Anda di halaman 1dari 22

MODUL PRAKTIKUM

FORMULASI KOSMETIKA

KORDINATOR PRAKTIKUM :

SULISTIORINI INDRIANTY, S.Si.,M.Farm.,Apt.

AKADEMI FARMASI MUHAMMADIYAH CIREBON


2020

1
1.1. PERATURAN PRAKTIKUM

Para mahasiswa harus mematuhi peraturan-peraturan laboratorium yang ada. Peraturan


tersebut adalah :
1. Menyiapkan diri : Mahasiswa harus tahu percobaan apa yang akan dilakukan pada hari
tersebut. Mahasiswa harus mempelajari terlebih dahulu sebelum masuk laboratorium.
2. Kahadiran : Mahasiswa harus sudah datang ke laboratorium sebelum waktu yang
ditentukan. Dosen pengawas berhak mengeluarkan mahasiswa yang dating terlambat
lebih dari 15 menit tanpa alasan yang memuaskan.
3. Pakaian : Mahasiswa diwajibkan memakai jas-lab, masker, sarung tangan dan harus
bersepatu. Tidak diperkenankan memakai sandal.
4. Alat :Mahasiswa wajib membawa kemasan serta alat cetak yang akan digunakan
untuk kemasan produk, plastik, penggaris panjang, tissue dan lap bersih.
5. Kebersihan : kebersihan diri sendiri dan tempat kerja harus selalu diutamakan.
6. Hemat : Bahan-bahan kimia dan alat-alat laboratorium sangat mahal dan sukar didapat.
Pemakaian bahan kimia harus berhemat (seperlunya saja). Bahan yang berlebih harus
dikembalikan ke tempatnya semula, tanpa pencemaran. Mahasiswa harus berhati-hati
dalam menggunakan alat-alat. Jangan menggunakan alat yang belum dikenal tanpa
petunjuk pengawas praktikum.
7. Keselamatan: Mahasiswa harus mematuhi peraturan keselamatan di laboratorium.
Jangan menyentuh bahan kimia yang berbahaya dan jangan membuang zat kimia
sembarangan. Tidak boleh membawa zat kimia keluar laboratorium tanpa ijin
pengawas.
8. Sakit : Mahasiswa yang sakit sewaktu menjalankan praktikum, harus segera
menghubungi pengawas laboratorium yang ada.
9. Tata Tertib Umum : Selama praktikum dilarang makan atau merokok di laboratorium.
Juga tidak boleh berbicara yang tidak ada hubungannya dengan praktikum. Mahasiswa
yang didapati melakukan pelanggaran akan diberi sanksi dan mungkin praktikumnya
dibatalkan.

1.2. CARA MEMBUAT LAPORAN

2
Laporan dibuat dengan format berikut :

1. Pendahuluan
Berisi teori dan latar belakang percobaan.

2. Monografi bahan
Berisi tentang bahan yang digunakan, uraian bahan, kegunaan dan persentase
penggunaan bahan tersebut dan lain-lain.
3. Metode.
Berisi peralatan dan bahan yang digunakan, tujuan dan cara percobaan.
4. Hasil pengamatan dan diskusi.
Berisi tentang hasil pengamatan, foto produk dan diskusi tentang percobaan yang telah
dilakukan.
5. Kesimpulan dan saran.
6. Daftar Pustaka.
7. Laporan dikumpulkan beserta 4 jenis produk yang dibuat masing-masing 1 sampel
produk dikemas menarik.
8. 4 laporan dijilid menjadi 1.(dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum)

1.3. PENILAIAN LAPORAN

Laporan akan dinilai berdasarkan :

1. Susunan persembahan laporan tersebut


2. Kandungan teori dan perbincangan keputusan-keputusan yang diperoleh dari percobaan.
3. Data-data yang dipersembahkan
4. Persembahan gambar harus mampu menyatakan apa yang dimaksud
5. Laporan harus lengkap, jelas, tepat dan rapih. penilaian akan ditumpukan pada
pemahaman mahasiswa atas percobaan yang dilakukan. Pemahaman ini akan terlihat dari
susunan laporan dan diskusi atau perbincangan hasil-hasil yang diperoleh.
6. Laporan harus diserahkan tepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

3
FORMULA 1
LIP BALM

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat lipbalm, bahan apa saja
yang dapat digunakan untuk memformulasikan sediaan lip balm.

