Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

WACANA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA JENJANG SMA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wacana Bahasa Indonesia yang dibina
Oleh Bapak Nahnu Robid Jiwandono, M.Pd.

Disusun Oleh :
M. Mukti Irawan (21801071126)
Teguh Firmansyah (21801071162)
Nurul Firdaus (21801071057)
Fahimatus Zahro (21801071161)
Amanda Sukma (21801071099)
Vira Dwi Aprilia (21801071159)
Syaiful Fatur Rochman (21601071143)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur patut kami haturkan kehadirat Allah SWT karena
atas karunia, rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
tugas terstruktur dengan Judul “Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Jenjang
SMA” ini dengan lancar dan tepat waktu serta tanpa dihadang kendala yang berarti.
Makalah ini disusun untuk memudahkan proses pembelajaran serta memenuhi tugas mata
kuliah.
Atas segala kesempatan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami
mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan segala kenikmatan
berupa akal sehat, kesempatan, hingga kelancaran sehingga kami bisa menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Bapak Nahnu Robid Jiwandono, M.Pd. selaku dosen serta
pembimbing yang telah memberikan kami bimbingan moral maupun material. Semua
teman sejawat yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga kami dapat tepat
waktu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari tidak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk penyusunan
makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati, kami
mengharapkan kritik dan saran.Penyusun berharap makalah ini dapat menjadi salah satu
sarana bagi diri penyusun dan seluruh pembaca untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Aamiin.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................3
2.1 Jenis Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Jenjang SMA.................3
2.2 Fungsi Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Jenjang SMA..............5
BAB III..................................................................................................................................8
PENUTUP.............................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................8
3.2 Saran...........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wacana merupakan satuan bahasa yang terlengkap dan utuh karena setiap unsur di
dalam wacana itu saling berhubungan. Mulyana (2005:3) berpendapat istilah wacana
berasal dari kata sanskerta yang bermakna ucapan. Wacana banyak bermunculan dan
digunakan dalam berbagai aspek. Di dunia pendidikan formal, wacana digunakan sebagai
nama badan atau sekolah, misalnya Satya Wacana, Adya Wacana, Budya Wacana, dan
Duta Wacana. Selain itu kata wacana juga sering digunakan dari berbagai kalangan mulai
dari Studi Bahasa, Psikologi, Sosiologi, Politik, Komunikasi, Sastra dan sebagainya.
Wacana berkaitan dengan keterampilan berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif, diantaranya membaca. Menurut Chaer (1994:267) wacana sebagai
satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan,
pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau
pendengar ( dalam wacana lisan), tanpa keraguan apa pun. Hal tersebut di antaranya adalah
bahasa. Wacana yang baik adalah wacana yang harus memperhatikan hubungan
antarkalimat, sehingga dapat memelihara keterkaitan dan keruntutan antarkalimat. Wacana
dikatakan lengkap karena didalamnya terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang
utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (wacana tulis) atau oleh pendengar (wacana lisan)
tanpa keraguan apa pun. Wacana dikatakan tertinggi atau terbesar karena wacana dibentuk
dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan
kewacanaan lainnya (kohesi dan koherensi).
Ada beberapa aspek bahasa yang perlu dipahami agar komunikasi bisa tersampaikan
sesuai dengan yang diharapkan. Media untuk menyampaikan pesan dalam berbahasa pun
ada jenisnya, di antaranya puisi, novel, lagu, dan wacana. Wacana berkaitan dengan proses
komunikasi seperti interaksi sosisal dan pengembangan tema. Belajar wacana berarti
belajar bahasa. Kalimat ternyata hanya unsur pembentuk satuan bahasa yang lebih besar
yang disebut wacana. Adanya wacana mengingat penggunaan bahasa sangat luas, yang
mencakup berbagai segi kehidupan manusia. Selain itu, wacana juga berupa masalah
keilmuan yang cukup luas, diuraikan berdasarkan persyaratan suatu karangan ilmiah, maka
wacana itu akan menjadi sangat luas, mungkin bisa puluhan atau ratusan halaman
panjangnya dalam suatu paragraf. Cakupan wacana yang luas dan memiliki banyak jenis,
maka wacana diklasifikasikan menjadi beberapa jenis dan terdapat fungsi wacana pada
jenjang SMA, maka dari itu penulisan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan jenis wacana dan Fungsi Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas).
.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Saja Jenis Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Jenjang SMA ?
2. Apa Fungsi Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Jenjang SMA?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Jenis Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Jenjang


