Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan tingkat


pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekedar melestarikan suatu budaya dan
meneruskannya dari generasi ke generasi lainnya, akan tetapi juga di harapkan
dapat mengubah dan mengembangkan aspek pengetahuan. Pendidikan bukan
hanya menyampaikan keterampilan yang sudah dikenal, tetapi juga harus
dapat meramalkan berbagai jenis keterampilan dan kemahiran yang akan
datang, dan sekaligus menemukan cara yang tepat dan cepat supaya dapat di
kuasai oleh anak didik.

Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana


untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak
agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan
sebagai warga negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi),strategi
kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Idealnya pendidikan diarahkan
pada bagaimana melahirkan lulusan yang mampu mengelola sumber daya
alam di Indonesia ini dengan baik.

Idealnya pendidikan diarahkan pada bagaimana melahirkan lulusan


yang mampu mengelola sumber daya alam di Indonesia ini dengan baik. Tapi
ternyata dari berbagai laporan, hasil pendidikan kita masih dibawah, bahkan
disinyalir lulusan lembaga pendidikan banyak yang belum memiliki keahlian
dan keterampilan yang digunakan untuk mengelola sumber daya alam untuk
kesejahteraan bangsa. Atau dengan kata lain bahwa pembangunan pendidikan
kita dilaksanakan hanya sekedar simbolisme saja yang mengarah pada
pemenuhan diploma atau ijazah dan belum menyentuh esensi apa sebenarnya
makna pendidikan bagi seseorang. Untuk itulah hal ini penting untuk di
perhatikan agar hakikat pendidikan tidak terbelokkan kearah yang tidak sesuai
dengan yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan bangsa indonesia.
1.2 Rumusan Masalah

 Apa arti pendidikan dari sisi Ontologi ?


 Apa arti pendidikan dari sisi Epistemologi ?
 Apa arti pendidikan dari sisi Aksiologi ?
BAB II

ESENSI

Menurut Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.Pd. dan Dr. Hj. Nina Lamatenggo, S.E.,
M.Pd. (2013:Hal.13 Bab.2) manusia pada hakikatnya diciptakan untuk mengemban
tugas-tugas pengabdian kepada penciptaNya. Agar tugas-tugas dimaksud dapat di
laksanakan dengan baik, maka Sang Pencipta telah menganugerahkan manusia
seperangkat potensi yang dapat di tumbuh kembangkan. Potensi yang siap pakai
tersebut dianugrahkan dalam bentuk kemampuan dasar, yang hanya mungkin
berkembang secara optimal melalui bimbingan dan arahan yang sejalan dengan
petunujuk Sang Penciptanya. Mengacu kepada prinsip penciptaan ini maka menurut
filsafat pendidikan manusia adalah makhluk yang berpotensi dan memiliki peluang
untuk dididik. Pendidikan itu sendiri, pada dasarnya adalah aktivitas sadar berupa
bimbingan bagi penumbuh-kembangan potensi ilahiyat agar manusia dapat
memerankan dirinya selaku pengabdi Allah secara tepat guna dalam kadar yang
optimal. Dengan demikian, pendidian merupakan aktivitas yang bertahap, terprogram,
dan berkesinambungan.1

2.1. Arti pendidikan dari sisi ontologi.

Ontologi dari apa yang dijelaskan adalah suatu kajian dari asal
usul katanya, proses perubahan dan proses bantuan. jika secara umum
Ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat
keberadaan sesuatu yang ada, menurut tata hubungan sistematis
berdasarkan hukum sebab-akibat. Ontologi merupakan kajian filsafat
yang paling kuno dan berasal dari yunani. Studi tersebut membahas
keberadaan sesuatu yang bersifat kongkret. Tokoh yunani yang
memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales,
Plato, dan Aristoteles.

Pendidikan ditinjau dari sisi ontologi, berarti persoalan tentang


hakikat keberadaan pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa pendidikan

1
Hamzah B.Uno, Landasan Pendidikan, Ideas Publishing, (2013,h.13)
selalu berada dalam hubungannya dengan eksistensi kehidupan
manusia. Sedangkan kehidupan manusia ditentukan asal-mula dan
tujuannya. Oleh sebab itu, dapat dipahami bahwa ontologi pendidikan
berarti pendidikan dalam hubungannya dengan asal-mula, eksistensi,
dan tujuan kehidupan manusia. Tanpa manusia, pendidikan tak pernah
ada. Tetapi, bagaimana halnya dengan keberadaan manusia tanpa
pendidikan? Mungkinkah itu? Dengan demikian, jelaslah bahwa
adanya pendidikan begitu sentral di dalam eksistensi manusia di muka
bumi ini. Sehingga dapat diasumsikan bahwa adanya pendidikan dapat
memberikan pengetahuan yang cerah tentang asal-mula manusia dan
tujuan hidup manusia.
pendidikan juga membawa proses perubahan yang abadi.
sekelumit fakta sekali lagi menjadi pengabsa bahwa sesuatu yang pasti
hanyalah perubahan atau change itu sendiri. Perubahan terjadi secara
terus menurus dalam skala dan intensitas yang kian meninggi
khususnya dalam dua sampai tiga dekade terakhir ini. Pendidikan
mempengaruhi masyarakat yang pada akhirnya terjadi perubahan .
Perubahan sebagai bentuk inovasi yang berkaiatan dengan seluruh
aspek kehidupan manusia yang bertujuan meningkatkan kemakmuran.
Itulah yang akan menunjang kehidupan bangsa nantinya.2