II. DASAR TEORI


Bentuknya bermacam-macam, ada yang padat seperti lipstik dan ada pula
yang berbentuk krim dan cair. Fungsi lip balm adalah untuk membentuk lapisan baru
di atas permukaan kulit untuk melindungi bibir dan menjaga kelembaban bibir. Oleh
karena itu, lip balm ini diperlukan terutama untuk yang punya bibir mudah kering dan
pecah-pecah.
Bibir memang sangat rentan terhadap iritasi karena lapisan kulitnya yang
tipis.Bacalah baik-baik kandungan yang terdapat di dalam produk tersebut sebelum
membeli. Sebaiknya pilihlah lip balm yang memiliki kadar pelembab tinggi,
mengandung emollient dan minyak alami. Apabila kita sering beraktifitas di luar
rumah, pilihlah lip balm yang mengandung tabir surya untuk melindungi bibir dari
sinar ultraviolet.

a. Komponen utama
1. Minyak
Minyak yang digunakan dalam lipstik harus memberikan kelembutan, kilauan,
dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna (Poucher, 2000). Minyak
yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak mineral, dan minyak
nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang unik karena memiliki
viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan staining-dye dengan
baik.Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting dalam banyak lipstik
modern.Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam menunda
pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga
dispersi pigmen benar benar merata (Balsam, 1972).

4
2. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan
menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang ideal
akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 50 dan mampu mengikat
fase minyak agar tidak keluar atau berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut
dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin. Lilin yang
digunakan antara laincarnauba wax, candelilla wax, beeswax, ozokerites,
spermaceti dan setil alkohol. Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami
yang yang sangat keras karena memiliki titik lebur yang tinggi yaitu 85.Biasa
digunakan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan titik lebur dan kekerasan
lipstik (Balsam, 1972).

3. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk
membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan
kekuatan lipstik, dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik.
Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat
dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi
untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah
lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain
(Jellineck, 1976).

b. Zat tambahan yang digunakan yaitu antioksidan, pengawet dan parfum (Senzel,
1977).
1. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang
rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan
yang paling sering digunakan (Poucher, 2000). Antioksidan yang digunakan
harus memenuhi syarat (Wasitaatmadja S, 1997):

5
2. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik
sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air.Akan tetapi ketika
lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada
permukaan lipstik sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme.Oleh karena itu
perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik.Pengawet yang sering
digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben (Poucher, 2000).
3. Parfum
Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan, menutupi bau
dari lemak yang digunakan sebagai basis, dan dapat menutupi bau

III. FORMULA LIP BALM

No Nama Bahan Jumlah (%) b/v


 

1 Coconut Oil 45

2 Cocoa Butter 20

3 Castor Oil 25

4 Carnauba Wax 10

Catatan: Pembuatan dalam 150 gram

a. Pembuatan lip balm

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Menimbang masing-masing bahan

3) Memasukan cocoa butter dan carnauba wax ke dalam slow cooker hingga

memeleh

4) Memasukan coconut oil ke dalam slow cooker sambil diaduk sampai homogen

6
5) Memasukan castor oil ke dalam slow cooker sambil diaduk sampai homogen

6) Memasukan sediaan ke dalam wadah yang telah disediakan

b. Pengujian pH dengan pH indicator dan organoleptis (bau, warna, kosistensi)

7
FORMULA 2

SABUN PADAT TRANSPARAN

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat sabun padat transparan,
bahan apa saja yang dapat digunakan untuk memformulasikan sediaannya.