SMA.
2. Untuk Mengetahui Fungsi Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Jenjang
SMA.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Jenjang SMA


Cakupan wacana yang luas dan memiliki banyak jenis, maka wacana
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis dan terdapat fungsi wacana pada jenjang SMA,
berikut ini beberapa contoh jenis wacana dalam pembelajaran bahasa indonesia jenjang
SMA . . Isi wacana sebenarnya lebih bermakna sebagai ‘nuansa’ atau ‘muatan’ tentang hal
yang ditulis, disebutkan, diberitahukan, dan diperbincangkan oleh pemakai bahasa
(wacana) Adapun jenis wacana yang diklasifikasikan berdasarkan isinya jumlahnya tak
terbatas Variasi jenis teks berdasarkan isi yang ditemukan dalam Buku Teks Bahasa
Indonesia jenjang SMA diantaranya sebagai berikut :
2.1.1 Teks Laporan Hasil Observasi

Teks laporan hasil observasi adalah teks yang memberikan informasi secara umum
tentang sesuatu berdasarkan fakta dari hasil pengamatan secara langsung. Jadi,
pengamatan atau biasa disebut observasi itu dilakukan oleh si pengamat dengan terjun
langsung ke lapangan untuk mengetahui sebuah informasi yang ada. Informasi itu bisa
meliputi objek tentang keadaan alam, keadaan lingkungan, hewan, tumbuhan, sosial,
sebuah peristiwa, kesenian dan kebudayaan.
Karakteristik teks laporan hasil observasi:
1) Ditulis secara lengkap dan sempurna.
2) Bersifat objektif, global, dan universal.
3) Objek yang akan dibicarakan atau dibahas adalah objek tunggal.
4) Ditulis berdasarkan fakta sesuai pengamatan yang telah dilakukan.
5) Informasi teks merupakan hasil penelitian terkini yang sudah terbukti
kebenarannya.
6) Tidak mengandung prasangka/dugaan yang menyimpang atau tidak tepat.
7) Saling berkaitan dengan hubungan berjenjang antara kelas dan subkelas yang
terdapat di dalamnya.
8) Tidak adanya bagian penutup dari penulis. Penulis hanya melaporkan apa
9) Menitikberatkan pada pengelompokkan segala sesuatu ke dalam jenis-jenis
dengan ciri atau keadaannya secara umum.
10) Disajikan secara menarik, baik kata, bahasa, isinya berbobot maupun susunannya
logis.
11) Teks laporan hasil observasi menggambarkan sesuatu secara umum dan sesuai
fakta, tanpa adanya opini penulis.

3
2.1.2 Teks Eksposisi

Teks eksposisi adalah jenis paragraf atau karangan yang terkandung sejumlah informasi
dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat, dan akurat. Pendapat lain
menyatakan bahwa Teks Eksposisi adalah jenis atau ragam teks yang memiliki fungsi
menyampaikan gagasan-gagasan berupa pemikiran tentang suatu topik. Paragraf eksposisi
ini bersifat Ilmiah atau dapat dikatakan non fiksi.
Karakteristik teks eksposisi:
1) Singkat dan Padat
2) Gaya informasi yang mengajak.
3) Penyampaian teksnya secara lugas dan menggunakan bahasa yang baku.
4) Menjelaskan informasi-informasi pengetahuan.
5) Tidak memihak berarti tidak memaksakan kemauan dari penulis terhadap pembacanya.
6) Teks eksposisi bersifat objektif dan netral.
7) Penjelasannya disertai data-data yang akurat.
8) Fakta digunakan sebagai alat konkritasi dan kontribusi.
Umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana

2.1.3 Teks Anekdot

Teks anekdot merupakan cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur lucu dan
memiliki maksud untuk mengkritik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
anekdot adalah cerita singkat yang menarik. Karena lucu dan mengesankan, biasanya
mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Berikut ciri-ciri dalam teks anekdot:
a. Bisa menghibur atau mengundang tawa pembaca atau pendengar.
b. Untuk menyampaikan kritik halus yang tidak menyinggung pembaca atau pendengar
atau yang diceritakan.
c. Sebagai media penyampai padangan, aspirasi yang bernilai positif dan berbau humor
ke publik.
d. Untuk menginspirasi pembaca atau pendengar agar dalam menyampaikan protes atau
rasa tidak setuju terhadap memilih opsi atau cara santun.
e. Menampilkan tokoh-tokoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
f. Memiliki sifat humoris, lucu, menggelitik, dan berbau lelucon tapi menyindir.
Contoh Teks Anekdot 

Suatu ketika, di sebuah sekolah negeri “Entah Di mana”, seorang Bapak guru memberi
tahu kepada anak didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status menjadi sekolah
SBI."Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Tidak lama lagi Sekolah kita akan
menjadi sekolah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Nah, untuk menyambut hal ini, saya
mau tanya apa yang akan kalian siapkan? Tanya sang guru.

