Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muchammad Romadhon

NIM : 14520012
Mat.Kul : Agama Kristen

Isi kitab Perjanjian Baru

Isi dari Perjanjian Baru adalah penyataan rahasia janji Allah yang baru yang
diwujudkan dalam catatan tentang kata-kata/pengajaran Yesus dan pada pengikut-Nya.
Catatan ini terdiri dari 27 buku, yang ditulis dalam kurun waktu 45-50 tahun, ditulis oleh 8-
9 orang penulis (berbangsa Yahudi kecuali Lukas). Pengelompokan isi Perjanjian Baru
dapat dibagi sbb.:

a. Buku-buku yang berisi sejarah:

Kitab Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul; menceritakan
tentang kehidupan dan kematian Yesus dan riwayat para pengikut-Nya setelah Yesus
diangkat ke surga.

b. Buku-buku yang berisi pengajaran doktrin:

Semua surat-surat kiriman Rasul Paulus dan Rasul-rasul lain; surat-surat itu
khususnya ditujukan kepada jemaat untuk mengajarkan tentang pokok-pokok iman
Kristen serta pelaksanaan hidup Kristen.

c. Buku yang berisi nubuat:

Kitab Wahyu; mengungkapkan nubuatan masa kini dan masa yang akan datang
melalui penglihatan dan pengalaman supranatural.

Susunan Kitab-Kitab Perjanjian Baru

27 Kitab yang ada dalam Alkitab Perjanjian Baru disusun tidak berdasarkan urutan
tahun ditulis, melainkan berdasarkan kronologis sejarah kisahnya dan sebagian karena
sifat-sifat sastranya. Susunan tsb. adalah sbb.:
Kitab Sejarah : 15. 1Timotius, penulis Paulus
1. Matius, penulis Matius 16. 2Timotius, penulis Paulus
2. Markus, penulis Markus 17. Titus, penulis Paulus
3. Lukas, penulis Lukas 18. Filemon, penulis Paulus
4. Yohanes, penulis Yohanes
Surat Kiriman :
5. Kisah Para Rasul, penulis Lukas
19. Ibrani, Penulis Anonim
Surat Kiriman :
20. Yakobus, Penulis Yakobus
6. Roma, penulis Paulus 21. 1Petrus, Penulis Petrus
7. 1Korintus, penulis Paulus 22. 2Petrus, Penulis Petrus
8. 2Korintus, penulis Paulus 23. 1Yohanes, Penulis Yohanes
9. Galatia, penulis Paulus 24. 2Yohanes, Penulis Yohanes
10. Efesus, penulis Paulus 25. 3Yohanes, Penulis Yohanes
11. Filipi, penulis Paulus 26. Yudas, Penulis Yudas
12. Kolose, penulis Paulus
Kitab Nubuat :
13. 1Tesalonika, penulis Paulus
14. 2Tesalonika, penulis Paulus 27. Wahyu, penulis Yohanes

Sejarah kepenulisan kitab Perjanjian Baru

Pengumpulan naskah-naskah PERJANJIAN BARU terjadi sebagai proses pimpinan


Roh Kudus dalam memelihara hasil inspirasi yang dituliskan oleh para penulis Alkitab.
Pengumpulan naskah-naskah PERJANJIAN BARU yang akhirnya diterima sebagai kitab-
kitab PERJANJIAN BARU dalam Alkitab disebut sebagai Kanonisasi. Melalui beberapa
peristiwa, penyeleksian penyusunan daftar kitab (kanon) itu akhirnya diterima gereja.

1. Pengertian Kanon

Kata kanon berasal dari kata Yunani kanon, artinya buluh. Karena pemakaian
"buluh" dalam kehidupan sehari-hari jaman itu adalah untuk mengukur, maka kanon juga
berarti sebatang tongkat/kayu pengukur atau penggaris.
Namun pada abad ke 4 Athanasius memberikan arti teologis bahwa kanon dipakai
untuk menunjuk kepada Alkitab. Sehingga artinya adalah: Daftar naskah kitab-kitab dalam
Alkitab yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standard peraturan-peraturan
tertentu yang diterima oleh Gereja Tuhan sebagai kitab-kitab Kanonik yang diakui
diinspirasikan oleh Allah dan memiliki otoritas penuh dan mutlak terhadap iman Kristen
dan perbuatannya.