II. DASAR TEORI


Sabun transparan adalah jenis sabun yang digunakan untuk wajah dan tubuh
yang dapat menghasilkan busa yang lebih lembut di kulit dan penampakannya lebih
berkilau jika dibandingkan dengan jenis sabun yang lain. Sabun transparan disebut
juga sabun gliserin , mempunyai penampakan yang lebih menarik karena
transparansinya.
Sabun adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa Natrium
atau Kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani (Dewan
Standarisasi Nasional/DSN, 1994).Sabun mandi merupakan sabun natrium yang
umumnya ditambahkan zat pewangi dan digunakan untuk membersihkan tubuh
manusia dan tidak membahayakan kesehatan.Sabun mandi terdiri atas berbagai
bentuk seperti berbentuk padat (batang), cair, dan gel.Sabun mandi batang terdiri dari
cold-made, opaque, sabun transparan, dan sabun kertas.Sabun mandi cold-made
mempunyai kemampuan berbusa dengan baik di dalam air yang mengandung
garam(air sadah).Sabun opaque adalah jenis sabun mandi biasa, berbentuk batang dan
tidak transparan.Sabun transparan atau disebut juga sabun gliserin mempunyai
penampakan yang lebih menarik karena transparansinya.

1. Komponen Sabun Transparan


Sabun tersusun atas komponen-komponen minyak dan bukan minyak. Menurut
Shrivastava (1982), sabun yang bagus harus mengandung lebih dari satu macam
komponen bukan minyak (non-oil substances). Hill (2005) menyatakan bahwa
bahan aditif dapat ditambahkan dalam jumlah normal, misalnya overgreasing

8
agents (1-3%), penstabil (antioksidan, complexing agents) (0.05-0.5%), pewangi
(0.5-3%), pewarna (0.05-0.3%), dan skin protection agents seperti sorbitol atau
gliserin (1-5%).
Struktur transparan pada sabun dapat dibentuk dengan menambahkan
transparent agent seperti gliserin, sukrosa dan alkohol dalam formulasi pembuatan
sabun transparan. Selain itu, penambahan propilen glikol, sorbitol, polietilen
glikol, surfaktan amfoterik dan surfaktan anionik dapat juga ditambahkan sebagai
transparent agent agar melengkapi fungsi yang sama dengan gliserin (Mitsui,
1997).
a.Komponen utama
1. Minyak dan lemak
Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa
trigilserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara
12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan
menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan
membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam air dan sulit
menimbulkan busa. Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat
dan linoleat yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi
pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak
jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada
asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang
dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperature
tinggi.
 Tallow
Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industry
pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan
dari warna, titer ( temperature solidifikasi dari asam lemak ), kandungan
FFA, bilangan saponifikasi dan bilangan iodine. Tallow dengan kualitas
baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan taloow dengan

9
kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat
adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow.
 Lard
Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam
lemak tak jenuh seperti oleat ( 60-65%) dan asam lemak jenuh seperti
stearat ( 35-40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus
dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya.
Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.
 Palm oil
Palm oil ( minyak kelapa sawit) umumnya digunakan sebagai pengganti
tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa
sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya
kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai
bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang
terbuat dari 100 % minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit
berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
sabun ,minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.
 Coconut oil
Coconut oil (minyak kelapa) merupakan minyak nabati yang sering
digunakan dalam industry pembuatan sabun.Minyak kelapa berwarna
kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan
(kopra).Minyak kelapa memiliki kandungan asam jenuh yang tinggi
terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang
menimbulkan bau tengik.
 Palm kernel oil
Palm kernel oil ( minyak inti kelapa sawit) diperoleh dari biji kelapa
sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirip
dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak
kelapa.Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebih
tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa.

