
CO2 + 2NaOH → Na2CO3 + H2O
Absorbsi di atas merupakan reaksi yang terjadi secara kimia, dikarenakan terjadinya reaksi
kimia secara langsung antara CO 2 dengan larutan NaOH. Reaksi dianggap merupakan reaksi satu
arah dan derorde 2.Pada proses ini, kondisi pada fase gas serupa dengan absorbsi fisik. Tetapi
pada fase cair, selain terdapat lapisan tipis cairan juga terdapat zona reaksi. Reaksi kimia yang
terjadi adalah ineversible, dimana CO2 pada fase gas akan diabsorbsi oleh larutan NaOH pada fase
cair. Pada saat gas mendekati interfase cair, gas CO 2 akan larut dan langsung bereaksi dengan
larutan NaOH (Mara, 2012).
Konsentrasi NaOH memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsentrasi CO 2. Dalam
hal ini, NaOH akan bereaksi dengan gas CO 2 menjadi senyawa disodium karbonat. Larutan
Na2CO3 (disodium karbonat) yang dihasilkan berupa endapan halus yang mengubah cairan pada
reactor menjadi berwarna keruh. Namun, pada laju alir gas yang semakin tinggi, presentase
penurunan gas CO2 menurun. Dalam kondisi alkali, pembentukan bikarbonrat dapat diabaikan
karena bikarbonat bereaksi dengan OH- membentuk CO 32-. Semakin besar konsentrasi NaOH
dalam larutan maka akan semakin banyak CO 2 yang diikat oleh larutan NaOH sehingga
kandungan CH4 semakin besar (Hermanto, 2016).

2.0 Metode Penelitian


2.1 Alat dan Bahan Penelitian
Alat Penelitian
1. Beaker glass
2. Buret
3. Corong
4. Ember
5. Erlenmeyer
6. Gelas arloji
7. Gelas ukur
8. Labu ukur
9. Pipet tetes
10. Seperangkat Alat Absorpsi
11. Spatula
12. Statif dan Klem

Bahan Penelitian
1. Aquades
2. Gas CO2 murni
3. HCl 0,1 N
4. Indikator methyl orange (MO)
5. NaOH

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Proses Pemisahan & Peralatan
2020, Vol. 1, No. 1

Gambar 2. Skema Alat Percobaan


2.2 Metodelogi
2.2.1 Tahap Persiapan
2.2.1.1 Membuat larutan NaOH x N dalam 50 liter.
a. Menimbang y gram NaOH padatan menggunakan kaca arloji.
b. Melarutkan di dalam sedikit aquadest di dalam beaker glass sambil diaduk,
c. Mengencerkan dengan aquadest bebas CO2 sampai dengan 50 liter di dalam tangki.
2.2.1.2 Membuat larutan HCl 0,1 N dalam 1000 ml.
a. Mengambil 9,6 ml larutan HCl pekat (32%, 1,19 g/ml)
b. Mengencerkan dengan air murni sampai 1000 ml.
2.2.2 Tahap Standarisasi Larutan
1. Mengambil larutan NaOH x N dari bak penampung.
2. Menambahkan 1 tetes indikator MO.
3. Menitrasi dengan HCl 0,1 N hingga berubah berwarna merah lembayung.
4. Mencatat volume hasil titrasi.
2.2.3 Tahap Percobaan
1. Mengisi tangki dengan menggunakan larutan NaOH x N sebanyak 50 liter.
2. Menyalakan pompa untuk mengalirkan NaOH ke dalam kolom absorpsi.
3. Mengkalibrasi NaOH hingga mencapai flowrate z ml/s.

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Proses Pemisahan & Peralatan
2020, Vol. 1, No. 1
4. Memasukkan gas CO2 sebesar p lt/min.
5. Mengambil sampel dengan variabel waktu (menit) pada tray 1, tray 2, produk, dan
bottom.
6. Mengulangi percobaan 2-5 dengan mengganti variabel flowrate lainnya
2.2.4 Tahap Analisa
1. Menambahkan 1 tetes methyl orange pada sampel yang diambil tiap variabel waktu dan
flow rate.
2. Menitrasi sampel dengan larutan HCl 0,1 N sampai menjadi warna merah lembayung.
3. Mencatat volume hasil titrasi dan melakukan perhitungan konsentrasi NaOH sisa.

3.0 Pembahasan

4.0 Kesimpulan

Daftar Pustaka
Hadiyanto, dkk. 2001. Parameter Kga – Enhancement Factor dalam SIstem Absorbsi Gas CO2
dengan Larutan NaOH. Jurnal Reaktor. Vol. 5 No. 1 : 27-30
Hermanto dan Arba Susanty. 2016. Pengaruh Konsenstrasi NaOh dan Laju Alir Gas pad aProses
Pemurnian Biogas. Jurnal Riset Teknologi Industri. Vol. 10 No. 1: 88-93
Mara, I Made. 2012. Analisis Penyerapan Gas Kabrondioksida (CO2) dengan Larutan NaOH terhadap
Kualitas Biogas Kotoran Sapi. Jurnal Keilmuan dan Terapan Teknik Mesin. Vol. 2 No. 1 : 1-8

Appendiks
Lembar Revisi

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)

Anda mungkin juga menyukai