FORMULASI KOSMETIKA
KORDINATOR PRAKTIKUM :
1
1.1. PERATURAN PRAKTIKUM
2
Laporan dibuat dengan format berikut :
1. Pendahuluan
Berisi teori dan latar belakang percobaan.
2. Monografi bahan
Berisi tentang bahan yang digunakan, uraian bahan, kegunaan dan persentase
penggunaan bahan tersebut dan lain-lain.
3. Metode.
Berisi peralatan dan bahan yang digunakan, tujuan dan cara percobaan.
4. Hasil pengamatan dan diskusi.
Berisi tentang hasil pengamatan, foto produk dan diskusi tentang percobaan yang telah
dilakukan.
5. Kesimpulan dan saran.
6. Daftar Pustaka.
7. Laporan dikumpulkan beserta 4 jenis produk yang dibuat masing-masing 1 sampel
produk dikemas menarik.
8. 4 laporan dijilid menjadi 1.(dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum)
3
FORMULA 1
LIP BALM
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat lipbalm, bahan apa saja
yang dapat digunakan untuk memformulasikan sediaan lip balm.
a. Komponen utama
1. Minyak
Minyak yang digunakan dalam lipstik harus memberikan kelembutan, kilauan,
dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna (Poucher, 2000). Minyak
yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak mineral, dan minyak
nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang unik karena memiliki
viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan staining-dye dengan
baik.Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting dalam banyak lipstik
modern.Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam menunda
pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga
dispersi pigmen benar benar merata (Balsam, 1972).
4
2. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan
menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang ideal
akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 50 dan mampu mengikat
fase minyak agar tidak keluar atau berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut
dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin. Lilin yang
digunakan antara laincarnauba wax, candelilla wax, beeswax, ozokerites,
spermaceti dan setil alkohol. Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami
yang yang sangat keras karena memiliki titik lebur yang tinggi yaitu 85.Biasa
digunakan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan titik lebur dan kekerasan
lipstik (Balsam, 1972).
3. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk
membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan
kekuatan lipstik, dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik.
Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat
dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi
untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah
lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain
(Jellineck, 1976).
b. Zat tambahan yang digunakan yaitu antioksidan, pengawet dan parfum (Senzel,
1977).
1. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang
rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan
yang paling sering digunakan (Poucher, 2000). Antioksidan yang digunakan
harus memenuhi syarat (Wasitaatmadja S, 1997):
5
2. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik
sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air.Akan tetapi ketika
lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada
permukaan lipstik sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme.Oleh karena itu
perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik.Pengawet yang sering
digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben (Poucher, 2000).
3. Parfum
Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan, menutupi bau
dari lemak yang digunakan sebagai basis, dan dapat menutupi bau
1 Coconut Oil 45
2 Cocoa Butter 20
3 Castor Oil 25
4 Carnauba Wax 10
3) Memasukan cocoa butter dan carnauba wax ke dalam slow cooker hingga
memeleh
4) Memasukan coconut oil ke dalam slow cooker sambil diaduk sampai homogen
6
5) Memasukan castor oil ke dalam slow cooker sambil diaduk sampai homogen
7
FORMULA 2
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat sabun padat transparan,
bahan apa saja yang dapat digunakan untuk memformulasikan sediaannya.
8
agents (1-3%), penstabil (antioksidan, complexing agents) (0.05-0.5%), pewangi
(0.5-3%), pewarna (0.05-0.3%), dan skin protection agents seperti sorbitol atau
gliserin (1-5%).
Struktur transparan pada sabun dapat dibentuk dengan menambahkan
transparent agent seperti gliserin, sukrosa dan alkohol dalam formulasi pembuatan
sabun transparan. Selain itu, penambahan propilen glikol, sorbitol, polietilen
glikol, surfaktan amfoterik dan surfaktan anionik dapat juga ditambahkan sebagai
transparent agent agar melengkapi fungsi yang sama dengan gliserin (Mitsui,
1997).
a.Komponen utama
1. Minyak dan lemak
Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa
trigilserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara
12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan
menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan
membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam air dan sulit
menimbulkan busa. Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat
dan linoleat yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi
pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak
jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada
asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang
dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperature
tinggi.
Tallow
Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industry
pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan
dari warna, titer ( temperature solidifikasi dari asam lemak ), kandungan
FFA, bilangan saponifikasi dan bilangan iodine. Tallow dengan kualitas
baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan taloow dengan
9
kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat
adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow.
