Anda di halaman 1dari 11

Norma Agama – Ciri, Fungsi, Tujuan, Sumber, Sanksi & Contoh

Pengertian Norma Agama


Norma agama adalah suatu bentuk aturan atau kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan, dengan tujuan agar dapat mengatur tingkah laku manusia dengan Tuhan-Nya maupun terhadap sesama
manusia yang didasarkan pada ajaran suatu agama.
Secara singkat sebenarnya dari penjelasan pengertian norma agama adalah suatu bentuk petunjuk dari
Tuhan kepada umat-Nya sebagai pedoman untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Norma agama ini diambil dari nilai-nilai yang terkandung di dalam kitab suci suatu agama.

Tujuan Norma Agama


Tujuan norma agama adalah menyempurnakan manusia untuk menjadikan manusia yang baik dan menjauhi hal
yang buruk. Norma agama berbeda dengan norma-norma yang lainnya. Norma agama lebih mengarah pada
batin manusia.
Orang-orang yang menaati norma agama akan memiliki perilaku yang baik. Orang tersebut akan menjalani
hidup dengan tenang.

Ciri-Ciri Norma Agama

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri norma agama, terdiri atas:


Bersumber dari tuhan.
Bersifat universal atau abadi.
Dilaksanakan akan mendapt pahala, dan jika dilanggar mendapat dosa. Bersifat luas dan
berlaku untuk seluruh umat.

Fungsi Norma Agama


Berikut ini terdapat beberapa fungsi norma agama, terdiri atas:
Fungsi Edukatif (Pendidikan). Ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi menyuruh/mengajak dan
melarang yang harus dipatuhi agar pribagi penganutnya menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik
dan yang benar menurut ajaran agama masing-masing.
Fungsi Penyelamat. Dimanapun manusia berada, dia selalu menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang
diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan akhirat.
Fungsi Perdamaian. Melalui tuntunan agama seorang/sekelompok orang yang bersalah atau berdosa mencapai
kedamaian batin dan perdamaian dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu dia/mereka harus
bertaubat dan mengubah cara hidup.
Fungsi Kreatif. Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk mengajak umat beragama
bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Fungsi Sublimatif
(bersifat perubahan emosi). Ajaran agama mensucikan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat
agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma
agama, bila dilakukan atas niat yang tulus, karena untuk Alloh, itu adalah ibadah. Fungsi Kontrol Sosial. Ajaran
agama membentuk penganutnya makin peka terhadap masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan,
kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak bisa berdiam
diri menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada.
Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas. Bila fungsi ini dibangun secara serius dan tulus, maka persaudaraan yang
kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar “Civil Society” (kehidupan masyarakat) yang memukau.
Fungsi Pembaharuan. Ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi
kehidupan baru. Dengan fungsi ini seharusnya agama terus-menerus menjadi agen perubahan basis-basis nilai
dan moral bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sumber Norma Agama
Di dalam norma agama diperoleh perintah yang harus wajib dijalankan oleh semua umat beragama (Isalam,
Kristen, Budha, Hindu), juga ada larangan yang tidak boleh dilanggar. Terdapat juga anjuran yang menjadi
sunnah untuk dijalankan oleh manusia yang artinya aturan tersebut dianjurkan untuk dijalankan.

Contoh Norma Agama


Berikut ini terdapat beberapa contoh norma agama, terdiri atas:

Mencuri
Semua agama di dunia ini melarang pencurian, yang artinya mengambil sesuatu milik orang lain tanpa ijin
pemiliknya secara sah. Bahkan, aturan mencuri ini dimasukkan ke dalam norma hukum, agar sanksi yang
diberikan langsung.

Beberapa kegiatan yang termasuk pencurian adalah ; merampok, mencuri barang, korupsi harta dan waktu,
penyelewengan jabatan, dan lain-lain. Beberapa agama punya sanksi sendiri terhadap pencuri, misalnya dalam
agama Islam pencuri dipotong tangannya agar ada efek jera pada pelaku, namun biasanya aturan sanksi yang
diikuti adalah sanksi berdasarkan norma hukum.

