Anda di halaman 1dari 13

DEFINISI

ETIOLOGI
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau
Appendisitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
umbai cacing (apendiks) . usus buntu adalah sebenarnya sekum(cecum),
Beberapa faktor yang menyebabkan appendisitis yaitu sumbatan lumen
infeksi ini dapat mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan
appendiks yang dianggap sebagai pencetus selain hiperplasia jaringan
tindakan bedah segera untuk mncegah komplikasi yang umumnya
limfe,fekalit,tumor apendiks dan dapat disebabkan oleh cacing askaris yang
berbahaya.(Nanda,2015)
dapat menimbulkan sumbatan. Selain faktor diatas juga ada faktor lain
Apendesitis adalah peradangan pada apendiks (umbai cacing) akibat
yang menjadi penyebab dari appendisitis yaitu erosi mukosa appendiks
infeksi oleh bakteri. Apabila sisa makanan masuk kedalam
karena adanya parasit seperti E.histolitica. Appendik juga dapat disebabkan
apendiks,makanan tersebut akan busuk dan sulit di keluarkan.
karena kebiasaan makan makanan yang rendah serat sehingga dapat
Akibatnya,apendiks akan mengalami peradangan. (Firmansyah,Rikki
menimbulkan konstipasi sehingga dapat memepengaruhi terhadap
dkk,2009)
timbulnya appendisitis.
MANIFSTASI KLINIS
Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams &wilkins (2011) yaitu :
a). Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun
setempat,anoreksia,mual muntah.
b). Nyeri setempat pada perut bagian kanan bawah.
c). Regiditas abdominal seperti papan.
d). Deman ringan
e). Rasa perih yang semakin menjadi.
f). Spasma abdominal semakin parah.
g). Rasa perih yang berbalik (menunjukan adnya inflamasi peritoneal ).
h). Gejala yang minimal dan samar rasa perih yang ringan pada pasien lanjut
usia.
KOMPLIKASI
Komplikasi menurut Deden & Tutik (2010 ) yaitu :
 Perforasi appendiks
Tanda – tanda perforasi yaitu meningkatnya nyeri,meningkatnya spasme dinding
perut kanan bawah, ileus,demam,malaise, dan leukositisis.
 Peritonitis Abses Bila terbentuk abses appendik maka akan teraba massa pada
kuadran kanan bawah yang cenderung menggelembung pada rektum atau vagina.
jika terjadi perintonitis umum tidakan spesifik yang dilakukan adalah operasi
untuk menutup asal perforasi tersebut.
 Dehidrasi.
 Sepsis.
 Elektrolit darah tidak seimbang.
 Pneumoni.
PENATALAKSANAAN
 Penanggulangan konservatif
Penganggulangan konservatif terutama di berikan pada penderita yang tidak mempunyai akses
kepelayanan bedah berupa pemberian antibiotik.
 Operasi
 Apendiktomi
Bila diagnosa sudah tepat dan jelas di temukan apendisitis maka tindakan yang di lakukan
adalah operasi membuang apendiks(apendektomi). pada umumya,tehnik konfensional
operasi pengangkatan usus buntu dengan cara irisan pada kulit perut kanan bawah diatas
daerah apendiks.
 Laparoskopi
Laparoskopi adalah tehnik beda dengan akses minimal. Artinya,pembedahan tidak
dengan membuka dada atau perut, melainkan di lakukan lewat dua atau tiga lubang
berdiameter masing-masing 2-10 milimeter.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan fisik
 Inspeksi: akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut
tampakmengencang (distensi)
 Palpasi: di daerah perut kanan bawah bila di tekan akan terasa nyeri dan bila ditekan dilepas
juga akan terasa nyeri yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut.
 Dengan tindakan tungkai kanan dan paha di tekuk kuat atau tungkai di angkat tinggi-tinggi
maka rasa nyeri di perut semakin parah.
 Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan
vagina menimbulkan rasa nyeri juga.
 Suhu dubur (rektal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (aksila) lebih menunjang lagi adanya
radang usus buntu.
b. Pemeriksaan laboratorium
Peningkatan sel darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000-18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan
lebih dari itu,maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah). (NANDA,2015)
KLASIFIKASI
 Apendisitis akut
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang mendadak pada
apendiks yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak disertai rangsang
peritonieum lokal.
 Apendisitis Akut Sederhana
 Apendisitis Akut Purulenta (Supurative Appendicitis)
 Apendisitis Akut Gangrenosa
 Apendisitis Infiltrat
 Apendisitis Abses
 Apendisitis Perforasi
 Apendisitis kronik Diagnosis
apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika ditemukan adanya riwayat nyeri perut kanan
bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik.
DIAGNOSA
1. NYERI AKUT :
Outcomes :
 Kontrol nyeri
APPENDISITIS
 Tingkat nyeri
Intervensi :
 .
 .

2. RISIKO KEKURANGAN VOLUME CAIRAN


Outcomes :
 Keseimbangan cairan
 Keparahan mual dan muntah
Intervensi :
 Manajemen cairan
 Manajemen muntah
3. HIPERTERMI
Outcomes :
 Termoregulasi
 Tingkat ketidaknyamanan
Intervensi :
 Perawatan demam
 Pengaturan suhu

4. RISIKO INFEKSI
Outcomes :
 Keparahan infeksi
 Kontrol resiko
Intervensi :
 Kontrol infeksi
 Perawatan luka
5. GANGGUAN POLA TIDUR
Outcomes :
 Tidur
 Tingkat kelelahan
Intervensi :
 Peningkatan tidur
 Manajemen Energi

Anda mungkin juga menyukai