2.2. Arti Pendidikan dari sisi Epistimologi


Epistimologi dari yang di jelaskan adalah pandangan-
pandangan para Ahli.
Katanya banyak sebagian mahasiswa mengemukakan bahwa
sudah benar pendidikan kita telah maju, tetapi jauh dari nilai-nilai ke-
Indonesiaan yang merupakan warisan nenek moyang bangsa kita.
Sebagian lagi mengemukakan bahwa ada yang salah dalam pendidikan
di Indonesia.3 Itulah pandangan pendidikan dari segelentir mahasiswa
yang hanya memberi pendapat, karena itu dibuatlah dasar epistimologi.
Dasar epistimologi sangat di perlukan oleh pendidikan atau pakar ilmu
pendidikan demi mengembangkan ilmunya secara produkif dan

2
Hamzah B.Uno, Landasan Pendidikan, Ideas Publishing, (2013,h.5)
3
Hamzah B.Uno, Landasan Pendidikan, Ideas Publishing, (2013,h.1)
bertanggung jawab. Pendapat mereka dapat dibuktikan kebenarannya
melalui hasil penelitian yang secara jelas. Penelitian tertuju bukan
hanya pada pemahaman dan pengertian (verstehen, bodgan & Biklen,
1982) melainkan untuk mencapai kearifan (kebijaksanaan atau
wisdom) tentang fenomena pendidikan maka validitas internal harus
dijaga betul dalam berbagai bentuk penelitian dan penyelidikan seperti
penelitian kuasi eksperimental (campbell & stanley, 1963). Dengan
demikian uji kebenaran pengetahuan sangat diperlukan secara
korespondensi, secara koheran dan sekaligus secara praktis dan atau
pragmatis (Randall & Buchler,1942).
Inilah beberapa pandangan para ahli tentang arti pendidikan.
1. Ki Hadjar Dewantara, mengemukakan pendidikan
berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran, dan
tumbuh anak. Definisi lain tentang pendidikan yaitu
pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat mendapat keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
2. Nursid Sumatmadja, mengemukakan secara gemblang
pendidikan sebagai proses pengubah perilaku individu
kearah kedewasaan dan kematangan.
3. M.J Langevald, mengemukakan pendidikan ialah
pemberi bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih
memerlukan.
4. Dalam UU RI NO.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1); dirumuskan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memilih kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, dan kecerdasan.
5. Paulina Pannen, mengemukakan pengertian
pendidikan sebagai sistem yaitu satu keseluruhan karya
insani yang berbentuk dari bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dalam usaha
mencapai tujuan akhir.4 (dikutip dari hal.21 Bab 2)

2.3. Arti pendidikan dari sisi Aksiologi


Aksiologi dari yang dijelaskan adalah penerapan atau praktek
dari pendidikan itu sendri.
Kemanfaatan teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu
yang otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang
sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai proses pembudayaan manusia
secara beradab. Oleh karena itu nilai ilmu pendidikan tidak hanya
bersifat instrik sebagai ilmu seperti seni untuk seni, melainkan juga
nilai ekstrinsik dan ilmu untuk menelaah dasar-dasar kemungkinan
bertindak dalam praktek melalui kontrol terhadap pengaruh yang
negatif dan meningkatkan pengaruh yang positif dalam pendidikan.
Dalam hal ini relevan sekali untuk memperhatikan pendidikan sebagai
bidang yang sarat nilai seperti dijelaskan oleh Phenix (1966). Itu
sebabnya pedidikan memerlukan teknologi pula tetapi pendidikan
bukanlah bagian dari iptek.
Pendidikan dalam praktek atau penerapannya; pendidikan di
terapkan di sekolah. Sekolah dapat menjadi pusat kebudayaan, jika
sekolah itu dapat menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya. Sekolah
dapat menjadi teladan masyarakat, jika sekolah itu dapat menciptakan
masyarakat yang belajar. Sekolah dapat menciptakan masyarakat yang
belajar, jika proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, tiap-
tiap anak gemar belajar dan belajar secara terus-menerus.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

4
Hamzah B.Uno, Landasan Pendidikan, Ideas Publishing, (2013,h.21)
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan
merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk membantu
meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat
bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga
negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi),strategi kegiatan, dan teknik
penilaian yang sesuai. Idealnya pendidikan diarahkan pada bagaimana
melahirkan lulusan yang mampu mengelola sumber daya alam di Indonesia ini
dengan baik.

Untuk itulah adanya ketiga aspek ini, yaitu aspek ontologis,


epistimologis, Aksiologis untuk dapat membuka cara pandang kita tentang apa
arti pendidikan, yang ternyata diketahui bahwa arti dari dari pendidikan itu
bukan hanya secara sempit melainkan sangat luas bahkan ada banyak arti
pendidikan menurut para ahli, kita juga dapat mengetahui asal-usul serta
tujuan dari pendidikan serta penerapan atau praktek dari pendidikan itu
sendiri.

Jadi hal ini penting untuk di perhatikan agar hakikat pendidikan tidak
terbelokkan kearah yang tidak sesuai dengan yang dirumuskan dalam tujuan
pendidikan bangsa indonesia.

3.2. Saran

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup


manusia. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka perlu adanya
pemahaman terhadap dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam.

DAFTAR PUSTAKA
Uno, Hamzah dan Nina Lamatenggo, (2013). Landasan Pendidikan. Gorontalo:ideas
publishing.

Anda mungkin juga menyukai