Berzina
Berzina adalah melakukan hubungan intim dengan orang yang bukan pasangannya secara hukum negara dan
agama. Berzina dilarang oleh semua agama, karena perbuatan ini memberikan banyak dampak negatif. Dampak
negatifnya, antara lain:
Menyebarnya penyakit yang dapat menular karena hubungan seksual dengan berganti pasangan.

Tidak Melaksanakan Ibadah wajib


Ibadah wajib yang dimaksud adalah sholat dalam agama Islam atau sembahyang dalam agama lain
menyebutnya. Sholat dan sembahyang diyakini sebagai sarana berhubungan dengan tuhan Yang Maha Esa,
merupakan wujud rasa syukur, dan doa dengan segala kondisi yang ada.

Orang yang tidak melaksanakan sholat dan sembahyang dianggap telah melakukan dosa, meskipun tidak ada
sanksi tegas yang langsung diterima pelanggar. Masyarakat menganggap sholat dan sembahyang merupakan
hubungan pribadi seseorang dengan tuhan.

Konsumsi Minuman Keras atau Alkohol


Minuman yang mengandung alkohol mengandung banyak bahaya dari zat-zat beracun yang dikandungnya.
Bahaya tersebut terutama menyerang dan merusak otak para pengguna atau orang yang mengkonsumsi
alkohol secara rutin dan terus menerus.

Melakukan Perjudian
Seperti halnya minuman alkohol dan berzina, melakukan perjudian juga dilarang oleh semua anggota. Karena
pada dasarnya lebih banyak manusia / individu yang mengalami kerugian ketika melakukannya. Dan
menggantungkan nasib pada hal yang belum pasti juga merupakan hal yang dilarang dalam agama.)

Tidak Menghormati Orangtua


Setiap agama memerintahkan umatnya untuk menghormati orang yang lebih tua, terutama orangtua yang telah
melahirkan kita. Meskipun tidak ada sanksi hukum secara jelas, tidak mematuhi orangtua umumnya akan
menghasilkan penyesalan yang dalam dan tidak habis-habis kepada si pelaku.

Memfitnah
Memfitnah artinya menyebarkan keburukan orang lain yang tidak benar adanya. Biasanya dilakukan karena
seseorang merasa iri dan dengki terhadap keberhasilan seseorang. Dalam semua agama, hal ini juga termasuk
kategori perbuatan yang dilarang, karena memfitnah dapat menghancurkan nama baik seseorang dan merusak
hubungan sosial yang terjadi dalam mayarakat.

Di beberapa negara, memfitnah diikat pula dalam norma hukum dengan hukuman fisik berupa pidana kurungan
atau denda. Di Indonesia, seseorang yang memfitnah orang lain akan mendapat sanksi berkaitan dengan pasal
pencemaran nama baik.

Membunuh
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang berhak terhadap nyawa seseorang selain Tuhan. Maka tindakan
mengambil nyawa seseorang atau membunuh termasuk pelanggaran norma agama. Semua agama menyetujui
hal ini. Dalam norma-norma hukum, membunuh mempunyai undang-undang yang jelas dan sanksi fisik denda
sebagai hukuman pelanggaran.

Berbuat Jahat Terhadap sesama Manusia


Ada banyak aktegori berbuat jahat. dari mulai secara fisik, verbal, maupun psikologis yang membuat orang lain
merasa tidak nyaman. Misalnya, pemukulan, menyakiti hati orang lain dengan perkataan, menekan orang lain
secara psikologis atau mengancam, dan lain-lain. Meskipun tidak semua tindakan jahat diatur dalam norma
hukum, namun secara norma agama tindakan ini merupakan tindakan yang menghasilkan dosa.

