Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

“HIBRIDISASI DNA”

Dosen : Endah Puspitasari, S.Farm., M.Sc., Apt.

Disusun Oleh :
Andrean Roni (152210101120)
Lelyta Septiandini (152210101155)
Kris Nugraheni (162210101012)
Alvareza Sahafira Viesta (162210101067)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Hibridisasi DNA......................................................................3
2.2 Prinsip Hibridisasi DNA...........................................................................3
2.3 Metode Hibridisasi DNA...........................................................................4
2.4 Komponen Hibridisasi DNA.....................................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................6
3.1 Kesimpulan................................................................................................6
3.2 Saran..........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gen merupakan bagian yang sangat penting dari genom yang
membawa sifat suatu organisme dalam melakukan riset biologi molekuler
dan pengembangan bioteknologi. Usaha untuk memahami ataupun
memodifikasi berbagai proses biologi tingkat molekuler, diperlukan gen-gen
yang terlibat dalam proses tersebut. Pada hibridisasi DNA, gen diperlukan
untuk mengidentifikasi keberadaannya maupun ekspresinya dengan cara
yang mudah dan akurat.
Berbagai bahan dan cara telah dikembangkan untuk melabel pelacak.
Pada dasarnya bahan untuk melabel DNA pelacak dapat dibagi ke dalam
dua kelompok, yaitu bahan radioaktif (32P, 33P, 3H) dan bahan non radioaktif
(digoxigenin, biotin, ECL, dan alkalin fosfatase). Radioaktif lebih sensitif
dibandingkan non radioaktif untuk digunakan dalam hibridisasi DNA.
Radioaktif membutuhkan fasilitas yang canggih dan keamanan yang harus
dijaga dengan ketat sedangkan non radioaktif memiliki dampak
lingkungannya lebih ringan walaupun sensitifitasnya lebih rendah.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut ini merupakan rumusan masalah yang akan menjadi topik
bahasan pada makalah ini:
1. Bagaimana pengertian Hibridisasi DNA?
2. Apa saja prinsip hibridisasi DNA?
3. Apa saja metode hibridisasi?
4. Apa saja komponen hibridisasi DNA?
5. Bagaimana cara pelabelan hibridisasi DNA?
6. Bagaimana tahapan strategi hibridisasi DNA?
7. Bagaimana pengaplikasian hibridisasi DNA dalam dunia kesehatan dan
farmasi?
1.3 Tujuan Makalah
Adapun yang menjadi tujuan dari makalah berikut ini adalah:

1
1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian hibridisasi DNA
2. Dapat mengetahui dan memahami prinsip hibridisasi DNA
3. Dapat mengetahui dan memahami metode hibridisasi
4. Dapat mengetahui dan memahami komponen hibridisasi DNA
5. Dapat mengetahui dan memahami cara pelabelan hibridisasi DNA
6. Dapat mengetahui dan memahami tahapan strategi hibridisasi DNA
7. Dapat mengetahui dan memahami pengaplikasian hibridisasi DNA dalam
dunia kesehatan dan farmasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hibridisasi DNA


Hibridisasi adalah bagian dari banyak teknik laboratorium penting
seperti polymerase chain reaction dan Southern blotting. Hibridisasi dapat
menunjukkan suatu keseragaman sekuens. Hibridisasi DNA adalah proses
menggabungkan dua DNA atau RNA molekul untai tunggal komplementer
dan memungkinkan mereka untuk membentuk sebuah molekul untai ganda
tunggal melalui basis pasangan. Dalam pembalikan dari proses ini, DNA
untai ganda (atau RNA, atau/DNARNA) molekul dapat dipanaskan untuk
memecahkan dasar pasangan dan memisahkan dua helai. Hibridisasi DNA
merupakan metode untuk menyeleksi sekuen DNA dengan menggunakan
probe DNA untuk proses hibridisasi (pencangkokan) untai ganda DNA.
2.2 Prinsip Hibridisasi DNA
Prinsip dari hibridisasi meliputi dua proses, yaitu proses denaturasi
atau pemisahan dua rantai asam nukleat yang komplementer. Proses
denaturasi biasanya dilakukan dengan cara pemanasan DNA untuk
memecah ikatan hidrogen yang terdapat di antara pasangan basa sehingga
rantai asam nukleat akan terpisah. Proses ini kemudian diikuti dengan
proses renaturasi dengan cara pendinginan.

3
DNA probe adalah suatu fragmen DNA atau RNA atau protein
pelacak target gen. DNA probe yang telah dilabel akan berkomplementasi
dengan target melalui hibridisasi sehingga dapat mendeteksi keberadaan gen
tertentu. Hibridisasi DNA target dengan probe dapat dideteksi dengan cara
menguji kehadiran gugus reporter probe. Jika reporter terdeteksi, maka telah
terjadi hibridisasi. Namun jika reporter tidak terdeteksi, maka dapat
disimpulkan bahwa molekul DNA target tidak mempunyai sekuens yang
komplementer dengan sekuens probe. Karenanya, gen atau segmen DNA
yang dicari tersebut tidak terdapat dalam sampel.
Pengujian yang menggunakan teknik hibridisasi, membutuhkan
proses denaturasi dan fragmen asam nukleat yang tidak diketahui dan
memfiksasi fragmen tersebut pada bahan solid seperti filter nitroselulosa.
Untuk pengujian dengan hibridisasi diperlukan suatu probe asam nukleat
yang komplementer dicampurkan dengan fragmen asam nukleat yang
terdapat pada bahan solid tersebut pada kondisi yang mendukung terjadinya
hibridisasi. Proses hibridisasi dapat juga dilakukan dalam larutan (bukan
bahan solid). Baik DNA yang hendak didiagnosis (target) maupun probe
dimasukkan dalam larutan buffer. Kedua DNA tersebut bebas bergerak dan
proses hibridisasinya berlangsung 5-10 kali lebih cepat daripada di bahan

