Anda di halaman 1dari 10

Nursing News Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Skala Nyeri

Volume 4, Nomor 1, 2019 Sendi Pada Lansia Wanita

PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP SKALA


NYERI SENDI PADA LANSIA WANITA

Yunita Malo1), Nia Lukita Ariani2), Dudella Desnani Firman Yasin3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2), 3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail : yunitamalo330@yahoo.com

ABSTRAK

Nyeri sendi merupakan ditandai dengan adanya pembengkakan pada sendi, adanya
kemerahan, terasa panas, nyeri akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada sistem
gerak. Pada kondisi ini lansia sering terganggu, jika lebih banyak sendi yang terserang.
Senam ergonomis adalah salah satu upaya untuk mengurangi nyerisendi dengan terapi non
farmakologi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senam ergonomis terhadap
skala nyeri sendi pada lansia Wanita di Wilayah Posyandu lansia Cipiring II Landungsari
Malang. Desain penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental dengan one group
pre test and post test design. Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah semua lansia di
Wilayah Posyandu lansia Cipiring II Landungsari Malang sebanyak 51 orang, dan jumlah
sampel yang digunakan adalah 45 responden. Teknik yang digunakan dalam pengambilan
sampel adalah simple random sampling. Instrumen pengumpulan data adalah
menggunakan lembar kuesioner. Metode analisa data dalam penelitian ini yaitu uji statistik
Marginal Homogenety Test (p ≤ 0,05). Hasil penelitian membuktikan bahwa nyeri sendi
sebelum dilakukan senam ergonomis sebagian besar tergolong dalam kategori skala nyeri
berat tidak terkontrol sebanyak 29 orang (64,4 %). Nyeri sendi sesudah dilakukan senam
ergonomik sebagian besar tergolong dalam kategori tidak nyeri sebanyak 32 orang
(71,1%). Hasil uji statistik Marginal Homogenety Test diperoleh nilai signifikan sebesar
0,000 (p value ≤ 0,05) yang berarti ada pengaruh senam ergonomik terhadap skala nyeri
sendi pada lansia Wanita di Wilayah Posyandu lansia Cipiring II Landungsari Malang.
Saran dalam penelitian ini diharapkan kepada lansia untuk mengurangi frekuensi
pengobatan farmakologi dan lebih perbanyak pengobatan non farmakologi seperti senam
ergonomis karena pengobatan farmakologi berkepanjangan dapat membawa efek samping
seperti ketergantungan pada obat yang diminum.

Kata Kunci : Lansia; nyeri sendi; senam ergonomis.

190
Nursing News Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Skala Nyeri
Volume 4, Nomor 1, 2019 Sendi Pada Lansia Wanita

EFFECT OF ERGONOMIC GYM ON THE SCIENCE OF SLEEP PAIN


IN FEMALE WOMEN IN POSYANDU LANSIA

ABSTRACT

Joint pain is characterized by swelling in the joints, the presence of redness, feeling hot,
pain will cause interference with the motion system. In this condition the elderly are often
disturbed, if more joints are attacked. Ergonomic gymnastics is an effort to reduce pain
with non-pharmacological therapy. The purpose of this study was to determine the effect of
ergonomic gymnastics on the scale of joint pain in elderly women in the area of Posyandu
elderly Cipiring II Landungsari Malang. The design of this study used a pre-experimental
design with one group pre test and post test design. In this study the total population was
all elderly in the area of Posyandu elderly Cipiring II Landungsari Malang as many as 51
people, and the number of samples used was 45 respondents. The technique used in
sampling is simple random sampling. The instrument of data collection is using a
questionnaire sheet. The method of data analysis in this study is the statistical test of
Marginal Homogenety Test (p 5 0.05). The results of the study prove that joint pain before
ergonomic exercise is mostly categorized as uncontrolled severe pain scale as many as 29
people (64.4%). Joint pain after ergonomic exercise was mostly classified as non-pain as
many as 32 people (71.1%). The Marginal Homogenety Test statistical test results
obtained a significant value of 0,000 (p value ≤ 0,05) which means that there is the effect
of ergonomic exercise on the scale of joint pain in elderly women in the Cipiring II
Landungsari Malang Posyandu area. Suggestions in this study are expected to the elderly
to reduce the frequency of pharmacological treatment and more non-pharmacological
treatments such as ergonomic exercise because prolonged pharmacological treatment can
bring side effects such as dependence on drugs taken..

