Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM ACARA OFF AIR MEMILIH DENGAN

CERDAS MENGERATKAN KEMBALI (BHINEKA


TUNGGAL IKA)

Manajemen Komunikasi
Diana Amaliasari, M.Si

Disusun Oleh :
Muhamad Ramadhan – 044117326
Ilmu Komunikasi – K

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkah,
rahmat, dan hidayah yang dilimpahkan-Nya, saya dapat menyusun dan
menyelesaikan Program Acara Manajemen Komunikasi yang berjudul “Program
Acara Off Air Memilih Dengan Cerdas Mengeratkan Kembali (Bhineka Tunggal
Ika)”.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam melaksanakan
Ujian Akhir Semester mata pelajaran Manajemen Komunikasi, Jurusan Ilmu
Komunikasi Universitas Pakuan Bogor.

Dengan segala keterbatasan, saya sepenuhnya menyadari bahwa dalam


penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan
maupun tata bahasanya atau cara penulisannya. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak khususnya para pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan penulisan
tugas ini.

Akhir kata saya mengaharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
saya penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, 2 Juli 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

PROGRAM ACARA OFF AIR MEMILIH DENGAN CERDAS


MENGERATKAN KEMBALI (BHINEKA TUNGGAL IKA) ......................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Visi & Misi .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Kegiatan ..................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................... 4
DASAR TEORI ..................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Televisi ................................................................................. 4
2.2 Program Televisi ..................................................................................... 4
2.3 Karakteristik Program Televisi ............................................................ 4
2.4 Televisi Sebagai Media Massa ............................................................... 5
2.5 Televisi Sebagai Media Informasi ......................................................... 5
2.6 Pengertian Berita .................................................................................... 6
2.7 Kaidah Berita .......................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN .................................................................................................... 9
3.1 Perencanaan (Planning) ......................................................................... 9
3.2 Pengroganisasian (Organizing)............................................................ 12
3.3 Pelaksanaan (Actuating)....................................................................... 13
3.4 Pengawasan (Controlling) .................................................................... 15
BAB IV ................................................................................................................. 17
PENUTUP ............................................................................................................ 17
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 17
4.2 Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini
menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai
sarana informasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Media
massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran
informasi secara massal atau menyeluruh. Melalui media massa dalam bentuk
elektronik, program maupun informasi gencar disajikan dalam bentuk yang
dikemas secara menarik.
Media massa saat ini yang ikut berperan dalam menyajikan
informasi kepada masyarakat luas adalah televisi. Televisi saat ini telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseharian dan kehidupan manusia.
Bahkan bagi beberapa orang, televisi dianggap sebagai teman dan sebagai
cerminan perilaku masyarakat. Tidak dapat dipungkiri, salah satu jenis media
massa ini mampu menghipnotis para penikmatnya dengan sajian berbagai
acara dan informasi yang memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program
hiburan seperti film, musik, kuis, talk show, dan sebagainya, tetapi siaran
berita merupakan program yang mengidentifikasikan suatu stasiun televisi
kepada pemirsanya. Program berita menjadi identitas khusus atau identitas
local yang dimiliki suatu stasiun televisi. Dengan demikian, stasiun televisi
tanpa program berita akan menjadi stasiun tanpa identitas setempat. Program
berita juga menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola televisi
kepada masyarakat yang menggunakan siaran publik.
Dalam masa pra pemilihan wakil daerah (Pilkada) dan juga pada
masa pra pemilihan umum (Pemilu) program siaran berita biasanya berisi
tentang kampanye yang dilakukan calon ketua dan calon wakil ketua yang
diusung oleh partai-partai politik. Ada pula dilakukan debat non formal yang
dilakukan dalam penyiaran program berita tentang Pilkada dan Pemilu ini.
Debat ini bertujuan agar masyarakat lebih bijak dan cermat dalam memilih

