Anda di halaman 1dari 3

KEPERAWATAN HIV AIDS

Ns.

Pencegahan HIV AIDS di Komunitas

Disusun oleh:

SILVIA NUR RIZKI (11181082)

S1. KEPERAWATAN REGULER XI.B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMINA BINA MEDIKA

Jl.Bintaro Raya No 10, Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, 12240

Tahun Ajaran 2018-2019

Pencegahan HIV AIDS di Komunitas


Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala
penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan
oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit ini merupakan penyakit
berbahaya dan harus diwaspadai dimana penyebarannya sangat cepat. HIV/AIDS
merupakan salah satu penyakit infeksi peringkat atas yang dapat menyebabkan kematian

Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat macam faktor yaitu faktor keturunan,
faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan.5 Ansyori (2016)
menjelaskan bahwa penyebaran HIV/AIDS bukan semata-mata masalah kesehatan tetapi
mempunyai implikasi politik, ekonomi, sosial, etnis, agama dan hukum bahkan dampak secara
nyata, cepat atau lambat, menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia.

Penanggulangan HIV/AIDS dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah,


masyarakat, sektor swasta dan para pengidap HIV/AIDS dengan dukungan organisasi
internasional. Masyarakat termasuk LSM merupakan pelaku utama dalam pelaksanaan
penanggulangan sedangkan pemerintah berkewajiban memberdayakan masyarakat serta
memberikan bantuan arahan, bimbingan dan menciptakan suasana yang menunjang.

Penanggulangan HIV/AIDS merupakan upaya terpadu dari peningkatan perilaku hidup


sehat (promotif), pencegahan penyakit HIV/AIDS (preventif), serta pengobatan dan perawatan
(kuratif) dan dukungan hidup (support) terhadap pengidap HIV/AIDS. Upaya preventif dan
promotif merupakan upaya prioritas yang diselenggarakan secara berimbang dengan upaya
kuratif dan dukungan terhadap pengidap HIV/AIDS.

Stigma memiliki dua pemahaman sudut pandang, yaitu stigma masyarakat dan stigma
pada diri sendiri (self stigma). Stigma masyarakat terjadi ketika masyarakat umum setuju
dengan stereotipe buruk seseorang (misal, penyakit mental, pecandu, dll) dan self stigma
adalah konsekuensi dari orang yang distigmakan menerapkan stigma untuk diri mereka sendiri.
Lebih lanjut, stigma mempengaruhi kehidupan ODHA dengan menimbulkan depresi dan
kecemasan, rasa sedih, rasa bersalah, dan perasaan kurang bernilai. Selain itu stigma dapat
menurunkan kualitas hidup, membatasi akses dan penggunaan layanan kesehatan, dan
mengurangi kepatuhan terhadap antiretroviral (ARV)

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan terhadap ODHA


berhubungan erat dengan berkembangnya stigma ODHA. Adapun ketidaktahuan tentang
mekanisme penularan, over estimasi tentang resiko penularan, dan sikap negatif terhadap
ODHA yang tidak semestinya, sangat berhubungan dengan berkembangnya stigma ODHA.
Dapat dikatakan, semakin rendah tingkat pengetahuan tentang HIV dan AIDS maka semakin
besar kemungkinan berkembang stigma tentang ODHA di masyarakat.

Peran Perawat dalam Pelayanan Pencegahan HIV/AIDS

1. Level Primer Menyediakan edukasi mengenai pencegahan HIV/AIDS pada populasi


sehat
2. Level Sekunder Tes dan konseling HIV Informasi pada partner
3. Level Tersier Edukasi caregivers dari ODHA tentang standard precaution
Identifikasi sumber daya masyarakat untuk menyediakan pelayanan suportif

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/SILVIA/Downloads/1016-1926-1-SM.pdf

http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/1016

Anda mungkin juga menyukai