BAB I
PENDAHULUAN
sesuai dengan bakat dan minatnya baik secara formal maupun informal.
pengembangan akhlak mulia dan religius tentu saja menempati salah satu
tugas dari suatu lembaga.1 Oleh sebab itu pengembangan religius dan akhlak
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
1
H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho, Kebijakan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),30.
2
Ibid, hlm. 30.
1
2
didik mulai dari input, proses, dan output berbasis pemenuhan kebutuhan dan
pengembangan potensi setiap unsur yang terdapat di dalam diri manusia. Apabila
terdapat pada alur pendidikan, mulai dari input, proses, dan output.
3
‘Izz al-Diin al Tamimy, Kitab al-Karam wa al-Jud wa al-Sakha` al-Nufus. (Beirut: Daar ibn H}azm. 1991),
37, dan Shaikh Muhammad Sa’id Murshi. “Fann Tarbiyah alAwlaad fi al-Isla>m” dalam al-Gazira (terj). Seni
Mendidik Anak (Jakarta: Arroyah, 2001), 7.
4
Dalam UU nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan menyatakan bahwa penyelenggaraan
pembelajaran haruslah dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
3
kaitannya dengan hak mereka untuk dapat bersekolah dan menerima pendidikan.
efektif. Hal ini terletak pada strategi pembelajaran yang berkaitan dengan relasi
antara guru dan anak didik. Sedangkan output adalah bagaimana proses
pendaftar, yang diterima hanya 100 siswa – siswi. Siapakah 100 siswa-siswi
tersebut? Pastinya mereka adalah yang menduduki peringkat 1 sampai 100 dari
350 calon siswa – siswi atau mungkin yang mampu menyumbang dana dalam
jumlah besar kepada sekolah/madrasah. Lalu, bagaimana nasib 250 siswa – siswi
yang tidak lolos? Stigma sebagai anak yang gagal masuk sekolah favorit akan
Ada sebuah kisah menarik yang dibuat oleh Munif Chatib di dalam
bukunya “Sekolahnya Manusia” kisah tersebut bercerita tentang seorang ibu yang
menerima 350 siswa, sedangkan pendaftar dan calon siswa yang mengikuti tes
penerimaan berjumlah lebih dari 1000 orang. Dapat dibayangkan betapa ketatnya
seleksi masuk ke sekolah tersebut. Tak lama kemudian, seorang ibu dengan
wajah kusut dan sedih keluar dari kerumunan, lalu berteriak memanggil
4
tersebut. Namun kata sang ibu, “Nak, Nak… percuma Ibu kursuskan kamu,
privat lagi, sudah bayarnya mahal, masak tes gitu aja kamu tidak lulus.
Temanmu yang biasa – biasa saja di terima, masak kamu ini tidak di terima?
Dasar bodoh!”5
Peristiwa seperti kisah di atas ini hampir selalu terjadi setiap tahun ajaran
baru di hampir seluruh wilayah Indonesia. Tanpa disadari, si Ibu telah melakukan
“bodoh” hanya karena gagal dalam tes masuk sekolah favorit atau sekolah unggul.
Pertanyaan yang penting untuk kita pikirkan saat ini adalah: Apa sih konsep
sekolah yang memilih dan menyeleksi dengan ketat kualitas akademis calon
siswa barunya?
5
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia (Bandung: Kaifa, 2009) ,91.
5
unggul adalah sekolah yang secara terus menerus meningkatkan kinerjanya dan
Firmannya :
salah satu dari beberapa macam kecerdasan yang dimiliki oleh seorang siswa.
selalu menemukan kelebihan setiap anak. Lebih jauh lagi, konsep ini percaya bahwa
tidak ada anak yang bodoh sebab setiap anak pasti memiliki minimal satu
kelebihan itu adalah potensi kepandaian sang anak. Atas dasar itu seharusnya
Research (MIR). Dan hasil riset ini dapat digunakan para guru untuk mempelajari
gaya belajar setiap siswa sehingga tercipta pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan.6
Oleh karena itu, pola penerimaan siswa baru bagi sekolah yang
harus sesuai dengan kapasitas siswa yang akan diterima. Apabila sebuah sekolah
berkapasitas 100 siswa dalam penerimaan siswa barunya, maka ketika pendaftar
6
Munif Chatib, op.cit, 92.
7
A untuk anak yang paling pintar, kelas B untuk anak yang dibawahnya, dan
sekolah/madrasah telah memberi label kepada anak didik “kelompok anak pandai
dan kelompok anak bodoh” yang sangat berpengaruh kepada psikologis mereka,
Konsekuensinya, semangat anak didik di kelas ini untuk maju dan berhasil
relatif kecil sebab sedari awal mereka sudah dicap sebagai siswa yang "bodoh"
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi serta penilaian yang mengacu pada tes untuk
7
Tracking adalah pengelompokan siswa ke dalam beberapa kelas berdasarkan kemampuan kognitifnya.
Output tracking adalah pembagian kelas menjadi kelas untuk anak pintar dan kelas untuk anak bodoh. Virus
ini merupakan virus yang terdapat di hampir semua sekolah, terutama sekolah favorit. Thomas Amstrong,
Awakening Genius in The Classroom (Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum
Development, 1994), 175.