4
2.1.4 Teks Cerita Rakyat

Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang disetiap daerah dan menceritakan asal usul
atau legenda yang terjadi disuatu daerah; cerita yang berasal dari masyarakat dan
berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat merupakan bagian dari dongeng.
Karakteristik cerita rakyat
1) Cerita rakyat disampaikan secara lisan
2) Disampaikan secara turun-temurun
3) Tidak diketahiu siapa pertama kali membuatnya
4) Kaya nilai-nilai luhur
5) Bersifat tradisional
6) Memiliki banyak versi dan variasi
Mempunyai bentuk-bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapannya

2.1.5 Teks Negosiasi

Teks Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan


diantara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. karakteristik utama
yaitu, Senantiasa melibatkan orang  baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau
perusahaan, sendiri atau dalam kelompok, memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya
mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir
negosiasi, menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu  baik berupa tawar menawar
(bargain) maupun tukar menukar (barter), hampir selalu berbentuk tatap muka yang
menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah, negosiasi biasanya
menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan
terjadi, Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah
pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat.
Contoh teks negosiasi :
Penjual  : Ada yang bisa dibantu mas?
Pembeli : Baju yang ini ukuran L ada enggak?
Penjual  : Ada mas, sebentar saya ambil.
Pembeli : Iya.
Penjual  : Ini mas yang ukuran L.
Pembeli : Berapa harganya mas?
Penjual  : Itu 300 ribu, pas nya 290 ribu
Pembeli : Bisa 260 enggak pak?
Penjual  : Tidak bisa mas, paling kurangi 5 ribu jadi 285 ribu.
Pembeli : Ya 280 ribu deh pak, langsung saya beli.
Penjual  :  Iya baiklah.

5
2.1.6 Teks Debat

Debat adalah pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling
memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.Adapun ciri-ciri debat,
diantaranya:

1. Debat memiliki pihak yang mengarahkan jalannya debat. Biasanya yang


melakukan tugas ini adalah seorang moderator.
2. Hasil akhir atau kesimpulan debat didapat dengan cara voting maupun keputusan
juri debat.
3. Terdapat hanya dua sudut pandang yaitu pro dan kontra.
4. Terjadi kegiatan saling beradu argumentasi untuk memperoleh kemenangan salah
satu pihak.
5. Terdapat suatu proses untuk saling mempertahankan argumentasi di antara kedua
belah pihak yang sedang berdebat (pihak pro dan kontra).
6. Di sesi tertentu terdapat kegiatan tanya jawab antar pihak yang berdebat dengan
dipimpin oleh moderator

2.1.7 Teks Biografi

Teks biografi merupakan bentuk teks yang berisi mengenai kisah suatu tokoh dalam
mengarungi kehidupannya. Uraian tentang identitas berisi antara lain nama, tempat dan
tanggal lahir, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, dan riwayat organisasi yang
diikuti. Uraian soal peristiwa berisi kejadian yang dialami tokoh dalam mengharumkan
nama bangsa, mengembangkan karier, atau memperjuangkan hidup. Sementara uraian
tentang masalah memuat hambatan, tantangan, atau kendala yang dihadapi tokoh dalam
mencapai tujuan dan cita-citanya. Teks biografi termasuk teks naratif.
Ciri-ciri Teks Biografi
1. Isi teks biografi menceritakan kisah atau perjalanan hidup seorang tokoh.
2. Menggunakan beberapa unsur kebahasaan seperti kata hubung, kata rujukan, kata kerja,
waktu, aktivitas, dan tempat.
3. Teks biografi dapat disajikan dalam bentuk fiksi maupun nonfiksi.
4. Teks biografi disajikan mengikuti pola tertentu yang didasarkan pada alur cerita
khususnya alur maju, sudut pandang penceritaan, gaya penulisan, fokus penceritaan, dan
penggunaan bahasa.
5. Paragraf-paragraf dalam teks biografi dikembangkan secara deskriptif dan naratif.
6. Teks biografi umumnya disusun mengikuti struktur tertentu seperti orientasi, kejadian
atau peristiwa penting, dan reorientasi.
7. Karakter sang tokoh dalam teks biografi digambarkan secara langsung maupun tidak
langsung.
8. Pola pengembangan teks biografi bersifat kronologis.