Keywords: elderly, joint pain, ergonomic gymnastic

PENDAHULUAN integumen, sistem kardiovaskuler, sistem


gastrointestinal, sistem reproduksi, sistem
Lansia mengalami masalah neurologis, sistem perkemihan, dan sistem
kesehatan yang meliputi kemunduran dan muskuloskeletal (Potter & Perry, 2005).
kelemahan baik kemunduran fisik, Penurunan pada sistem muskuloskeletal
kognitif, perasaan, mental, dan sosial ditandai dengan adanya nyeri pada daerah
(Azizah, 2011). Perubahan fisik yang persendian.
terjadi pada lanjut usia sangat bervariasi, Perubahan pada kolagen
dan terjadi di berbagai sistem, yaitu sistem merupakan penyebab pada menurunnya

191
Nursing News Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Skala Nyeri
Volume 4, Nomor 1, 2019 Sendi Pada Lansia Wanita

fleksibilitas sendi pada lansia sehingga menghasilkan efek yang kurang baik bagi
menimbulkan dampak berupa nyeri. kesehatan lansia dengan berbagai
Terjadi erosi pada kapsul persendian, penurunan fungsi tubuh maka terapi non
sehingga akan menyebabkan penurunan farmakologis seperti pemberian aktivitas
luas dan gerak sendi, yang akan olahraga fisik ini menjadi alternatif
menimbulkan gangguan berupa terbaik untuk mengatasi nyeri lansia
pembengkakan dan nyeri (Azizah, 2011). (Capezuti, 2008).
Tubuh memiliki neuromodulator yang Senam ergonomik atau senam Inti
dapat menghambat transmisi impuls nyeri, Prima Raga adalah teknik senam untuk
salah satunya adalah beta-endorfin. mengembalikan atau membetulkan posisi
Endorfin berperan untuk mengurangi dan kelenturan sistem saraf dan aliran
sensasi nyeri dengan memblokir proses darah, memaksimalkan asupan oksigen ke
pelepasan substansi p dari neuron sensorik otak, membuka sistem kecerdasan,sistem
sehingga proses transmisi impuls nyeri di muskuloskeletal, sistem keringat, sistem
medula spinalis menjadi terhambat dan pemanasan tubuh, sistem pembakaran
sensasi nyeri menjadi berkurang. asam urat, kolestrol, gula darah, asam
Tingginya beta-endorfin juga memiliki laktat, kristal oksalet, sistem konversi
dampak psikologis langsung yakni karbohidrat, sistem pembuatan elektrolit
membantu memberi perasaan santai, atau ozon dalam darah, sistem kekebalan
mengurangi ketegangan, meningkatkan tubuh (Wratsongko, 2015).
perasaan senang, membuat seseorang Penelitian yang dilakukan oleh
menjadi lebih nyaman, dan melancarkan Huriah dkk (2014), membuktikan bahwa
pengiriman oksigen ke otot. terdapat pengaruh senam ergonomis
Beberapa terapi yang dapat terhadap penurunan skala nyeri sendi dan
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri kekuatan otot pada lanjut usia di Wilayah
pada lansia antara lain farmakoterapi Kerja Puskesmas Kasihan II Bantul
(terapi yang paling sering digunakan), Yogyakarta. Penelitian Wulandari (2016)
dukungan psikologis, rehabilitasi fisik, membuktikan bahwa ada pengaruh senam
dan prosedur intervensi. Terapi ergonomik terhadap keluhan nyeri sendi
farmakologis yang sering digunakan pada lansia yang mengalami rematik di
antara lain NSAID, relaksan otot, opioid, Wilayah Kerja Puskesmas Banguntapan II
dan terapi adjuvan (Kaye et al, 2010). Bantul. Penelitian lain yang dilakukan
Terapi non farmakoterapi merupakan oleh Devi (2016) membuktikan bahwa ada
komponen multimodal manajemen yang pengaruh terapi aktivitas senam
sangat penting karena membantu dalam ergonomis terhadap kekuatan otot pada
mengatasi nyeri yang lebih baik dengan pasien post stroke di Puskesmas Bulu
perbaikan dalam fungsi sehari-hari, di Sukoharjo.
dalamnya termasuk terapi fisik (Rastogi & Berdasarkan fenomena dan
Meek, 2013). Pemberian terapi penelitian terdahulu di atas, peneliti
farmakologis memiliki risiko tinggi melakukan studi pendahuluan pada