Lard
Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam
lemak tak jenuh seperti oleat ( 60-65%) dan asam lemak jenuh seperti
stearat ( 35-40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus
dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya.
Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.
Palm oil
Palm oil ( minyak kelapa sawit) umumnya digunakan sebagai pengganti
tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa
sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya
kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai
bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang
terbuat dari 100 % minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit
berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
sabun ,minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.
Coconut oil
Coconut oil (minyak kelapa) merupakan minyak nabati yang sering
digunakan dalam industry pembuatan sabun.Minyak kelapa berwarna
kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan
(kopra).Minyak kelapa memiliki kandungan asam jenuh yang tinggi
terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang
menimbulkan bau tengik.
Palm kernel oil
Palm kernel oil ( minyak inti kelapa sawit) diperoleh dari biji kelapa
sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirip
dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak
kelapa.Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebih
tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa.
10
Castrol oil
Castrol oil (minyak jarak) berasal dari biji pohon jarak dan digunakan
untuk membuat sabun transparan. Biji tanaman jarak terdiri dari 75% daging
biji, dan 25% kulit.Daging biji jarak ini bisa memberikan rendemen 54%
minyak.Minyak yang dihasilkan dari biji tanaman jarak dikenal sebagai
minyak jarak. Minyak jarak berwarna bening dan dapat dimanfaatkan
sebagai kosmetika, bahan baku pembuatan biodisel dan sabun.
2. Komponen alkali
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah
NaOH,KOH,Na2CO3, NH4OH dan ethanolamines. NaOH atau yang busa
dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang
paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras.KOH banyak
digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut
dalam air. Na2CO3 ( abu soda/ natrium karbonat) merupakan alkali yang
murah dan dapat menyabunkan asam lemak,tetapi tidak dapat menyabunkan
trigliserida (minyak atau lemak).
3. Komponen pendukung
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses
penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pengendapan sabun dan
pengambilan gliserin)sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan.
Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif :
1) NaCl
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun.
Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl
yang terlalu tinggi dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun.NaCl
yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan
(Kristal).NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin.
Gilserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya
11
yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi,
kalsium dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.
Alkohol
Adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan sabun, agar sabun
menjadi bening atau transparan.Kemurnian alcohol 96% yang
mempunyai titik nyala yang rendah maka tidak sulit untuk
menyalakannya.Penggunaan kompor gas dan kompor listrik harus hati-
hati, karena dapat membakar alcohol langsung.Untuk menjadi
transparansi, sabun harus benar larut. Akohol dengan level yang tinggi
dan kandungan air yang rendah dapat menghasilkan produk sabun yang
lebih jernih.
Glyserin
Glyserin sudah lama digunakan sebagai humectan (menjaga kelembaban
kulit), dan sampai saat ini masih digunakan secara luas oleh pembuat
sabun. Apabila didehidrasi dan dideodorisasi glyserin akan berubah
menjadi cairan tak berwarna dan tak berbau. Glyserin kurang menentukan
kejernihan sabun, rasanya manis membakar.
Gula
Bersifat humectan dikenal mampu membantu pembusaan sabun. Semakin
putih warna gula,maka semakin jernih sabun yang dihasilkan. Gula yang
paling baik untuk sabun transparan adalah gula yang apabila dicairkan
berwarna jernih seperti glycerin.
12
Stearic acid
Membantu mengeraskan sabun, khususnya sabun yang menggunakan
minyak dari tumbuhan.Penggunaannya dicairkan dulu dalam minyak,
kemudian dicampur NaOH untuk disaponifikasi.Penggunaan Stearic acid
yang terlalu banyak menyebabkan sabun menjadi tidak keras atau
lembek.
Pewarna
Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun.Ini ditujukan
agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba
sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik.Biasanya
warna warna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau maupun
orange.