6
2.1.8 Teks Puisi

Puisi merupakan ragam sastra yang terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama, mantra,
rima, baris, dan bait. Puisi juga dapat dikatakan sebagai ungkapan emosi, imajinasi, ide,
pemikiran, irama, nada, susunan kata, kata-kata kiasan, kesan pancaindra, dan perasaan.
Puisi adalah ungkapan yang memperhitungkan aspek-aspek bunyi di dalamnya, serta
berupa pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair dari kehidupan individu
dan sosialnya. Puisi diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga dapat membangkitkan
pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.
Karakteristik puisi:
1) Mempunyai unsur humanisme universal atau sudah terbuka untuk menerima pengaruh
dari segala penjuru dunia.
2) Realis dan terimbas unsur naturalis
3) Menyampaikan maksud dengan penghematan kata serta menghadirkan perbandingan-
perbandingan membayang dan berkesan.
4) Menggunakan perbandingan visual secara jelas sampai pada bagian-bagian di balik
kenyataan.
5) Menunjukan sinisme dan sarkasme terhadap kepincangan dalam masyarakat akibat
pergolakan.
6) Menggunakan kata dalam percakapan sehari-hari
7) Tidak mengutamakan tipografi bahkan tidak lagi memperhatikan bunyi (rima) dalam
baris dan baitnya.
8) Unsur utama yang harus selalu diperhatikan dalam pembacaan puisi modern adalah
lafal, intonasi, dan ekspresi.

2.1.9 Teks Prosedur

Teks prosedur adalah teks yang berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus dilakukan
untuk mencapai suatu tujuan. Teks prosedur bertujuan untuk membantu seseorang
memahami bagaimana cara melakukan sesuatu dengan tepat.
Karakteristik teks prosedur:
1) Berisi langkah-lamgkah kegiatan yang dapat berupa poin-poin ataupun paragraf.
2) Menggunakan kalimat saran dan larangan.
3) Disusun secara sistematis dan dijelaskan secara detail.
4) Berisi informasi yang bersifat objektif.
5) Terdapat bilangan urutan atau angka yang menunjukkan urutan atau langkah prosedur.

2.1.10 Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses mengapa dan bagaimana suatu
peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan lainnya bisa terjadi.

7
Peristiwa alam maupun sosial yang terjadi di sekitar kita, selalu mempunyai hubungan
sebab akibat dan proses.Ciri-ciri Teks Eksplanasi
1. Strukturnya terdiri dari penyataan umum, urutan sebab akibat, serta interpretasi.
2. Informasi yang dimuat dengan berdasarkan fakta (faktual).
3. Faktual tersebut memuat informasi yang sifatanya itu ilmiah/keilmuan, contohnya
seperti sains.
4. Sifatnya informatif serta tidak berusaha untuk memengaruhi pembaca untuk bisa
percaya terhadap hal yang dibahas.
5. Memiliki/menggunakan sequence markers. Contohnya pertama, kedua, ketiga, dan
sebagainya. Bisa juga dengan menggunakan: pertama, berikutnya, terakhir.
 Struktur Teks Eksplanasi :
Pernyataan umum: berisikan pernyataan umum mengenai/tentang topik yang akan
dijelaskan pada proses proses terjadinya/proses keberadaan.
Urutan sebab akibat: berisi penjelasan mengenai proses terjadinya fenomena yang
disajikan secara urut atau bertahap dari yang paling awal sampai akhir.
Interpretasi: berisi kesimpulan dari topik yang telah dijelaskan.