10
 Castrol oil
Castrol oil (minyak jarak) berasal dari biji pohon jarak dan digunakan
untuk membuat sabun transparan. Biji tanaman jarak terdiri dari 75% daging
biji, dan 25% kulit.Daging biji jarak ini bisa memberikan rendemen 54%
minyak.Minyak yang dihasilkan dari biji tanaman jarak dikenal sebagai
minyak jarak. Minyak jarak berwarna bening dan dapat dimanfaatkan
sebagai kosmetika, bahan baku pembuatan biodisel dan sabun.

2. Komponen alkali
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah
NaOH,KOH,Na2CO3, NH4OH dan ethanolamines. NaOH atau yang busa
dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang
paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras.KOH banyak
digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut
dalam air. Na2CO3 ( abu soda/ natrium karbonat) merupakan alkali yang
murah dan dapat menyabunkan asam lemak,tetapi tidak dapat menyabunkan
trigliserida (minyak atau lemak).

3. Komponen pendukung
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses
penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pengendapan sabun dan
pengambilan gliserin)sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan.
Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif :
1) NaCl
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun.
Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl
yang terlalu tinggi dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun.NaCl
yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan
(Kristal).NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin.
Gilserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya

11
yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi,
kalsium dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.

2) Bahan aditif atau bahan tambahan


Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam
sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun menarik
konsumen dari segi manfaat maupun estetika. Bahan-bahan aditif tersebut
antara lain ; Builders,Fillers inert, Anti oksidan, pewarna dan parfum

 Alkohol
Adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan sabun, agar sabun
menjadi bening atau transparan.Kemurnian alcohol 96% yang
mempunyai titik nyala yang rendah maka tidak sulit untuk
menyalakannya.Penggunaan kompor gas dan kompor listrik harus hati-
hati, karena dapat membakar alcohol langsung.Untuk menjadi
transparansi, sabun harus benar larut. Akohol dengan level yang tinggi
dan kandungan air yang rendah dapat menghasilkan produk sabun yang
lebih jernih.
 Glyserin
Glyserin sudah lama digunakan sebagai humectan (menjaga kelembaban
kulit), dan sampai saat ini masih digunakan secara luas oleh pembuat
sabun. Apabila didehidrasi dan dideodorisasi glyserin akan berubah
menjadi cairan tak berwarna dan tak berbau. Glyserin kurang menentukan
kejernihan sabun, rasanya manis membakar.
 Gula
Bersifat humectan dikenal mampu membantu pembusaan sabun. Semakin
putih warna gula,maka semakin jernih sabun yang dihasilkan. Gula yang
paling baik untuk sabun transparan adalah gula yang apabila dicairkan
berwarna jernih seperti glycerin.

12
 Stearic acid
Membantu mengeraskan sabun, khususnya sabun yang menggunakan
minyak dari tumbuhan.Penggunaannya dicairkan dulu dalam minyak,
kemudian dicampur NaOH untuk disaponifikasi.Penggunaan Stearic acid
yang terlalu banyak menyebabkan sabun menjadi tidak keras atau
lembek.
 Pewarna
Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun.Ini ditujukan
agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba
sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik.Biasanya
warna warna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau maupun
orange.
 Humectan
Digunakan untuk merawat kulit agar tetap terlihat muda, yang mana
sangat erat hubungannya dengan kelembutan kulit. Bahan yang biasa
digunakan adalah :
- Glyserin
- Propilenglikol
- Sorbitol
- Sodium hyaluronat
- Sodium lactat
 Antioksidan\
Karena sabun tersusun dari asam lemak,minyak,lilin, dimana senyawa-
senyawa tersebut mengandung ikatan tidak jenuh, dan sebagaimana
diketahui bahwa ikatan jenuh akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut
ditandai dengan adanya bau tengik atau sabun yang kita gunakan menjadi
iritan terhadap kulit. Untuk menjaga kualitas sabun dari reaksi
oksidasi,diperlukan bahan antioksidan. Bahan yang biasa digunakan
adalah :
- Tokoferol

