DISUSUN
KELOMPOK 4
T.A.2020/202
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
(TAK)
A. Topik
B. Tujuan
1.Tujuan Umum
Setelah mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok klien mampu memahami tentang cara
melakukan perawatan personal hygiene yang benar.
2.Tujuan Khusus
C. Landasan Teori
1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).Defisit perawatan diri
adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam
melakukan atau melengkapi aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi
(hygene), berpakaian/berhias,makan,dan BAB/BAK (toileting).
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, ( Poter. Perry , 2005).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya(Tarwoto dan Wartonah 2000).
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri
adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak
mampu melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan Realitas Turun Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor Presipitasi
Yang merupakan factor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.MenurutDepkes (2000: 59), Faktor –faktor
yang mempengaruhi personalhygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak –anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan
kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak
boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain –
lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene, antara lain:
a. Dampak fisik
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
a. Mandi/hygene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air,mengatur suhu atau aliran air
mandi,mendapatkan perlengkapan mandi,mengeringkan tubuh, serta masuk dan
keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.
Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,
memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik,
melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan
pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
memprsiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah pakaian, menggunakan
alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka kontainer, memanipulasi
makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu dimasukannya
di mulut, melengkapi makan, mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan
dengan aman.
d. BAB/BAK (Toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK
dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan deficit perawatan diri adalah:
a. Fisik
Badan bau, pakaian kotor.Rambut dan kulit kotor.Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai mulut bau serta penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif.Menarik diri, isolasi diri.Merasa tak berdaya, rendah
diri dan merasa hina.
c. Sosial
Interaksi kurang.Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai
norma.Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri.
D. KLIEN
1. Karakteristik klien
a. Klien yang tidak mengalami gangguan fisik
b. Klien yang bisa membaca
c. Klien yang mudah mendengarkan dan mempraktekannya.
d. Klien dengan riwayat devisit perawatan diri.
e. Klien yang mudah diajak berinteraksi.
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien dengan riwayat devisit perawatan diri.
b. Mengidentifikasi klien berdasarkan karakteristik devisit perawatan
diri.
c. Mengumpulkan klien yang termasuk dari karakteristik masalah
devisit perawatan diri untuk mengikuti TAK.
4. Lamanya : ± 30 menit
6. Pengorganisasian
a. Leader : Mei
Tugas :
Tugas:
Tugas :
d.Nama Pasien
1) Nn. M
2) Nn. R
3) Tn. A
4) Nn. C
F. Metode
G. Antisipasi Masalah
a. Ingatkan klien akan aturan permainan bahwa barang siapa yang akan meninggalkan
ruang TAK harus pamit terlebih dahulu pada perawat.
b. Jika klien tetap saja pergi jangan paksakan klien untuk mengikuti TAK tapi setelah
TAK selesai temui klien dan tanyakan mengapa tadi ia meninggalkan TAK.
H. Proses Evaluasi
1. Waktu
2. Kehadiran
3. Topik diskusi
J. Proses Pelaksanaan.
1.Orientasi
a. Salam Terapeutik
1)Mengucapkan salam
2)Perkenalan di mulai oleh leader dilanjutkan oleh fasilitator, dan
observer.
3)Perkenalan oleh masing-masing klien dengan menyebutkan nama,
asal ruangan perawatan
3. Fase Teminasi