• Misalnya muka air di saluran intersepsi lebih rendah dari pada muka
air di saluran kolektor, atau air di saluran drainase perkotaan lebih
rendah dari muka air sungai yang berfungsi sebagai saluran
kolektor atau konveyor pada sebuah sistem drainase perkotaan.
Pompa air
Kolam
Pintu Air Pengatur
Saluran Drainase
• Pintu dibutuhkan pada sistem pompa ini ketika muka air di saluran
lebih tinggi dari muka air di sungai atau di saluran pengumpulnya.
Pada kondisi muka air seperti ini, pompa tidak dibutuhkan karena air
di saluran dapat mengalir secara gravitasi ke saluran pengumpul
atau ke sungai.
• Air yang mengalir secara gravitasi ini dialirkan melalui pintu air yang
telah dibuka pada muara pembuang.
Qh (6.1)
HP
76
Dimana:
HP = horsepower;
Q = debit yang dipompakan (liter/detik);
h = tinggi pemompaan (m).
6.2 Efisiensi Pompa
• Nilai efisiensi menunjukkan angka perbandingan antara keluaran (output)
dengan masukan (input).
• Nilai efisiensi yang besar menunjukkan bahwa pompa memiliki kinerja yang
baik.
• Subtitusi Rumus 6.2 ke dalam Rumus 6.3, maka tenaga keluaran pompa
diperoleh sebagai berikut:
WHP BHP Ef
Q.h.Ef
WHP
76
6.3 Tinggi Pemompaan
Tinggi pemompaan adalah suatu nilai yang diperoleh dari tinggi statik
ditambah dengan tinggi kehilangan energi di dalam pipa dan tinggi
kehilangan energi di sambungan dan katup-katup.
Tinggi statik adalah jarak vertikal antara ujung pipa hisap dengan
ujung pipa tekan.
Tinggi statik adalah jarak vertikal antara ujung pipa hisap dengan
ujung pipa tekan.
Pompa
Tinggi Statik
Kolam
Sungai
6.3 Tinggi Pemompaan
Tabel 6.1 Kehilangan tinggi energi akibat gesekan per 1000 m panjang
pipa baja biasa berumur 15 tahun
6.3 Tinggi Pemompaan
Tabel 6.1 Kehilangan tinggi energi akibat gesekan per 1000 m
panjang pipa baja biasa berumur 15 tahun (sambungan)
6.3 Tinggi Pemompaan
Penyelesaian 6.1
Hitung padanan panjang pipa total dari sistem perpipaan, gunakan
Gambar 6.1 dan Tabel 6.1:
a. Katup kaki bola terbuka 1 buah = 52 m
b. Katup gerbang terbuka penuh 1 buah = 1m
c. Lengkung luas medium 900 3 buah (3 x 4,3) = 13 m
d. Panjang pipa pada jalur hisap dan tekan = 40 m
Total = 106 m
6.3 Tinggi Pemompaan
Qh 25 33
WHP 10,9
76 76
WHP 10,9
BHP 15,6
Ef 0,7
6.4 Kolam Pengumpul
• Seperti dijelaskan di atas bahwa kolam pengumpul dibutuhkan untuk
keperluan operasi pompa dan untuk mereduksi kapasitas pompa.
Dimana:
I = debit infow berasal dari saluran drainase (m3/det);
O = debit outflow yang dikeluarkan oleh pompa (m3/det);
S = kapasitas kolam pengumpul (m3).
T = waktu aliran (detik)
6.4 Kolam Pengumpul
Q Q
I
S O S O
T T
Contoh 6.2
Rencanakan kapasitas kolam pengumpul apabila debit banjir rencana
1,40 m3/det, waktu konsentrasi 4 jam dan durasi hujan sama dengan
waktu konsentrasi dan kapasitas pompa 250 l/det atau 0,25 m3/det.
Contoh 6.2
Rencanakan kapasitas kolam pengumpul apabila debit banjir rencana
1,40 m3/det, waktu konsentrasi 4 jam dan durasi hujan sama dengan
waktu konsentrasi dan kapasitas pompa 250 l/det atau 0,25 m3/det.
Q
Q5 = 1,40 m3/det Panjang alas segitiga S adalah: 2x2 = 6,6 jam
I
S=? m3
Kapasitas atau volume kolam pengumpul
O = 0,25 m3/det sama dengan luas segitiga S:
Tc = 4 jam T
Contoh 6.2
Rencanakan kapasitas kolam pengumpul apabila debit banjir rencana
1,40 m3/det, waktu konsentrasi 4 jam dan durasi hujan sama dengan
waktu konsentrasi dan kapasitas pompa 250 l/det atau 0,25 m3/det.