2.1.11 Teks Ceramah

Teks ceramah adalah teks yang disusun oleh beberapa paragraf, yang berisi pemberitahuan
ataupun penyampaian informasi di depan khalayak masyarakat luas yang bersifat
meyakinkan pembaca dengan tujuan untuk menambah wawasan atau membuat pembaca
atau pendengar melakukan sesuatu hal tertentu. Teks ceramah disampaikan oleh orang-
orang yang ahli pada bidangnya (pakar) dengan media penyampaian dapat  baik secara
langsung, maupun tidak langsung melalui sarana komunikasi, seperti televisi, radio, live
streaming, dsb. Teks ceramah bersifat edukatif atau memberi pengajaran kepada pembaca
atau pendengar dengan tujuan untuk mengajak atau meyakinkan.
Adapun karakteristik teks ceramah, sebagai berikut:
1. Ada sesuatu yang dijelaskan atau diinformasikan untuk memperluas pengetahuan para
pendengar.
2. Disampaikan oleh seseorang yang memiliki keahlian atau dianggap pakar dalam
bidang atau disiplin ilmu yang diceramahkan.
3. Terdapat ajakan atau persuasi untuk mengubah sikap atau melakukan tindakan
terhadap materi yang dibicarakan.
4. Berisi argumen yang menguatkan topik yang dibicarakan.
5. Memiliki fakta dan data yang memperkuat argumen dalam teks.
6. Terdapat komunikasi dua atau banyak arah antara pembicara dan pendengar, berupa
dialog tanya jawab.

8
2.1.12 Teks Cerita Pendek

Pengertian Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa, yang mengisahkan
sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan dan
menyenangkan, serta mengandung pesan yang tidak mudah dilupakan.
Adapun karakteristik dari cerpen secara umum adalah sebagai berikut:
1) Panjang karangan ± 3-10 halaman (kurang dari 10.000 kata )
2) Ceritanya singkat, pendek, padat, dan berarti dan lebih pendek daripada novel.
3) Ceritanya fiktif dan rekaan
4) Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis
5) Habis dibaca sekali duduk
6) Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam
7) Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari
8) Mengangkat masalah tunggal kehidupan pelaku
9) Tokoh-tokohnya mengalami konflik sampai pada penyelesaian
10) Penggunaan kata-katanya (khas) dan mudah dikenal masyarakat
11) Meninggalkan kesan mendalam dan efek terhadap perasaan pembaca
12) Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis
13) Beralur tunggal dan lurus

2.1.13 Teks Proposal

Teks proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal
dan standard dapat juga dinyatakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausahawan
yang menggambarkan semua unsur yang relevan, baik internal maupun eksternal,
mengenai usaha atau proyek baru, atau dapat dikatakan bahwa proposal usaha merupakan
dokumen tertulis yang berisai mengenai usaha yang sedang direncanakan.
Adapun karakteristik dari teks proposal:
1. Berisi ringkasan kegiatan atau penelitian.
2. Terdapat pihak yang mengajukan proposal.
3. Terdapat pihak yang dituju.
4. Bersifat sebagai pemberitahuan.
5. Menggunakan bahasa baku.
6. Memiliki struktur penulisan.
7. Disusun secara sistematis.
8. Isinya dapat dipertanggungjawabkan.

2.1.14 Teks Karya Ilmiah

Karya tulis Ilmiah dapat dipahami sebagai teks yang ditulis dengan susunan sistematis,
serta logis, dan memenuhi kaidah ilmu pengetahuan yang berlaku. Aspek rasionalitas
diutamakan dalam penulisan karya tulis ilmiah, dan permasalahan yang diangkat bersifat

9
objektif dan faktual. Karya tulis ilmiah menuntut untuk menggunakan kata-kata yang tidak
ambigu atau bermakna ganda sehingga dibutuhkan gaya bahasa yang lugas, serta eksplisit,
dan tentunya dengan ragam ilmiah sesuai dengan PUEBI.
Karakteristik teks karya ilmiah:
1. Suatu permasalahan diungkapkan secara logis, fakta dari data yang kredibel, dan
analisis yang objetif, serta pada bagian rumusan masalah diungkapkan dengan kalimat
interogativa.
2. Opini yang dikemukakan harus berlandaskan teori dari berbagi sumber, seperti
pendapat ahli, jurnal ilmiah, ataupun buku-buku yang sudah terbit, bukan berasal dari
imajinasi, perasaan, atau pendapat yang subjektif.
3. Ragam bahasa haruslah ilmiah, tidak ambigu, dan tidak menggunakan kata-kata
yang bersifat konotatif.

