Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trauma Brain Injury (TBI) adalah penyebab dasar morbiditas dan


kematian diseluruh dunia. Untuk memperbaiki kondisi pasien ini membutuhkan
pelaksanaan intervensi yang efektif dan berdasarkan bukti. Insiden TBI secara
global terjadi kira-kira 200 per 1.000.000 populasi, dengan tingkat kematian 20
per 100.000 populasi. Data insiden diberbagai negara bekisar dari 91 per 100.000
penduduk hingga 430 per 100.000 orang-orang yang dirawat di rumahsakit.
Beberapa penelitian menunjukkan variasi regional dengan tingkat kematian yang
lebih tinggi bagi cedera. Di pengaturan pendapatan pedesaan yang rendah
dibandingkan dengan daerah perkotaan yang pendapatannya juga tinggi.
Diperkirakan bahwa kejadian TBI mempengaruhi lebih dari 10 juta orang setiap
tahun dan bahwa TBI akan mengungguli banyak penyakit sebagai penyebab
utama kematian dan morbiditas pada tahun 2020 ini. Prognosis dari orang dengan
tekanan darah tinggi sering kali bergantung pada sumber perawatan medis,
pembedahan, dan perawatan klinis yang tersedia untuk mengobatinya perawatan
medis awal untuk hipoksia dan hipotensi di fase pra rumah sakit dan didepartemen
gawat darurat sangat penting, intervensi khusus di Instalasi Care Unit (ICU)
diperlukan untuk meminimalkan faktor-faktor yang berperan dalam meningkatkan
tekanan intrakranial.

Meningkatnya tekanan dalam tengkorak (tekanan darah tinggi intrakranial)


dikarenakan pembengkakan adalah penyebab kematian dan kelumpuhan yang
paling umum orang yang mengalami cedera otak. Seberapa baik seseorang dengan
hipertensi intrakranial sembuh sering kali bergantung pada bagaimana mereka
diperlakukan. Beberapa orang berpikir bahwa beberapa posisi di bagian belakang
ranjang atau yang disebut ‘ketinggian kepala tempat tidur’ dapat mempengaruhi
tekanan ini dan meningkatkan pemulihan seseorang. Posisi bagian belakang
ranjang merupakan intervensi atau perlakuan yang sangat sederhana dan murah,
hal ini penting karena seperti kebanyakan ceera otak terjadi didaerah di negara-
negara berpendapatan rendah dan menengah dengan sistem kesehatan yang relatif
belum berkembang dan sedikit sumberdaya untuk berurusan dengan cedera otak.

Manajemen penderita TBI ataupun stroke di ICU berfokus pada


pencegahan cedera otak sekunder melalui pernapasan, stabilisasi multisistem, dan
pengobatan tekanan darah tinggi intrakranial. Terapi posisi kepala ternyata dapat
mempengaruhi banyak sistem organ termasuk dampak yang bermanfaat untuk
fisiologi otak yang parah atau berat. Beberapa peneliti berpendapat bahwa
penderita dengan peningkatan intrakranial sebaiknya ditempatkan pada posisi
horizontal. Alasan dibalik ini adalah bahwa posisi ini dapat meningkatkan tekanan
perfusi serebral dan dengan demikian meningkatkan aliran darah. Penelitian juga
menunjukkan bahwa menaikkan kepala ranjang dapat menurunkan tekanan
intrakranial.

Posisi head up atau head elevation pada pasien ceera kepala ataupun
stroke diharapkan supaya drainase vena ke otak tetap lancar. Hal itu dilakukan
jika tidak ada kontraindikasi bagi pasien untuk dilakukan head up. Beberapa tahun
ini head up menjadi bahan yang sering diperdebatkan terkait besarnya sudut yang
baik untuk dilakukannya posisi head up. Banyak pendapat yang mengatakan
bahwa posisi 15-30° dapat menurunkan tekanan intrakranial, tetapi tidak
dipertimbangkan terkait Cerebral Blood Flow (CBF) dan Cerebral Perffusion
Pressure (CPP). Ada yang berpendapat lain bahwa lebih utama adalah CPP
dibandingkan tekanan intrakranial untuk mencegah iskemia otak meluas, sehingga
posisi head up 0° lebih efektif untuk mencapai tujuan ini.
Berdasarakan hal tersebut, tulisan ini kami susun untuk mengetahui lebih
jauh lagi terkait head elevation yang efektif untuk menurunkan tekanan
intrakranial pada pasien cedera kepala ataupun stroke.

Anda mungkin juga menyukai