Q
Q5 = 1,40 m3/det
I
S=? m3
O = 0,25 m3/det
Tc = 4 jam T
6.5 Pintu Air
• Pada kondisi air di hilir tinggi, baik akibat air pasang maupun air
banjir, maka air dari saluran drainase tidak dapat mengalir ke
pembuang, bahkan dimungkinkan terjadi aliran balik. Untuk itu,
pada ujung saluran drainase perlu dilengkapi dengan pintu pengatur
untuk menghindari terjadinya aliran balik. Terdapat dua kelompok
pintu yang dapat digunakan dalam sistem drainase perkotaan, yaitu
pintu manual dan pintu otomatis.
Pintu manual
• Pintu manual bekerja dengan bantuan tenaga manusia. Pintu air ini
akan dibuka apabila muka air dari arah saluran lebih tinggi dari
muka air sungai, dan akan ditutup apabila muka air sungai lebih
tinggi dari muka air saluran. Gambar dibawah ini memperlihatkan
ilustrasi pintu air manual atau sering disebut juga dengan nama
pintu sorong. Perhitungan pintu air manual ini menggunakan prinsip
hidrolika dan mekanika.
6.5 Pintu Air
• Pintu klep otomatis sederhana akan terbuka oleh dorongan air yang
mengalir dan akan menutup pada saat muka air di hilir tinggi/pasang
serta dibantu oleh momen dari pemberat pintu.
• Sementara pintu air elektrik bekerja akibat aliran listrik pada motor yang
menyebabkan roda gigi berputar sehingga membuka atau menutup pintu.
Aliran listrik diatur oleh sensor yang dihubungkan dengan kondisi muka
air.
• Gambar berikut ini merupakan beberapa contoh jenis pintu otomatis atau
yang sering juga disebut dengan nama pintu klep dan pintu otomatis
elektrik.
6.5 Pintu Air
Gambar 6.4 Pintu klep sederhana Gambar 6.5 Pintu air elektrik
6.5 Pintu Air
Contoh Soal 6.2:
Rencanakan sebuah pintu air manual rangka baja CNP. Lebar pintu
sama dengan lebar saluran (B) = 1 m. Kondisi tinggi air yang menjadi
acuan perencanaan pintu diperlihatkan seperti gambar dibawah ini.
(σd = 1400 kg/cm2 ; τp = 5 kg/cm2).
0.50
+ 1.17
PLAT BAJA
0.25
PLAT BAJA
1.30
CNP
+ 0.13
0.25
0.50
1.00
0.40 0.40
Penyelesaian 6.2 :
Perhitungan pintu air pada soal 5.1 dapat diperoleh dari statis momen
terhadap gaya hidrostatis yang bekerja pada pintu tersebut.
Menghitung rangka pintu air
# Tinggi pintu air, yaitu selisih HWL pembuang dengan elevasi dasar saluran
ditambah tinggi jagaan, sehingga tinggi pintu air = 1,8 m
# Gaya hidrostatis yang bekerja pada rangka paling bawah
P = H = 1 t/m3 . 1,3 m = 1,3 t/m2
q = 1,3 t/m
# Momen yang bekerja pada rangka
M1 = 1/12 q L12
M1 = 1/12 . 1,3 .(1,8)2 . 105 = 35100 kg.cm
# Momen akibat gaya luar
W = M1 / σd = 35100 kgcm / 1400 kgcm-2 = 25,071 cm3
# Dari tabel baja diambil CNP-8 dengan Wx = 26,5 cm3 ≈ 25,071 cm3
6.5 Pintu Air
Gambar 6.7 Diagram gaya hidrostatis dan momen yang bekerja pada pintu
6.5 Pintu Air
Gambar 6.9 Sponning dan gaya yang bekerja pada pintu air
6.5 Pintu Air
Contoh Soal 5.2 :
Direncanakan sebuah pintu air otomatis seperti kondisi tergambar.
Hitunglah gaya-gaya yang bekerja serta beban pemberat yang dibutuhkan
sehingga pintu dapat membuka dan menutup.
+ 1,77
h1 = 1,15 m h2 = 1,5 m
F2
F1
+ 0,27
P
Penyelesaian 5.2 : F1
F2
1m