2.1.15 Teks Resensi

Secara etimologi, Resensi berasal dari Belanda resentie dan Bahasa Latin recensio,


recensere atau juga revidere yang memiliki arti mengulas kembali atau melihat kembali.
Sedangkan dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
Sedangkan, Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonsia), Resensi diartikan sebagai
pertimbangan atau pembicaraan dan ulasan tentang buku.
Karakteristik teks resensi:

1. Mengandung informasi atau identifikasi suatu karya.


2. Membahas latar belakang dan hubungan karya dengan karya lain.
3. Memuat pendapat dan penggambaran umum mengenai isi atau makna suatu karya.
4. Memiliki penilaian mengenai kelebihan dan kekurangan karya.
5. Terdapat opini yang diinterpretasikan dari fakta atau temuan yang diperoleh.

2.1.16 Teks Drama

Drama adalah genre (jenis) sastra yang menggambarkan gerak kehidupan manusia. Drama
menggambarkan realitas kehidupan, karakter dan perilaku manusia melalui partisipasi dan
dialog yang dipentaskan. Cerita dan kisah-kisah dalam drama konflik dan beban emosional
yang secara khusus ditujukan untuk teater.
Karakteristik drama:
1) Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan di
pentaskan.
2) Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi.
3) Drama terdiri dari pada diaolog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang
diwujudkan.
4) Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog-dialog watak-wataknya.
5) Konflik ialah unsur-unsur penting dalam drama. Konflik digerakan oleh watak-watak
dalam plot,elemen penting dalam skrip drama.
6) Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebagai drama yang baik.

10
7) Gaya Bahasa dalam sebuah drama juga penting karena menunjukkan latar masa dan
masyarakat yang di wakilinya,sekaligus drama ini mencerminkan sosiobudaya
masyarakat yang digambarkan oleh pengarang.

2.1.17 Teks Surat lamaran Pekerjaan

Surat lamaran pekerjaan merupakan suatu surat dari seseorang yang membutuhkan
pekerjaan kepada orang  atau pejabat yang bisa memberikan pekerjaan atau jabatan.
Melalui surat lamaran ini, pelamar meminta supaya ia diberi pekerjaan. Surat lamaran
pekerjaan bisa juga diartikan dengan suatu surat dari calon karyawan kepada calon
majikan yang berisi permintaan supaya karyawan diberi pekerjaan oleh calon majikan.
Surat lamaran pekerjaan ini  biasanya bersifat formal ataupun resmi, misalnya surat untuk
melamar pekerjaan menjadi karyawan ataupun jabatan tertentu sesuai pada iklan yang
ditawarkan.
Karakteristik teks surat lamaran pekerjaan:

1) Tempat dan tanggal


2) Lampiran dan Perihal
3) Alamat surat
4) Salam pembuka
5) Alinea pembuka
6) Isi

2.1.18 Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah merupakan teks yang menceritakan atau menjelaskan mengenai fakta
serta peristiwa di masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu sehingga
memiliki nilai sejarah. Karakteristik Teks Cerita Sejarah
a) Isinya berupa sebuah fakta yang pernah terjadi.

b) Disajikan sesuai dengan kronologis atau urutan kejadian atau urutan peristiwa.
c) Memiliki struktur penulisan seperti: Orientasi, urutan peristiwa, dan reorientasi.
d) Bentuk teks jenis ini merupakan teks cerita sejarah (recount).
e) Pada umumnya sering menggunakan konjungsi temporal.

2.1.19 Teks Editorial

Teks editorial adalah suatu artikel yang berisi pendapat berdasarkan fakta dan didukung
dengan data. Meski berdasarkan fakta, teks editorial sering disebut sebagai teks opini.
Karakteristik Teks Editorial
a) Berisi opini dari redaksi mengenai suatu peristiwa yang sedang ramai dibicarakan.
b) Berisi ulasan mengenai masalah biasanya berskala nasional maupun internasional.
c) Bersifat subjektif.
d) Gaya bahasa formal/baku.

11
e) Bertujuan memberikan pandangan kepada masyarakat mengenai suatu kejadian yang sedang
ramai dibicarakan.

2.1.20 Teks Novel


Novel adalah sebuah karya sastra berbentuk prosa naratif yang panjang (minimal 100
halaman). Di dalam novel mengandung rangkaian cerita yang kompleks mengenai kehidupan
seorang tokoh, yang memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik, dan terdapat pesan tersembunyi
yang ingin disampaikan penulis kepada pembacanya.