2. Sejarah Kanon Perjanjian Baru

Setelah kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga, pengajaran Injil diteruskan pleh
para Rasul Tuhan dengan otoritas penuh karena merekalah saksi-saksi mata tentang
keselamatan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Tulisan-tulisan tentang pengajaran iman
Kristen oleh para Rasul sangat dibutuhkan mengingat bahwa merekalah pada saksi mata
yang dapat memberitakan pengajaran Injil Yesus Kristus dengan jelas dan menafsirkannya
dengan tepat, sesuai dengan pimpinan Roh Kudus kepada mereka. Selama thn. 100 - 200 M,
tulisan-tulisan para Rasul itu dipakai dan dikumpulkan oleh sidang-sidang jemaat dan
kemudian di teruskan oleh gereja-gereja generasi berikutnya.

3. Daftar Kanon Perjanjian Baru

Beberapa Daftar Kanon Perjanjian Baru yang pernah berlaku dalam sejarah gereja:

a. Daftar Marcion

Daftar buku Perjanjian Baru yang tertua disusun di Roma pada tahun 140 M oleh
seorang bidat yang bernama Marcion. Menurut Marcion kitab Perjanjian Lama harus
ditolak dan juga kitab-kitab Perjanjian Baru yang dipengaruhi oleh Yudaisme, karena
menurutnya Allah Perjanjian Lama mempunyai status yang lebih rendah dari Allah yang
dinyatakan dalam diri Kristus. Itu sebabnya kanon Marcion hanya terdiri dari 2 bagian:

1. Kitab Injil Lukas (Injil yang tidak dipengaruhi oleh Yudaisme)

2. 8 Surat Paulus (3 Surat Penggembalaan tidak dimasukkan), yaitu: 1 & 2 Korintus,


Efesus (Laodikia), Filipi, Kolose, 1 & 2 Tesalonika, Filemon.
b. Daftar Muratori

Daftar lain yang lebih muda dikenal dengan sebutan "Fragmen Muratori", berasal
dari Roma pada akhir abad dua. Pada daftar kanonnya dimasukkan:

1. Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul.

2. 9 Surat Paulus kepada Jemaat dan 4 kepada perorangan.

3. 2 Surat Yohanes, Wahyu Yohanes dan Wahyu Petrus (kitab dari apokrifa).

c. Konsili Hippo (393M) dan Konsili Kartago (397M)

Konsili gereja di Afrika Utara ini menerima daftar 27 kitab-kitab Perjanjian Baru
yang kita pakai sekarang. Penerimaan mereka didasarkan pada kesadaran akan nilai kitab-
kitab itu sebagai yang diinspirasikan oleh Allah. Ditambah lagi dengan fakta bahwa kita-
kitab tsb. telah umum digunakan oleh gereja-gereja saat itu.

4. Kanon Injil dan Kisah Para Rasul

Pada mulanya kitab-kitab Injil itu merupakan satu kumpulan kitab dalam bentuk
tunggal, tetapi dilaporkan sebagai "Menurut Matius", "Menurut Markus" dsb. Tapi pada
tahun 115 M, Ignatius mengenal lebih dari satu Injil, jadi mungkin yang dimaksud adalah
kumpulan Injil-injil.

Sekitar tahun 170 M, seorang bernama Tatianus membuat Injil rangkap empat
menjadi satu cerita yang bersambung, atau disebut "Harmoni Injil-injil" (Diatessaron),
salah satu bentuk yang disukai banyak orang. Walaupun ada lebih dari 4 Injil yang dikenal
jaman itu (mis. Injil Barnabas dll.), tapi Ireneus berkata bahwa tidak ada Injil lain selain 4
Injil yang sudah dikenal (Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Ia berkata, seperti halnya 4 arah
mata angin, maka gereja juga mempunyai 4 Injil sebagai tiang penyangga gereja.

Kitab Kisah Para Rasul mendapatkan pengakuan kanonik karena penulisnya sama
dengan Injil ketiga (Lukas). Kedudukan kitab ini penting dalam kanon Perjanjian Baru
karena merupakan kitab yang sentral, menjadi penghubung antara kitab-kitab Injil dan
Surat-surat Kiriman.

Anda mungkin juga menyukai