1
atau mengusung ketua dan wakil yang sesuai dengan kepercayaan masyarakat
itu sendiri dan membandingkan perbedaan yang ada pada pasangan-pasangan
calon yang akan memimpin tersebut. Karena jika hanya debat yang dilakukan
secara formal banyak masyarakat yang tidak mengetahui visi, misi, dan
program apa saja yang akan dijalankan pada masa jabatannya jika terpilih
nanti. Maka dari itu kami bertujuan menyiarkan suatu program berita yang
dapat memberikan gambaran pada masyarakat dengan cara melakukan debat
Pra-Pilkada dan juga debat Pra-Pemilu agar memilih pasangan yang memiliki
visi, misi, dan program yang jelas dan dapat dijalankan saat terpilih nanti.
Dan juga agar memilih calon pemimpin yang dapat mempersatukan dan
merealisasikan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” pada daerah yang akan
dipimpinnya agar tidak ada kesenjangan antar agama, ras, suku, dan lainnya
pada daerah yang akan dipimpin.

1.2 Visi & Misi

Visi
Terwujudnya tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai
cita-cita proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 sebagaimana
dimaksudkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan
berazaskan Pancasila.

Misi
Menjaga keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berazaskan Pancasila, dengan terus mewujudkan semangat Bhinneka
Tunggal Ika dan toleransi antar adat, budaya, etnis, suku, agama dan
golongan, serta berjuang untuk meningkatkan kebaikan bersama (bonum
commune) dalam membangun tatanan masyarakat Indonesia yang
demokratis dan humanis.

2
1.3 Tujuan Kegiatan

- Tujuan Jangka Pendek : Untuk menjaga ketertiban dan saling toleransi


antar adat, budaya, etnis, suku agama dan golongan.
- Tujuan Jangka Panjang : Untuk meningkatkan rasa peduli terhadap
sesama bangsa Indonesia baik itu mayoritas maupun minoritas

3
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Televisi

Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti jarak dalam bahasa
Yunani dan kata visi yang berarti citra atau gambar dalam bahasa Latin. Jadi
televisi berarti suatu sistem gambar berikut suara dari suatu tempat yang
berjarak jauh. Televisi merupakan salah satu bentuk media massa sebagai alat
komunikasi massa. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan
melalui media massa pada sejumlah besar orang. Media komunikasi yang
termasuk media massa yaitu radio siaran, televise, film yang dikenal sebagai
media elektronik, serta surat kabar dan majalah yang keduanya termasuk
media cetak.

2.2 Program Televisi

Kata “program” itu sendiri berasal dar bahasa inggris programme atau
program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran
Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan
istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang
disajikan dalam berbagai bentuk. Dengan demikian pengertian program
adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi
kebutuhan audiencenya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor
yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan
stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi.

2.3 Karakteristik Program Televisi

Karakteristik suatu program televisi selalu mempertimbangkan agar


program acara tersebut itu digemari atau dapat diterima oleh audience.
Berikut ini empat hal yang terkait dalam kerkteristik suatu program televisi :
A. Product, artinya materi program yang dipilih haruslah yang begus dan
diharapkan akan disukai audience yang dituju.

4
B. Price, artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau
membeli program sekaligus menentukan tarif bagi pemasang iklan
yang berminat memasang iklan pada program bersangkutan.
C. Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat program itu. Pemilihan
waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu
keberhasilan program bersangkutan.
D. Promotion, artinya bagaimana memperkenalkan dan kemudian
menjual acara itu sehingga dapat mendatangkan iklan dan sponsor.

