Anda di halaman 1dari 8

KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS 1

PENGENDALIAN MUTU BUAH NANAS DI PACKING HOUSE


PT IND
Ayun Purnomo1, Fitriani2, Sri Handayani3
1
Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2 Dosen Pembimbing 1, 3 Dosen Pembimbing 2.

Abstrak
PT IND merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan penghasil buah-
buahan segar, salah satunya adalah nanas. Nanas segar menjadi produk unggulan PT IND, hal tersebut
terlihat dari semakin meningkatnya permintaan nanas, semakin meningkatnya permintaan harus
diimbangi dengan kualitas yang baik. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui proses pascapanen
nanas, mengetahui pencapaian pemenuhan standar mutu dan menganalisis pengendalian mutu buah
nanas. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan
hasil dan pembahasan disimpulkan bahwa proses penanganan pascapanen meliputi bagian penanganan
bahan baku, bagian proses, stuffing dan bagian perakitan kemasan, untuk penentuan standar mutu buah
nanas berdasarkan kriteria yaitu berat, isi, bentuk, kesegaran dan tingkat kematangan. Tingkat
pencapaian standar mutu buah mencapai 92%. Pengendalian mutu yang baik akan menghasilkan
produk yang baik dan sesuai dengan keinginan dari konsumen, semakin tinggi kepuasan konsumen
akan membuat permintaan nanas meningkat sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaaan.

Kata Kunci: Buah nanas, Pengendalian mutu

PENDAHULUAN 2016 berfluktuasi. Produksi buah nanas terbesar


Hortikultura merupakan sektor pertanian terdapat di Provinsi Lampung sebesar 453.812
yang berkembang pesat di Indonesia, jenis ton atau mampu menyumbang 32,5% dari total
tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura produksi nanas di Indonesia pada tahun 2016
meliputi buah-buahan, sayur-sayuran, bunga dan (Badan Pusat Statistik, 2016).
tanaman hias, salah satu produk hortikultura PT IND merupakan perusahaan
adalah nanas. Nanas (Ananas comosus L. Merr) penghasil buah-buahan segar seperti pisang,
merupakan salah satu komoditas hortikultura nanas, buah naga, mangga, papaya dan jambu
yang sangat potensial untuk dikembangkan kristal. Nanas menjadi komoditas unggulan di

karena mendominasi perdagangan buah tropikal PT IND dengan luas areal mencapai 1.554,6 ha
dunia. Berdasarkan Angka Tetap (ATAP) dan menjadi areal terluas pertama yang
produksi nanas di Indonesia pada tahun 2015 digunakan oleh PT IND untuk proses budidaya,
mencapai 1,73 juta ton. Untuk wilayah Asia areal yang luas menunjukkan nanas mengalami
Tenggara, Indonesia termasuk penghasil nanas peningkatan produksi yang diikuti dengan
terbesar ketiga setelah Filipina dan Thailand meningkatnya jumlah permintaan.
dengan kontribusi sekitar 23% (Pusat Data dan Potensi yang besar harus diimbangi
Sistem Informasi Pertanian, 2016). dengan kualitas produk yang dihasilkan, kegiatan
Nanas sangat berpotensi untuk pengendalian kualitas dilakukan mulai dari

dikembangkan di Indonesia terutama di pulau proses budidaya hingga proses penanganan


Jawa dan Sumatera. Produksi buah nanas di pascapanen, pengendalian kualitas bertujuan
Indonesia menurut provinsi tahun 2012 sampai untuk menghasilkan buah nanas yang berkualitas
KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS 2

Persoalan yang dihadapai dalam digunakan untuk menghitung batas kendali


pengendalian kualitas adalah kerusakan buah bawah dan batas kendali atas pada tingkat
yang disebabkan oleh penyakit dan kerusakan kerusakan buah nanas.
pada proses pascapanen. Permasalahan cacat Analisis kuantitatif dilakukan dengan
buah menjadi permasalahan yang harus segera cara penghitungan peta kontrol C. Perhitungan
ditangani oleh PT IND agar kualitas buah yang ini dilakukan untuk mengetahui batas kendali
dihasilkan dapat sesuai dengan standar yang telah atas dan batas kendali bawah. Langkah-langkah
ditentukan oleh pihak perusahaan. pembuatan peta kendali C adalah sebagai berikut:
Berdasarkan uraian tersebut maka tema 1. Kumpulkan k = banyaknya subgroup yang
“Pengendalian Mutu Buah Nanas di Packing akan diinspeksi
House PT IND” menjadi tema penulisan ini. 2. Hitung jumlah cacat setiap subgroup ( = c)