192
Nursing News Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Skala Nyeri
Volume 4, Nomor 1, 2019 Sendi Pada Lansia Wanita

Januari 2018 dengan mewawancarai 10 menjadi responden. Lokasi penelitian di


lansia di Wilayah Posyandu Landungsari Wilayah Posyandu lansia Cipiring II
Malang yang mengalami nyeri sendi, Landungsari Malang dan penelitian ini
didapatkan bahwa seluruhnya 10 orang dilakukan pada 20 Juni-20 Juli 2018.
(100%) belum pernah mendengar atau Instrumen pengumpulan data adalah
bahkan melakukan senam ergonomis dan menggunakan lembar kuesioner. Metode
diketahui juga bahwa seluruhnya 10 orang analisa data yang digunakan dalam
(100%) sering mengalami nyeri sendi. penelitian ini adalah uji statistik Marginal
Berdasarkan fenomena di atas, maka Homogenety Test (p≤0,05).
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh senam
ergonomik terhadap skala nyeri sendi HASIL DAN PEMBAHASAN
pada lansia Wanita di Wilayah Posyandu
Lansia Cipiring II Landungsari Malang”. Tabel 1. Karakteristik umum Lansia di
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Wilayah Posyandu lansia
pengaruh senam ergonomis terhadap skala Cipiring II Landungsari Malang
nyeri sendi pada lansia Wanita di Wilayah Tahun 2018
Posyandu lansia Cipiring II Landungsari Karakteristik f (%)
Malang. Usia 60-65 tahun 21 46,7
66-70 tahun 15 33,3
71-75 tahun 9 20,0
Jenis Kelamin Laki-laki 0 0
METODE PENELITIAN Perempuan 45 100
Pendidikan SD 23 51,1
Desain penelitian ini menggunakan SMP 13 28,9
SMA 9 20,0
desain pre-eksperimental dengan one
Pekerjaan Buruh 4 8,9
group pre test and post test design.
IRT 9 20,0
Populasi dalam penelitian ini adalah Petani 21 46,7
semua lansia di Wilayah Posyandu lansia Pensiunan PNS 6 13,3
Cipiring II Landungsari Malang sebanyak Swasta 5 11,1
51 orang, dan jumlah sampel yang Lama Nyeri 3 bulan 24 53,3
1 tahun 2 4,4
digunakan adalah 45 responden. Teknik
>1 tahun 19 42,2
pengambilan sampel dalam penelitian ini Nyeri yang Tidak 0 0
adalah simple random sampling. Variabel mengganggu Ya 45 100
Dependen yaitu Skala nyeri sendi dan aktivitas
variabel Independen Senam ergonomis. Jari tangan,lutut 24 53,3
Bagian Tubuh
Lutut,
Kriteria inklusi dalam penelitian yaitu yang Nyeri 19 42,2
punggung
semua lansia di Wilayah Posyandu Sendi
Landungsari Malang, lansia yang Total 45 100
mengalami nyeri sendi, lansia yang hadir
pada saat penelitian, lansia yang bersedia

193
Nursing News Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Skala Nyeri
Volume 4, Nomor 1, 2019 Sendi Pada Lansia Wanita

