KABUPATEN MALANG
Oleh:
KELOMPOK 7
2017
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Lapangan II ini, berisi tentang hasil kegiatan praktik mahasiswa
2017. Laporan ini telah diperiksa, disahkan dan telah diseminarkan pada tanggal 21
Desember 2017.
Mengesahkan,
Ketua Prodi
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Malang
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) II. Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan dan
kegiatan dan keterkaitan profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan di BPJS
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini tidak
akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan serta saran dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
beserta staf :
Kemenkes Malang.
iii
3. Bernadus Rudy Sunindya, MPH sebagai Ketua Prodi D-III Perekam Medis
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................6
1.2 Tujuan.................................................................................................................8
1.3 Manfaat...............................................................................................................9
2.2 Pembahasan.....................................................................................................66
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................71
3.2 Saran.................................................................................................................72
DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................................73
v
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis serta
menjadi hak asasi setiap individu. Oleh karena itu kesehatan sangat penting bagi
merupakan investasi untuk kebehasilan pembangunan bangsa, oleh karena itu tahap
upaya kesehatan memerlukan dukungan dana, sumber daya manusia, sumber daya
obat dan perbekalan kesehatan sebagai masukan SKN. Hal ini juga tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 13 ayat (1)
jaminan sosial
6
masyarakat. Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial lahir sebagai
hal ini Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang harus ditetapkan oleh Undang-
Untuk dapat mengikuti program BPJS tentunya perlu ada syarat dan
ketentuan. Peserta merupakan setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja
(PERMENKES No. 71 Tahun 2013). Setiap warga negara Indonesia maupun orang
asing yang telah bekerja paling singkat 6 bulan wajib mendaftarkan diri sebagai
BPJS. Sedangkan orang atau keluarga yang tidak bekerja pada perusahaan wajib
mendaftarkan diri dan anggota keluarganya pada BPJS. Setiap peserta BPJS akan
Pada Perpres Nomor 12 tahun 2013 (yang kini dituangkan dalam Perpres 111
tahun 2013) tentang Jaminan Kesehatan mengatur pelaksanaan teknis dari Undang-
Undang BPJS, diantaranya membahas teknis dari aspek kepesertaan, tata laksana
kesehatan, fasilitas kesehatan, kendali mutu dan biaya serta penanganan keluhan.
salah satunya dapat dilaksanakan dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk DIII
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang dalam hal ini dilakukan di Kantor
7
1.2 Tujuan
diharapkan mampu:
primary care.
8
1.3 Manfaat
sebagai berikut:
e. Verifikasi berkas rawat inap dan rawat jalan milik fasilitas pelayanan
kesehatan
Kesehatan.
BPJS Kesehatan.
mencetak tenaga perekam medis yang siap kerja, serta meningkatkan mutu
9
dan kualitas pendidikan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan di
bahan pembelajaran teori dan praktik dalam ilmu Rekam Medis dan
10
BAB II
Kesehatan
Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS
2011 tentang BPJS, PT. Askes Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan
sejak tanggal 1 Januari 2014. Berikut sejarah singkat tentang BPJS kesehatan:
dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr. G.A.
Nasional.
12
56/MENKES/SK/I/2005, sebagai Penyelenggara Program Jaminan
Dasar Penyelenggaraan :
a. UUD 1945
kepada peserta.
13
2.1.1.2 Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan
Sosial (BPJS) dijelaskan bahwa BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk
14
4. Memperkuat kebijakan dan implementasi program JKN-KIS melalui
proses bisnis dan menajemen risiko yang efektif dan efisien, serta
15
Dalam UU No. 24 pasal 11 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
memenuhi kewajibannya.
berkesinambungan;
16
4. Terwujudnya jaminan kesehatan nasional yang didukung olehseluruh
Kesehatan
meliputi :
a) Administrasi pelayanan
1. Administrasi pelayanan
17
4. Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai
7. Rehabilitasi medis
8. Pelayanan darah
kehamilan/persalinan
18
1. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur
kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung
alkohol.
10. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat
assessment).
(eksperimen).
19
14. Perbekalan kesehatan rumah tangga.
15. Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian
luar biasa/wabah.
2.1.1.4 Kepesertaan
seluruh masyarakat Indonesia. Untuk warga asing sendiri yakni yang bekerja
20
PBI yaitu fakir miskin dan orang tidak mampu dimana iurannya
PBI APBN
PBI APBD
b. Bayi yang lahir dari peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dicatat
Sosial.
b) Anggota TNI;
21
c) Anggota Polri;
d) Pejabat Negara;
a) Investor;
b) Pemberi Kerja
ii. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak
pensiun;
iv. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
vi. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
d) Veteran;
e) Perintis Kemerdekaan;
22
f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
23
2) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan
24
3) Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai
keluarganya;
Perintis Kemerdekaan;
2. Pendaftaran Peserta
25
tidak boleh diwakilkan, peserta harus datang sendiri ke kantor BPJS
Asli/Foto Copy Akta Kelahiran, hal ini berlaku untuk anak yang
B. Peserta TNI/POLRI
SK terakhir
SK Terakhir
26
Asli/Foto Copy Akta anak
SK Pensiun
KARIP
Piagam Veteran
pensiun)
3. Mutasi Peserta
A. Ubah Golongan
Mengisi Formulir
SK kenaikan pangkat
27
Kartu ASKES asli / Foto copy
B. Tambah Anak
Mengisi Formulir
C. Tambah istri/suami
Mengisi formulir
D. Pindah Faskes
Mengisi formulir
E. Kartu Hilang
28
SK terakhir (untuk PNS)
G. Pindah Domisili
Mengisi formulir
H. Non-aktif kepesertaan
tidak lagi menjadi peserta rutin, hal ini bisa terjadi jika pasien
29
Khusus untuk peserta mandiri, peserta dapat mendaftarkan calon
persyaratannya adalah:
lahir.
J. Salah Identitas
K. Pindah Kelas
Kartu JKN-KIS
Foto copy/ asli buku rekening (bagi yang pindah ke kelas yang lebih
tinggi)
30
Berdasarkan Perpres no 12 tahun 2013 dijelaskan bahwa hak dan
A. Hak Peserta
berlaku.
B. Kewajiban Peserta
2. Membayar iuran.
31
a. Data pekerja berikut anggota keluarganya yang didaftarkan
diterima pekerja;
32
Gambar 2.2 Alur pendaftaran peserta mandiri
1. Peserta datang sendiri ke kantor BPJS Kesehatan (tidak boleh
untuk hadir (sakit atau sudah tua) bisa diwakilkan oleh anggota
mendaftarkan.
nomor antrian.
6. Peserta di data oleh petugas input data peserta baru, setelah data
33
8. Pembayaran iuran rutin BPJS Kesehatan dapat dilakukan di
Kantor Pos.
10. Kartu BPJS Kesehatan sudah bisa digunakan saat itu juga.
pegawai sudah keluar dari perusahaan atau badan usaha maka kartu
mandiri.
PBI APBN
34
- Pemerintah mendaftarkan dan membayarkan iuran PBI
Jaminan Kesehatan.
Kementerian Sosial.
PBI APBD
pihak.
35
a. Perubahan peserta BPJS Kesehatan bagi penduduk yang
36
Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
kementerian Sosial.
Permasalahan
yang cukup panjang dan memakan banyak waktu dikarenakan hanya ada
2. Banyak peserta yang tidak rutin membayar iuran sehingga kartu JKN-
oleh peserta.
Akibat tidak rutin membayar iuran, kartu JKN-KIS yang dimiliki peserta
menjadi non aktif sementara dan terdapat tunggakan. Ketika peserta akan
37
Untuk pengurusan denda pelayanan 45 hari, peserta atau keluarga peserta
hari peserta rawat inap beberapa kali di rumah sakit maka peserta terkena
denda lagi dan harus berulang kali mengurus denda ke kantor BPJS
Kesehatan.