13
- BHT ( dibutil hydroxyltoluen)
- BHA ( butyl hydroxyanysol)
- Ester asam gallat
- NDGA ( Nonhydroxyquaiaretic acid)

III. FORMULA SABUN PADAT TRANSPARAN


a. Formula sabun

No Bahan Komposisi (%)


1 Asam stearat 7
2 VCO 12
3 Oleum ricini 4
4 NaOH 30% 10
5 KOH 30% 2
6 Gliserin 7
7 Propilenglikol 7
8 Etanol 15
9 Sukrosa 15
10 SLS 4
11 Asam sitrat 2
12 Aguadest Ad 100
13 Pewarna qs
14 Pengaroma qs
Catatan: pembuatan dalam 500 gram
Etanol dan aquadest dalam ml

b. Prosedur pembuatan

Cara pembuatan NaOH 30% dan KOH 30%

Dilakukan dengan cara melarutkan natrium hidroksida/KOH sebanyak 30


gram ditambahkan aquadest dalam beaker glasshingga 100 ml.

3).Cara pembuatan sabun padat transparan

a) Timbang masing masing bahan

14
b) Masukkan asam stearate, VCO dan ol. Ricini ke dalam magnetic stirer panaskan

hingga meleleh semua.

c) Masukkan KOH dan NaOH ke dalam magnetic stirrer aduk hingga homogen

d) Tambahkan asam sitrat, aduk hingga homogen

e) Tambahkan sukrosa (yang telah dilarutkan dengan aquadest panas yang untuk

meng ad kan)

f) Tambahkan gliserin, propilenggikolum suhu atur 70 ºC aduk hingga homogen

dan transparan

g) Tambahkan etanol 96% aduk hingga homogen

h) Tambahkan SLS ( larutkan dengan aquadest panas) aduk hingga homogen dan

matikan magnetic stirrer, atur suhu sampe 40 ºC

i) Tambahkan pewarna secukupnya dan pengaroma

j) Masukan kedalam cetakan.

4). Evaluasi sediaan

a) Uji pH dengan pH indicator

b) Uji organoleptis ( bau, warna, konsistensi)

c) Uji stabilitas busa

Ambil 1 potong sabun berukuran 2x2 cm,potong- potong kecil masukkan ke

dalam gelas ukur, kocok kuat-kuat, ukur tinggi busa menit ke 0, 5, 10 dan 15.

15
FORMULA 3

ALCOHOL HANDSANITIZER GEL

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat handsanitizer gel, bahan
apa saja yang dapat digunakan untuk memformulasikan sediaannya.

II. DASAR TEORI


1. Pengertian
Gel, dalam Farmakope Indonesia Ed. IV (1995), kadang-kadang disebut jeli,
merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan.
Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil
senyawa organik atau makromolekul senyawa organik, masing-masing
terbungkus dan saling terserap oleh cairan (Anonim, 1978).

2. Sifat/karakteristik gel
Sifat dan karakteristik gel adalah sebagai berikut :
a. Swelling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorpsi
larutan sehingga terjadi pertambahan volume. Pelarut akan berpenetrasi
diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan gel. (Anonim,
2006)
b. Syneresis
Syneresis adalah suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam
masa gel. Cairan yang terjerat akan keluar dan berada diatas permukaan gel.
Pada waktu pembentukan gel terjadi tekanan yang elastis, sehingga terbentuk
16
massa gel yang tegar. Mekanisme terjadinya kontraksi berhubungan dengan
fase relaksasi akibat adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya gel.Adanya
perubahan pada ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antar matriks
berubah, sehingga memungkinkan cairan bergerak menuju permukaan.
Syneresis dapat terjadi pada hidrogel maupun organogel. (Anonim, 2006)