Humectan
Digunakan untuk merawat kulit agar tetap terlihat muda, yang mana
sangat erat hubungannya dengan kelembutan kulit. Bahan yang biasa
digunakan adalah :
- Glyserin
- Propilenglikol
- Sorbitol
- Sodium hyaluronat
- Sodium lactat
Antioksidan\
Karena sabun tersusun dari asam lemak,minyak,lilin, dimana senyawa-
senyawa tersebut mengandung ikatan tidak jenuh, dan sebagaimana
diketahui bahwa ikatan jenuh akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut
ditandai dengan adanya bau tengik atau sabun yang kita gunakan menjadi
iritan terhadap kulit. Untuk menjaga kualitas sabun dari reaksi
oksidasi,diperlukan bahan antioksidan. Bahan yang biasa digunakan
adalah :
- Tokoferol
13
- BHT ( dibutil hydroxyltoluen)
- BHA ( butyl hydroxyanysol)
- Ester asam gallat
- NDGA ( Nonhydroxyquaiaretic acid)
b. Prosedur pembuatan
14
b) Masukkan asam stearate, VCO dan ol. Ricini ke dalam magnetic stirer panaskan
c) Masukkan KOH dan NaOH ke dalam magnetic stirrer aduk hingga homogen
e) Tambahkan sukrosa (yang telah dilarutkan dengan aquadest panas yang untuk
meng ad kan)
dan transparan
h) Tambahkan SLS ( larutkan dengan aquadest panas) aduk hingga homogen dan
dalam gelas ukur, kocok kuat-kuat, ukur tinggi busa menit ke 0, 5, 10 dan 15.
15
FORMULA 3
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat handsanitizer gel, bahan
apa saja yang dapat digunakan untuk memformulasikan sediaannya.
2. Sifat/karakteristik gel
Sifat dan karakteristik gel adalah sebagai berikut :
a. Swelling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorpsi
larutan sehingga terjadi pertambahan volume. Pelarut akan berpenetrasi
diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan gel. (Anonim,
2006)
b. Syneresis
Syneresis adalah suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam
masa gel. Cairan yang terjerat akan keluar dan berada diatas permukaan gel.
Pada waktu pembentukan gel terjadi tekanan yang elastis, sehingga terbentuk
16
massa gel yang tegar. Mekanisme terjadinya kontraksi berhubungan dengan
fase relaksasi akibat adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya gel.Adanya
perubahan pada ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antar matriks
berubah, sehingga memungkinkan cairan bergerak menuju permukaan.
Syneresis dapat terjadi pada hidrogel maupun organogel. (Anonim, 2006)
17
pengaruh enzim yang dihasilkan oleh mikroba. Turunan selulosayangdapat
digunakan untuk membentuk gel adalah metilselulosa, Na CMC,
hidroksietilselulosa dan hidroksipropilselulosa (larut dalam cairan polar
organik) (Agoes & Darijanto, 1993).
n
nama bahan jumlah (%) keterangan
o
1 carbopol 0,2 gelling agend
2 propilenglicolum 0,25 humectant
3 etanol 96% 70 sanitizer
4 glicerin 0,15 humectant
5 TEA 1 neutralizer
6 Pewarna qs
7 Pengaroma qs
8 aquadest ad 100
INSTRUKSI: buat dalam 500 gram, etanol dan aquadest dalam satuan ml.
V. Evaluasi Sediaan
a) Uji pH dengan pH indikator
18
b) Uji organoleptis ( bau,warna, konsistensi)
FORMULA 4
LOTION
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat sabun padat
transparan, bahan apa saja yang dapat digunakan untuk memformulasikan
sediaannya.
19
Pencampuran merupakan titik kritis dalam pembuatan lotion karena dapat
berpengaruh terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi yang dihasilkan. Sifat fisis
lotion dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kecepatan putar mixer, suhu
pencampuran, dan waktu pencampuran.Kecepatan putar mixer berperan dalam
memberikan energi mekanik sehingga campuran dapat terdispersi satu sama
lainnya.
Faktor suhu juga dapat mempengaruhi tingkat pencampuran. Peningkatan
suhu harus dijaga selama proses pencampuran untuk meminimalkan kemungkinan
terjadinya pemadatan dini dari bahan yang awalnya berbentuk padatan selama
proses pencampuran. Suhu juga akan berpengaruh terhadap penurunan tegangan
permukaan sehingga memudahkan pencampuran.
Waktu pencampuran dapat mempengaruhi tingkat pencampuran.
Meskipun demikian pencampuran yang berlangsung lama tidak menjamin
tercapainya homogenitas ideal yang dikehendaki, sebab proses pencampuran
maupun proses pemisahan pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan
tetap.
20
IV. PROSEDUR KERJA
V. Evaluasi sediaan
a) Uji pH dengan pH indicator
b) Uji organoleptis ( bau, warna, konsistensi)
2. Bacaan anjuran
21
a. Mitsui Takeo, 1997. New Cosmetic Science, ,Tokyo:Elsevier
22