Tabel 1 menunjukkan bahwa hampir


separuh dari total lansia di Wilayah Tabel 3 menunjukan bahwa skala
Posyandu lansia Cipiring II Landungsari nyeri sendi sesudah senam ergonomis
Malang berusia antara 60-65 tahun yaitu pada lansia Wanita di Wilayah Posyandu
sebanyak 21 orang (46,7%), seluruhnya lansia Cipiring II Landungsari Malang
berjenis kelamin perempuan yaitu sebagian besar tergolong tidak mengalami
sebanyak 45 orang (100%), sebagian besar nyeri yaitu sebanyak 32 orang (71,1%).
lansia berpendidikan SD yaitu sebanyak Tabel 3. Kategori tingkat nyeri sendi
23 orang (51,1%), hampir setengah lansia sesudah senam ergonomis
bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 21 Kategori Nyeri Sesudah
orang (46,7%), sebagian besar lansia intervensi
mengalami nyeri sendi baru 3 bulan yang f (%)
lalu yaitu sebanyak 24 orang Tidak nyeri 32 71,1
(53,3%),hampir seluruh lansia 45 orang Nyeri ringan 11 24,4
(100%) mengungkapkan bahwa nyeri Nyeri sedang 2 4,4
sendi yang dialami dapat mengganggu Nyeri berat terkontrol 0 0
aktivitas, dan hampir seluruhnya Nyeri berat tidak 0 0
terkontrol
mengalami nyeri sendi di bagian jari
Total 45 100
tangan dan lutut yaitu sebanyak 36 orang
(80,0%).
Tabel 4 bahwa sebelum senam
Tabel 2 menunjukkan bahwa skala
ergonomis pada lansia Wanita di Wilayah
nyeri sendi sebelum senam ergonomis
Posyandu lansia Cipiring II Landungsari
pada lansia Wanita di Wilayah Posyandu
Malang sebagian besar dikategorikan
lansia Cipiring II Landungsari Malang
nyeri berat tidak terkontrol yaitu sebanyak
sebagian besar tergolong dalam kategori
29 orang (64,4%), sebanyak 18 orang
nyeri berat tidak terkontrol yaitu sebanyak
mengalami penurunan nyeri menjadi tidak
29 orang (64,4%).
nyeri sebanyak 18 orang (40,0%), 9 orang
Tabel 2. Kategori tingkat nyeri sebelum
(20,0%) menurun menjadi nyeri sedang,
senam ergonomis
dan 2 orang (4,4%) menurun menjadi
Kategori Nyeri Sebelum
intervensi nyeri sedang. Hasil analisis Marginal
f (%) Homogenety Test menunjukan bahwa ada
Tidak nyeri 0 0 pengaruh senam ergonomik terhadap skala
Nyeri ringan 0 0 nyeri sendi pada lansia wanita di Wilayah
Nyeri sedang 1 2,2 Posyandu Lansia Cipiring II Landungsari
Nyeri berat terkontrol 15 33,3 Malang diperoleh nilai signifikan sebesar
Nyeri berat tidak terkontrol 29 64,4 0,000 (p value≤ 0,05).
Total 45 100

Tabel 4. Tabulasi silang sebelum dan sesudah dilakukan senam ergonomis


194
Nursing News Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Skala Nyeri
Volume 4, Nomor 1, 2019 Sendi Pada Lansia Wanita

Sesudah Senam Ergonomis Total P


Kategori value
Nyeri Tidak nyeri Nyeri Nyeri Berat Berat tidak
Ringan Sedang terkontrol terkontrol
Tidak nyeri 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0
(0%)
Sebelum Nyeri ringan 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0
Senam (0%)
Ergonomis Nyeri Sedang 1 (2,2%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 1
(2,2%)
Nyeri Berat 13 (28,9%) 2 (4,4%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 15 0,000
Terkontrol (33,3%)
Nyeri Berat 18 (40,0%) 9 (20,0%) 2 (4,4%) 0 (0%) 0 (0%) 29
tidak terkontrol (64,4%)
Total 32 11 2 0 0 45
(71,1%) (24,4%) (4,4%) (0%) (0%) (100%)