3. Senyawa pembentuk gel

Sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur berbentuk jaringan


(jala) yang merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk dalam
kelompok ini adalah: gom alam, turunan selulosa, dan karbomer.
a. Gom alam
Gom yang digunakan sebagai pembentuk gel dapat mencapai sasaran yang
diinginkan dengan cara dispersi sederhana dalam air (misal tragakan) atau
melalui cara interaksi kimia (misal Na.alginat dan kalsium). Secara
keseluruhannya, keberadaan gel disebabkan karena ikatan sambung silang
yang mengikat molekul polisakarida sesamanya, sedangkan sisanya tersolvasi
. Beberapa gom alam yang digunakan sebagai pembentuk gel antara lain:
alginat, karagen, tragakan, pektin, gom xantan, dan gelatin (Agoes &
Darijanto, 1993).
b. Carbomer
Carbomer membentuk gel pada konsentrasi 0,5%. Dalam media air, yang
diperdagangkan dalam bentuk asam, pertama-tama didispersikan terlebih
dahulu. Sesudah udara terperangkap keluar sempurna, gel akanterbentuk
dengan cara netralisasi dengan basa yang sesuai. Pemasukan muatan negatif
sepanjang rantai polimer menyebabkan kumparan lepas dan berekspansi
(Agoes & Darijanto, 1993).
c. Turunan selulosa
Turunan selulosa mudah terurai karena reaksi enzimatik dan karena itu harus
terlindung dari kontak dengan enzim. Sterilisasi dari sistem dalam air atau
penambahan pengawet merupakan cara yang lazim untuk mencegah
penurunan viskositas yang disebabkan karena terjadi depolimerisasi akibat

17
pengaruh enzim yang dihasilkan oleh mikroba. Turunan selulosayangdapat
digunakan untuk membentuk gel adalah metilselulosa, Na CMC,
hidroksietilselulosa dan hidroksipropilselulosa (larut dalam cairan polar
organik) (Agoes & Darijanto, 1993).

III. FORMULA HANDSANITIZER GEL

n
nama bahan jumlah (%) keterangan
o
1 carbopol 0,2 gelling agend
2 propilenglicolum 0,25 humectant
3 etanol 96% 70 sanitizer
4 glicerin 0,15 humectant
5 TEA 1 neutralizer
6 Pewarna qs
7 Pengaroma qs
8 aquadest ad 100  

INSTRUKSI: buat dalam 500 gram, etanol dan aquadest dalam satuan ml.

IV. PROSEDUR KERJA


a. Dispersikan carbopol pada 100 ml aquadest panas.biarkan selama 30 menit.
Setelah itu kocok lambat dengan homogenizer kecepatan 50 rpm selama 30
menit
b. Tambahkan semua propilenglikolum
c. Tambahkan semua gilserin
d. Tambahkan semua trietanolamin dengan kecepatan 100 rpm
e. Tambahkan etanol sedikit demi sedikit
f. Tambahkan pewarna dan pengaroma qs
g. Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit
h. Masukkan ke dalam kemasan

V. Evaluasi Sediaan
a) Uji pH dengan pH indikator

18
b) Uji organoleptis ( bau,warna, konsistensi)

FORMULA 4
LOTION

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat sabun padat
transparan, bahan apa saja yang dapat digunakan untuk memformulasikan
sediaannya.

II. DASAR TEORI

Lotion merupakan preparat cair yang dimaksudkan untuk pemakaian luar.