1. Puskesmas
tingkat pertama. Klaim yang diajukan oleh fasilitas kesehatan terlebih dahulu
tentang verifikasi diatur dalam Buku Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim terbitan
BPJS Kesehatan tahun 2014. Cara verifikasi berkas yang tergolong dalam tarif
1. Rawat Jalan
38
2. Rawat Inap Tingkat Primer/RITP
klinik.
terdiri dari:
4) Resume medis
39
b. Mencocokkan identitas peserta dengan identitas pada berkas
pendukung.
kartu, tanggal masuk dan keluar, tanda tangan, dan lain-lain) pada
setiap berkas
hari, jika < 6 jam diklasifikasikan sebagai rawat jalan, dan jika > 6
e. Memeriksa lembar observasi dan SOAP yang harus diisi setiap hari
Kesehatan akan membayarkan klaim paling lambat 15 hari kerja. Jika berkas
3. Ambulan
kondisi tertentu antar Fasilitas Kesehatan disertai dengan upaya atau kegiatan
Kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS atau pada kasus gawat darurat
dari Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
40
dan tata cara pemberian pelayanan ambulan ditetapkan dengan Peraturan
BPJS Kesehatan.
pasien.
penerima rujukan
Tata Cara:
4. Persalinan (ANC-INC-PNC)
41
a. ANC (Antenatal Care)
kali pada trimester kedua kehamilan, dan 2 (dua) kali pada trimester
rangkap
keluarga.
yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester
ketiga.
42
7) Mencocokkan data di rekapitulasi pelayanan dengan data yang
b. PNC
kali kunjungan ibu nifas dan neonatus pertama dan kedua (KF1-KN1 dan
kali kunjungan ibu nifas ketiga (KF3), sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh
lima ribu rupiah) untuk tiap kunjungan dan diberikan kepada pemberi
rangkap.
keluarga.
43
3 (tiga) kali dengan distribusi waktu pada 6 jam sampai dengan
5. Pra Rujukan
a. FPK rangkap 3
44
c. Rekapitulasi pelayanan: nama penderita, nomor identitas, alamat dan
Formulir pernyataan
alasan dirujuk, telah dilakukan dan kondisi medis pasien pada saat
akan dirujuk
Kelengkapan berkas KB :
a. FPK rangkap 3
c. Rekapitulasi pelayanan:
Nama penderita
Nomor identitas
Tanggal pelayanan
45
Formulir pernyataan
anggota
Fotocopy KB
dan pemeriksaan gula darah puasa dan 2JPP. Pelayanan pemeriksaan gula
Sedangkan pelayanan gula darah puasa dan 2JPP merupakan pelayanan GDP
dan GDPP untuk peserta Diabetes Melitus yang telah dirujuk balik oleh
FKTL dan dilakukan satu bulan satu kali. Pemeriksaan harus menggunakan
8. Prothesa Gigi
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Lanjutan yang bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan. Prothesa gigi diberikan kepada peserta yang kehilangan gigi
sesuai indikasi medis dan atas rekomendasi dari dokter gigi. Prothesa gigi
dapat diberikan paling cepat dua tahun sekali untuk gigi yang sama.
46
b. Ketentuan penggantian prothesa gigi:
pendukung.
47
f. Memastikan resep alat kesehatan sudah mendapatkan legalisasidari
BPJS Kesehatan.
1. Tarif Kapitasi
a. administrasi pelayanan
e. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, termasuk pil dan
48
prasarana, lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan. (2) Standar Tarif
kesehatan yang diberikan. Pelayanan yang termasuk dalam tarif non kapitasi
a. pelayanan ambulans
49
g. pelayanan Keluarga Berencana berupa MOP/vasektomi
memenuhi syarat
pelayanan ambulans darat dan air bagi pasien dengan kondisi tertentu antar
terdapat tarif dasar ambulans yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, tarif
ditetapkan dengan mengacu pada standar biaya yang berlaku pada daerah
50
Gambar 2.3 Alur verifikasi di FKTP
Keterangan:
primary care.