Sanksi Norma Agama


Sama dengan norma-norma yang lainya, dalam norma agama juga terdapat sanksi bagi pelanggarnya. Sanksi
dalam norma agama ini bisa secara langsung di dunia maupun di akhirat kelak.

Jika di dunia, sanksi yang akan diterima antara lain :


Perasaan menjadi was-was
Dihantui rasa bersalah
Hidup menjadi tidak tenang
Mendapatkan dosa
Dijauhi atau dikucilkan oleh masyarakat
Tidak dipercaya oleh orang lain
Pikiran menjadi kacau, dan sebagainya

Contoh Norma Agama


Oleh karenanya guna memahami serta mengetahui implementasi atas norma dalam arti lembaga agama
khususnya di sekolah, keluarga dan masyarakat. Maka berikut akan disebutkan pengamalannya, antara lain;

Sekolah
Contoh pengamalan atas norma agama di dalam arti lembaga pendidikan, yakni sekolah. Antara lain;
 Menghargai dan menghormati setiap perbedaan keyakinan, kepercayaan, agama di sekolah
 Tidak menjadikan keyakinan, kepercayaan, agama sebagai bahan candaan
 Berdoa sebelum kelas dimulai atau sebelum menerima pembelajaran di sekolah
 Menerapkan perilaku jujur dalam berbicara serta bertingkahlaku
 Menjaga kebersihan diri dan kelas sebagai bagian dari praktik iman disekolah
 Tidak mengakui atau mengambil barang milik orang lain di sekolah
 Tidak menganggung teman saat sedang beribadah ataupun tidak mengganggu orang lain yang sedang
beribadah
 Tidak mengonsumsi minuman keras di dalam kelas ataupun di lingkungan sekolah
 Menjauhi diri dari penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba
 Tidak menyontek saat guru memberikan ulangan atau mengajakan ujian

Keluarga
Adapun untuk contoh pengamalan sikap dalam norma agama untuk contoh lembaga keluarga yang
merukapan unit terkecil memberikan dukasi bagi setiap individu. Antara lain;
 Menghormati orangtua serta anggota keluarga lainnya
 Beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menerapkan nilai luhur keagamaan dalam berkeluarga
 Senantiasa bertegur sapa dan ramah dengan anggota keluarga
 Tidak menyaiti atau melakukan kekerasan baik verbal maupun fisik kepada anggota keluarga lainnya
 Tidak melakukan hubungan intim (zina) dengan orangtua ataupun anggota keluarga lainnya

Masyarakat
Sedangkan yang terkahir dalam uraian tentang contoh pengamalan sikap norma agama yang ada di masyarakat,
khususnya untuk keseharian. Antara lain;
 Menjalankan apa yang menjadi perintah Tuhan Yang Maha Esa, serta menjauhkan diri dari segala hal yang
menjadi larangan atau pantangan dalam agama yang diyakini
 Senantiasa berbicara dan berperilaku sopan dan santun dengan warga masyarakat
 Peduli dengan anggota masyarakat serta lingkungan tempat tinggal sebagai bentuk syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa
 Senantiasa saling tolong-menolong dalam bermasyarakat
 Tidak melakukan atau mengaitkan anggota masyarakat lainnya dalam perbuatan judi