8
yang hanya menuntut kepada peserta didiknya untuk memiliki kecerdasan tunggal
untuk apa pendidikan itu ada. Secara filosofi, memang pendidikan di Indonesia
banyak yang sudah keluar dari jalur sebenarnya. Secara ontologis, mestinya
pendidikan itu harus diartikan menjadi tiga hal besar, yaitu pendidikan empiris,
imajinatif dan alam ruhani. Pendidikan hanya berputar – putar di dunia empiris
jasmani saja.
dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Maka dari itu, pemerintah melalui
KTSP 2006 ke K13 berupa sosialisasi, seminar, pelatihah yang kontinu sampai
tenaga pendidik benar – benar siap dan sudah matang segala aspek dan sistemnya.
dikenalkan oleh Howard Gardner. Teori Multiple Intelligences adalah salah satu
ini. Pada dasarnya kecerdasan tidak semata – mata diukur dari kecerdasan dalam
dengan suatu tujuan, sebagaimana dirumuskan pada pertemuan para pelajar senior
agama Islam.”
10
suatu sistem pendidikan mulai dari input, proses dan output yang sangat
menghargai setiap potensi anak didik. Dalam MIS guru dipantik menjadi
inspirator bagi anak didik yang siap menghantarkan mereka untuk menemukan
kompetensi terbaik lebih awal dengan menjunjung tinggi nilai – nilai moral
kemanusiaan.
Kota Medan.
C. Tujuan Penelitian
di Kota Medan.
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian pendidikan berbasis MIS pada
pendidikan Islam yang inovatif dan aplikatif berbasis tuntutan zaman sesuai
mempersiapkan masa depan untuk profesi yang akan dipilihnya. Kedua, dapat
siswi segera menemukan kondisi akhir terbaiknya. Ketiga, sebagai rujukan bagi
untuk mendesain pembelajaran sesuai dengan gaya belajar mereka. Dan keempat,
dapat digunakan oleh para penanggung jawab pendidikan sebagai panduan untuk
E. Penelitian Terdahulu
12
Penelitian terdahulu yang terkait dengan judul tesis ini adalah sebagai
berikut.
deskriptif-analitik.
diukur dari segi kognitifnya saja melainkan juga diukur dari segi
waktu.
kelebihan setiap anak. Lebih jauh lagi, konsep ini percaya bahwa tidak
ada anak yang bodoh sebab setiap anak pasti memiliki minimal satu
penting yaitu input, proses, dan output. (a) Input. Dalam penerimaan
majemuk anak dan gaya belajarnnya. (b) Proses. Tahapan ini adalah
siswa dan dalam penilaian ini siswa dinilai dari 3 ranah, yaitu
(umpan balik).
yang bukan diukur dari segi kognitifnya saja melainkan juga diukur
pada dasarnya semua siswa itu cerdas, hanya jenis kecerdasan yang
diubah karena suatu jenis kecerdasan akan berbeda dalam hal gaya
belajarnya.
24
Bumi dan Alam semesta dipilih sebagai bahan ajar yang akan dikaji
konsep dan teori tentang bumi dan alam semesta ini. Data-data
latar belakang dan wawasan keislaman yang baik akan secara mudah
pembelajaran.
bawah bimbingan I: Dr. Hj. Romdiyah, M.Pd. dan II: Dr. Muhamad
hanya ditunjukkan dengan nilai akhir siswa seperti raport atau ijazah,
siswa SMPLB.
berbudi pekerti luhur, dan bersusila sejak usia remaja. Sehingga pada
akhirnya dapat melahirkan anak didik yang anggun secara moral dan
sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain. Gardner menyatakan ada
31
kecenderungan multiple intelligences.
perbedaan muatan faktor yang muncul pada pelajar pria dan wanita.
Subjek penelitian ini adalah 489 pelajar yang berasal dari beberapa
SMA negeri dan swasta di Yogyakarta Jumlah pelajar pria ada 215
analisis item didapatkan 141 item yang valid dan 16 item gugur.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
metode penelitian yang digunakan untuk pencarian fakta pada obyek yang
karateristik antara lain: mempunyai natural setting sebagai sumber data langsung,
karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, apa adanya, tanpa
2. Prosedur Penelitian
Prosedur kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi tiga tahap
yaitu:
a.Tahap persiapan
kunci (key informants) yang dapat memberi informasi kepada peneliti data
yang terkait dengan sistem rekrutmen siswa dan guru baru, pelaksanaan
b. Tahap pelaksanaan
yang diperoleh:
- dari Tata Usaha berupa; profil sekolah/madrasah, hasil tes MIR, daftar
pendidikan.
konsultasi lesson plan, rubrik penilaian siswa dan guru, hasil karya
1) Selama di lapangan, data dianalisis secara interaktif dan berlangsung secara terus
a) Reduksi data; merangkum, memilih hal-hal pokok, dan memfokuskan pada tema
c) Verifikasi data; menarik simpulan dari data-data yang telah disajikan secara
temuan penelitian.
c) Member check; diskusi teman sejawat (peer reviewing) secara langsung pada saat
BAB II
KAJIAN TEORI
yang semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terus
namun dalam kapasitas yang sangat terbatas. Oleh karena itu untuk
instingtif (naluriah).
suatu kapasitas umum dari individu untuk bertindak, berpikir rasional dan
berbuat dengan cara yang cerdas atau kurang cerdas atau tidak cerdas sama
sekali. Suatu perbuatan cerdas ditandai oleh perbuatan yang cepat dan tepat.
Cepat dan tepat dalam memahami suatu masalah, menarik kesimpulan serta
ini para ahli pun tampaknya masih mengalami kesulitan untuk mencari
8
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: Rosda Karya,2005), 93
40
42
menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan
kehidupan.
9
Ibid,94.