3. Hitung nilai rata-rata jumlah cacat C , dan


METODE PELAKSANAAN batas atas (ULC) dan batas bawah (LCL).
Metode pengumpulan data yang Menurut Nisak (2013), pengendalian untuk
digunakan dalam penulisan ini adalah: peta kendali C dengan rumus rata-rata C,
1. Data primer UCL dan LCL untuk C Chart adalah sebagai
Menurut Riadi (2016), data primer berikut:
adalah data informasi yang diperoleh tangan
pertama yang dikumpulkan secara langsung dari C =

sumbernya.
UCL = C +3 C
2. Data sekunder
LCL = C -3 C
Menurut Riadi (2016), data sekunder Keterangan:
adalah informasi tangan kedua yang sudah C = Jumlah produk cacat
dikumpulkan oleh beberapa orang (organisasi) C = Rata-rata produk cacat
n = Jumlah nomor sampel
untuk tujuan tertentu dan tersedia untuk berbagai UCL = Batas Kontrol Atas
penelitian. Data sekunder dapat diperoleh dari LCL = Batas Kontrol Bawah

instansi-instansi terkait. Data sekunder yang


diperoleh berupa gambaran umum perusahaan, HASIL DAN PEMBAHASAN
dan informasi lainnya yang berhubungan dengan PROSES PASCAPANEN NANAS DI PT IND
objek yang akan dilaporkan.
Pascapanen merupakan kegiatan yang
dilakukan setelah proses pemanenan. Proses
METODE ANALISIS DATA
pascapanen buah nanas di PT IND dibagi
Metode analisis data yang digunakan
menjadi 4 bagian yaitu:
adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
A. Bagian penanganan bahan baku
Metode kualitatif digunakan untuk memberikan
deskripsi dan gambaran proses penanganan Bagian penanganan bahan baku adalah
pascapanen buah nanas dan metode kuantitatif tahapan pertama yang menangani buah yang baru
KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS 3

saja dipanen dari areal. Kegiatan-kegiatan pada B. Bagian proses


bagian penanganan bahan baku adalah sebagai Bagian proses merupakan tahap kegiatan
berikut: pascapanen yang meliputi kegiatan dari proses
1. Proses penurunan buah seleksi hingga proses pengemasan produk.
Kegiatan penurunan buah dari dalam mobil 1. Seleksi
truck dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Kegiatan seleksi merupakan kegiatan untuk
dengan cara manual maupun dengan cara memilih buah yang akan dipotong crown atau
mekanis. Cara manual merupakan proses yang tidak dipotong crown
penurunan buah yang dilakukan oleh tenaga 2. Pemotongan mahkota buah dan sanitasi
manusia tanpa alat bantu mesin, hal ini dilakukan Pemotongan mahkota buah dilakukan sesuai
apabila dalam pengangkutan buah dari areal dengan keinginan konsumen dan sanitasi daun
menggunakan krat. Sedangkan cara mekanis bendera merupakan kegiatan untuk membersihan
adalah kegiatan penurunan buah yang dilakukan daun yang masih ada dalam buah nanas.
dengan cara menggunakan alat bantu mesin 3. Proses pelilinan
seperti forclip, hal ini dilakukan ketika Menurut Pantastico dalam Ahmad, dkk.
pengangkutan buah dari areal menggunakan (2014) menyatakan bahwa pelapisan lilin
megabin. merupakan usaha penundaan kematangan yang
2. Proses pencucian buah bertujuan untuk memperpanjang umur simpan
Tujuan dari pencucian ini adalah selain untuk produk hortikultura.
membersihkan buah dari kotoran dan debu dari 4. Penyemprotan fungisida
areal panen, pencucian dilakukan untuk Penyemprotan fungisida dilakukan untuk
menurunkan suhu buah yang panas dari areal tujuan agar buah tidak terkena jamur sehingga
setelah prose pemanenan sehingga buah tidak tidak mudah busuk.
mudah matang dan busuk serta untuk 5. Grading
memisahkan buah yang memiliki kualitas baik Grading merupakan kegiatan yang dilakukan
dengan buah yang tenggelam (trandusen), buah dengan tujuan memisahkan produk berdasarkan
yang berkualitas baik akan mengapung dikolam sifat fisik buah.
pencucian sedangkan buah yang kurang baik 6. Pemberian label dan pengemasan
akan tenggelam (trandusen) didalam kolam. Pengemasan dilakukan untuk melindungi
3. Proses quality control buah dari benturan dan untuk menunjukkan
Proses quality control terdiri dari dua identitas produk.
kegiatan yaitu uji kemanisan dan proses 7. Covering, stempel kode box dan stiker
recovery. Uji kemanisan dilakukan untuk Covering adalah kegiatan pemasangan cover
mengetahui tingkat kemanisan buah dan proses pada box yang sudah berisi buah sesuai dengan
recovery yaitu proses pengamatan yang negara tujuan, selanjutnya adalah stempel kode
dilakukan untuk mengetahui potensi buah yang produksi dan tanggal produksi.
ada.
KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS 4