Norma Kesusilaan: Pengertian, Tujuan, Ciri-Ciri, Manfaat, dan Contohnya

Ilustrasi Norma Kesusilaan

Pengertian Norma Kesusilaan


Apa yang dimaksud dengan norma kesusilaan? Secara singkat, pengertian norma kesusilaan adalah suatu aturan
sosial yang mengatur tentang cara manusia berperilaku secara umum yang bersumber dari hati nurani manusia
itu sendiri.
Dalam norma ini tidak terdapat sanksi yang tegas seperti halnya norma hukum. Namun, mereka yang
melanggar norma ini tetap mendapat sanksi yang sifatnya individual, yaitu rasa malu.
Norma kesusilaan terdiri dari dua kata, yaitu:
Norma, yaitu aturan atau pedoman untuk mengatur.
Kesusilaan, yaitu sikap atau peraturan hidup.
Sehingga definisi norma kesusilaan dapat juga diartikan sebagai peraturan sosial yang bersumber dari hati
nurani manusia yang membentuk akhlak seseorang.
Karena bersumber dari hati nurani, maka pedoman kesusilaan tidak tertulis dan pelaksaaannya dilakukan
manusia berdasarkan hati nuraninya. Norma kesusilaan juga disebut sebagai norma moral, sehingga mereka
yang melanggar aturan hidup ini disebut sebagai orang yang tidak bermoral atau asusila.

Tujuan dan Manfaat Norma Kesusilaan

Mengacu pada pengertiannya di atas, tujuan norma ini adalah agar setiap individu memiliki nilai-nilai
kemanusiaan dan sifat kesusilaan yang baik sehingga keharmonisan hubungan antar manusia dapat terwujud.
Hal tersebut tentunya akan memberikan banyak manfaat bagi manusia, misalnya untuk membantu seseorang
agar dapat membedakan mana hal yang buruk dan yang baik.

Ciri-Ciri Norma Kesusilaan


Mengacu pada penjelasan definisinya, berikut ini adalah beberapa ciri norma kesusilaan yang bisa kita ketahui:
Norma ini bersumber dari hati nurani manusia.
Norma ini sifatnya lokal dalam suatu masyarakat tertentu dan tidak abadi.
Mereka yang melanggar aturan hidup ini akan mendapatkan sanksi yang bersifat individu, yaitu dikucilkan dari
masyarakat, rasa malu, penyesalan batin.
Contoh Norma Kesusilaan
Untuk lebih memahami tentang pedoman hidup yang
satu ini, kita dapat melihatnya dari beberapa contoh
norma kesusilaan dan gambarnya berikut ini:
1. Jujur Dalam Bersikap dan Bertingkah Laku

Mengembalikan barang yang ditemukan pada pemiliknya


Dalam hal ini, jujur bukan hanya dalam berbicara tapi juga dalam bersikap dan bertingkah laku. Salah satu
contohnya adalah sikap kita ketika menemukan atau melihat barang milik orang lain yang terjatuh atau
tertinggal di suatu tempat.

2. Meminta Maaf Saat Melakukan Kesalahan

Meminta maaf saat melakukan kesalahan Pada


umumnya orang yang melakukan kesalahan akan
meminta maaf. Ini merupakan salah satu bentuk
aturan hidup sehari-hari yang berlaku di masyarakat
secara umum.
Dengan meminta maaf maka seseorang menyadari
kesalahannya dan bersikap dewasa dengan meminta
maaf. Orang yang berani meminta maaf merupakan
pribadi yang bertanggungjawab dan dapat diandalkan.

3. Berpakaian Sesuai Tempat dan Situasi

Berpakaian sesuai tempat dan situasi


Cara berpakaian juga merupakan salah satu bentuk aturan kesusilaan. Umumnya orang memilih untuk
berpakaian sesuai dengan tempat dan situasi.

4. Menghargai dan Menghormati Orang Lain


Menghargai dan menghormati orang lain
Di dalam pedoman hidup manusia terdapat aturan tentang cara manusia dalam bergaul dengan sesama
manusia. Secara umum, orang yang lebih tua wajib dihormati dan dihargai orang yang lebih muda.
Selain itu, cara berbicara dan menyampaikan pendapat kepada orang lain juga harus dijaga. Sesuaikan cara
berkomunikasi dengan orang yang sebaya dengan orang yang lebih tua.