10
Imanuella F. Rachmani, Multiple Intelligences Mengenali Dan Merangsang Potensi Anak
(Jakarta: PT Aspirasi Pemuda,2003),6.
43
hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori. Semakin seseorang terampil dan
dalam otak yang merupakan pusat seluruh aktivitas manusia. Pada anak usia
dalam SSP (sistem saraf pusat) akan meningkatkan kemampuan daya pikir
yang lebih kompleks. Penyerapan informasi dari luar diri semakin banyak.
Selanjutnya ketika anak usia anak mencapai 6 tahun lebih terjadi perluasan
ruang gerak serta hubungan social yang lebih rumit. Kondisi ruang gerak
11
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2007),145.
44
otak mencapai tahap tertinggi. Kondisi ini terjadi selama rentang waktu 12
tahun pertama. Selama rentang waktu 0-3 tahun dan 6-9 tahun merupakan
sistem saraf. Koneksi yang menghasilkan persepsi baik atau positif selaras
tiga tahapan, mulai dari otak primitif, (action brain), otak limbik (feeling
brain), dan akhirnya ke neocortex atau disebut juga thought brain (otak
informasi yang masuk dari panca indra. Saat menghadapi ancaman atau
reaksi untuk menghadapi atau lari dari kondisi kendala (fight or flight
response). Manusia akan bereaksi secara fisik dan emosi terlebih dahulu
Otak limbik memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta
12
Sutan Surya, Melejitkan Multiple Intelligence Sejak Dini (Yogyakarta : Andi, 2007),1.
13
Ibid,5.
14
Ibid,5-6.
45
dan benci. Otak ini sebagai penghubung otak pikir dan otak primitif.
disaat lain otak pikir dapat dikunci untuk tidak melayani otak limbik dan
Otak pikir, yang merupakan bentuk daya pikir tertinggi dan bagian
otak yang paling objektif, menerima masukan dari otak primitif dan otak
limbik. Namun, ia butuh waktu lebih banyak untuk memproses informasi yang
masuk dari otak primitif dan otak limbik. Otak pikir juga merupakan tempat
Selama itu pula terjadi pertumbuhan otak kira-kira 80%, sesuai dengan
si kecil lebih pandai, selama waktu itu adalah periode yang krusial
dan otak limbik sudah 80% tereliminasi. Setelah umur 6-7 tahun bergeser
ke otak pikir. Awalnya dari belahan otak kanan yang antara lain bertugas
dan (Basic Books, 1993). Saat ini dia juga salah satu direktur Project Zero di
dan kreativitas dalam mempelajari suatu bidang bagi individu dan institusi.17
alat untuk melihat bagaimana pikiran manusia mengoperasikan dunia, baik itu
dijumpai orang yang nilai tes IQ-nya tinggi tetapi dalam kehidupan sehari-
17
Paul Suparno, Teory Intelligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolah (Yogyakarta: Kanisius, 2004),17.
47
harinya tidak sukses dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Menurut
yang lain.18
pendidikan dan jumlahnya banyak, hal ini berbeda dengan konsep lama yang
18
Colin Rose dan Malcom, Cara Cepat Belajar Abad XXI (Bandung : Nuansa, 2002),57.
48
tentang relasi antar manusia yang lebih canggih. Jadi, dalam kemampuan itu
luar biasa seperti orang yang amat cerdas dalam bidang tertentu tetapi
nyaris tidak memahami bidang yang lain (idiot savant). Secara umum,
masih amat muda, kecerdasan tidak pernah dijumpai dalam bentuk murni.
bahasa yang dipakai berbicara dan sistem gambar, sistem membuat catatan,
seperti peta dan musik atau pencatatan dan matematika dan bidang-bidang
bodoh atau pintar. Yang ada, anak yang menonjol dalam salah satu atau
mengasahnya.
sejumlah model untuk menilai mereka, dan cara yang hampir tak
Untuk itu, ia menyarankan orang tua untuk mengasah satu kecerdsan si anak
dalam skop nasional seperti Anang, Krisdayanti atau Ungu maupun pencipta
musik kreatif seperti Melly Goeslow. Begitu pula menjadi penulis besar
seperti J.K. Rowling penulis cerita dari Harry Potter atau novelis nasional
menakjubkan.
diam, sedangkan siswa yang memiliki minat tinggi pada alam mungkin akan
tersebut, secara metaforis mereka berkata; “Inilah cara saya belajar Pak/Bu
guru, dan apabila Anda tidak mengajari saya melalui cara belajar saya yang
paling alamiah, apa yang akan terjadi? Bagainapun juga saya akan tetap
kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini
mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi
Mereka lancar berdebat, mudah ingat dan bahkan dapat menghafal beberapa
23
Thomas Amstrong. Sekolah Para Juara (Bandung: Kaifa, 2002),44.
24
Imanuella F. Rachmani, op. cit.,13.
52
cerdas musik atau cerdas gerakan tubuh. Demikian pula sebaliknya, anak
yang cerdas di suatu bidang lain, belum tentu cerdas di bidang linguistik.25
selanjutnya. Jadi, pola asuh orang tua sangat berpengaruh dalam hal ini.
Anak yang tidak diberi kesempatan berbicara atau selalu dikritik saat
linguistik buah hatinya. Seorang ibu atau ayah dapat berkomunikasi dan
sekalipun. Meskipun anak kita tidak bisa memahami dengan apa yang kita
bicarakan, ceritakan atau yang kita nyanyikan, mendengar saja pun sudah
(jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ia suka angka, urutan,
proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir deduktif artinya cara
berpikir dari hal-hal yang besar kepada hal-hal yang kecil. Proses berpikir
induktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang kecil kepada hal-hal yang
besar. Ini adalah jenis keterampilan yang sangat dikembangkan pada diri
hukum.26
dan yang tidak, mana yang berkaitan antara yang satu dengan yang lain, serta
mana juga yang merupakan persoalan lepas. Maka, dia tidak mudah bingung.