2.4 Televisi Sebagai Media Massa

Televisi merupakan media massa elektronik yang memiliki kekuatan


dari segi audiovisualnya yang berbeda dengan media lainnya dan dengan
mudah dapat menyentuh kehidupan masyarakat dan dapat menjangkau
wilayah dan jumlah pemirsa yang tidak terbatas. Sifat audiovisual yang
dimiliki televisi inilah yang lantas membuat informasi atau pesan yang ingin
disampaikan ke masyarakat menjadi mudah untuk diterima (Hidayat,
1998:76- 77). Televisi telah menjadi suatu fenomena besar di masa ini.
Peranan televisi yang luar biasa dapat membentuk pola pikir masyarakat,
pengembangan wawasan dan pendapat umum, termasuk pendapat umum
untuk menyukai produk-produk industri tertentu (program televisi) yang
meskipun memerlukan biaya produksi yang tinggi, namun dapat membuat
khalayak penonton, betah duduk berlama-lama di depan televisi (Darwanto,
2007: 27). Karena itulah, sebagai media massa modern, televisi sangat
bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap, perilaku dan sekaligus
perubahan pola pikir (Darwanto, 2007: 32).

2.5 Televisi Sebagai Media Informasi

Televisi sebagai media informasi dan hiburan kini keberadaannya


tidak sendiri lagi. Banyak bersaing dengan media sejenis maupun dengan
media yang lainnya. Akibatnya mau tidak mau harus dapat menyajikan
informasi dan hiburan yang lebih menarik untuk pemirsanya. Bagi televisi
berita, para awak media seakan terus berpacu dan beradu cepat untuk

5
memperoleh berita yang eksklusif. Tidak terkecuali informasi tentang pemilu
atau pilkada yang menyangkut kepentingan seluruh warga negara sehingga
penyampaian informasi pemilu ini seakan sudah menjadi kewajiban televisi
sebagai media mainstream. Ironisnya pada Pemilu 2014 ini persaingan media
tidak hanya didasari pada nilai dan kualitas penyajian informasi tetapi lebih
pada alasan keberpihakan pemiliknya sebagai tokoh partai politik
berpengaruh dan bertarung dalam pemilu Presiden 2014 yang lalu. Akibatnya
persaingan menjadi semakin seru dan kurang terbuka. Kampanye hitam,
peliputan yang tidak seimbang, opini subyektif media terus bermunculan
saling mengkounter baik disertai data akurat maupun sekedar rekaan. Disisi
lain Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan pemerintah seakan tak berdaya
menghadapi dinamika yang terjadi dalam dunia penyiaran media televisi di
Indonesia. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa televisi merupakan
media yang paling dominan menyampaikan informasi tentang pemilu
dibandingkan dengan media dan sumber informasi lainnya. Fenomena
tersebut menurut Michael Bauman (2007) disebut telepolitics, yakni
bergesernya peran partai dan munculnya dominasi media, terutama televisi,
dalam memersuasi pemilih. (Muhtadi, 2013). Artinya hingga kini media
televisi masih dianggap sebagai media edukasi politik yang signifikan.

2.6 Pengertian Berita

Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News Writings


yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott (New Survey Journalism)
menyatakan bahwa :
“Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide
yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca”.
Sedangkan Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III
(Holt-Reinhart & Winston, New York, 1975 halaman 44) menyebutkan :
“Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang
memiliki daya Tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat
luas”.

6
Williard C. Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing menulis,
berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat
dalam surat kabar karena menarik minat atau mempunyai makna bagi
pembaca surat kabar atau karena dapat menarik para pembaca untuk
membaca berita tersebut.
Ada pula sebuah pernyataan sederhana, yaitu : Sebuah berita sudah
pasti sebuah informasi, tetapi sebuah informasi belum tentu sebuah berita.
Hal itu karena informasi baru dapat dikatakan berita apabila informasi itu
memiliki unsur-unsur yang mempunyai “nilai berita” atau nilai jurnalistik dan
disebarluaskan kepada khalayak.