5. Apabila berkas sudah sesuai maka pengajuan klaim dapat di acc oleh
7. Setelah itu disetujui oleh kepala unit PMP, kepala cabang, dan keuangan.
51
2.1.3 Penjaminan Manfaat Rujukan (PMR)
1. Klinik utama
2. Balai Kesehatan
a) administrasi pelayanan;
medis;
g) rehabilitasi medis;
h) pelayanan darah;
52
c) pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri.
tingkat lanjut. Klaim yang diajukan oleh fasilitas kesehatan terlebih dahulu
verifikasi berkas resep obat, verifikasi berkas rawat jalan rumah sakit, verifikasi
1. Verifikasi Obat
a. Resep obat untuk penyakit kronis belum stabil (apotek rumah sakit),
b. Resep obat untuk penyakit kronis stabil (apotek rujuk balik), yang
terdiri dari resep obat, kartu BPJS, dan KPO (kartu pengambilan
obat)
obat
4) Mencocokkan jumlah obat yang bisa diklaim dengan signa yang ada
pada resep.
a. Signa 1 (1x1)
53
Jumlah obat yang diminum dalam sehari adalah 1 tablet. Dalam
obat tersebut diklaim BPJS Kesehatan, jika resep itu berasal dari
Kesehatan.
b. Signa 2 (2x1)
sakitmaka obat yang masuk dalam tarif INA CBGs yaitu dalam
c. Signa 3 (3x1)
apotek rujk balik. Apabila resep berasal dari apotek rumah sakit
maka obat yang masuk tarif INA CBGs yaitu dalam 7 hari
sebanyak 69 tablet.
54
5) Sehingga dalam mencocokkan jumlah klaim obat kita melihat angka
diverifikasi.
2. Rawat Jalan
berlaku satu bulan tetapi beberapa surat rujukan ada yang berlaku
b. Melihat tujuan poli, apakah sesuai antara surat rujukan dengan SEP.
Apabila tidak sama harus diperiksa apakah ada surat rujukan internal
yang diberikan.
3. Verifikasi Optik
55
b. Pada FKTP tidak terdapat dokter spesialis, sehingga setelah
c. Setelah itu peserta menerima resep dari dokter dan lembar SEP
peserta.
optik/kacamata yaitu:
paling cepat dua tahun sekali dan indikasi medis minimal Sferis
56
bahwa alat bantu kesehatan dibayarkan di luar paket INA-CBG sebagai tarif
a. Legalisasi PMR :
- Kaca mata
- Prothesa gigi
- Collarneck
- Kruk
57
Gambar 2.4 Alur verifikasi di FKTL
Keterangan:
2. Peserta akan di cetakkan SEP oleh pertugas rumah sakit sebagai bukti
58
Biaya perawatan yang tidak ditanggung oleh INA-CBGs akan diajukan
6. Apabila berkas sudah sesuai maka pengajuan klaim dapat di acc oleh
10 pada bulan tersebut. Tetapi, jika berkas salah maka pengajuan klaim
8. Setelah itu disetujui oleh kepala unit PMR, kepala cabang, dan keuangan.
di faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk menanyakan bagaimana
pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan serta saran untuk BPJS Kesehatan.
