Perancangan Tata
Letak Pabrik
15
Teknik Teknik Industri W161700027 Sakti Aji Lesmana ST. MMSi
Abstract Kompetensi
Modul ini akan memberikan gambaran Agar mahasiswa memahami cara
tata letak dan layout secara lebih membuat desain layout dengan cara
singkat disertai beberapa materi yang benar dari awal sampai akhir
tambahan sebagai pelengkap yang
belum diberikan.
Assembling Process Chart (APC), Routing
Sheet Dan Multi Product Process Chart
(MPPC)
Produksi mesin per jam merupakan kemampuan mesin menghasilkan suatu produk
dalam satu jam. Kapasitas produksi per jam akan digunakan untuk melakukan perhitungan
bahan yang harus disiapkan, efisiensi mesin dan juga jumlah mesin teoritis yang dibutuhkan
untuk memenuhi jumlah produksi. Bahan yang disiapkan pada routing sheet, diperoleh dari
perhitungan dengan menggunakan rumus berikut:
Reliabilitas menyatakan reliabilitas kerja dari sumber daya yang ada. Hasil
perhitungan routing sheet tersebut untuk mengetahui kebutuhan mesin (aktual dan teoritis)
dari proses pembuatan sebuah produk.
Multi Product Process Chart atau MPPC adalah suatu diagram yang menunjukan
urut-urutan proses untuk masing-masing komponen yang akan diproduksi (Apple, 1990).
Pembuatan MPPC dilakukan berdasarkan Operation Process Chart (OPC) dan routing
sheet. Berikut ini adalah contoh MPPC dari pembuatan sebuah produk.
Lambang yang digunakan dalam MPPC adalah lingkaran untuk operasi dan segitiga
untuk penyimpanan. Komponen-komponen diurutkan dari kiri ke kanan (digambarkan dalam
dua departemen, yaitu fabrikasi dan assembling), dan proses setiap komponen digambarkan
secara vertikal, mulai dari receiving hingga shipping. Jumlah mesin teoritis (berdasarkan
routing sheet) untuk setiap proses dicantumkan di samping lambang operasi. Jumlah mesin
teoritis tersebut dijumlahkan secara mendatar per peralatan / mesin / departemen, sehingga
akan diperoleh jumlah mesin total yang dibutuhkan per peralatan / mesin / departemen.
Luas Lantai
Perencanaan luas lantai dari tempat kerja didapat setelah kita mengetahui jumlah
mesin yang butuhkan (diperoleh dari rooting sheet), ukuran bahan juga ukuran tiap mesin.
Lantai yang dihitung luasnya terdiri dari lantai produksi, gudang komponen pembantu,,
gudang bahan jadi, dan luas fasilitas perkantoran.
Menurut apple (1990) sebelum menentukan kebutuhan gudang, sejumlah factor yang
berhubungan dengan kebutuhan ruangan perlu diperhitungkan antara lain jenis bahan,
ukuran bahan tiap komponen, jumlah tumpukan bahan. Jumlah peralatan perlengkapan
yang digunakan juga waktu komponen diterima dan dipakai.
Ruangan bahan baku harus diberi kelonggaran untuk penyimpanan barang pada
penerimaan, sementara menunggu proses pemeriksaan dan proses pengangkutan ke
kegiatan selanjutnya. Menurut francis (1992) menyebutkan bahwa dalam merancang system
gudang sangat tergantung pada ukuran gudang, metode yang digunakan dalam mengelola
gudang dan tata letak dari system gudang.
2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas
4 Sakti Aji Lesmana
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut apple (1990) penentuan ruangan yang dibutuhkan untuk kegiatan
pengiriman berkaitan erat dengan kegiatan penerimaan. Karenanya kebutuhan ruangan
dapat ditentukan dengan mengacu pada informasi terdahulu pada penerimaan dengan
menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan untuk mengatasi perbedaan antara keduanya,
sejauh prosedur penentuan berkaitan. Luas lantai dari pabrik dapat dibagi menjadi luas
lantai gudang bahan baku, luas lantai bahan baku, luas lantai mesin, luas lantai bahan jadi
dan luas lantai perkantoran/fasilitas.kegiatan yang mempengaruhi luas lantai yaitu alat
angkut, cara penyimpanan bahan baku dan aliran bahan yang kesemuanya harus
diperhitungkan dalam penentuan luas lantai dengan penambahan kelonggaran.
