Disusun oleh :
KELOMPOK 23 dan 24 :
Yeni Nur Hafiffah 230110090053
Ruben Joey Saragih 230110090055
Hammi Iqomatul Haq 230110090057
Yuko Nala 230110090059
Naylaturohmah 230110090061
Franciscus Hutasoit 230110090063
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Penghitungan
nilai hematokrit ikan mas yang merupakan bagian dari tugas praktikum mata kuliah Fisiologi
Hewan Air.
Dalam pembuatan laporan akhir ini, penulis banyak mendapat kesulitan. Oleh karena
itu, penulis ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan serta dukungannya dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
3|Page
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1 latar Belakang.............................................................................................................4
BAB II
2.1 Alat………………………………………………………………………………….7
2.2 Bahan………………………………………………………………………………..7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................9
3.1 Hasil Pengamatan…………………………………………………………………...9
3.2
Pembahasan………………………………………………………………………...10
BAB IV
PENUTUP......................................................................................................................11
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….......11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
4|Page
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
melalui pembuluh kapiler. Ada tiga rute pengembalian jantung, yakni pertama, dari otak,
darah kembali ke jantungmelalui vena cardinal anterior yang berhubungan dengan vena
cardinal anterior yang berhubungan dengan vena cardinal umum. Di sini, juga bertemu darah
dari vena cava posterior, yakni darah dari vena caudal yang telah melalui sistem renal portal.
Kedua, dari organ visceral, darah kembali ke jantung melalui vena hepatik. Terakhir, dari
insang, darah dikembalikan ke jantung melalui vena branchial.
Hematokrit adalah volume sel darah yang dimampatkan atau Picked Cell Volume
(PCV). Apabila darah disentrifuge maka akan terbagi ke dalam dua bagian besar yaitu sel
darah dan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit) dan keeping darah (trombosit) sedangkan plasma darah merupakan bagian cairan
darah terdiri dari air protein, garam anorganik dan substansi organic bukan protein.
Penghitungan nilai hematokrit yaitu setelah darah diproses seperti yang akan dijelaskan di
dalam percobaan ini, dibaca dalam “Reading Chart Hematocrit “ dalam satuan %. Alifuddin
(1993) melaporkan bahwa hematokrit merupakan perbandingan antara plasma dengan
padatan darah. Perbandingan antara keduanya dibaca dengan pembaca mikrohematokrit
dalam satuan %. Hematokrit biasa disebut “packed cell volume” dan ditentukan melalui
pemusingan mikrohematokrit.
Ada 3 metode untuk menentukan nilai hematokrit, yaitu :
1. Darah dimasukkan ke dalam tabung Winstrobe yang mempunyai skala, kemudian diputar
dengan kecepatan 3000 putaran per menit selama setengah jam (sebelum dimasukkan ke
dalam tabung darah diberi antikoagulan terlebih dahulu.
2. Mikrohematokrit, pada metode ini digunakan tabung kapiler khusus, alat pemutar dan
papan skala untuk menentukan % volume sel darah merah. Kecepatan pemutaran adalah
11000 rpm selama 4 menit.
3. Hematokrit dapat dilakukan secara elektronik. Pada metode ini menggunakan alat darah
yang mampu meneruskan aliran, sedangkan sel darah merah bersifat menghambat aliran
listrik darah yang telah dicampur dengan antikoagulan dihisap pada tabung khusus dan
diselipkan pada alat baca. Dengan hanya menekan tombol, nilai hematokrit dapat dibaca
pada galvanometer.
Nilai hematokrit ikan teleostei berkisar antara 20-30 %, dan pada beberapa spesies
laut bernilai 42 % (Bond 1979). Nilai hematokrit Cyprinus carpio adalah 27.1 % (Houston &
De Wilde 1968 dalam Moyle & Cech 2004). Pada keadaan hipoksia akan menyebabkan sel
membengkak sehingga meningkatkan nilai hematokrit (Heath 1987).
6|Page
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk bisa menghitung nilai hematokrit dari ikan
mas.
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Cypriniformes
Famili: Cyprinidae Gambar ikan mas:
Genus: Cyprinus
Spesies: C. carpio
BAB II.
ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
2.1. Alat
1. Timbangan, untuk menimbang bobot tubuh ikan uji
2. Diseccting Kit, untuk mmbedah ikan uji
3. Penjepit arteri, untuk menjepit bagian saluran darah aorta ventralis
4. Pipa kapiler heparinized, untuk memampung sampel darah segar
7|Page
5. Sentrifuge hematokrit
Gambar Sentrifuge hematokrit :
6. Wax/malam lilin untuk menyumbat salah satu ujung pipa kapiler yang telah berisi
darah segar
2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan mas.