Intensitas Nyeri Sendi Sesudah Senam Berdasarkan Tabel 1 hasil peneliti


Ergonomis menunjukan bahwa responden dalam
Berdasarkan Tabel 2 hasil peneliti penelitian ini adalah lansia dan hampir
diketahui bahwa skala nyeri sendi setengah lansia di Wilayah Posyandu
sebelum senam ergonomis pada lansia lansia Cipiring II Landungsari Malang
wanita di Wilayah Posyandu lansia berusia antara 60-65 tahun. Menurut
Cipiring II Landungsari Malang sebagian Potter & Perry (2006) usia adalah variabel
besar dikategorikan nyeri berat tidak penting yang mempengaruhi nyeri
terkontrol. Berdasarkan data observasi terutama pada anak dan orang dewasa.
ditemukan bahwa nyeri yang dialami oleh Berdasarkan hasil dan teori tersebut
pasien menyebabkan pasien tidak tenang, dapat dikatakan bahwa usia seseorang
dan tidak terpenuhinya kebutuhan istirahat berdampak pada penurunan fungsional
tidur serta sulit untuk beraktivitas. Hal anggota tubuh, sehingga dapat
tersebut didukung dengan pendapat mempengaruhi tingkat nyeri pada
Ganong (2008) bahwa seseorang yang tulang/sendi. Usia sangat mempengaruhi
mengalami nyeri akan berdampak pada terjadinya nyeri sendi terhadap
aktivitas sehari-hari dan terganggu lansia,dikarenakan bertambahnya usia
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur. semakin meningkat terjadi nyeri sendi
Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ditandai oleh penurunan kemampuan
tersebut di atas, maka dapat dikatakan tubuh untuk beradaptasi terhadap
bahwa nyeri yang dialami dapat perubahan-perubahan terkait usia.
menyebabkan pasien mengalami kesulitan Perubahan tersebut diantaranya adalah
untuk menenangkan diri dalam berpikir perubahan fisik, mental, sosial, dan
dan beraktivitas, serta dapat mengganggu spiritual yang akan mempengaruhi seluruh
aktivitas tidur karena nyeri yang dialami aspek kehidupan pada lansia. Perubahan
menimbulkan rasa sakit yang tidak fisik yang disebabkan oleh umur salah
tertahankan oleh penderita. satunya adalah perubahan pada otot lansia
(Rokim, 2009). Aliran darah ke otot

195
Nursing News Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Skala Nyeri
Volume 4, Nomor 1, 2019 Sendi Pada Lansia Wanita