4
solid. Keadaan tersebut sangat penting dalam aplikasi kebanyakan
diagnostik mikrobiologi yang memiliki konsentrasi DNA target sangat
sedikit dan membutuhkan waktu diagnosis lebih cepat. Probe dapat juga
dibuat dari oligonukleotida (biasanya terdiri dari 30-40 nukleotida) yang
dibuat secara sintetik. Oligonukleotida tersebut dapat berupa fragmen DNA
rantai tunggal atau fragmen RNA yang dilabel.
2.3 Metode Hibridisasi DNA
Hibridisasi merupakan pembentukan ikatan dupleks stabil antara dua
rangkaian nukleotida yang saling komplementer melalui perpasangan basa
N. Mekanisme dasar di balik uji-uji diagnostik yang menggunakan probe
asam nukleat adalah hibridisasi. Hibridisasi bisa terjadi antara :
1. DNA target dengan pelacak cDNA/mRNA (disebut Southern Blot
Technique)
2. RNA target dengan pelacak RNA/DNA (disebut Nouthern Blot
Technique)
3. Protein target dengan pelacak Antibodi (disebut Westhern Blot
Technique)
Metode hibridisasi ini merupakan metode yang sangat peka untuk
menganalisis maupun menentukan karakter suatu fragmen DNA.
2.4 Komponen Hibridisasi DNA
Komponen utama dari strategi hibridisasi ada tiga, diantaranya :
1. DNA  pelacak
2. DNA target
3. Deteksi sinyal (Sistem deteksi)
2.5 Cara pelabelan hibridisasi DNA
Pelabelan hibridisasi DNA terbagi dalam 2 cara, yaitu :
1. Pelabelan radioaktif : menampilkan dan/atau memperbesar sinyal
dengan radioaktif.
2. Pelabelan non radioaktif : menampilkan dan/atau memperbesar sinyal
dengan pelabelan antigen – mengikat
antibodi – pengikatan enzim – aplikasi
substrat (pelepasan sinyal).

5
2.6 Tahapan Strategi Hibridisasi DNA
Tahapan dari strategi hibridisasi, diantaranya :
1. Terjadinya pasangan secara tepat antara dua untai DNA yang
komplemen
2. Penambahan DNA pelacak untai tunggal yang telah berlabel pada
kondisi tertentu (suhu dan konsentrasi ion) supaya terjadi pasangan
antara DNA target dan pelacak
3. Pencucian untuk menghilangkan kelebihan pelacak yang tidak
menempel pada DNA target yang spesifik
4. Deteksi adanya hibrid antara DNA target dan pelacak C.
2.6 Pengaplikasian hibridisasi DNA dalam dunia kesehatan dan farmasi
Hibridisasi DNA menjadi batu loncatan dalam dunia kesehatan maupun
rekayasa genetika. Pengaplikasianya dapat diterapkan untuk :
1. Mencari informasi letak suatu fragmen DNA dalam genom
2. Analisis transkripsi dan regulasi DNA
3. Deteksi peyakit genetik dan sidik jari DNA
Contoh : Hibridisasi DNA dan RNA (hybrid capture ) dapat mendeteksi
kanker serviks yang disebakan oleh HPV dengan probe RNA spesifik
sebagai pelacak dan DNA virus sebagai marker dengan kemungkinan
positif palsu yang lebih kecil dibandingkan pap smear.
4. Mempelajari pola ekspresi dari jenis tertentu molekul RNA sebagai
perbandingan relatif antara sel sampel yang berbeda dari RNA
Dalam dunia farmasi khususnya telah dikembangkan disiplin ilmu baru
yaitu farmakogenomik yang diharapkan dapat menemukan obat baru
dengan target yang spesifik dan efek samping yang jelas, lebih lagi untuk
penyakit tertentu berdasarkan pola ekspresi gen seperti kanker dapat
diberikan terapi gen untuk pengobatannya.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Hibridisasi DNA adalah proses menggabungkan dua DNA atau RNA
molekul untai tunggal komplementer
 Prinsip dari hibridisasi meliputi dua proses, yaitu proses denaturasi atau
pemisahan dua rantai asam nukleat yang komplementer.
 Terdapat tiga komponen strategi hibridisasi DNA
 Hibridisasi DNA dapat dikembangkan dalam dunia kesehatan untuk
medeteksi penyakit genetic dan penemuan obat baru dengan target
spesifik.

3.2 Saran
 Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih
memahami tentang hibridisasi DNA dan manfaatnya dalam dunia
kesehatan.
 Dengan mengetahui sebagian kecil informasi tentang hibridisasi DNA
diahrapkan pembaca memiliki sedikit gaambaran tentang hibridisasi DNA
dan selanjutnya dapat dikembangkan menjadi sebuah penelitian.

7
DAFTAR PUSTAKA

 Stansfield, William D, dkk. 2006. Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta:


Erlangga
 Suharsono dan Widyastuti, Utut 2006. Pelatihan Singkat Teknik Dasar
Pengklonan Gen. Bogor : Pusat penelitian Sumberdaya Hayati dan
Bioteknologi – Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyrakat IPB
dengan Dikti – DINAS.
 Suryatman aam, Nuswantara Sukma, 2000, Pemanfaatan metode berbasis
hibridisasi dna-rna dalam mendeteksi human papillomavirus pada sampel
jaringan. Bogor: LIPI
 Herman, S., 2003, Epidemiologi dan Deteksi Dini Kanker Serviks Uteri,
Presentation on Teaching and Laboratory Course on DNA Probe and
Monoclonal Antibody, Bandung,1-10.

Anda mungkin juga menyukai