Mereka juga dengan mudah membuat abstraksi dan suatu persoalan yang luas
dengan jelas.
26
Imanuella F. Rachmani, op. cit.,27.
54
dikatakan, kecerdasan tertentu bisa jadi diasah agar terampil, meskipun pada
dasarnya haus akan pencarian rumus atau pola. Hal ini biasanya
merupakan salah satu bidang yang pada dasarnya berusaha mencari pola atau
pada kegiatan unsure strategis dan matematis, melainkan juga pada kegiatan
27
Howar Gardner, Multiple Intelligences. The Theory In Practice (New York: Basic Books, 1993) ,34.
55
insinyur.
biasa antara lain; Archimedes, tokoh penemu yang dikenal dengan seruan
bulat.28
dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual
artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau
mudah. Ini karena ia mampu mengamati dunia spasial secara akurat dan
28
Imanuella F. Rachmani, op. cit.,28.
56
mengoprasikan isi dunia, baik itu orang, objek atau suara. Anak-anak dengan
atau image. Mereka juga menyukai kegiatan yang ada hubungannya dengan
Dan seseorang yang memiliki kecerdasan ini juga punya presepsi yang
dengan mudah akan menemukan jalan dalam ruang dan suatu tempat, ia
meliihat peta kota dengan mudah. Dan ia tidak mudah bingung apabila
berada pada suatu daerah karena ia akan cepat beradaptasi dan dapat mudah
juga dapat mengungkapkan gagasannya dalam grafik yang lebih jelas dan
ringkas. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini kelak dimungkinkan akan
Kemampuan seperti ini biasanya dimiliki oleh para atlet, aktor, pemahat,
gerakan tubuh, secara alami memilliki tubuh yang atletis dan memiliki
mudah mengungkapkan diri dengan gerak tubuh mereka. Apa yang mereka
dengan tarian dan ekspresi tubuh. Mereka juga dengan mudah dapt
gerak tubuh. Orang yang kuat dalam kecerdasan gerak tubuh juga sangat
suka menari, olahraga, dan suka bergerak. Siswa ini biasanya tidak suka
diam, ingin selalu menggerakkan tubuhnya. Bila ada waktu luang dan tidak
ada pelajaran, anak-anak dengan kecerdasan gerak tubuh ini dengan segara
melihat siswa-siswinya berlatih tari atau dansa akan dengan cepat mengenali
Demikian pula seorang pelatih sepak bola dengan cepat akan tahu siswa
yang mana punya kelihaian lebih dalam mengolah bola. Beberapa tokoh
berikut ini termasuk orang yang memiliki kecerdasan gerak tubuh yang
(penari balet), Jaky Chan (aktor film laga ), Simon Santoso (pemain bulu
tangkis nasional).
matematika dan ilmu sains dalam diri seseorang. Apabila seorang anak
suara dan musik. Mereka dengan mudah belajar dan bermain musik
secara baik. Bahkan, sejak kecil sering kali mereka dapat menangkap dan
mengerti struktur musik. Itulah yang banyak dialami oleh para komponis
musik. Mereka dengan mudah juga menciptakan melodi dan lagu. Mereka
menyenangi dan tidak mudah bosan dengan apapun yang berbau musik.
Banyak dari mereka mudah menyanyi dan menjadi hidup dalam pentas-
tahun dalam bidang sains. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa anak dari
dunia. Saat di teliti lebih mendalam ternyata ketiga negara ini memasukkan
unsur ini ke dalam kurikulum mereka. Selain itu musik juga dapat
31
Imanuella F. Rachmani, op. cit.,72.
32
Paul Suparno, op. cit.,37.
60
Belajar dengan menggunakan musik yang tepat akan sangat membantu kita
dalam meningkatkan daya ingat. Kecerdasan jenis ini adalah bakat yang
sebuah bakat musik yang bersumber pada kemampuan alamiah atau karunia
prestasi tinggi dalam area atau bidang akademik lain. Padahal sebenarnya
seseorang yang cerdas musik belum tentu dapat menjadi komposer hebat
yang baik. Untuk itu, upaya mengasah kecerdasan musik tak hanya ditujukan
musikal yang tinggi adalah para komponis dan musisi terkenal dunia,
program musik dan bahkan menjadi guru musik. 31 Secara singkat, meskipun
serta gerakan tubuh orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat
dari orang lain juga termasuk dalam kecerdasan ini. Secara umum
menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang. Kecerdasan ini juga
mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain,
kelompok. Kecerdasan jenis ini biasanya dimiliki oleh para pemimpin, para
dengan orang lain. Hubungan dengan orang lain bagi mereka yang memiliki
mengenali dam membedakan perasaan serta apa yang dialami teman dan orang
33
Imanuella F. Rachmani, op. cit.,84.