berkurang sebanding dengan berkurang. Bila gerakan pasif lebih


bertambahnya umur seseorang. Hal ini dominan dari pada gerakan aktif dapat
menyebabkan jumlah oksigen, nutrisi, dan menyebabkan kekakuan dan gangguan
energi yang tersedia untuk otot ikut pada otot sendi (Isbagio, 2005).
menurun, sehingga menurunkan kekuatan
otot manusia Intensitas Nyeri Sendi Sesudah Senam
Pada Tabel 1 hasil penelitian Ergonomis
menunjukan bahwa sebagian besar lansia Berdasarkan Tabel 3 hasil peneliti
wanita di Wilayah Posyandu lansia diketahui bahwa skala nyeri sendi
Cipiring II Landungsari Malang menderita sesudah senam ergonomis pada lansia
nyeri sendi paling banyak tiga bulan wanita di Wilayah Posyandu lansia
terjadinya nyeri sendi. Hal ini di dukung Cipiring II Landungsari Malang sebagian
dengan teori bahwa nyeri sendi yang besar dikategorikan tidak mengalami
bertahan lama dapat menghentikan secara nyeri. Berdasarkan temuan ini dapat
permanen fungsional sendi, menimbulkan diketahui bahwa ada penurunan skala
dampak yang buruk, penghentian nyeri sendi yang dialami jika
fungsional sendi ini dapat membatasi dibandingkan dengan sebelum dilakukan
aktivitas fisik lansia, selanjutnya lansia senam ergonomik. Wratsongko (2015)
mengalami penurunan fungsi sendi berpendapat bahwa kelebihan dari senam
(Hopman-Rock et al., 2007). Data umum ergonomik yaitu masing-masing gerakan
hasil penelitian ini menunjukan bahwa mengandung manfaat yang luar biasa
lokasi terjadinya nyeri sendi lebih sering dalam pencegahan penyakit dan
menyerang pada persendian jari tangan perawatan kesehatan. Oleh karena itu,
dan lutut. Hal ini didapatkan teori yang apabila rangkaian gerakan ini dilakukan
mendukung bahwa nyeri sendi dapat secara rutin, akan terbebas dari segala
menyerang semua sendi, predileksi yang macam penyakit dan memiliki daya tahan
tersering adalah pada sendi-sendi yang tubuh yang prima. Gerakan senam
menanggung beban berat badan seperti ergonomik dapat dikembangkan sesuai
panggul, lutut, jari tangan dan sendi tulang keinginan serta kemanfaatannya, senam
belakang. Lokasi yang sering ditemukan ergonomik dapat dilakukan di lantai ubin
adalah pada lokasi lutut (Arissa, 2013). tanpa meja dan kursi, bersama-sama atau
Lokasi kejadian nyeri sendi serupa dengan sendiri-sendiri. Berdasarkan hasil temuan
laporan data Riskesdas yang menyatakan dan teori tersebut maka dapat dikatakan
bahwa lokasi terbanyak terjadinya nyeri bahwa dengan melakukan intervensi
sendi adalah pada jari tangan dan lutut. berupa senam ergonomis maka dapat
(Riskesdas, 2013). Dengan keberadaan memberikan efek penurunan tingkat nyeri.
nyeri akibat nyeri sendi lutut ini, lansia Senam ergonomis juga dapat
yang menderita kemudian membatasi digunakan sebagai fase relaksasi otot,
pergerakan pada bagian yang nyeri yaitu melonggarkan otot-otot punggung
sehingga luas gerak sendi ke semua arah bagian bawah, paha, dan betis, menjaga

196
Nursing News Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Skala Nyeri
Volume 4, Nomor 1, 2019 Sendi Pada Lansia Wanita