8. Penimbangan c. Perakitan bahan baku kemasan


Penimbangan adalah kegiatan dilakukan Bahan baku kemasan setengah jadi yang
untuk mengetahui berat sebuah box yang telah sudah siap selanjutnya akan dirakit oleh para
berisi buah nanas segar. pekerja menjadi kemasan nanas sesuai dengan
negara tujuan. Perakitan dilakukan dengan dua
C. Pascapanen bagian stuffing
cara yaitu cara manual dan dengan menggunakan
Stuffing merupakan kegiatan pengawasan
alat, perakitan secara manua dilakukan tanpa
muat produk barang ekspor, kegiatan bagian
menggunakan mesin yang dilakukan oleh
stuffing meliputi:
pekerja, perakitan dengan cara manual dapat
a. Penyusuanan dalam pallet
lebih efektif karena tidak membutuhkan waktu
Pallet merupakan tempat untuk meletakkan
lama dalam melakukan perakitan, sedangkan
barang-barang dengan tujuan untuk memudahkan
dengan penggunaan alat dianggap kurang efektif
penyimpanan, perhitungan dan transportasi.
karena harus membutuhkan lebih dari 1 pekerja
b. Rapid cooling and Cool storage
untuk melakukan perakitan box.
Box yang telah disusun ke pallet selanjutnya
d. Distribusi kebagian proses
masuk kedalam ruangan Rapid cooling atau cool
Setelah kemasan selesai dirakit selanjutnya
storage dengan suhu ruangan sebesar 7˚C selama
adalah proses pendistribusian dibagian proses
3-4 jam. Hal ini dilakukan agar suhu buah tetap
untuk digunakan sebagai kemasan nanas baik
terjaga untuk menghambat proses kematangan
lokal maupun ekspor.
buah.
PEMENUHAN STANDAR MUTU BUAH
c. Loading NANAS
Loading merupakan waktu tunggu buah
Pemenuhan standar mutu buah nanas dapat
untuk masuk kedalam kontainer, setelah
dilihat pada Tabel berikut:
kontainer siap maka pallet yang telah berisi box
nanas dimasukkan kedalam kontainer untuk
segera dikirimkan ke konsumen.

D. Pascapanen bagian perakitan kemasan Sumber: PT IND 2018

a. Penerimaan bahan baku kemasan Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat


Bahan baku kemasan berupa kardus yang bahwa buah tujuan pasar dalam negeri sebesar
belum berbentuk box yang dikirim dari gudang 58,66%, buah ekspor mencapai 30,98%, buah
menuju bagian material packaging. yang mengalami defect sebesar 8,47%.
b. Penurunan material packaging Persentase defect tersebut melebihi standar yang
Setelah bahan baku kemasan sampai di telah ditetapkan oleh pihak perusahaan sebesar
packing house maka selanjutnya bahan baku 5%, artinya perlu adanya perbaikan untuk
diturunkan dari mobil dan disusun didalam mengurangi tingkat defect yang melebihi standar.
gudang material packaging. Buah yang mengalami defect selanjutnya akan
KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS 5

dikirim ke PT lain untuk diolah menjadi olahan f. Cara menghitung batas kendali atas
buah nanas, sehingga PT IND tidak mengalami
UCL = C +3 C
kerugian yang besar.
= 346,8 buah + 3 346,8buah
= 346,8 buah + 3 (18,6)
PENGENDALIAN MUTU = 346,8 buah + 55,8 buah
= 402,6 buah
Mutu suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, Keterangan:
dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat C : jumlah produk defect
C : rata-rata produk defect
memenuhi selera dan kebutuhan konsumen
n : jumlah no sampel
dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang UCL : batas kontrol atas
LCL : batas kontrol bawah
yang telah dikeluarkan, sedangkan pengendalian
mutu merupakan upaya untuk mencapai dan Berdasarkan perhitungan batas kendali
mempertahankan standar bentuk, kegunaan, dan atas, diketahui nilai UCL sebesar 402 buah.
warna yang akan direncanakan. Mutu ditujukan Artinya tingkat defect maksimum buah yang
untuk mengupayakan agar produk akhir sesuai masih dalam batas toleransi adalah 402 buah.
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan g. Cara menghitung batas kendali bawah
(Prawirosentono, 2004). LCL = C 3- C
Menurut Ariani dalam Arsyad, dkk. (2017) = 346,8 buah – 3 346,8buah
pengendalian proses statistik merupakan suatu = 346,8 buah – 3 (18,6) = 290,2 buah
metode untuk mengendalikan kualitas yang dapat Berdasarkan perhitungan di atas batas
memberikan gambaran tentang proses yang kendali bawah tersebut sebesar 290 buah.
sedang berjalan dengan mengambil sampel untuk Artinya tingkat kecacatan minimum yang masih
dianalisis menggunakan teknik statistik. Peta dalam batas toleransi adalah 290 buah.
kendali merupakan alat yang secara grafis Berdasarkan hasil perhitungan terdapat
digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi beberapa sampel yang melewati batas kendali.
apakah suatu aktivitas berada dalam Pada sampel nomer 11 dan 18 melewati batas
pengendalian kualitas secara statistik atau tidak kendali atas dengan jumlah 421 buah dan pada
sehingga dapat memecahkan masalah dan sampel nomer 1 dan 4 melewati batas kendali
menghasilkan perbaikan kualitas. bawah dengan jumlah 248 buah dan 280 buah.
Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui Sebagai perbandingan dilakukan pula analisis
garis tengah, batas pengendali atas dan batas peta kontrol C menggunakan program SPSS
pengendali bawah dapat dilakukan secara manual untuk mengetahui batas kendali atas dan batas
adalah sebagai berikut: kendali bawah. Hasil peta kontrol C dari SPSS
e. Cara menghitung nilai rata-rata produk defect dapat dilihat pada Gambar 1.