5. Berbicara Hal-Hal yang Baik


Bagi banyak orang, cara berbicara merupakan hal yang dianggap
sepele. Namun, kenyataannya cara kita berbicara dan topik yang dibicarakan dapat berdampak besar bagi orang
lain dan diri kita sendiri.
Membicarakan hal tentang orang lain akan berdampak juga pada diri kita sendiri. Itu sebabnya perlu
memperhatikan cara berbicara karena hal itu akan berdampak pada diri sendiri.

6. Tidak Mengambil Hak Orang Lain

Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam kehidupan bersama, tentunya
setiap individu harus menghargai dan menghormati hak orang lain.
Masing-masing individu tidak boleh mengambil hal milik orang lain atau merugikan pihak lain. Segala tindakan
yang merugikan, misalnya mengambil hak orang lain akan merusak keseimbangan masyarakat sehingga
menciptakan kesenjangan dan berpotensi mengakibatkan terjadinya chaos.

Sanksi Dalam Norma Kesusilaan

Di dalam diri setiap manusia pasti terdapat ‘bisikan hati’ yang mengarahkannya pada tindakan yang baik sesuai
norma. Namun, tidak jarang manusia mengabaikannya dan melakukan hal-hal yang melanggar norma.
Ketika seseorang melakukan pelanggaran, maka orang tersebut akan mendapatkan sanksi.

Adapun beberapa bentuk sanksi bagi pelanggar norma ini diantaranya adalah: Perasaan malu
Perasaan menyesal
Pengucilan di dalam masyarakat, bahkan dipenjara

Norma Kesopanan: Pengertian, Fungsi, Ciri-Ciri, dan Contoh Implementasinya


Pengertian Norma Kesopanan

Apa itu norma kesopanan? Pengertian norma kesopanan adalah serangkaian aturan tentang tingkat laku yang
bersumber dari budaya, adat istiadat, atau tradisi di suatu wilayah yang berkembang dalam pergaulan anggota
masyarakat dan dianggap sebagai tuntunan dalam berinteraksi antar sesama.
Norma kesopanan atau sopan santun bersifat relatif karena setiap tempat, lingkungan, dan waktu memiliki
kategori norma kesopanannya sendiri. Sesuai dengan pengertian norma kesopanan di atas, maka norma ini
wajib diimplementasikan untuk mendapatkan keteraturan di dalam masyarakat. Sopan santun sangat perlu dan
penting menjadi budaya wajib yang harus dimiliki, baik di tengah masyarakat maupun organisasi. Tanpa sopan
santun atau lebih sering disebut etika kerja, maka dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antar anggota
organisasi.

Peran dan Fungsi Norma Kesopanan


Mengacu pada uraian di atas, norma ini memiliki fungsi yang berguna bagi tatanan masyarakat.
Berikut ini adalah beberapa fungsi norma kesopanan:
Berfungsi sebagai aturan, pedoman, dan tata cara berperilaku suatu kelompok masyarakat
Berfungsi sebagai pedoman dalam memberikan sanksi bagi pihak yang melanggar norma ini Berfungsi untuk
menciptakan suatu kelompok masyarakat yang selaras sehingga rasa nyaman dan tentram dapat tercapai di
masyarakat tersebut

Ciri-Ciri Norma Kesopanan


Berdasarkan pengertian norma kesopanan di atas, ada beberapa karakteristik yang membedakan norma sopan
santun dengan norma lainnya, yaitu:
Norma kesopanan berasal dari pergaulan atau hubungan antar anggota masyarakat
Norma kesopanan bersifat lokal atau kedaerahan, tidak berlaku di tempat lain
Pelanggar norma kesopanan diberikan sanksi berupa celaan, kritikan, atau bahkan dikucilkan dari masyarakat
setempat

Contoh Norma Kesopanan di Masyarakat Umum


Berikut ini adalah beberapa contoh norma kesopanan yang sering berlaku di berbagai tempat, yaitu:
Membuang sampah pada tempatnya
Makan dengan menggunakan tangan kanan
Menghargai dan menghormati orang yang lebih tua
Menyapa/ memberi salam pada orang lain sebagai bentuk keramahan
Bertutur kata baik dan tidak kasar pada orang lain
Memberikan tempat duduk di kendaraan umum bagi orang tua dan ibu hamil