Tujuan dari Customer visit adalah memastikan benar atau tidak bahwa pasien yang di
faskes sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan dan memastikan bahwa peserta
59
2.1.5 Supervisi
Supervisi adalah koordinasi dengan pihak rumah sakit mengenai kendala yang
usaha yang belum terdaftar di BPJS Kesehatan. Berdasarkan PERPRES No. 111
tahun 2013 pasal 11 ayat 1 yaitu, pemberi kerja wajib mendaftarkan dirinya dan
membayar iuran. Sebagaimana yang tertera di PERPES No.111 tahun 2013 pasal 11
ayat 2b yaitu, dalam hal pekerja belum terdaftar pada BPJS Kesehatan, pemberi kerja
Untuk PBPU (Peserta Bukan Penerima Upah) dapat didaftarkan secara kolektif
ke BPJS Kesehatan dengan membayar iuran, hal tersebut sesuai dengan PERPRES
No.111 tahun 2013 pasal 11 ayat 3. Salah satu contoh pendaftaran secara kelompok
60
lain, kemudian dapat merekrut Badan Usaha yang belum bergabung dengan BPJS
Kesehatan.
2. Denda
Bukan Penerirna Upah dan peserta bukan Pekerja wajib membayar iuran
setiap bulan. Pada pasal 17A.1 menyebutkan Dalam hal terdapat keterlarnbatan
pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan lebih dari 1 (satu) bulan sejak tanggal 10
paling banyak untuk waktu 12 (dua belas) bulan dan rnembayar iuran pada bulan
puluhlima) hari sejak status kepesertaan aktif kembali setelah membayar denda
kepada BPJS Kesehatan untuk setiap pelayanan kesehatan rawat inap yang
diperolehnya.
mendapatkan perawatan dari rumah sakit maka harus melunasi denda sebesar
2,5% dari biaya pelayanan kesehatan untuk setiap bulan yang tertunggak serta
besar denda paling tinggi Rp 30.000,000,00 (tiga puluh juta rupiah) .. Adapun
61
a. Formulir keterangan diagnosa awal
atas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta, yang bertujuan untuk
efisiensi dengan tidak memberikan reward terhadap provider yang melakukan over
pelayanan tim. Dengan sistem pembiayaan yang tepat diharapkan tujuan diatas bisa
tercapai.
Terdapat dua metode pembayaran rumah sakit yang digunakan yaitu metode
retrospektif adalah metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien berdasar pada setiap aktifitas layanan yang diberikan,
semakin banyak layanan kesehatan yang diberikan semakin besar biaya yang harus
dibayarkan. Contoh pola pembayaran retrospektif adalah Fee For Services (FFS).
62
Tidak ada satupun sistem pembiayaan yang sempurna, setiap sistem
grouping (pengelompokkan
kasus)
Kulaitas pelayanan baik Pengurangan kuantitas
pelayanan
Pasien
Dapat memilih Provider dengan Provider merujuk ke luar /
terbatas
Pasien Waktu tunggu yang lebih singkat Jumlah pasien di klinik
clinics”
Lebih mudah mendapat Biaya administrasi tinggi
63
pelayanan dengan teknologi untuk proses klaim
terbaru
Mudah mencapai kesepakatan Meningkatkan resiko
milik Kementerian Kesehatan RI, dan pada 1 Januari 2009 diperluas untuk seluruh
rumah sakit yang bekerja sama menjadi penyedia pelayanan kesehatan dalam
CBG (Indonesia Case Based Group) seiring dengan perubahan grouper dari 3M
rawat jalan maupun rawat inap kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
(FKRTL).
64
5. mendorong provider untuk melakukan kendali biaya (cost containment)
payment (casemix), dan sudah diterapkan sejak Tahun 2008 sebagai metode
casemix adalah pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan mengacu pada ciri
Sistem casemix saat ini banyak digunakan sebagai dasar sistem pembayaran
berkembang.
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan oleh
pemerintah.
65
4. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
utama atau yang setara, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.
pelayanan kefarmasian.