kelenturan tubuh terutama bagian tulang Berdasarkan hasil analisis data


belakang, persendian diantara ruas tulang dengan menggunakan analisis Marginal
belakang, tulang selangkang, dan tulang Homogenety Test menunjukan bahwa ada
tungging serta menjaga kekuatan pengaruh senam ergonomik terhadap skala
struktural anatomis fungsional otot, nyeri sendi pada lansia wanita di Wilayah
ligament, dan tulang belakang setelah Posyandu lansia Cipiring II Landungsari
seharian bekerja (Wratsongko, 2006; Malang. Jika dilihat dari manfaat setiap
Sagiran 2012). Senam ergonomis dapat gerakan senam ergonomis (Wratsongko,
digunakan sebagai latihan fisik untuk 2015), maka senam ergonomis gerakan
menurunkan nyeri. Latihan fisik berupa pertama berfungsi untuk mengurangi nyeri
senam akan memberikan efek yang positif otot, terutama kebugaran dada. Gerakan
pada kekuatan otot dan fungsinya serta yang kedua berpengaruh terhadap nyeri
dapat mengurangi sensasi nyeri pada otot, ligament dan tulang belakang.
persendian (Bennel et al, 2012). Gerakan yang ketiga berpengaruh pada
Manfaat gerakan senam ergonomik nyeri sendi, lebih khususnya pada pasien
sangat berpengaruh pada nyeri sendi yakni yang menderita stroke dan yang
gerakan pertama adalah lapang dada mengalami pengapuran pada tulang.
bermanfaat untuk menjaga kebugaran Gerakan yang keempat berpengaruh pada
dada serta berguna bagi penderita asma, nyeri sendi pada pergelangan tangan dan
gejala jantung koroner, dan stres. Gerakan kaki (pasen penderita urat).
yang kedua adalah tunduk syukur gerakan Hasil penelitian ini sejalan dengan
ini manfaatnya dapat menguatkan struktur penelitian-penelitian sebelumnya, seperti
anatomis-fungsional otot, ligament dan yang dilakukan oleh Huriah dkk (2014),
tulang belakang. Gerakan yang ketiga membuktikan bahwa terdapat pengaruh
adalah duduk perkasa bermanfaat pada senam ergonomis terhadap penurunan
pasien yang menderita stroke, leukemia, skala nyeri sendi dan kekuatan otot pada
alergi atau sudah tidak lentur lagi karena lanjut usia di Wilayah Kerja Puskesmas
penuh oleh pengapuran atau asam urat dan Kasihan II Bantul Yogyakarta, dimana
rematik. Gerakan yang keempat terdapat penurunan nyeri sendi pada lansia
bermanfaat untuk membakar asam urat, dengan degeneratif sendi setelah 4 minggu
gula darah, kolesterol, asam laktat, crystal dilakukan intervensi senam ergonomis.
oxalate, dan racun tubuh di jaringan Penelitian Wulandari (2016)
telapak kaki dan pada orang yang sedang membuktikan bahwa ada pengaruh senam
flu, pilek, atau keracunan obat biasanya ergonomik terhadap keluhan nyeri sendi
telapak kakinya dingin dan berkeringat pada lansia yang mengalami rematik di
serta pucat, berwarna ungu hingga hitam Wilayah Kerja Puskesmas Banguntapan II
(Wratsongko, 2015). Bantul, yaitu sebelum dilakukan senam
ergonomis sebagian besar (65%) kategori
Pengaruh Senam Ergonomis terhadap nyeri sedang, dan sesudah dilakukan
Skala Nyeri Sendi senam ergonomis hampir seluruhnya

197
Nursing News Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Skala Nyeri
Volume 4, Nomor 1, 2019 Sendi Pada Lansia Wanita

(90%) dikategorikan nyeri ringan. Penelitian ini dilakukan pada lansia


Penelitian lain yang dilakukan oleh Devi perempuan. Dalam penelitian ini
(2016) membuktikan bahwa ada pengaruh membutuhkan waktu yang cukup lama
terapi aktivitas senam ergonomis terhadap dikarenakan harus menunggu semua
kekuatan otot pada pasien post stroke di lansia lengkap baru dilakukan penyebaran
Puskesmas Bulu Sukoharjo, yaitu kuesioner dan pelaksanaan senam
sebelum dilakukan senam ergonomis ergonomis.
sebagian besar (60,4%) kekuatan otot
dikategorikan sedang, dan setelah
dilakukan senam ergonomis hampir KESIMPULAN
seluruhnya (77,4%) kekuatan otot
dikategorikan baik. 1) Sebelum dilakukan senam ergonomis
Senam ergonomis dapat sebagian besar responden tergolong
menurunkan skala nyeri sendi dikarenakan dalam kategori skala nyeri berat tidak
senam ergonomis dilakukan untuk terkontrol.
mengembalikan atau membetulkan posisi 2) Sesudah dilakukan senam ergonomis
dan kelenturan sistem saraf dan aliran sebagian besar responden tergolong
darah, memaksimalkan asupan oksigen ke dalam kategori tidak nyeri atau terjadi
otak, membuka sistem kecerdasan, sistem penurunan.
muskuloskeletal, sistem keringat, sistem 3) Ada pengaruh senam ergonomik
pemanasan tubuh, sistem pembakaran terhadap skala nyeri sendi pada lansia
asam urat, kolestrol, gula darah, asam wanita di Wilayah Posyandu lansia
laktat, kristal oksalet, sistem konversi Cipiring II Landungsari Malang.
karbohidrat, sistem pembuatan elektrolit
atau ozon dalam darah, sistem kekebalan
tubuh (Wratsongko, 2015). SARAN
Senam ergonomis ketika dilakukan,
akan timbul ketenangan dalam pikiran. Diharapkan kepada peneliti
Ketenangan ini merupakan fase yang selanjutnya untuk menggunakan
bermanfaat bagi tubuh untuk rileks dan responden lansia laki-laki dan perempuan
mengistirahatkan segenap aktivitas organ yang usianya relatif tidak terlalu tua, hal
dan sistem organ setelah sehari penuh ini dimaksudkan supaya responden bisa
dengan aktivitas. Ketenangan ini melakukan semua instruksi peneliti
menyebabkan hormon adrenalin, hormon dengan baik.
penggalak mengalami relaksasi. Sikap
relaksasi menjadi penting karena dapat DAFTAR PUSTAKA
meredakan rasa capek, lelah, dan nyeri Azizah. L. M. 2011. Keperawatan Lanjut
pada otot (Wratsongko, 2015) Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Capezuti, E., et al. 2008. Evidence-Based
Keterbatasan Penelitian Geriatric Nursing Protocols For Best