2.7 Kaidah Berita

Televisi merupakan media massa pandang dengar, artinya siaran


televisi dapat dilihat dan didengar sekaligus. Sebagai media audio visual,
maka siaran televisi harus memadukan untur gambar, naskah, dan suara.
Ketiga unsur tersebut harus sinkron dan saling terkait. Begitu pun dalam
berita televisi, terdapat tiga kaidah yang harus diperhatikan, yaitu :
A. Kaidah Gambar (video)
Gambar merupakan unsur pertama dalam berita televise. Selain
itu, gambar merupakan kekuatan utama dalam berita televise, karena
gambar ikut berbicara bahkan kadang lebih berbicara dari naskah dan
audio. Agar gambar dalam berita televise itu menarik, ada beberapa
unsur yang harus dimiliki, yakni :
1) Aktualitas, adalah gambar berita televise yang ditampilkan dalam
berita harus actual atau paling baru.
2) Sinkronisasi, yakni gambar berita televise harus sinkron dengan
peristiwa yang diinformasikan, antara naskah dengan gambar
harus sesuai.
3) Simbolis, yakni gambar simbolis berarti bukan gambar
sesungguhnya dalam berita, tetapi hanya menggambarkan
kejadian yang diberitakan. Hal ini dikarenakan gambar yang
sesungguhnya sulit didapat.

7
4) Ilustrasi, adalah gambar berita yang dibuat atau direkayasa
berdasarkan suatu peristiwa yang memang terjadi, tetapi gambar
yang aktual, sinkron, dan simbolis tidak tersedia.
5) Dokumentasi, yakni dokumen gambar yang kadangkalanya
diperlukan kalau peristiwa itu sangat penting, sementara gambar
yang aktual, sinkron, dan simbolis tidak tersedia.
6) Estetika, yaitu gambar berita televisi yang harus bersifat estetis,
agar enak dipandang, kemudian gambar yang dihasilkan focus,
komposisinya bagus, dan warna yang didapat jelas.
B. Kaidah Naskah
Naskah berita televisi sebagaimana naskah berita pada umumnya
harus memenuhi unsur 5W+1H. Ada dua bentuk penyajian naskah
berita yaitu :
1) Naskah Reading adalah naskah berita yang seluruh isinya, mulai
dari lead sampai tubuhnya dibaca oleh presenter.
2) Naskah Voice Over adalah naskah berita yang leadnya dibaca
presenter sedangkan tubunya di dubbing.
C. Kaidah Suara (audio)
Audio atau suara dalam berita televisi sangatlah penting,
disamping gambar dan naskah. Suatu berita biarpun ada naskah dan
gambarnya, tetapi tidak ada suara, maka berita tersebut tidak akan
jelas maksudnya. Selain gambar dan naskah, audio juga merupakan
salah satu unsur pada berita televisi, jadi apabila salah satu dari unsur
tersebut tidak ada, maka bukan berita namanya. Ada dua unsur audio
dalam beita televisi, yaitu :
1) Atmosfer, adalah suasana dari suatu peristiwa yang gambarnya
diberitakan
2) Narasi, adalah suara reporter baik berdasarkan naskah yang
dibaca maupun melaporkan tanpa naskah dan suara narasumber
yang diwawancarai.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan (Planning)


Masuk kedalam tahap pra-produksi dimana dalam tahap ini strategi
yang ditentukan dalam topik atau isi dari berita tersebut sesuai dengan judul
atau tema yang akan diangkat “Memilih Dengan Cerdas Mengeratkan
Kembali (Bhineka Tunggal Ika)”. Kemudian menetapkan waktu dan susunan
acara yang akan dibawakan untuk acara memilih dengan cerdas ini.
Untuk merealisasikan strategi yang telah disusun dalam proses
perencaan, pembagian tugas juga sangan penting dalam program ini dan daya
tarik seorang presenter atau pembawa acara sendiri dapat menjadikan acara
ini berdedikasi tinggi untuk para penontonnya.
Kemudian untuk mewujudkannya semua pihak yang terlibat dalam
program ini harus bertanggungjawab penuh terhadap tugas yang diberikan.
Agar memudahkan dalam mengorganisasikan baik dari crew ataupun dari
bintang tamu yang hadir. Kelengkapan peralatan juga menjadi hal yang harus
sangat diperhatikan ketika tayangan ini direkam. Dan tidak ada kata-kata
yang menyinggung atau menjatuhkan salah satu partai politik yang ada tapi
bertujuan agar para pemilih bisa dengan cermat memilih yang menurutnya
baik.
Semua yang berperan baik dari crew atau tim yang terlibat memiliki
Leader untuk memanage tugas tugas yang diberikan oleh produser atau orang
yang terlibat dan terkait dalam program siaran ini. Dan juga mendatangkan
para ahli (pakar) atau pengamat politik agar menjadi penengah tanpa ada
pihak partai politik yang tersinggung. Kemudian turut mengundang beberapa
perwakilan partai politik yang dapat menengahi pendapat-pendapat
masyarakat.