2.2 Pembahasan
66
Badan Pelayanan Jaminan Sosial Kesehatan Kabupaten Malang
pelayanan pencetakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) pada loket 1. Jika nomor
menggunakan sistem aplikasi yaitu JKN Mobile dan Dropbox. Sistem JKN
Mobile bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun melalui gadget atau PC.
yang belum memiliki BPJS di dalam satu Kartu Keluarga (KK). Jika salah
satu sudah memiliki BPJS, hanya bisa dilakukan manual melalui dropbox
yang ada di kantor BPJS atau kecamatan setempat. Peserta tidak mengambil
Kesehatan.
67
2. Membayar Iuran.
benar.
pertama.
5. Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh
“Setiap orang bukan Pekerja dan Pekerja Bukan Penerima Upah sesuai ketentuan
dalam Pasal 6 ayat (3) huruf c wajib mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya
“Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib membayar
iuran Jaminan Kesehatan kepada BPJS Kesehatan paling lambat tanggal 10 (sepuluh)
setiap bulan.”
Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) dan dalam Pasal 17A ayat (1), penjaminan
68
2. Pemberhentian sementara penjaminan Peserta sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berakhir dan status kepesertaan aktif kembali apabila
Peserta:
3. Dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak status kepesertaan aktif
dimaksud pada ayat (1) wajib membayar denda kepada BPJS Kesehatan
4. Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebesar 2,5% (dua koma lima
dengan ketentuan:
dimaksud pada ayat (2) dan denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yang tidak mampu yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi
yang berwenang.
69
7. Ketentuan pemberhentian sementara penjaminan Peserta dan pengenaan
denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6) mulai
pada ayat (2) dan denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur
Iuran; mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi Kerja yang
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2),
a. teguran tertulis;
b. denda; dan/atau
3. Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf
70
Menurut Perpres No.12 tahun 2013 tentang Jaminan kesehatan (4)
Menurut Perpres No.12 tahun 2013 pasal 9 ayat (3) tentang perubahan status
71
BAB III
PENUTUP
sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes Indonesia berubah
jaminan sosial. Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial
untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya
yang layak.
Jaminan Kesehatan (PBI) yang pendanaannya dibagi menjadi APBN dan APBD
dan Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non-PBI) yang terdiri
dari Pekerja Penerima Upah (PPU) dan anggota keluarganya, Pekerja Bukan
Penerima Upah (PBPU) dan anggota keluarganya, serta bukan Pekerja (BP) dan
anggota keluarganya.
4) Antrian yang cukup panjang dan memakan banyak waktu dikarenakan hanya
5) Banyak peserta yang tidak rutin membayar iuran dengan alasan sbb :
72
d. Mengeluh merasa di persulit
berjalan
3.2 Saran
73
DAFTAR RUJUKAN
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Kementrian Kesehatan No.27 tahun 2014 tentang
Perubahan dari PMK No.27 tahun 2014 tentang Pedoman INA-CBG’s dalam
Republik Indonesia. 2013. Peraturan Presiden No.12 tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 2013, No. 12. Sekretariat Kabinet RI.
Jakarta.
Republik Indonesia. 2013. Peraturan Presiden No.111 tahun 2013 Perubahan dari PP
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Presiden No.19 tahun 2016 Perubahan dari PP
No. 111 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Presiden No.28 tahun 2016 Perubahan dari PP
Republik Indonesia. 2013. Peraturan Kementrian Kesehatan No.71 tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan pada JKN. Lembaran Negara RI Tahun 2013, No. 71.
74
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Kementrian Kesehatan No.52 tahun 2016 tentang
Standar Tarif Kode CBG. Lembaran Negara RI Tahun 2016, No. 52. Kementrian
Perubahan dari PMK No.52 tahun 2016 tentang Standar Tarif Kode CBG.
Lembaran Negara RI Tahun 2016, No. 64. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Kementrian Kesehatan No.59 tahun 2014 tentang
Lembaran Negara RI Tahun 2014, No. 59. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Perubahan dari PMK No.59 tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan
Jaminan Sosial Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2004, No. 40. Sekretariat
Negara. Jakarta.
75