Contoh Norma Sopan Santun di Lingkungan Kerja


Sesuai dengan penjelasan di atas, maka norma kesopanan dapat diimplementasikan secara sederhana di
lingkungan kerja diantaranya seperti:
1. Tidak bicara atau tertawa terlalu keras
Kantor adalah tempat untuk bekerja dan membutuhkan konsentrasi tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan.
Oleh karena itu, sebaiknya seorang manajer memberikan aturan kepada pekerja agar tidak berbicara atau
tertawa terlalu keras, karena dapat mengganggu sesama rekan kerja. Apalagi jika hal ini dilakukan oleh
pekerja yang masih muda kepada pekerja yang lebih tua, maka akan terlihat adanya ketidaksopanan.
Meskipun sepele, namun jika hal ini dibiarkan justru akan membuat image buruk bagi perusahaan jika
sewaktu-waktu mendapatkan kunjungan client atau konsumen.
2. Tidak saling membicarakan kejelekan orang lain di tempat kerja
Seorang manajer berhak membuat aturan untuk melarang karyawan membahas hal-hal yang tidak berkaitan
dengan pekerjaan apalagi “menggosip”.
Hal ini bertujuan untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan yang tidak terselesaikan akibat karyawan terlalu
sering membicarakan orang lain. Manajer bisa mengatasi hal ini dengan meminta karyawan untuk terbuka jika
terjadi permasalahan dengan karyawan lain.
3. Menghormati yang lebih tua
Jika Anda seorang manajer yang masih muda dan memiliki bawahan dengan kategori usia yang lebih tua dari
Anda, sebaiknya Anda tetap menjaga sikap sopan santun ketika berinteraksi dengan orang tersebut.
Misalnya ketika tidak sengaja bertemu, maka sedikit membungkuklah sebagai bentuk penghormatan meskipun
jabatan Anda lebih tinggi dari mereka. Karena norma sopan santun lebih mengenal usia daripada jabatan.
4. Sopan santun dalam bersikap
Sopan santun dalam bersikap memiliki cakupan yang luas. Sopan santun seperti ini sebenarnya sulit untuk
diberikan peraturan tertulis di kertas sehingga memerlukan kesadaran secara pribadi dari pihak yang
bersangkutan.
Misalnya ketika sedang rapat kerja, biasakan untuk tidak saling memotong pembicaraan orang lain jika orang
tersebut belum selesai berbicara. Selain itu bisa juga ditunjukkan dengan sikap tidak mengambil apapun dari
meja rekan kerja tanpa sepengetahuan dan seijin dari yang rekan Anda.
5. Menjaga kebersihan lingkungan kerja
Walaupun di perusahaan biasanya tersedia pegawai khusus untuk membersihkan kantor, namun sebaiknya
memiliki kesadaran untuk bersama-sama menjaga kebersihan di lingkungan kerja. Paling tidak dengan
membiasakan membuang sampah pada tempatnya.

Norma Hukum: Pengertian, Jenis, Sifat, Tujuan, dan Contoh Norma Hukum

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara tentu diperlukan adanya aturan-aturan atau norma, baik
tertulis maupun tidak tertulis, yang diharapkan dapat mengendalikan perilaku setiap individu. Dalam setiap
norma terdapat sanksi atau hukuman yang diberikan kepada para pelanggarnya. Namun, kesadaran dari setiap
individu tetap menjadi faktor penentu terhadap keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Pengertian Norma Hukum