Lotion mengandung bahan serbuk halus yang tidak larut dalam media disperse
dan disuspensikan dengan menggunakan zat pensuspensi dan zat pendispersi.Pada
umumnya pembawa dari lotion adalah air. Tergantung pada sifat bahan-bahannya.
Lotion mungkin diolah dengan cara yang sama seperti pembuatan suspensi,
emulsi, dan larutan.Lotion dimaksudkan untuk digunakan pada kulitsebagai
pelindung atau untuk obat karena sifat bahan-bahannya. Kecairannya
memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada permukaan kulit yang
luas. Lotion dimaksudkan segera kering pada kulit setelah pemakaian dan
meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat pada permukaan kulit (Ansel,
1989 : 519)
Lotion adalah emulsi encer yang didesain untuk aplikasi eksternal dan
memiliki efek lubrikasi. Biasanya lotion diaplikasikan pada area kulit yang dapat
saling bergesekan, seperti pada sela-selajari, paha, atau di bawah lengan.Lotion
memungkinkan penggu naan yang merata dan cepat pada permukaan kulit yang
luas karena konsistensinya tidak terlalu kental.Penggunaan lotion Memberikan
kesan halus, lembut,dan tidak berminyak.

19
Pencampuran merupakan titik kritis dalam pembuatan lotion karena dapat
berpengaruh terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi yang dihasilkan. Sifat fisis
lotion dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kecepatan putar mixer, suhu
pencampuran, dan waktu pencampuran.Kecepatan putar mixer berperan dalam
memberikan energi mekanik sehingga campuran dapat terdispersi satu sama
lainnya.
Faktor suhu juga dapat mempengaruhi tingkat pencampuran. Peningkatan
suhu harus dijaga selama proses pencampuran untuk meminimalkan kemungkinan
terjadinya pemadatan dini dari bahan yang awalnya berbentuk padatan selama
proses pencampuran. Suhu juga akan berpengaruh terhadap penurunan tegangan
permukaan sehingga memudahkan pencampuran.
Waktu pencampuran dapat mempengaruhi tingkat pencampuran.
Meskipun demikian pencampuran yang berlangsung lama tidak menjamin
tercapainya homogenitas ideal yang dikehendaki, sebab proses pencampuran
maupun proses pemisahan pada saat yang sama berlangsung secara kompetitif dan
tetap.

III. FORMULA LOTION


NO NAMA BAHAN JUMLAH (%)
  FASE A (MINYAK)  
1 Asam sterat 2,5
2 Cetil alkohol 0,5
3 Parafin cair 7
   
  FASE B (AIR)  
1 gliserin 5
2 Trietanolamine 0,75
3 Aquadest Ad 100

4 Minyak Sereh 0,5


5 Pengaroma qs
6 Pewarna qs

INSTRUKSI : Buat dalam 250 gram, aquadest dalam satuan ml

20
IV. PROSEDUR KERJA

1. Fasa B dipanaskan pada suhu 70-80 °C di waterbath dengan sesekali


pengadukan hingga larut sempurna. ( Aquadesnya panas)
2. Fasa A dipanaskan pada suhu 70-80 °C di waterbath dengan sesekali
pengadukan hingga larut sempurna.Panaskan selama 40 menit
3. Masukkan fase A dan fase B kedalam wadah plastik diaduk dengan mixer
kecepatan 1 hingga terbentuk lotion.
4. Tambahkan minyak sereh, aduk hingga homogen.
5. Tambahkan pewarna dan pengaroma secukupnya, kocok hingga homogen.
6. Masukkan ke dalam kemasan botol

V. Evaluasi sediaan
a) Uji pH dengan pH indicator
b) Uji organoleptis ( bau, warna, konsistensi)

Buku Pengayaan (Referensi) :


1. Bacaan wajib
a. Anonim, 1979 , Farmakope Indonesia Edisi III , Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
b. Anonim 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
c. Howard C Ansel, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi IV
Universitas Indonesia
d. Rowe. RC.Sheskey PJ. & Quinn ME. 2009.Handbook of Pharmaceutical
Exipient. USA. Pharmaceutical Press & The American Pharmacists

2. Bacaan anjuran

21
a. Mitsui Takeo, 1997. New Cosmetic Science, ,Tokyo:Elsevier

b. Jurnal penelitian dan artikel ilmiah terkait

22

Anda mungkin juga menyukai