62
diantaranya suka member masukan kepada teman, saudara atau orang lainnya
hal ini bertujuan agar mereka maju. Maka, tidak jarang sekali dia berperan
lebih baik dan mudah menjalin interaksi sosial. Anak yang memiliki
bekerja sama dengan orang lain, seperti dalam kelompok olahraga atau
sebagainya dan anak yang memiliki kecerdasan ini juga gemar berhumor
lebih suka belajar dengan orang lain, lebih suka mengadakan studi
akan dengan cepat berdiri dan mencari teman yang mau diajak kerja sama.
kegiatan di sekolah, namun tak ada salahnya apabila orang tuapun turut
berempati terhadap orang lain. Ini semua disebut prilaku prososial, yaitu
memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Orang yang memilki
kecerdasan ini sangat menghargai nilai, etika dan moral, serta memiliki
seperti ini biasanya dimiliki oleh para filosof, penyuluh agama, pembimbing,
tinggi. Orang tipe ini kebanyakan refleksif dan suka bekerja sendirian.
Sehingga tidak heran jika kita melihat seorang siswa yang memilih untuk
tengah asyik bermain pada jam istirahat. Atau bahkan tidak tertarik jika
gurunya memberikan tugas kelompok. Guru yang tidak tahu sering mamarahi
ini bukanlah anak yang tergolong dalam individu yang anti sosial,
tumbuh menjadi seorang individu yang memiliki kepekaan sangat baik saat
berkreativitas, memiliki intuisi yang baik, dan memiliki motivasi diri yang
memiliki keinginan kuat untuk meraih suatu tujuan yang ingin ia capai,
memiliki rasa percaya diri yang baik, dan juga memiliki cara berfikir yang
kehidupan sukses dengan kecerdsan intrapersonal luar biasa yang mereka miliki.
dengan baik, maka dia akan memiliki kesuksesan yang baik pula di masa
datang. Dengan demikian ada baiknya apabila orang tua tak terburu-buru
sikap diam dan pemalunya. Justru orang tua harus lebih memiliki
kepekaan dalam meliihat kelebihan salah satu aspek kecerdasan yang dimiliki
anaknya.34
untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta,
kecerdasan ini masih terus dalam proses penyempurnaan. Orang tua dan
guru mungkin sangat berminat dengan kecerdasan yang satu ini, karena
manifestasi dari kecerdasan ini sangatlah tidak lazim. Bahkan kerap kali
anak lebih suka bermain di luar rumah seperti di taman atau di kebun, anak
34
ibid,103.
66
bidang lainnya. Bila anak dengan mudah menandai pola dan benda-benda
yang khas pada binatang itu, maka ia dapat dikatakan memiliki kecerdasan
naturalis yang tinggi. Selain itu, anak dengan kecenderungan kecerdasan ini
lartar belakang dari setiap peristiwa yang ia alami. Mungkin yang dimaksud
menonjol, dan kecerdasan ini bertahan hingga mereka dewasa. Hal ini
bahwa kedelapan kecerdasan itu bukan hal yang sudah mati tidak
35
Paul Suparno, op. cit.,43.
68
itu disajikan dengan tari atau gerak. Di sinilah tantangan bagi guru untuk
Ada baiknya kita mulai menjajaki jenis kecerdasan kita sendiri mana
yang sudah berkembang dan mana yang belum. Dari delapan kecerdasan
tersebut, manakah yang menjadi keunggulan kita dan mana yang belum
mungkin.
Islam adalah agama yang haq dan diridhai Alloh SWT, diturunkan melalui
Nabi Muhammad SAW yang dipilih sebagai rasul-Nya yang terakhir. Ajaran atau
petunjuk Alloh SWT yang disebut agama Islam itu, terhimpun secara lengkap dan
sempurna di dalam Al-Quran sebagai mana difirmankan melalui surat Ali Imran ayat
138 yang artinya sebagai berikut: “Al-Quran itu adalah penerangan bagi seluruh
Dari firman Alloh itu jelas bahwa Islam merupakan agama universal, bukan
sekedar untuk suatu kaum atau bangsa tertentu dan bukan sekedar untuk manusia
69
yang mendiami bagian bumi tertentu pula. Islam adalah untuk umat manusia
untuk menerangi kehidupan manusia agar tidak tersesat. Islam merupakan juga
petunjuk jalan yang benar dan lurus bagi manusia, untuk mencapai ridha Alloh SWT
dan bukan jalan yang dimurkai-Nya. Dengan demikian berarti Islam memberikan
pelajaran kepada manusia mengenai cara menjalani dan menjalankan hidup dan
kehidupan yang baik dan benar, untuk mencapai keberuntungan di dunia dan akhirat
Nilai merupakan suatu hal yang melekat pada suatu hal yang lain
yang menjadi bagian dari identitas sesuatu tersebut. Bentuk material dan
abstrak di alam ini tidak bisa lepas dari nilai. Nilai memberikan definisi,
identitas, dan indikasi dari setiap hal konkret ataupun abstrak. Pengertian
nilai menurut Sidi Ghazalba sebagaimana dikutip oleh Chabib Toha, nilai
adalah suatu yang bersifat abstrak, ideal. Nilai bukan benda konkrit bukan
fakta dan tidak hanya persoalan benar adalah yang menuntut pembuktian
tidak disenangi.36
36
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000),60
37
http://www.PutuWangza.com/Lasantha/download/blogger, diakses pada tanggal 13 mei 2016,
pukul 13.00 WIB
70
untuk seluruh umat manusia. Pendidikan Islam memiliki nilai-nilai luhur yang agung
dan mampu menentukan posisi dan fungsi di dalam masyarakat Indonesia. Menurut
Chabib Thoha dalam bukunya Kapita Selekta Pendidikan Islam, Penanaman nilai
adalah suatu tindakan, perilaku atau proses menanamkan suatu tipe kepercayaan yang
berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan dimana seseorang bertindak atau
menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas
dikerjakan.38
Islam, Penerapan pendidikan nilai Islam pada pendidikan usia dini harus
melibatkan seluruh elemen yang menunjang iklim sekolah, agar terjadi interaksi
positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan diinternalisasikan. Guru
sebagai suri teladan (role model) dalam kegiatan belajar mengajar harus
diinternalisasikan. Guru sebagai suri teladan (role model) dalam kegiatan belajar
berorientasi pada perkembangan pribadi anak secara total. Sehingga pendidik dituntut
pelatihan dan mendidik anak seoptimal mungkin. Dengan adanya usaha tersebut,
38
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam,61
39
Wahyudi, dkk, Program Pendidikan Untuk Anak Usia Dini di Prasekolah Islam,(Jakarta:
Gramedia Widya Sarana Indonesia, 2005),28
40
Ibid.