Secara umum, pengertian norma hukum adalah suatu aturan sosial yang sifatnya universal yang dibuat oleh
lembaga-lembaga tertentu, misalnya negara, dimana tujuannya untuk melarang atau memaksa setiap orang
untuk berperilaku sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pembuat aturan tersebut.
Pendapat lain menyebutkan pengertian norma hukum adalah sekumpulan aturan yang dibuat oleh pemegang
otoritas atau yang berwenang sehingga aturan tersebut berlaku secara paksa dan pihakpihak yang
melanggarnya akan dikenakan hukuman atau denda.
Norma ini dibuat melalui proses yang panjang sebelum diterapkan di masyarakat umum. Mulai dari
perancangan, perumusan, pembuatan keputusan, penetapan, hingga akhirnya diterapkan di masyarakat dengan
tujuan tertentu.

Tujuan Norma Hukum


Pada dasarnya tujuan utama dari norma hukum (legal norm) adalah untuk menjaga ketertiban, keteraturan,
keamanan, dan stabilitas dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Mengacu pada definisinya, adapun
beberapa tujuan dibuatnya norma ini adalah:
Untuk mengatur tata perilaku setiap individu secara universal.
Untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang tertib dan taat hukum.
Untuk menciptakan keteraturan dalam kehidupan sosial masyarakat umum.
Untuk mencegah setiap orang melakukan tindakan yang dapat merugikan orang lain.
Untuk mencegah dan mengendalikan kriminalitas yang mungkin terjadi.
Untuk melindungi berbagai kepentingan setiap orang dalam mencapai tujuannya masing-masing.
Sebagai dasar dalam memberikan sanksi atau hukuman kepada pihak-pihak yang melanggar aturan. Dari
penjelasan tujuan norma ini dapat dipahami bahwa norma hukum dibuat untuk menjaga ketertiban suatu
negara dan seluruh komponen yang ada di dalamnya. Selain itu, norma ini juga dibuat untuk memberikan
jaminan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia sehingga semua orang bisa mendapatkan keadilan dan
kesejahteraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Sanksi Norma Hukum

Seperti yang telah disebutkan pada paragraf awal, dalam setiap norma terdapat sanksi yang akan diberikan
pada pihak-pihak yang melanggarnya. Sanksi ini bersifat tegas dan nyata yang diberikan pada pelanggar sesuai
dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.
Sanksi terhadap pelanggaran norma hukum ini telah ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan. Namun secara umum, sanksi tersebut bisa dalam bentuk; Hukuman sosial
(perasaan bersalah, dikucilkan, dicemooh, dan lain-lain).
Hukuman kurungan penjara sementara.
Hukuman kurungan penjara seumur hidup.
Hak-haknya dicabut oleh negara.
Harta bendanya disita negara.
Hukuman mati.

Ciri-Ciri Legal Norm


Meskipun memiliki tujuan yang sama norma lainnya, yaitu untuk mengatur perilaku orang banyak, norma
hukum memiliki perbedaan dengan norma lainnya. Berikut ini adalah ciri-cirinya:
Norma ini dibuat dan ditetapkan oleh suatu lembaga atau pejabat yang berwenang. Sebagai contoh,
pembuatan Undang-Undang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Terdapat tata cara atau prosedur tertentu dalam proses pembuatannya. Di Indonesia tata cara tersebut diatur
dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 20, 21, 22, serta UU No. 10 tahun 2004.
Pembuatan norma ini harus mengikuti hierarki tertentu yang ada di dalam hukum tata negara. Di dalam
norma ini terdapat aturan tentang tata cara pergaulan hidup manusia secara tertulis untuk mengatur
hubungan antara warga negara dengan pemerintah maupun antar warga negaranya. Dalam norma ini
mengandung aturan yang sifatnya memaksa dan universal yang harus diikuti oleh masyarakat di wilayah
hukum norma tersebut.
Norma ini disertai dengan sanki yang tegas bagi para pelanggarnya, misalnya kurungan penjara, denda, atau
bahkan hukuman mati.