9
A. Konsep
Acara ini disajikan dengan nuansa kekinian karena di dalam
program acara ini dengan konsep talkshow atau berkampanye dengan
cerdas untuk mengeratkan Bhineka Tungal Ika yang didalamnya
diberikan suguhan informasi untuk memberikan wawasan untuk
audiencenya dan memberikan hiburan (live music) agar audience
lebih fresh dan memberikan games edukasi serta membuka sesi
pertanyaan kepada audience untuk melatih perkembangan otak/ IQ.

B. Tipe Program
Untuk program sendiri dikemas dalam bentuk Talk Show yang
menampilkan debat sehat dan cerdas dengan judul “Memilih Dengan
Cerdas Mengeratkan Kembali (Bhineka Tunggal Ika)” dalam program
Satu Jiwa di Dua Berita TV.

C. Produksi Program
a) Referensi Program
Program acara ini terinspirasi dari program acara “Republik
Digital“ dan “Kick Andy” sebuah acara program talk show yang
mengangkat hal hal bersifat insformasi disekitar kita dan
menjadikan sebuah inspirasi dan inovasi.
b) Gaya Program
Program informasi yang ditampilkan dengan cara informal
maupun formal dan kasual. Konsep dari program ini akan
memberikan sudut pandang yang lebih positif untuk para
audiencenya dan memberikan informasi yang akurat dan tepat.
c) Isi Program
Terdiri dari tiga segmen:
1. Segmen pertama berisi tentang pengenalan dengan acara
yang akan disiarkan.
2. Segmen kedua berisi tentang transisi topik acara tersebut
dengan berkampanye menarik yang muda dengan cara

10
stand up comedy merebut perhatian para jiwa muda
generasi milenial.
3. Segmen ketiga berisi tentang program-program yang akan
dilaksanakan jika terpilih nanti.
4. Segmen keempat berisi tentang menjawab tantangan
generasi meilenial.
5. Segmen kelima berisi penutup dan kesimpulan dalam acara
tersebut.

D. Target Audience

Usia : 17 tahun – 35 tahun


Pendidikan : SMA, Perguruan Tinggi, Umum
Pekerjaan : Pelajar, Mahasiswa, dan Umum
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Status Sosial : Middle Up – Middle – Middle Low
Karakteristik Produksi : Record Talk Show/Live Talk Show
Kekuatan Program :
1. Memberikan sajian yang menarik untuk audience.
2. Memberikan informasi dan wawasan positif untuk audience.
3. Memberikan hiburan untuk audience.
4. Memberikan ingatan kembali atau kenangan pada zaman
sebelum berkembangnya teknologi.
5. Garis besar kekuatan Program : Memberikan sajian berita
dengan konsep talkshow yang di dalam acaranya di berikan
suguhan informasi untuk memberikan wawasan politik sehat
tanpa menyinggung suatu agama, ras, suku, etnis, dan lain-
lain. Memberikan hiburan agar audience lebih fresh dan
memberikan games edukasi serta membuka sesi pertanyaan
kepada audience untuk melatih perkembangan otak/ IQ.