71
maka akan bermunculan anak-anak yang cerdas dan berpribadi Islami. Karena pada
dasarnya setiap aspek dalam kehidupan pribadi harus diimbangi oleh prinsip-prinsip
masa usia prasekolah menjadi hal yang fundamental bagi orang tua maupun
guru, Berikut ini adalah nilai-nilai yang harus ditanamkan pada pendidikan
sekolah :
pembinaan yang pertama kali harus ditanamkan dalam jiwa dan pikiran anak.
untuk mengakui dan mempercayai adanya Tuhan. 41 oleh karena itu penanaman
keimanan pada anak merupkan hal yang paling esensial. Pada masa prasekolah
ini, merupakan saat yang tepat untuk menanamkan nilai keimanan dimana
anak sudah mulai bergaul dengan dunia luar, banyak hal yang ia saksikan
perilaku orang yang mengungkapkan rasa kagumnya pada Tuhan. Akan tetapi
disinilah peran orang tua dalam memperkenalkan dan membiasakan anak dalam
41
Najib Khalid al-Amir, Min Asalibi ar-Rasul fi at-Tarbiyah, terj. M. Iqbal Haetami, Mendidik Cara
Nabi Saw, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002),145.
42
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), 56.
72
Artinya :
“ Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman:13)43
Menurut Mudjab Mahalli, yang pertama kali harus dilakukan oleh orang
tua dalam mendidik anak adalah menanamkan nilai tauhid atau keimanan.
syahadat, sebagai kalimat yang pertama kali harus diucapkan ketika seseorang
Penanaman nilai ibadah pada anak dimulai dari dalam keluarga. Anak
gerak, sedangkan ajaran agama belum dapat di pahaminya karena ajaran agama
dan salah satu kewajiban muslim yang sudah baligh yakni melaksanakan ibadah
ول اهَّلل ِ َص ىَّل اهَّلل عَلَ ْي ِه َو َس مَّل َ ُم ُروا ُ قَا َل قَا َل َر ُس َع ْن مَع ْ ِرو ْب ِن ُش َع ْي ٍب َع ْن َأبِي ِه َع ْن َج ِّد ِه
َأ ْوال َدمُك ْ اِب َّلص ال ِة َومُه ْ َأبْنَ ا ُء َس ْبع ِ ِس ِن َني َوارْض ِ بُومُه ْ عَلَهْي َ ا َومُه ْ َأبْنَ ا ُء َعرْش ٍ َوفَ ّ ِرقُ وا بَيْهَن ُ ْم يِف
)الْ َمضَ ِاجع ِ (أخرجه ابوداود يف كتاب الصالة
Artinya :” Dari ‘Amar bin Syu’aib, dari ayahnya dari kakeknya ra., ia
berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “perintahlah anak-anakmu
mengerjakan salat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah
mereka karena meninggalkan salat bila berumur sepuluh tahun,
dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)!”.
(HR.Abu Daud dalam kitab sholat)”47
diterapkan sejak dini. Jangan sampai anak sudah berusia sepuluh tahun
belum mampu melakukan shalat. Tentu saja ini tidak terlepas dari
terus menerus ketika mereka sudah berusia tujuh tahun bahkan sepuluh
tidak bisa berhasil dalam waktu satu malam saja. Namun bila kedua orang
membiasakan shalat lima waktu secara teratur ini lebih mudah. Ketika
bersalah atau malu. Namun anggaplah sebagai kerikil kecil yang terjadi di
47
http://schaizatul.blogspot.co.id/2014/12/hadits-tentang-pendidikan-anak.html, diakses pada
tanggal 15 Mei 2016 pukul 11.00 WIB
48
Norma Tarazi, The Child in Islam: a Muslim Parent’s Handbook, terj. Nawang sri Wahyunngsih,
Wahai Ibu Kenali Anakmu: Pegangan Orang tua Muslim Mendidik Anak, (Bandung: Mitra
Pustaka, 2003),176.
74
bimbingan dan arahan dari orang yang dianggapnya sebagai top figur
sebagainya
dalam shalat.
maka diperlukan juga usaha menanamkan akhlak yang mulia pada anak
49
Wahyudi, CHA dan Dwi Retna Damayanti, op.cit., hlm .42.
75
sejak dini karena akhlak yang mulia merupakan aset bagi setiap orang
akhlak yang mulia dari orang tua dan lingkungan yang kondusif maka ia
pembentukan pribadi yang Islami pada diri anak. 50 Karena akhlak pada
anak terbentuk dengan meniru, bukan nasehat atau petunjuk. Anak selalu
mengawasi tingkah laku orang tuanya. Maka diharapkan orang tua sebagai
teladan yang baik. Di samping itu juga anak harus menghormati dan
anak, adalah membiasakan anak agar menggunakan tangan kanan bila memberi,
50
Norma Tarazi, op.cit., hlm .165.