Berbeda dengan karya sastra lainnya, seperti puisi dan cerita pendek (cerpen), novel dapat
dikenali dari beberapa karakteristik berikut ini:

1. Secara umum, novel terdiri dari sekurang-kurangnya 100 halaman, atau jumlah
katanya lebih dari 35.000 kata.
2. Novel ditulis dengan narasi dan deskripsi yang bertujuan menggambarkan suasana
kejadian di dalamnya.
3. Alur cerita di dalam novel terbilang kompleks dan terdapat lebih dari satu impresi,
efek, dan emosi.
4. Cerita pada sebuah novel bisa sangat panjang, dengan penyelesaian masalah yang
bertahap.

2.1.21 Teks Artikel


Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk
dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dlsb.) bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta
yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.Karakteristik Teks Artikel
a) Pada umumnya artikel dibuat secara ringkas, padat, jelas, dan tuntas.
b) Isi yang disampaikan dalam sebuah artikel didasari oleh fakta, bukan fiksi atau mitos yang
kebenarannya masih diragukan.
c) Artikel bersifat informatif dan faktual, mengungkapkan informasi berdasarkan suatu
penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan.
d) Sebuah artikel dapat mengandung opini dan analisis, namun harus berdasarkan teori dan data
yang valid.
e) Penulisan artikel menggunakan bahasa baku atau resmi, serta kalimat yang lugas, logis,
denotatif, dan efektif.
f) Metode penulisan artikel dibuat secara sistematis sehingga pembaca dapat mengerti isinya
dengan mudah.

2.1.22 Teks Kritik dan Esai


Kritik adalah kecaman atau tanggapan yang disertai pertimbangan baik dan buruk terhadap suatu
hasil karya dalam hal ini karya sastra. Kritik demikian biasa disebut kritik sastra.Sementara
itu, esai (essay) adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari
sudut pandang pribadi pengarangnya. 
Karakteristik Teks Kritik dan Esai
a) Kritik
 Bersifat menanggapi/mengomentari karya orang lain
 Menunjukkan kelebihan dan kekurangan

12
 Memberi saran perbaikan
 Bertujuan menjembatani pemahaman pembaca/apresiator/apresian dengan karya sastra
bersangkutan.
b) Esai
 Membahas suatu masalah secara sepintas sesuai pandangan atau pribadi pengarangnya
 Pengembangan gagasan secara bebas variatif sesuai keinginan pengarangnya
 Disajikan secara ringan dan santai
 Bertujuan membahas suatu masalah secara ringan tanpa harus sampai pada
penyelesaian secara tuntas