Jenis-Jenis Norma Hukum

Secara umum, norma hukum dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Hukum Tertulis
Hukum tertulis adalah suatu hukum yang ditulis serta ditetapkan (sah) oleh pejabat yang memiliki
otoritas atas ha tersebut. Beberapa yang termasuk dalam hukum tertulis, yaitu: a. Hukum Acara
Hukum acara yaitu hukum yang mengatur tentang tata cara melakukan pemeriksaan, tuntutan, dan
pengambilan keputusan dalam suatu perkara. Dalam hukum acara terdapat aturan yang mengikat tentang
tata cara dijalankannya suatu persidangan pidana, perdata, serta tata usaha negara. b. Hukum Pidana
Hukum pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan yang dilarang dan
termasuk dalam tindakan pidana, serta ketentuan hukuman apa yang dapat diberikan bagi pelanggarnya.
Hukum pidana mencakup hal-hal yang berkaitan dengan suatu tindak kejahatan, kriminal, serta pelanggaran
lainnya yang sejenis, serta sanksi-sanksi bagi pelanggar hukum tersebut.
Sebagai contoh; seorang pria melakukan menganiaya orang lain merupakan tindakan kriminal yang akan
dikenakan sanksi hukum pidana. Dalam hal ini, sanksi dapat berupa kurungan penjara atau denda sesuai
dengan kitab hukum pidana. c. Hukum Perdata
Dalam arti luas, pengertian hukum perdata (hukum privat dan hukum publik) yaitu keseluruhan hukum privat
materiil, yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan. Hukum perdata
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan hak atas harta benda dan juga hubungan antar setiap individu dalam
masyarakat. Beberapa yang termasuk dalam hukum perdata;
Hukum tentang diri seseorang
Hukum keluarga
Hukum kekayaan
Hukum waris
Sebagai contoh; dua orang bersaudara berselisih mengenai harta warisan orang tuanya, maka penanganan
kasus tersebut dilakukan secara perorangan sesuai dengan hukum perdata.
2. Hukum Tidak Tertulis
Hukum tidak tertulis adalah suatu hukum yang menjadi kebiasaan dalam suatu masyarakat di wilayah tertentu
dimanat hukum tersebut mengatur tentang tata cara kehidupan bermasyarakat di wilayah tersebut. Jenis
hukum ini dapat berubah sewaktu-waktu karena tidak tertulis, sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi di
daerah tersebut.
Adapun yang termasuk dalam hukum tidak tertulis adalah: a.
Hukum Adat
Hukum adat merupakan hukum asli sesuai dengan wilayah atau daerah tertentu yang ada di Indonesia. Aturan
dalam hukum adat biasanya tidak tertulis sehingga dapat berkembang dan menyesuaikan dengan perubahan
sosial.
Sebagai contoh; di daerah tertentu di Indonesia, bila dua orang sejoli tertangkap basah sedang memadu kasih
maka secara adat harus segera dikawinkan. Hukum tersebut sebenarnya tidak tertulis, namun secara kultural
telah menjadi aturan secara turun-temurun di daerah tersebut.

Contoh Norma Hukum

Agar lebih memahami penjelasan mengenai norma ini, berikut adalah beberapa contoh norma hukum yang ada
di masyarkat Indonesia:
Peraturan tentang perpajakan di Indonesia, misalnya;
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-01/PJ/2016
Peraturan Menteri Keuangan No. 16/PMK.10/2016
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-47/PJ/2015
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2015
2. Peraturan tentang tata tertib berlalu-lintas di jalan raya, misalnya: Pengendara harus
memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Kendaraan harus memiliki Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Kendaraan harus menggunakan pelat nomor.
Menggunakan helm bila mengendarai sepeda motor Pengendara
mobil harus menggunakan sabuk pengaman.
Mematuhi rambu-rambu lalu lintas di jalan raya.
Memberikan isyarat (lampu sein) ketika akan berbelok.

Anda mungkin juga menyukai