51
Depag. RI, op.cit.,581.
76
dengan duduk yang baik serta mengakhiri setiap pekerjaan dengan bacaan
Hamdalah.52
Bila orang tua akan melarang sesuatu pada anak, hendaknya mereka
melarangnya atas suatu hal yang juga mereka hindari. Bila orang tua
mengarahkannya pada suatu nilai perilaku, hendaknya mereka pun memiliki nilai
Fenomena ini tidak jarang kita jumpai di lingkungan sekitar kita. Seorang
ibu selalu berkata pada anaknya bahwa menceritakan kejelekan orang lain itu
tidak baik, karena jika orang yang kita ceritakan aibnya itu mendengar, akan
merasa sakit dan sedih. Namun di kesempatan lain, sang ibu menceritakan
yang ia berikan pada anaknya dengan tidak mengubah nilai yang ada dan sudah
dipahami oleh anak itu sendiri. Dengan demikian, anak akan mempercayai
a) Busana Muslim
52
Mujab Mahalli, op.cit.,547.
53
Muhammad Rasyid Dimas, Siyasat Tarbawiyah Khathiah, terj. Sari Narulita, 20 Kesalahan dalam
Mendidik Anak, (Jakarta: Rabbani Press, 2005), 71.
77
memubadzirkan makanan
- Berdoa setelah makan sebagai rasa syukur atas makanan yang telah
diberikan
c) Perilaku Islami
dari iman
- Guru harus membiasakan anak dengan kosa kata yang sesuai dengan
- Berusaha untuk menghindari ucapan dan kata-kata kasar yang tidak dapat
keluarga.55 Adapun dasar dari kebutuhan sosial ini tercantum dalam al-
Quran :
dan ketentramannya.56
Washliyah menandakan organisasi ini mudah diterima oleh masyarakat dan telah
berperan dalam mencerdaskan bangsa. Dengan jumlah yang terus bertambah dari
telah disusun. Dan sebagai catatan bahwa majelis yang dibentuk pada tahun 1934
itu berbeda dengan majelis yang dibuat pada masa awal berdirinya Al Washliyah.
Salah satu majelis yang dibentuk itu adalah majelis tarbiyah, yaitu majelis
maktab disebut dengan kuttab, berasal dari taktib artinya pengajaran menulis, jadi
56
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996),18.
80
Pada tahun 1934 tujuan ini mengalami sedikit perubahan redaksi yang
dinyatakan bahwa tujuan oganisasi ini adalah “berusaha menunaikan tuntutan agama
memainkan peranan tidak kecil bagi perubahan kondisi umat Islam. Indonesia.
Bagi organisasi Islam yang telah maju, hal ini bukan luar biasa. Tapi bila
telah membuka cakrawala baru dalam dunia pendidikan Islam. Hal ini dapat
dilihat dalam langkah-langkah yang diambil Al Washliyah tanpa segan dan malu,
57
Chalidjah Hasanuddin, Al Jam’iyatul Washliyah Api Dalam Sekam (Bandung: Pustaka, 1988), cet.
ke-1,74.
58
Udin Sjamsuddin, Chutbah Pengurus Besar Memperingati Ulang Tahun Al Djamijatul Washlijah (Medan: PB Al Washlijah,
1955), 4.
59
Muhammad Ridwan Ibrahim Lubis, Kepribadian Anggota & Pengurus Al-Washliyah (Jakarta: PP HIMMAH, 1994),
12.
81
demi untuk mengejar kemajuan, bersedia belajar dan mencontoh dari organisasi
lingkungan pendidikan tersebut sangat penting digarap dan dibangun. Apabila salah satu
lingkungan pendidikan tersebut lemah, maka akan menimbulkan pengaruh dan akibat buruk bagi
lingkungan pendidikan lainnya. Muktamar ini bahkan telah merumuskan secara baik tentang
tujuan pendidikan ketiga institusi pendidikan ini. Disebutkan bahwa tujuan pendidikan
informal Al-Washliyah adalah “membentuk rumah tangga bahagia, harmonis dan penuh
diliputi rasa tanggungjawab timbalbalik dan rasa ketaqwaan kepada Allah Swt.” Tujuan pendidikan
madrasah adalah “membentuk manusia mukmin yang taqwa, berpengetahuan luas dan dalam,
cerdas dan tangkas dalam berjuang menuntut kebahagiaan dunia dan akhirat.” Sedangkan tujuan
pendidikan masyarakat adalah “membina masyarakat umat yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah Swt., memiliki rasa sosial dan perikemanusiaan yang mendalam, serta terikat ketat dengan
tali ukhuwah Islamiyah, sesuai dengan ajaran agama Islam dan Pancasila.61
berpengetahuan luas dan dalam, berbudi pekerti yang tinggi, cerdas dan tangkas dalam
60
Chalidjah Hasanuddin, Al Jam’iyatul Washliyah Api Dalam Sekam, cet. ke-1, h. 118.
61
Majelis Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan PB Al-Washliyah, Pola Pembangunan Al-Jam’iyatul Washliyah
dalam Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (Makalah tidak diterbitkan).