Luas lantai keseluruhan merupakan total dari luas lantai gudang bahan baku, luas
lantai mesin dan luas lantai gudang barang jadi. Total luas lantai keseluruhan terlihat pada
tabel 6.
1/2√A + 1/2√B
Dimana:
A = untuk departemen atau mesin dari,
B = untuk departemen atau mesin ke,
Contoh untuk perhitungan In Flow - Out Flow seperti ditunjukkan oleh tabel 7.
Keterangan:
i = baris
j = kolom
Cij = Harga koefisien ongkos pada baris ke-1 kolom ke-j
Keterangan:
Mesin M harus diikuti oleh prioritas I, II, III, dan seterusnya.
Untuk prioritas yang besar (III) bias menempati prioritas yang lebih kecil (II atau I) <
untuk kondisi selanjutnya.
Area pada ARD diasumsikan sama, baru pada revisi disesuaikan berdasarkan ARD
lini dan areanya sesuai dengan luas dari masing-masing aktivitas yang diperkecil dengan
skala tertentu. Adapun keuntungan pembuatan ARD ini adalah:
a. Pembagian wilayah kegiatan yang sistematis.
b. Memudahkan proses tata letak.
c. Meminimumkan ruangan yang tidak terpakai.
d. Menerjemahkan perkiraan area ke dalam suatu peraturan pendahuluan dalam bentuk
yang dapat dilihat.
e. Memberikan perkiraan luas letak.
f. Dasar bagi perencanaan selanjutnya.
Alasan-alasan di atas dapat menjadi penentu untuk kekedekatan antar ruangan atau
departemen di dalam suatu perusahaan. Kode warna juga dapat membantu untuk
mengetahui hubungan antar departemen atau ruangan, sehingga hubungan kedekatan
ruangan tersebut semakin jelas karena adanya kode warna dan alasannya. Tabel 11
merupakan kode warna yang digunakan untuk masing-masing prioritas dari hubungan
dalam penyusunan ARC.
Tabel 11. Kode Warna yang Digunakan dalam Penyusunan ARC
2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas
12 Sakti Aji Lesmana
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hubungan aktivitas antar ruangan, departemen serta fasilitas dari perusahaan
disajikan dalam bentuk chart dengan berdasarkan kode alasan, kode warna, dan deskripsi
alasan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Area Allocation Diagram (AAD) merupakan template secara global, informasi yang
dapat dilihat pada AAD hanya pemanfaatan area pabrik dan perkantoran saja, sedangkan
gambaran visualisasi secara lengkap dapat dilihat pada template yang merupakan hasil
akhir dari penganalisaan dan perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan.
AAD merupakan gambaran dari template untuk luas bangunannya tanpa adanya
aliran bahan dari seluruh komponen yang digunakan dalam proses produksi. Pembuatan
template harus disesuaikan pada AAD yang telah dibuat. Salah satu tujuan dari pembuatan
AAD ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai template yang akan dibuat, selain
itu untuk mengantisipasi kesalahan yang mungkin saja terjadi dalam pembuatan template.
Template merupakan suatu gambaran yang lebih jelas dari tata letak pabrik yang
akan dibuat dan merupakan gambaran detail dari Area Allocation Diagram (AAD) yang telah
dibuat. Informasi yang dapat dilihat pada template, yaitu:
a. Tata letak kantor dan peralatannya.
b. Tata letak fasilitas yang ada di pabrik, misalnya jalan, kantin, dan sebagainya.
c. Tata letak bagian produksi, misalnya receiving, fabrikasi, assembling, dan shipping.
d. Aliran setiap material, mulai dari receiving sampai dengan shipping.
ARC