11
3.2 Pengroganisasian (Organizing)
Tahapan ini, untuk melakukan pengelolaan personelnya sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individunya. Salah satu bentuk
pengorganisasian yang dilakukan yaitu, penempatan kamaramen pada
tempat-tempat tertentu guna untuk menghasilkan angle yang bervariatif
dalam setiap pengambilan gambar. Setiap tim terdiri dari satu
penanggungjawab. Pengorganisasian bentuk ini dilakukan dengan menyebar
dan yang ditentukan untuk stand by sesuai penempatan masing-masing dan
meliput berita terkait di posisi masing-masing.

Executive
Producer

Program
Producer Writer Presenter
Director

Camera Technical
Operator Director

Lighting Videotape Audio


Assistant
Operator Operator Operator

Graphic Set Set


Gaffer Go-Fer
Coordination Designer Connstruction

12
Deskripsi Tugas
- Executive producer, adalah seseorang yang memprakarsai (mempunyai
ide) dan yang mongorganisasi produksi paket acara radio ataupun televisi.
- Producer, adalah seseorang yang dipercayaii oleh executive producer
untuk melaksanakan ide/gagasannya. Executive producer dan producer
dapat dirangkap satu orang.
- Program Director, adalah program director/pengarah acara/sutradara, yaitu
seseorang yang bertanggung jawab penuh teknis produksi.
- Writer, adalah penulis penulis naskah/pemilik ide cerita.
- Audio operator, adalah penanggung jawab audio.
- Lighting operator, adalah penanggung jawab pencahayaan.
- Gaffer, adalah istilah untuk seorang yang bertanggung jawab atau kepala
departemen pencahayaan.
- Set designer, adalah ahli dekorasi.
- Technical director, adalah penanggung jawab teknik. Tetapi pada beberapa
stasiun televise, TD dimaknai juga sebagai operator video-mixer, sebab
melalui video-mixer itu, output visualisasi dipilih dan direkam
(menentukan jalannya rekaman).
- Talent / Host / Presenter, adalah penanggung jawab tata rias muka, rambut,
aksesori, dan penghubung pengisi acara. Pengertian talent yang lain adalah
pengisi acara sendiri.
- Camera operator, adalah juru kamera/cameraman.
- Video operator, adalah penata video dari kamera.
- Go-fer, adalah pembantu umum.

3.3 Pelaksanaan (Actuating)


Dalam pelaksanaan yang dilakukan oleh Dua Berita pengambilan
gambar adalah hal utama dalam bentuk visual untuk menjelaskan fakta berita
dalam program berita. Untuk mendapatkan visual yang bagus dan menarik
dibutuhkan teknik-teknik yang dilakukan oleh kameramen. Ketika
kameramen mengambil gambar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
redaktur agar nantinya berita yang disajikan sinkron dengan naskah yang

13
dibuat. Penulisan naskah berita televisi dibuat dengan pendekatan naskah
untuk didengar (hear copy), karena naskah akan dibacakan langsung oleh
penyiar/reporter/dubber bukan oleh pemirsa televisi. Dua Berita
menggunakan metode pola piramida terbalik, yaitu menempatkan peran
utama program ini sebagai program kampanye cerdas yang bhineka tunggal
ika agar dapat memilah siapa yang akan dipilih oleh para generasi muda atau
generasi milenial seperti pada judul yang dibawakan yaitu “Memilih Dengan
Cerdas Mengeratkan Kembali (Bhineka Tunggal Ika)”. Selanjutnya fakta
yang kurang penting ditempatkan diakhir berita. Pasca produksi merupakan
tahap selanjutnya setelah gagasan ditemukan, direncanakan dan di siapkan
secara matang, serta diproduksi dalam bentuk naskah yang didubbing. Tahap
ini meliputi proses penyuntingan atau editing gambar serta penayangan yang
dilakukan di studio yang kemudian di sebarkan pada hal layak yang
mencangkup berbagai daerah.
Susunan Program
Production Company : Dua Berita TV
Producer : Muhamad Ramadhan
Project Title : Program acara off
Judul / Tema acara : Memilih Dengan Cerdas Mengeratkan Kembali
(Bhineka Tunggal Ika)
Durasi : 60 Menit
Segment :