82
pendidikan Al-Washliyah seperti ini pernah diungkapkan oleh Prof. Nukman Sulaiman,
salah seorang ulama Al-Washliyah pada tahun 1967, dengan menyatakan bahwa tujuan
berpengetahuan luas dan dalam, berbudi pekerti yang tinggi, cerdas dan tangkas dalam
Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dari segi jumlah dan tersebar di
sekolah dan Madrasah Al Washliyah adalah 620 unit, yang terdiri dari 157 sekolah
umum (SD, SMP, SMA, SMK) serta 463 madrasah (Ibtidaiyah, Tsanawiyah,
Aliyah). Dengan jumlah siswa sekolah umum 30.694 orang dan sekolah agama
Seperti diketahui bahwa sejak awal berdirinya tahun 1930 sampai dengan
tahun 1982, pucuk pimpinan organisasi atau yang disebut Pengurus Besar Al
62
Majelis Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan PB Al-Washliyah, Pola Pembangunan Al Jam’iyatul Washliyah dalam
Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (Makalah tidak diterbitkan).
63
Pengurus Besar Al-Jam‟iyatul Washliyah, “Sistem Pendidikan AlWashliyah,” dalam Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Al-Jam’iyatul Washliyah, ed. Pengurus Besar Al-Washliyah (Jakarta: PB Al-Washliyah, 2000).
83
64
Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, 39.
65
Muhammad Abdurrahman, Pendidikan di Alaf Baru, Yogyakarta: Prismasophie, 2003, 36-37.
84
karakter-karakter Islam.
66
Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, Membangun Masyarakat Madani Indonesia, Yogyakarta:
Safiria Insania Press, 2003, 128.
85
menyusun misi dan visi, baik tingkat makro maupun mikro. Apabila
memiliki sikap toleran yang tinggi, menghargai hak asasi manusia, taat
Ibid,141-143.
67
Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, Membangun Masyarakat Madani Indonesia,
68
beragama.
kemaslahatan umat;
69
Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003, 157.
87
lain :71
kurikuler.
kondusif.
70
Ibid.
71
Shaleh Abdul Rachman, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2004, 259.
88
sikap dan nilai pribadi muslim yang terintegral sebagai masyarakat dan
b. Prinsip keseimbangan.
72
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga,
dan Masyarakat, Yogyakarta: PT. LkiS, 2009, 84-87.
89
pada guru, sekarang menjadi berpusat pada siswa, guru hanya sebagai
fasilitator saja.
Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, Membangun Masyarakat Madani Indonesia,
73
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
peneliti lebur dalam situasi yang diteliti. Peneliti adalah pengumpul data,
74
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008,
12-13.
91
memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang
diperoleh di lapangan.75
tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil
2. Lokasi Penelitian
90
Tempat penelitian ini adalah SMP Al Washliyah di Kota Medan.
3. Waktu Penelitian
a. Data Primer.
75
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 14.
76
M Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia,
2001, 15.
77
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009,
157.
92
yaitu: kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua baik di SMP Al
b. Data Sekunder
c. Foto
video.
78
Ibid, 159.
93
lain: tape recorder, kamera, alat perekam video, catatan lapangan dan
a. Wawancara Mendalam
79
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Transito, 2003,34
80
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 160.
81
, Metode Penelitian Kualitatif, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004, 72.
82
S. Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 113.
94
garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar
83
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, 180.
84
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009, 187.
95
kecakapan pewawancara.
yang bebas.
85
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 199.
96
wawancara tersebut.
b. Observasi
tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan
yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk
atau tak terstruktur karena terjadi secara naturalistik dan apa adanya
86
Mandalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 63.
87
Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 106.
97
pokok saja dalam pengamatan dan direkam dalam video, ketika sampai
88
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 176.
89
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, 180-182.
90
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Transito, 2003, 98-99.
98
terorganisasi dan harus diisi setiap hari. Pembuatan buku harian itu
secara kronologi dari waktu ke waktu. Catatan itu diberi nomor urut
semacamnya.
Medan.
c. Dokumentasi
utuh.91
1) Dokumen Pribadi.
2) Dokumen Resmi.
media massa.
dokumen resmi tentang profil sekolah secara umum, visi misi, struktur
7. Sampling
sumber dan bangunannya. Dalam penelitian ini tidak ada sampel acak,
dalam hal ini, yaitu mulai dari satu menjadi makin lama makin
banyak.
93
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009,
224-225
101
antara lain beberapa guru, orang tua murid, dan siswa. Selain itu juga
ekstrakurikuler.
8. Keabsahan Data
94
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, 324.
95
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 2003, 114-117.
102
dokumentasi.97
9. Analisis data
prinsip.98
mengambil kesimpulan.
antara lain: 99
B. Tahap-Tahap Penelitian
empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu tahap pra-lapangan, tahap kegiatan
1. Tahap Pra-Lapangan
Pada tahap ini peneliti mengunjungi lokasi, dalam hal ini adalah
penelitian.
lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data. Pada tahap ini
bahasa dan sistematikanya agar dalam pelaporan ini hasil penelitian tidak
4. Tahap Penulisan
format yang sesuai dalam bentuk tulisan dan bahasa yang mudah
C. Desain Penelitian
pengumpulan data. Dalam desain tersebut diuraikan secara agak rinci: data
apa yang dikumpulkan, dari mana dan dari siapa data tersebut dikumpulkan,
101
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, 287-288.
107
Panduan Dokumen
No FOKUS DOKUMEN YG
DIKUMPULKAN
1 Gambaran Umum Sekolah Profil sekolah
Data dan struktur
2 Pembelajaran Proses Jadwal Kegiatan Harian
Rekrutmen : Rekrutmen :
- Selektif, komunikatif dan - Aselektif, education for all
inovatif - Uji MIR untuk
- Training mengelompokkan anak
berbakat (Gifted Child)