198
Nursing News Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Skala Nyeri
Volume 4, Nomor 1, 2019 Sendi Pada Lansia Wanita

Practice. Pain management horgas & Potter, P.A.,& Perry, A.G. 2005.Buku
yoon (3rd Ed.). USA: Springer Ajar Fundamental Keperawatan:
publishing company. Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta:
Devi, Lola Ameria. 2016. Pengaruh EGC.
Terapi Aktivitas Senam Ergonomis Potter, P.A.,& Perry, A.G. 2010. Buku
terhadap Kekuatan Otot pada Pasien Ajar Fundamental Keperawatan.
Post Stroke di Puskesmas Bulu Edisi keempat, volume 2. Jakarta:
Sukoharjo. Naskah Publikasi, EGC.
Program Studi S-1 Keperawatan Rastogi & Meek. 2013. Management of
Stikes Kusuma Husada Surakarta. chronic pain in elderly, frail patients:
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.i finding a suitable, personalized
d/files/disk1/33/01-gdl-lolaameria- method of control. Dove Medical
1625-1-artikel-a.pdf. Diakses tanggal Press Ltd.
18 Maret 2018. Wratsongko, M. 2015. Senam Ergonomik
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi dan Pijat Getar. Jakarta: Gramedia.
Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC Wratsongko, Madyo dan Trianggoro.
Huriah, Titih., Ema Waliyanti., Afiani 2006. 205 Resep Pencegahan dan
Septiana Rahmawati., dan Yuliana Penyembuhan Penyakit Dengan
Mz Matoka. 2014. Pengaruh Senam Gerakan Sholat. Jakarta: Qultum
Ergonomis terhadap Penurunan Media
Skala Nyeri Sendi dan Kekuatan Otot Wulandari, Hesti Trihartati. 2016.
pada Lanjut Usia di Wilayah Kerja Pengaruh Senam Ergonomik
Puskesmas Kasihan II Bantul terhadap Keluhan Nyeri Sendi pada
Yogyakarta. Manuskrip Penelitian, Lansia yang Mengalami Rematik di
Program Studi Ilmu Keperawatan, Wilayah Kerja Puskesmas
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Banguntapan II Bantul. Skripsi,
Kesehatan, Universitas Program Studi Ilmu Keperawatan,
Muhammadiyah Skeolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Yogyakarta.http://mkep.umy.ac.id/wp Jenederal Cahmad Yani. Yogyakarta.
-content/uploads/2016/02/Manuskrip- http://repository.stikesayaniyk.ac.id/6
Riset-AIPNI SERGO-2014-Titih.pdf. 09/1/Hesti%20Trihartati%20Wulanda
Diakses tanggal 18 Maret 2018. ri_2212049_nonfull%20resize.pdf.
Kaye, B, S. 2010. Pain Management in the Diakses tanggal 18 Maret 2018.
Elderly Population: A Review. The
Ochsner Journal. 10:179–187.
Kemekes RI. 2013. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan
kesehatan, Kementerian Kesehatan
RI.

199

Anda mungkin juga menyukai