No Script Acara Durasi


Pengenalan acara Memilih Dengan Cerdas
1 10 Menit
Mengeratkan Kembali (Bhineka Tunggal Ika)

2 Berkampanye dengan Stand Up Comedy 14 Menit


3 Program-program apa yang akan dijalankan 13 Menit
4 Menjawab tantangan generasi milenial 11 Menit
Kontrak politik generasi milenial sebagai
5 12 Menit
penutup dan kesimpulan acara
Jumlah 60 Menit

14
3.4 Pengawasan (Controlling)
A. Monitoring
Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu
rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun
penyiaran, departemen, dan karyawan. Kegiatan evaluasi secara periodik
terhadap masing-masing individu dan departemen memungkinkan
manajer umum untuk membandingkan kinerja sebenarnya dengan
kinerja yang direncanakan. Menurut Peter Pringle, dalam hal
pengawasan program, manajer program harus melakukan hal-hal sebagai
berikut : (1) mempersiapkan standar program stasiun penyiaran, (2)
mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar dan aturan
perundangan yang berlaku, (3) memelihara catatan program yang
disiarkan, (4) mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen
program, (5) memastikan kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah
dibuat, (6) memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah yang
sudah dianggarkan. Di Indonesia, ketentuan butir 1 dan 3 tersebut sudah
diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran
(P3SPS) yang disusun oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melalui
keputusan No. 9 Tahun 2004 dan harus dipatuhi oleh setiap stasiun
penyiaran.
Pedoman Perilaku Penyiaran merupakan panduan tentang
batasan-batasan mengenai apa yang diperbolehkan dan/atau tidak
diperbolehkan berlangsung dalam proses pembuatan (produksi) program
siaran, sedangkan Standar Program Siaran merupakan panduan tentang
batasan apa yang diperbolehkan dan/atau yang tidak diperbolehkan
ditayangkan dalam program siaran. P3SPS membuat sejumlah aturan
main yang harus dipatuhi pengelola program penyiaran ketika
memproduksi jenis program tertentu yang mencakup program faktual
(informasi), kuis, perbincangan, mistik, asing, dan program pemilu.

15
B. Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi setelah penyiaran berita sudah selesai
diadakan rapat kembali untuk mengevaluasi setiap kegiatan yang telah
dilakuan baik itu yang positif maupun negatif yang berupa kesalahan-
kesalahan yang tidak segaja terjadi ketika program penyiaran program
kampanya dalam acara Satu Jiwa berlangsung di Dua Berita TV. Untuk
yang pertama di evaluasi dari bagian Penulis soal naskah yang dia tulis
harus lebih dikembangkan kembali dan tanpa ada penambahan apapun
karena berita soal aktualitas, kemudian pada bagian divisi Kameramen
yang harus selalu stand by karena setiap pergerakan kamera akan
diperhatikan oleh para penonton dirumah dan meminimalisir kesalahan-
kesalahan yang terjadi. Kemudian pada seluruh tim redaksi yang bertugas
dan bertanggungjawab dalam penyiaran program acara Satu Jiwa di Dua
Berita Televisi, untuk selalu mengembangkan kualitas dan semakin maju
dari sebelumnya. Setelah seluruh tim sudah dievaluasi kemuadian
membuat kuisioner untuk para penonton agar saran & kritik dari mereka
bisa menjadi batu loncatan yang lebih tinggi dari sebelumnya karena jika
tidak ada mereka kami bukan siapa-siapa. Dan menjamin seluruh berita
dapat mengedukasi kepada penonton untuk meningkatkan rating yang
ada. Jika seluruh evaluasi sudah selesai dan dapat membantu dalam
pengembangan penyiaran acara Satu Jiwa, kemudian kami pun akan
mencoba saran & kritik dari seluruh penonton & tim redaksi untuk
mendapat gebarakan baru dalam setiap acaranya yang sedang
berlangsung dan selalu menjadi pembeda dengan siaran-siaran yang ada
di televisi lainnya.