C =

= = 346,8 buah
KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS 6

disebabkan karena penggunaaan tenaga kerja


yang tidak sesuai dengan keahliannya,
terkadang tenaga kerja bagian panen harus
bekerja dibagian bagging buah. Upaya untuk
memperbaiki masalah tersebut adalah
menambah tenaga kerja bagian bagging dan
memberikan pelatihan agar pekerja dapat
bekerja secara baik dan maksimal.
Gambar 1. Peta Kendali C b. Cara (method)
Peta kendali di atas menunjukkan bahwa Cara atau metode merupakan suatu prosedur
terdapat 4 titik yang berada di luar batas kendali. yang ditetapkan oleh PT IND untuk
Hasil peta kontrol C sama dengan perhitungan menjalankan setiap kegiatan yang dilakukan.
yang dilakukan secara manual yaitu LCL 290, Berikut ini penyebab penurunan standar mutu
untuk center atau garis tengah 346,8 dan UCL buah:
402. 1. Benturan
Berdasarkan uji yang telah dilakukan Benturan terjadi akibat proses pengangkutan
maka dapat diketahui bahwa mutu buah nanas dari areal panen menuju packing house,
pada PT IND belum memenuhi standar karena penggunaan krat menjadi faktor penyebab
masih terdapat buah nanas yang mengalami terjadinya benturan, karena didalam krat buah
defect sehingga dapat menurunkan jumlah saling berbenturan yang dapat menyebabkan
produksi buah segar terutama buah nanas. Defect memar pada buah. Untuk mengurangi kerusakan
yang terjadi dapat disebabkan oleh kegiatan tersebut dapat menggunakan megabin, karena
panen, penyakit maupun proses pascapanen. didalam megabin buah akan disusun dengan baik
Langkah perbaikan mutu yang perlu dilakukan dan jumlah dalam megabin dapat lebih banyak
oleh PT IND adalah mencari penyebab terjadinya sehingga dapat meminimalisirkan benturan.
defect buah dan melakukan pengendalian 2. Memar
perbaikan mutu buah nanas. Buah nanas mengalami kerusakan seperti
a. Sumber daya manusia (Man) memar terjadi pada saat proses pemanenan,
1. Tenaga kerja pada bagian bagging merupakan panen yang dilakukan masih menggunakan cara
tenaga kerja yang bertanggung jawab pada manual. Hal tersebut membuat buah memar
proses bagging buah nanas. Bagging akibat proses pengumpulan buah, pengumpulan
merupakan kegiatan menutup buah nanas buah masih dengan cara melempar buah dari
menggunakan kertas agar terhindar dari sinar tengah areal menuju kepinggir areal. Untuk
matahari secara langsung, agar tidak terjadi mengurangi resiko kerusakan tersebut dapat
sun burn, namun pada hasilnya masih terdapat menggunakan alat bantu panen seperti coneco
buah yang terkena sun burn sehingga harvesting sehingga dapat mengurangi resiko
menurunkan kualitas buah, hal tersebut buah jatuh ke tanah.
KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS 7

3. Sarana produksi REFERENSI


Sarana produksi merupakan alat Ahmad, Usman, dkk. 2014. Kajian Metode
kelengkapan produksi yang digunakan untuk Pelilinan Terhadap Umur Simpan Buah
Manggis (Garcinia Mangostana) Semi-
menghasilkan sebuah produk. Sarana produksi Cutting Dalam Penyimpanan Dingin.
yang baik akan mempengaruhi hasil mutu yang Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol 19
(2): 104-110. Institut Pertanian Bogor.
baik. Salah satu sarana produksi yang ada Bogor
adalah golok yang digunakan untuk proses
Arsyad, Achmad Ghozali, dkk. 2017. Analisis
pemotongan mahkota buah. Ketajaman golok Peta Kendali P yang distandarisasi
sangat penting karena dalam proses pemotongan Dalam Proses Produksi Regulator SET
Fujiyama (Studi Kasus PT XYZ). Jurnal
mahkota buah harus cepat dilakukan mengikuti Teknik Industri Volume 5 No. 1.
kerja mesin, apabila golok yang digunakan tidak Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Banten
tajam maka dapat membuat pekerjaan terhambat
dan membuat kualitas pemotongan mahkota Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Indonesia.
Direktorat jenderal hortikultura.
buah menjadi kurang baik.
Nisak, Fitrotun. 2013. Analisis Pengendalian
Mutu Produk Menggunakan Statistical
KESIMPULAN Process Control (SPC) Studi Kasus PT
Mitratani 27 Jember. Skripsi. Universitas
Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan Jember. Jember
bahwa:
Prawirosentono, Suyadi. 2004. Manajemen Mutu
Proses penanganan pascapanen nanas di Packing Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.
House meliputi bagian penanganan bahan baku,
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2016.
bagian proses, stuffing dan perakitan kemasan, Kementerian pertanian.
dalam penentuan standar mutu buah PT IND
Riadi, Edi. 2016. Statistika Penelitian: Analisis
telah menentukan standar mutu buah dengan Manual dan IPB SPSS. Andi.Yogyakarta
kriteria seperti berat, isi, bentuk, kesegaran,
kerusakan, dan tingkat kematangan. Sedangkan
tingkat pencapaian standar mutu produk
mencapai 92%.
KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS 8

Anda mungkin juga menyukai