3. Bedah ikan pada bagian dekat insang dan sebagian perut bagian anterior, hingga
terlihat organ jantung yang berdenyut secara teratur (exposed organ jantung dengan
sinus venosus yang terlihat pucat)
4. Dengan menggunakan penjepit arteri, jepit aorta ventralis lalu biarkan beberapa saat
hingga sinus venosus terisi penuh oleh darah
5. Putuskan dengan menggunakan guntung, lalu siapkan dan dekatkan salah satu ujung
pipa kapiler sambil dibuka penjepit arteri secara perlahan-lahan dan hati-hati tampung
darah dalam pipa kapiler tersebut sampai ± ¾ volumenya.
6. Agar heparin yang terdapat dalam dinding sebelah dalam pipa kapiler tercampur
secara homogen, maka pipa kapiler yang telah berisi darah segar tersebut digoyang
dengan hati-hati ke kiri dan kanan serta diputar. Tanda bahwa darah sudah tercampur
secara homogen dengan heparin, darah tidak membeku, bisa bergerak disepanjang
kolom pipa kapiler.
7. Tutup salah satu ujungnya dengan menacapkan secara tegak lurus pada lapisan malam
lilin/wax yang telah disediakan
8. Siapkan sentrifuge hematokrit, lalu letakkan secara seimbang antara masing-masing
ppa kapiler (jangan terbalik meletakkan ujung pipa kapiler yang bertutup)
9. Sentrifuge selama 4 menit pada kecepatan 12.000 rpm
10. Setelah selesai disentrifuge, letakkan pipa kapiler yang sudah terbagi dua bagian besar
darah tersebut (plasma dan sel darah) pada “ Hematocrit Reading Chart” lalu
sesuaikan ketinggian plasma sebagai batas atas dan dasar sel darah sebagai batas
bawah, lalu tentukan dan baca nilai hematokrit pada batas atas dari sel darah (dalam
%)
11. Setelah selesai dibaca, kumpulkan pipa kapiler bekas tersebut dalam wadah terpisah
agar tidak membahayakan, serahkan kepada laboran agar bisa dibuang pada tempat
yang semestinya.
BAB III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
3.2 Pembahasan
Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 mL darah dan disebut
dengan persen (%) dari volume darah tersebut. Biasanya nilai hematokrit ini ditentukan
dengan menggunakan darah vena atau darah kapiler. Dilihat dari data di atas dapat kita
bandingkan hasil setiap hematokrit tiap kelpmpok. Dilihat dari data di atas pada salah satunya
kelompok 1dan 2, yang mana berat ikan nya 60 gram memiliki hematokrit 13 % dan plasma
darahnya 39 %. Kelompok 11 dan 12, yang mana berat ikannya 80 gram memiliki hematokrit
sebesar 10 % dan plasma darah nya 60 %. Dapat di bandingkan bahwa berat ikan juga
mempengaruhi besar hematokrit dan plasma darah ikan. Kemudian bila kita lihat hasil
kelompok 23 dan 24, yang mana berat ikannya ialah 56 gram, memiliki hematokrit sebesar
0 % dan plasma 0 %. Kenapa demikian. Hal tersebut bisa saja terjadi, namun bukan hasil
yang benar-benar akurat. Karena setiap ikan memiliki hematokrit dan plasma yang bukan nol.
Sehingga hasil demikian dapat terjadi karena kesalahan prosedur kerja.
Bervariasinya nilai hematokrit pada setiap ikan di atas bisa disebabkan oleh beberapa
faktor :
10 | P a g e
BAB IV.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setiap ikan dapat diindentifikasi besar hematokritnya dan plasma darah nya bila
prosedur awal dalam pengambilan sample darah ikan benar hingga disentrifugasi dengan
benar pula. Maka akan di dapat hasil yang sesuai dengan bobot ikan tersebut. Nilai
hematokrit pada ikan menunjukkan persen sel darah merah dari sejumlah darah. Pada ikan
yang memiliki nilai hematokrit tinggi berarti memiliki banyak sel darah merah, atau ikan
yang memiliki laju metabolisme yang tinggi. Sehingga dapat dilihat hasil kelompok 27 yang
bobot ikannya 64 gram memiliki hematokrit paling besar yakni 60 %, dan plasma darah nya
11 | P a g e
40 % sehingga sel darah merah ikan tersebut sangat banyak dan memiliki laju metabolisme
yang tinggi.
Daftar Pustaka
http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/3422/4/B08ram.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas
http://kusukaikan.blogspot.com/2010/10/hematokrit.html