2.2 Fungsi Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Jenjang SMA


Berdasarkan jenis wacana dijenjang SMA yang sudah dijelaskan pada uraian
sebelumnya, maka pembahasan selanjutnya yaitu terkait fungsi dari wacana dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia jenjang SMA diantaranya yaitu :
Secara umum Fungsi wacana pada jenjang SMA pembelajaran menulis wacana
diarahkan agar siswa mampu dan terampil dalam menulis wacana baik dari segi pemakaian
bahasa maupun cara penulisannya Kegiatan menulis dapat meningkatkan keterampilan
berbahasa (Putri, et.al, 2018) Oleh karena itu, keterampilan menulis harus dimiliki siswa
mulai dari tingkat Sekolah Dasar kemudian pada jenang selanjutnya (Amelia, et.al,
2015).Dalam fungsi wacana pembelajaran bahasa Indonesia jenjang SMA Wacana dengan
unit konversasi memerlukan unsur komunikasi yang berupa sumber (pembicara san
penulis) dan penerima (pendengar dan pembaca). Semua unsur komunikasi berhubungan
dengan fungsi bahasa (Djajasudarma, 1994:15). Fungsi bahasa meliputi (1) fungsi
ekspresif yang menghasilkan jenis wacana berdasarkan pemaparan secara ekspositoris, (2)
fungsi fatik (pembuka konversasi) yang menghasilkan dialog pembuka, (3) fungsi estetik,
yang menyangkut unsur pesan sebagai unsur komunikasi, dan (4) fungsi direktif yang
berhubungan dengan pembaca atau pendengar sebagai penerima isi wacana secara
langsung dari sumber.
Menurut Halliday (1970, 1973) dalam Leech (1993:86) membedakan tiga fungsi
bahasa atas fungsi idesional, interpersonal, dan tekstual. Pada fungsi idesional bahasa
dipakai untuk alat pengungkap sikap penutur dan pengaruhnya pada sikap dan perilaku
penutur. Sedangkan pada fungsi tekstual bahasa difungsikan sebagai alat untuk
membangun dan menyusun sebuah teks. Lebih lanjut Halliday menjelaskan bahwa
interpersonal terdiri atas fungsi ekspresif dan informatif sebagaimana telah dikemukakan
Popper. Dapat dikatakan bahwa pengenalan terhadap berbagai fungsi bahasa akan sangat
membantu dalam penelaahan wacana. Sebaliknya tanpa pengenalan terhadap berbagai
fungsi bahasa akan dapat menjadi halangan di dalam menginterpretasikan sebuah wacana.
Seorang penganalisis wacana di dalam menganalisis sebuah wacana harus selalu
mengaitkan bentuk-bentuk bahasa yang digunakan dengan tujuan dan fungsi di mana dan
untuk apa bahasa itu digunakan dalam wacana tersebut.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jenis Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Jenjang SMA Cakupan wacana
yang luas dan memiliki banyak jenis, maka wacana diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis dan terdapat fungsi wacana pada jenjang SMA, berikut ini beberapa contoh jenis
wacana dalam pembelajaran bahasa indonesia jenjang SMA .Isi wacana sebenarnya lebih
bermakna sebagai ‘nuansa’ atau ‘muatan’ tentang hal yang ditulis, disebutkan,
diberitahukan, dan diperbincangkan oleh pemakai bahasa (wacana) Adapun jenis wacana
yang diklasifikasikan berdasarkan isinya jumlahnya tak terbatas Variasi penggolongan
jenis teks yang sudah dijelaskan sebelumnya jenis-jenis wacana sebagai berikut (1) wacana
narasi (2) wacana deskripsi (3) wacana eksposisi (4) wacana argumentasi.
Fungsi Wacana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Jenjang SMA Berdasarkan
jenis wacana dijenjang SMA yang sudah dijelaskan pada uraian sebelumnya, maka
pembahasan selanjutnya yaitu terkait fungsi dari wacana dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia jenjang SMA diantaranya yaitu : Secara umum Fungsi wacana pada jenjang
SMA pembelajaran menulis wacana diarahkan agar siswa mampu dan terampil dalam
menulis wacana baik dari segi pemakaian bahasa maupun cara penulisannya Kegiatan
menulis dapat meningkatkan keterampilan berbahasa (Putri, et.al, 2018) Oleh karena itu,
keterampilan menulis harus dimiliki siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar kemudian
pada jenang selanjutnya (Amelia, et.al, 2015).

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis berharap makalah ini dapat dimanfaatkan oleh
para pemerhati bahasa khususnya penulis yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar. Penulisan wacana tulis berbahasa Indonesia harus memperhatikan
pembentukan kalimat yang membentuk paragraf yang utuh. Dan pengajar bahasa indonesia
haruslah lebih intensif dalam memberikan pembelajaran mengenai wacana dalam
pembelajaran bahasa Indonesia jenjang SMA.

14
DAFTAR PUSTAKA

Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia


SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta. : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.

Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia


SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI. Jakarta. : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.

Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia


SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Jakarta. : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.

https://kindisch12.wordpress.com/2013/04/13/menulis-wacana-bab-11-smk-kelas-xi/
diakses pada tanggal 11 Desemebr 2020 pukul 15.00

https://ira113blog.wordpress.com/2014/12/26/makalah-wacana-bahasa-indonesia/ Di
akses pada tanggal 10 Desember 2020.

http://laukhilmahfidiyah.blogspot.com/2015/03/hakikat-wacana.html?m=1 Di akses
tanggal 10 Desember 2020.
https://www.pintarnesia.com/surat-lamaran-pekerjaan/ Diakses tanggal 16 Desember
2020

https://seputarilmu.com/2020/08/surat-lamaran-pekerjaan.html Diakses tanggal 16


Desember 2020

https://serupa.id/teks-ulasan-pengertian-struktur-tujuan-ciri-cara/ Diakses tanggal 16


Desember 2020

https://materibelajar.co.id/pengertian-resensi/ Diaskses tanggal 16 Desember 2020

https://www.studiobelajar.com/karya-tulis-ilmiah/#:~:text=Karya%20tulis%20Ilmiah
%20dapat%20dipahami,diangkat%20bersifat%20objektif%20dan%20faktual. Diakses
tanggal 16 Desember 2020

https://www.zonareferensi.com/ciri-ciri-proposal/ Diakses tanggal 16 Desember 2020

https://www.zonareferensi.com/ciri-ciri-proposal/ Diakses tanggal 16 Desember 2020

15

Anda mungkin juga menyukai