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktik, penulis menemukan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Pengeditan sebuah program acara berpengaruh besar terhadap
menariknya hasil yang ditayangkan.
2. Pengaturan warna, contras atau lighting dapat memfokuskan kejelasan
pada penyampaian isi acara.
3. Kreatifitas dan keterampilan tangan untuk mengedit sangat diperlukan
pada saat memotong, memindahkan, dan menambahkan gambar yang
sesuai dengan alur acara.
4. Penempatan yang salah antara audio dan video dapat mempengaruhi
tayangan dan kejelasan acara.
5. Editor dituntut mampu membuat tayang program acara semenarik
mungkin meski dalam konteks formal, dari segi tampilan dan bahasa.
6. Editing lebih mudah dengan menggunakan aplikasi.

4.2 Saran
1. Dalam mengedit siaran program acara editor harus memperhatikan
keseluruhan tampilan. Dari penggunaan teks, gambar, audio, dan video
yang diambil harus sesuai dengan informasi yang ada pada program
acara.
2. Program acara bersifat formal, maka kreatifitas editor sangat
dibutuhkan, dengan sifat yang formal harus tampil semenarik mungkin,
untuk menyorot perhatian penonton.
3. Program acara yang disajikan harus up to date, mudah dimengerti untuk
seluruh lapisan masyarakat, dari mulai penampilan gambar hingga
informasi yang disampaikan.
4. Editor dituntut kreatif dalam mengaplikasikan program acara tersebut,
karena masyarakat sangat membutuhkan informasi yang hangat, padat,
jelas, dan tidak memprovokasi khalayak ramai.

17
DAFTAR PUSTAKA

- http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2014-2-01924
MC%20Bab1001.pdf Diakses pada 2 Juli 2018 pukul 21.04 WIB
- https://repository.ubharajaya.ac.id/170/2/Bab%20I.pdf Diakses pada 2 Juli
2018 pukul 21.10 WIB
- http://hendriklewerissa.blogspot.com/2013/01/visi-misi.html Diakses pada 2
Juli 2018 pukul 21.29 WIB
- https://www.fornasbhinneka.id/index.php/2017/07/31/visi-misi/ Diakses
pada 2 Juli 2018 pukul 21.32 WIB
- https://www.rappler.com/indonesia/152907-parade-bhinneka-tunggal-ika-
di-silang-monas Diakses pada 2 Juli 2018 pukul 21.35 WIB
- http://www.kpu.go.id/index.php/pages/detail/2008/4/Visi-dan-Misi Diakses
pada 2 Juli 2018 pukul 21.37 WIB
- https://ekabinafsi.wordpress.com/2009/11/06/proses-produksi-berita/
Diakses pada 2 Juli 2018 pukul 21.42 WIB
- http://manpras.blogspot.com/2013/03/pengertian-presenter.html Diakses
pada 3 Juli 2018 pukul 23.17 WIB
- http://manpras.blogspot.com/2013/03/pengertian-presenter.html Diakses
pada 4 Juli 2018 pukul 20.05 WIB
- http://gilang-nafsumedia.blogspot.com/2011/03/belajar-membuat-proposal-
acara-tv.html Diakses pada 5 Juli 2018 pukul 19.36 WIB
- https://www.unila.ac.id/peran-utama-media-televisi-dalam-demokrasi/
Diakses pada 6 Juli 2018 pukul 20.34 WIB
- https://www.youtube.com/watch?v=4NMmwIlPB1I Diakses pada 7 Juli
2018 pukul 14.00 WIB
- https://www.youtube.com/channel/UCo8h2TY_uBkAVUIc14m_KCA
Diakses pada pukul 14.17 WIB
- https://www.youtube.com/results?search_query=mata+najwa+pilgub
Diakses pada pukul 14.34 WIB
- Fachruddin, A. 2011. Dasar-dasar Penyiaran : Sejarah, Organisasi,
Operasional dan Regulasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

18

Anda mungkin juga menyukai